Aku tak mempunyai daya ketika Papa yang terbaring sakit mempunyai permintaan terakhir. Aku harus menikah dengan sahabat papa atas kemauan terakhir papa. Tidak mungkin aku menolak permintaan orangtuaku satu satunya.
Apakah aku akan bahagia hidup dengan sahabat papa? Jangan lupa baca novel ini,nantikan terus update cerita setiap harinya.
jangan lupa juga baca novel "Cinta dan Sahabat" Selamat membaca reader's semoga kalian suka dengan karya karyaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nandira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 // Panggilan Tak terjawab
Gustaf Ardiansyah Sutopo
**Mungkin kita memang beda sifat,
kamu jauh lebih lembut dan kekanak-kanakan sedangkan aku? jauh lebih dewasa dan terkesan garang sebelum menikah denganmu
mungkin usia kita memang berbeda,
kamu jauh lebih muda, dan usiaku jauh lebih tua di atasmu. Tapi yang aku tau Tuhan tidak pernah memberikan takdir yang salah kepada setiap umatnya. Usia bukan jadi penghalang Cinta ku kepadamu yang tumbuh entah sejak kapan,
Jika Tuhan memberikan kesempatan aku hidup di dunia lebih lama, aku hanya ingin menjagamu dan juga anak-anak kita kelak, tidak akan kubiarkan satu orang pun menyakitimu.
Aku mencintaimu Hevanly Sutopo❤***
----
Hari ini ospek terakhir di kampus Vanly, ia akan datang jam 5 sore nanti. Pagi ini ia membantu bi Piah membersihkan kamar tamu untuk rekan bisnis sekaligus sahabat Gustaf. Ia memasang seprei baru dan tak lupa sedikit mengubah dekor kamar yang terkesan polos. Vanly mengubah dekorasi kamar menjadi lebih berwarna dengan menambahkan sedikit lukisan yang mampu menambah ke indahan kamar tersebut.
Hampir satu jam Vanly dan bi Piah membersihkan dan mendekor ulang kamar tamu, akhirnya selesai juga. Vanly segera naik keatas untuk membersihkan dirinya. Ketika sudah sampai di kamar, Vanly menyempatkan membuka ponselnya, ternyata ada 20 kali panggilan tak terjawab dari suaminya. Vanly pun segera menelepon balik suaminya itu namun Gustaf pun tak kunjung mengangkatnya. Hingga akhirnya Vanly memutuskan untuk membersihkan dirinya dikamar mandi terlebih dahulu.
Sekitar 15 menit Vanly membersihkan diri, akhirnya ia keluar dari dalam kamar mandi. Seperti biasa, ia selalu memberi body lotion dan sedikit pelembab diwajahnya.
Setelah selesai ia segera naik ke atas ranjang dan merebahkan dirinya.
Drrt.. drtt.. drrt..
Suara ponsel Vanly pun berbunyi, Ketika Vanly melihat layar ponselnya ternyata Asisten Jun lah yang menelponnya.
"Mau apa lagi sih asisten kesayangan mas Gustaf ini" gerutu Vanly lirih.
Vanly pun segera mengangkatnya.
Vanly
Kenapa lagi?
Asisten Jun
Maaf nona, apakah nona sedang marah dengan tuan? Katanya nona tidak mengangkat telpon tuan sebanyak 20 kali.
Vanly pun terkejut mendengar ucapan Asisten Jun, "Oh ternyata mas Gustaf mengira aku sedang marah? Mengapa dia sangat takut jika aku marah? Menggemaskan sekali" batin Vanly dengan tertawa kecil.
Asisten Jun
Halo nona, apakah kau baik-baik saja?
Vanly pun terbangun dari khayalannya.
Vanly
Oh ya..
Emm, berikan ponselmu pada tuanmu,
Selang beberapa detik terdengar suara Gustaf mengawali pembicaraan.
Gustaf
Sayang.. Apakah kau marah?
Vanly
Mas, Vanly ga marah sama mas..
Vanly baru saja membersihkan kamar tamu bersama bi Piah, kan mas beberapa hari lagi akan kembali kan?
Gustaf
Ya Tuhan, ku kira kau marah padaku. Syukurlah..
Oh iya, kenapa kau sangat bersemangat sekali mempersiapkan semuanya demi kedatangan sahabatku?
Apakah kau tidak mempersiapkan apapun untukku?
Vanly
Apakah mas ingin aku mempersiapkan sesuatu untukmu?
Gustaf
Tentu saja, siapkan tubuhmu untukku..
Aku sangat merindukannya..
Mendengar ucapan Gustaf, wajah Vanly pun memerah. Untung saja tidak ada siapapun di dalam kamar sehingga tidak ada yang mengetahuinya.
Gustaf
Persiapkan semuanya dengan baik ya,
Kamu memang istri yang luar biasa sayang,
Mas harus lanjutkan kerja dulu, jaga diri baik-baik. Love you my little wife..
Vanly
Iya mas..
Gustaf
Cintaku ga di bales nih?
Vanly pun terkekeh mendengar ucapan Gustaf
Vanly
Iya iyaa, love you more mas..
Setelah selesai melepas rindu, Vanly pun menarik selimut tebalnya dan tertidur.
-----
Australia
Di ruang kerjanya, Ziko dan Asisten Jun tetap melihat Gustaf yang tersenyum sendiri akibat ulah istrinya. Ziko pun meledek tingkah sahabatnya itu.
"Jun, kayaknya disini ada orang gila deh. Ga ada angin ga ada hujan senyum-senyum sendiri" Sindir Ziko sambil melirik ke arah Gustaf.
Gustaf yang tersadar akan sindirian Ziko segera membalas ucapan sahabatnya itu dengan sewot.
"Dasar bujang, sudah urus saja laporan keuanganmu itu agar kita bisa segera kembali ke Indonesia"
Sontak Ziko dan Asisten Jun tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Gustaf.
"Kalian memang tidak mengerti apa itu cinta, kalian pasti akan mengerti jika kalian sudah merasakannya" Ucap Gustaf yang dibarengi senyuman manis dibibirnya sembari membayangkan wajah Vanly yang cantik itu.
Memang cinta telah mengubahnya, bagaimana ia menjadi laki-laki yang lebih bertanggung jawab, lebih sabar menghadapi sikap wanita yang moodnya gampang berubah-ubah, dan menjadikannya sebagai orang yang lebih lembut dalam menghadapi istrinya.
baca cerita ini, kangen suami.....