NovelToon NovelToon
Dari Putri Terbuang Jadi Permaisuri

Dari Putri Terbuang Jadi Permaisuri

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Fantasi Wanita / Ruang Ajaib / Chicklit
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Ketika Ling Xi menjadi putri yang tak dianggap di keluarga, lalu tersakiti dengan laki-laki yang dicintai, apalagi yang harus dia perbuat kalau bukan bangkit? Terlebih Ling mendapatkan ruang ajaib sebagai balas budi dari seekor ular yang pernah dia tolong sewaktu kecil. Dia pergunakan itu untuk membalas dan juga melindungi dirinya.

Pada suatu moment dimana Ling sudah bisa membuang rasa cintanya pada Jian Li, Ling Xi terpaksa mengikuti sayembara menikahi Kaisar kejam tidak kenal ampun. Salah sedikit, habislah nyawa. Dan ketika Ling Xi mengambil sayembara itu, justru Jian Li datang lagi kepadanya membawa segenap penyesalan.

Apakah Ling akan terus bersama Kaisar, atau malah kembali ke pelukan laki-laki yang sudah banyak menyakitinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kita Perlu Bicara

Jian Li tidak menyerah.

Semalaman ia mengingat-ingat tentang Ling Xi. Hari ini, Jian Li menyiapkan segala makanan kesukaan wanita itu. Ia geli sendiri dengan tingkahnya sekarang, baru terasa Ling Xi begitu istimewa setelah menjadi mantan.

Kebetulan ada undangan makan malam lagi di kediaman Ling, yang pastinya tidak disia-siakan Jian Li. Ia membawakan makanan kesukaan Ling Xi dengan porsi yang cukup untuk satu orang. Jian Li berkaca dari makan malam sebelumnya, di mana Ling Xi membagikan makanannya kepada yang lain. Jika porsinya hanya satu, ia tidak akan bisa membaginya. Dan seandainya Ling Xi nekat memberikannya pada orang lain dan tidak ikut makan, rasanya tidak mungkin. Mengingat ada Tuan Ling Yuan di sana, sang ayah pasti akan menasihatinya tentang etika.

Tidak hanya itu, Jian Li juga sudah menyiapkan barang berharga sebagai hadiah untuk Ling Xi.

Sampai di kediaman Ling,

Seperti biasa, Jian Li mengunjungi taman belakang terlebih dahulu, menikmati suasana di sana sebelum makan malam dimulai. Dulu, Ling Xi selalu menghampirinya dengan berbagai mainan yang ia buat sendiri dari kayu. Jian Li selalu menolak hasil karyanya karena dianggap kekanak-kanakan. Ia malah memberi wejangan panjang lebar, "Kalau mau jadi wanita yang dikagumi, coba belajar karya seperti Xiu Ying yang lebih feminin."

Sekarang, Ling Xi berada di sana sedang merangkai kayu-kayu kecil mirip sebuah jembatan. Sepertinya ia sedang membuat replika. Jian Li menghampirinya. Ini kesempatan bagus untuk membantu dan mendukungnya.

"Ling Xi," panggil Jian Li.

Yang dipanggil menoleh. Tidak tersenyum dan tidak pula menjawab, Ling Xi kembali sibuk dengan pekerjaannya.

Jian Li nimbrung, "Bagian sini harusnya lebih kokoh. Jembatan yang bagus itu perlu fondasi yang kuat, lihat ini," kata Jian Li sambil menunjuk replika yang dibuat Ling Xi.

Ia kemudian mengambil potongan kayu kecil dan mulai menyusunnya. "Kalau kamu buat seperti ini, jembatanmu akan lebih stabil. Tidak hanya kokoh, tapi juga terlihat lebih megah seperti jembatan-jembatan besar yang sering kita lihat di kota."

Ling Xi masih terdiam, sibuk merangkai kayu-kayu.

Jian Li lalu menghela napas, "Dulu aku selalu mengira kamu suka hal-hal kekanak-kanakan, tapi sekarang aku sadar kamu punya ketelitian yang luar biasa."

Ling Xi masih diam.

Jian Li kemudian tersenyum, "Kamu memang selalu punya cara unik untuk melihat dunia. Maafkan aku yang dulu terlalu buta untuk melihatnya. Seharusnya dari dulu aku lebih mendukungmu, bukan malah membandingkanmu dengan orang lain."

Jian Li mencoba membantu Ling Xi dengan menyelipkan satu kayu, yang katanya sebagai fondasi. Ling Xi membiarkannya, dan terus mengamati apa yang laki-laki itu lakukan.

"Jembatan ini akan jadi saksi bisu, ya," kata Jian Li lirih. "Saksi bisu tentang awal yang baru di antara kita."

Ling Xi yang tadinya diam terus, kini menatap Jian Li "Awal yang baru?" tanyanya tanpa ekspresi.

"Ya, awal yang baru. Aku ingin memulai lagi dari awal denganmu, Ling Xi."

Bruk!

Ling Xi menarik kayu yang diselipkan Jian Li tadi. Seketika replika jembatannya runtuh semua.

"Ketika satu saja diambil dari pondasi, maka akan hancur semua. Kau lihat jembatan ini sebagai contohnya. Apalagi yang diambil lebih dari satu kayu. Sama seperti halnya kepercayaan." kata Ling Xi dengan suara datar.

"Jam segini Xiu Ying sedang berada di ruang tengah. Pergilah ke sana, lihat karyanya yang menakjubkan bersama ayah."

Ling Xi membereskan kayu-kayu itu dan meminta A Mei untuk membawanya ke tempat ssemula

"Sepertinya makan malam sudah mau dimulai, ayo kita ke sana bersama." Ucap Jian Li.

"Duluan saja," jawab Ling Xi. Namun Jian Li bak patung yang tidak bergerak menjauh darinya. Akhirnya, mau tak mau, Ling Xi pergi ke ruang makan diikuti Jian Li. Di sana, sudah ada Nyonya Luo dan Xiu Ying yang menunggu.

Semenjak kejadian sidang dengan air kejujuran, Nyonya Luo dan Xiu Ying menjauhi Ling Xi agar aman. Mereka tidak mau berurusan dengan Ling Xi saat ini karena belum ada senjata pamungkas untuk melawannya.

Makan malam dimulai dengan keheningan. Tidak seperti biasanya, Nyonya Luo dan Xiu Ying terlihat canggung, sesekali melirik Ling Xi dengan waspada.

"Aku membawakan sesuatu untukmu, Ling Xi," kata Jian Li sambil menyodorkan wadah mmakanan

"Ini makanan kesukaanmu, sup jamur salju dengan goji berry."

Ling Xi hanya menatap wadah yang disodorkan Jian Li. Ia sudah mendengar rencana Jian Li dari suara hatinya. Pria itu sengaja membawakan makanan favoritnya dengan harapan bisa menarik perhatian Ling Xi. Ling Xi yang sudah tahu itu, tersenyum kecil. Ia mengambil sebuah serbet kecil yang dibawanya, serbet yang ditenunnya di ruang Fengyun yang berfungsi sebagai serbet pengubah benda.

"Terima kasih," kata Ling Xi dengan lembut. Ia pura-pura melebarkan serbet kecil itu di pangkuannya, tapi dengan sengaja menjatuhkannya di atas wadah makanan yang disodorkan Jian Li.

"Aduh, maafkan aku," ucap Ling Xi sambil mengambil serbetnya kembali.

"Tidak apa-apa," jawab Jian Li lalu membuka penutup wadah itu dengan bangga. "Aku jamin ini..."

Ucapan Jian Li terhenti. Matanya membelalak kaget. Di dalam wadah itu, bukan sup jamur salju yang seharusnya ada. Melainkan ada semangkuk sup kacang merah, makanan kesukaan Xiu Ying.

Ling Xi menatap Jian Li dengan tatapan polos, lalu melirik ke arah Xiu Ying yang bingung.

"Ini bukan makanan kesukaanku. Kau harus memberikannya pada Xiu Ying, karena ini kesukaannya."

...***...

Makan malam pencuri perhatian gagal, Jian Li lalu memberikan Ling Xi hadiah yang sudah dipersiapkan.

"Ling Xi, aku ada hadiah untukmu. Semoga kau suka," kata Jian Li sambil menyodorkan kotak hadiah.

Ling Xi menatap kotak itu, lalu beralih menatap Jian Li. Ia mengambilnya lalu akhirnya dibuang ke tempat sampai di hadapan Jian Li.

"Hadiahmu terlalu berat untukku, Jian Li. Aku tidak bisa menerimanya," Kemudian Ling Xi berbalik hendak meninggalkan Jian Li.

"Tunggu, Ling Xi. Ada yang perlu kita bicarakan."

"Tidak ada yang perlu dibicarakan denganmu."

Jian Li melihat sekeliling. Situasi aman karena tidak ada yang lewat.

"Maafkan aku, Ling Xi," bisik Jian Li.

Sebelum Ling Xi sempat bereaksi, Jian Li dengan cepat mentotok punggungnya. Tubuh Ling Xi seketika lemas, lalu pingsan. Jian Li dengan sigap menangkap tubuh Ling Xi dan menggendongnya.

"Kita perlu bicara, Ling Xi. Maafkan aku."

Jian Li buru-buru membawa Ling Xi dalam kamar. Sedangkan A Mei saat ini sedang dibuat susah oleh orang kepercayaan Jian Li.

.

.

Bersambung.

Jangan lupa bahagia

1
〈⎳ FT. Zira
berani gak ngambil sendiri paduka/Joyful//Joyful//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
negosiasi dulu ya Ling/Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
kaisar kalah telak/Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
kaisar model gini sulitnya melebihi kode cewe gak sih/Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
siap siap cingta dateng yaa/Proud/
Muliana
walaupun gemetar, tapi masih saja mau /Grin//Grin/
Muliana
Kepala pelayan aja, takut /Proud/
Muliana
Beruntung kamu bisa mendengar isi hati orang, jadi sedikit banyak bisa menolong mereka
Biduri 🎖️
jadi nau ngobrak ngabrik dada gtu 😂
nowitsrain
/Facepalm//Facepalm/
aleena
hahaha walaupun gemetar.ttep menjawab
keselamatan rakyat dan pengawal
juga penting
pilihan bijak
/Determined//Determined//Determined/
Zenun: ehehehe
total 1 replies
Dewi Payang
jadi ingat nontin ikln film, rajanya dikit² bunuh owrempuan yg di suruh masuk ke tempatnya, ada satu cewe dari jaman modern yg trnamjgrasi ke jaman Kuno, dia bisa dengar apa yg ada dalan fikiran tu raja, jadi selamtlah dia swperti Ling Xi ini, juga dua perempuan yg masuk bersama dg dia.
Dewi Payang: Ya donk kak, siapa dulu authornya...❤️
Muliana: hihi, iya ...
kayak gak asing gitu, tapi author hebat, bisa mengambil celah, untuk dimasukkan ke novelnya /Heart/
total 9 replies
Dewi Payang
Wajah bertopengnya oasti tampan....
Zenun: yuhuuuu
total 1 replies
Dewi Payang
Kaisarnya Beda memang, biasanya sayembara mencari suami.....🤭
Zenun: ehehehe
total 1 replies
nowitsrain
Hayo, apa hayoo. Ada apa dengan nama Ling Xi
Zenun: hayolooo
total 1 replies
Biduri 🎖️
berani jg kau main-main sm kaisar 🤣
Zenun: beraninya dia ngumpetin pedang Kaisar 😁
total 1 replies
Biduri 🎖️
Oalah kirain berani buka wkkw
Biduri 🎖️
apa tuh
aleena
heemm
Luka api
pasti panas dan sakit
Zenun: pastinya
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
ini namanya kode wanita/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Zenun: ehehehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!