CEO KU AYAH DARI ANAKKU

Rendra pulang kerumahnya dengan perasaan damai, karena setelah sekian tahun dia mencari anaknya. Hari ini dia menemukan anaknya tersebut meskipun dia belum bisa memperkenalkan diri secara langsung padanya. Tapi dia bersyukur anaknya itu masih hidup dan mirip dengannya.

Langkah Rendra yang akan naik ke lantai atas terhenti saat dia melewati meja makan dimana di situ ada kedua orang tuanya dan juga adiknya tengah bersiap untuk makan malam. Tangannya seketika terkepal dia benci dengan kedua orang tuanya yang sudah menyembunyikan Adiba dan juga anaknya selama ini tanpa memberitahu padannya. Tatapan Rendra berubah dingin saat melihat kedua orang itu dan dia langsung melangkah begitu saja mengabaikan ketiganya.

“Kau mau kemana, ayo makan malam” tegas Frans pada Rendra.

“Tidak lapar” jawab Rendra tanpa melihat ayahnya.

“Lapar atau tidak tetap duduk di meja makan mengerti” tukas Frans dengan suara cukup keras.

“Aku tidak mau semeja makan dengan orang yang telah membohongiku selama ini, menjadikan seperti orang bodoh” sinis Rendra dan menatap tajam ayahnya.

“kau berani menatap ayahmu seperti itu” Frans langsung menggebrak meja dan berdiri

“Pa, sudahlah” ucap Jeremy menenangkan ayahnya. Sedangkan Citra hanya diam, dia sudah muak dengan keributan anak dan suaminya.

“Kenapa Pa, mau menghajar ku silahkan. Kau memang tukang menghajar orang” ucap Rendra malah mendekati sang ayah yang sedang emosi.

“Aku sekarang sekarang tidak akan pernah hormat padamu, kau membuatku jauh dengan anakku selama ini”

“Apa maksudmu?”

“Jangan pura-pura bodoh pa” tukas Rendra dengan lantang, Citra yang duduk melihat kearah anaknya tersebut. Dia penasaran apa Rendra sudah mengetahui soal semua ini.

“Papa tidak mengerti maksudmu,” ucap Frans masih kukuh dengan pendiriannya meskipun dia tadi sedikit terkejut mendengar ucapan Rendra.

“Bohong” Seketika Rendra langsung emosi, dia membanting kursi yang berada disebelah Jeremy. Kursi itu terjatuh dengan cukup keras.

“Papa memang pembohong, kau tahu kan anakku masih hidup. Kau memang Papa yang jahat, bagaimana bisa kau tidak memberitahuku soal anakku pa..” bentak Rendra menatap papanya yang hanya bisa diam.

Frans bingung akan bicara apalagi karena Rendra terlihat sangat marah padanya, haruskah dia memberikan penjelasan akan alasannya itu. tapi sepertinya percuma dia memberikan alasan pada Rendra dia mengenal Rendra yang seperti dirinya itu. anak itu tidak mungkin akan percaya dengannya di saat emosi seperti ini.

“Anakmu masih hidup, syukurlah kalau dia masih hidup. Berarti aku punya cucu sekarang, moodku untuk makan sudah sirna karena dirimu. Ma aku kemar dulu” ucap Frans dengan entengnya, dia berusaha bersikap biasa saja soal itu.

Rendra sendiri tidak habis pikir dengan ayahnya, dia menatap kesal pria kasar itu yang sudah pergi dari meja makan.

“Rendra kamu sudah tahu anakmu masih hidup. Maafin mama, mama belum bisa memberitahukan mu, Mama juga baru tahu seminggu lalu tapi papa mu menyuruh ma..”

“tidak membela diri ma, aku kecewa dengan kalian berdua. Bisa-bisa menyembunyikan soal anakku dariku,” ucap Rendra memotong ucapan Mamanya terlebih dahulu. Dia langsung pergi meninggalkan sang mama dan juga adiknya.

Citra yang mendapat perlakuan seperti itu dari Rendra merasa terluka dengan sikap anaknya.

“Rendra tunggu, dengerin mama dulu Rendra” seru Citra memanggil rendra yang pergi ke arah tangga mengabaikan ucapannya.

..................................

“Adiba, bunda mau ngomong sama kamu?” ucap Julia menghampiri Adiba yang sedang mencuci piring kotor yang habis mereka gunakan untuk makan malam.

“Iya bun, bunda mau bicara apa sama aku” ucap Adiba langsung menghentikan kegiatannya dan melihat kearah bundanya tersebut.

“Sini duduk dulu di meja makan” ajak Julia, dia menarik Adiba untuk ke meja makan.

“Kenapa bun?” ucap Adiba heran dengan sikap bundanya.

“bunda tanya sama kamu, kamu jawab jujur”

“soal apa bun?”

“Pria bernama Rendra tadi yang kesini dan bermain dengan rafka, itu ayah kandungnya rafka kan?” Julia menatap putrinya serius.

Adiba tampak bingung harus menjawab apa, haruskan dia berkata jujur pada bundanya soal ayah kandung Rafka.

“Jawab Adiba,”

“I..iya bun, dia ayah kandung Rafka” jawab Adiba terbata,

“Serius mbak, mas Rendra ayah kandungnya Rafka” seru Alfin yang berjalan ke dapur dan mendengar pembicaraan itu.

“Alfin mbak mohon jangan keras-keras, nanti Rafka mendengarnya” Adiba terlihat panik, dan melihat sekitar dia takut anaknya yang pintar itu mendengar pembicaraannya.

“Nggak akan mbak, Rafka di kamarnya Aldo”

“Terus kenapa kamu malah menyuruh orang lain untuk menjadi ayahnya Rafka, jelas-jelas pria itu tadi ayah kandungnya” ucap Julia menatap tak mengerti pada Adiba.

“Karena pria itu pria bejat bun, dia dulu memperkosa aku terus dia nyuruh aku buat gugurin rafka bun. Jadi dia nggak pantes jadi ayahnya rafka bun. Aku nggak mau anakku tahu kalau dia ayahnya” ucap Adiba mulai berkaca-kaca.

“Ya itu dulu Adiba, bunda lihat tadi dia datang-datang meluk Rafka sambil nangis. Bunda heran lihat tadi kenapa kok nangis begitu saat meluk Rafka. Eh tahunya dia ayahnya”

“mbak kasih tahu Rafka aja kalau itu ayahnya mbak, daripada orang lain yang mbak jadiin ayahnya. Kasihan rafka mbak, masa mbak tipu begitu. Dia pengen banget loh mbak ketemu ayahnya” sahut Alfin yang berdiri di antara mereka berdua.

“Tapi dia jahat fin, mbak nggak mau anak mbak tahu dia ayahnya” tukas Adiba.

“Jahat? Jahat gimana mbak. Itukan masa lalunya dia mbak, dia kayaknya sayang banget sama Rafka mbak. Asal mbak tahu mas Rendra yang nenangin rafka di mall mba.”

“maksudmu apa fin?” Adiba tampak terkejut mendengar ucapan Alfin.

“Aku beberapa hari lalu ketemu mas rendra di mall mbak, Rafka waktu itu lari dari aku karena aku belain mbak Diba terus yang udah bohongin dia. Dia marah terus lari nabrak mas Rendra. Dan Rafka diem saat sama mas rendra mbak, bahkan dia nggak mau aku ajak pulang karena ingin ikut sama mas rendra” jelas Alfin.

“Kamu dengar Adiba, ikatan darah mereka nggak bisa kamu pisahkan. Bagaimanapun Rendra ayah Rafka, kamu nggak bisa misahin ayah sama anak. Mungkin Rendra bersikap seperti itu karena belum dewasa tapi dia sudah berubah” ucap Julia membuat Adiba yakin.

“Tapi bun..”

“Nggak usah tapi-tapi, bilang sama Rafka kalau Rendra ayahnya bukan orang lain Diba. Kasihan Rafka kalau kamu bohongi, dia kalau tahu soal ini dia pasti benci sama kamu. kamu nggak mau kan anak kamu benci sama kamu” ucap Julia.

Adiba mengusap wajahnya kasar, dia bingung sendiri soal ini. haruskah dia mengatakan semuanya pada Rafka soal siapa ayah kandungnya.

°°°

T.B.C