NovelToon NovelToon
Pembantu Kesayangan Tuan Abian

Pembantu Kesayangan Tuan Abian

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.5
Nama Author: Titin

Rara Depina atau biasa di panggil Rara, terpaksa menggantikan ibunya yang sedang sakit sebagai Art di ruamah tuan muda Abian Abraham.

Rara bekerja tanpa sepengetahuan tuan muda Abian. Abian yang pergi kerja saat Art belum datang dan pulang saat Art sudah pergi membuat Rara bisa bekerja tanpa di ketahui Abian.

Apa jadinya saat tak sengaja Abian memergoki Rara tengah berada di apartemennya.

Dilema mulai muncul saat diam-diam Abian mulai jatuh cinta pada pembantu cantiknya itu, dan di tentang oleh keluarga besarnya yang telah memilihkan calon buat Abian.


Akankah Abian mampu mempertahankan Rara di sisinya, cuus baca kelanjutannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi dengan teman

Ara mengeliat pelan, membuka sedikit matanya mengintip sosok Bian yang masih terlepap di sampingnya.

Ara mengangkat sedikit kepalanya melihat jam kecil di atas nakas, masih ada waktu sepuluh menit sebelum dia bangun dan bersiap kesekolah.

"Jam berapa?" tanya Bian dengan suara serak kas orang bangun tidur. Sembari menarik tubuh Ara merapat ketubuhnya.

"Jam Lima lewat tiga puluh menit tuan, aku bersiap dulu mau buat sarapan tuan," Sahut Ara seraya melepas tubuhnya dari dekapan suaminya.

"Tidak usah, kita sarapan di luar saja," ucap Bian sembari melepas tubuh Ara lalu beranjak bangkit.

"Bersiaplah, aku juga akan bersiap," ucap Bian sembari berlalu dari kamar Ara.

Tak lama keduanya sudah bersiap dan beangkat bersama. Bian yang sudah berjanji akan membawa Ara sarapan diluar segera mencari cafe yang menyediakan sarapan pagi.

Di sebuah cafe yang tak jauh dari apartemennya Bian membawa Ara untuk sarapan pagi di sana.

"Pesan apa tuan?"

"Seperti biasa."

"Nona ini juga tuan?"

"Iya"

Tak lama sarapan pagi yang di pesan Bian terhidang di meja, dua piring lontong sayur. Ara hampir tertawa melihat apa yang di pesan Bian, mau makan beginian kenapa harus masuk cafe di warung pinggir jalan banyak.

"Makanlah," ujar Bian sembari menyuap lontong sayur ke mulutnya.

"Kalau tidak ada aku, jangan bukakan pintu untuk siapapun," ucap Bian di sela makannya.

"Bagaimana kalau ibunya tuan atau nona Septi?"

"Aku bilang siapa pun Ara!"

"Tapi kenapa tuan?"

"Aku tidak suka kau harus meninggalkan apartemen karena kedatangan mereka!"

Ara terdiam, dengan manik hitamnya Ara menatap Bian yang sedang menatapnya intens, hati Ara bergetar seketika.

"Baiklah tuan," sahut Ara akhirnya.

Bian menghentikan mobilnya tak jauh dari gerbang sekolah. Ara baru akan turun ketika Bian meraih tubuhnya lalu melabuhkan kecupan hangat di keningnya.

"Pergilah," ucap Bian pelan sembari melepas tubuh Ara.

Ara turun dari mobil Bian dengan perasaan berbunga, entahlah perlakuan manis Abian dia sangat menyukainya.

Langkah lebar Abian memasuki kantornya di ikuti oleh Sandi sekretarisnya, yang sudah tiba duluan.

"Jam berapa pertemuanku dengan Rendra?"

"Sebelum makan siang pak," sahut Sandi sembari mengekori langkah Bian.

"Oh ya kalau nona Septi datang jangan kasih masuk, bilang aku lagi keluar," ujar Bian.

"Baik pak," sahut Sandi, dia senang bosnya mengatakan itu. Sandi yang tau bosnya sudah menikah dengan Ara tentu saja tak setuju kalau masih menerima kehadiran Septi di sisinya.

Benar saja menjelang siang Septi datang kekantor Bian, dan memaksa masuk keruang Bian. Beruntung Bian sudah pergi menemui Rendra jadi Septi tak bertemu Bian hanya ruang kosong yang dia dapati.

Bian dan Rendra ada pertemuan penting hari ini, ya itu membahas pepanjang kontrak kerja sama serta membahas poin-poin tambahan yang akan di tambahkan di kontrak baru.

"Lama menunggu?" Tanya Bian pada Rendra yang sudah terlebih dulu datang.

"Tidak, aku juga baru sampai," jawab Rendra yang terlihat kurang nyaman berhadapan dengan Bian.

Bian duduk tepat di depan Rendra, menatap Rendra yang sedang focus pada berkas yang dia bawa.

"Apa kau masih canggung karena masalah Ara?"

Rendra yang sedari tadi menatap berkas, kini beralih menatap Bian. Rendra sedari tadi berusaha menahan diri agar tidak membicarakan hal yang menyangkut Ara, tapi nyatanya Bian malah menyinggung masalah Ara.

"Bian, aku sudah berusa tidak mengungkit masalah Ara dalam pertemuan ini."

"Kau begitu menyukai istriku rupanya,"

"Bagus kalau kau tau itu. Agar kau tidak melakukan kesalahan yang membuatku bisa melangkah lebih jauh. Saat ini aku mungkin masih bisa menahan langkahku tapi tidak bila Ara tidak baik-baik saja." ucapan yang mengandung ancaman di ucapkan Rendra dengan tenang.

"Dia istriku dan akan selalu menjadi istriku, sebaiknya mulai saat ini kau alihkan pikiranmu dari memikirkan istriku, aku tidak suka ada lelaki lain memikirkan istriku."

"Kau pastikan saja dia bahagia di sisimu. Aku pasti melepasnya."

"Pasti, itu yang sedang ingin aku lakukan saat ini," ucap Bian pelan.

Rendra menatap bola mata Bian lekat, Rendra melihat ada kesungguhan di sana yang membuat hatinya tenang. Dia memang sangat mencintai Ara, tapi Bian adalah suaminya, kalau dengan Bian dia bisa bahagia tentu saja Rendra rela.

***

Kantin di jam-jam istrahat begini penuh sesak oleh siswa yang ingin mengisi perutnya atau hanya sekedar ngobrol sembari memesan segelas jus.

Kiki dan Imel sedang membujuk Ara agar ikut mereka nonton nanti malam. Ada film baru yang akan tayang di bioskop malam ini.

"Sesekali juga Ra, ikut ya," bujuk Kiki tak putus asa.

"Gak enak kalau cuma kami berdua." Timpal Imel. Ara tampak bepikir tapi kemudian mengangguk setuju.

"Oke baiklah aku ikut."

"Gitu dong, aku jemput dimana?" tanya Kiki penuh semangat.

"Di apartemen, kalian tunggu di bawah aja biar aku yang temui kalian ya."

"Ihh udah main tinggal serumah aja kamu Ra," sungut Kiki merasa begidik membayangkan Ara sudah tinggal serumah dengan Rendra.

Ara cuma nyengir kuda menanggapi sikap Kiki, dia juga tak berani bilang kalau dia sudah menikah dengan Bian. Itu bisa berbahaya untuk Bian bila berita pernikahan mereka bocor ke media.

Tak Biasanya Bian pulang cepat, padahal pekerjaannya masih sangat banyak. Itu karena dia sedang menghindari Septi yang berulang kali datang ke kantornya.

Sedari pulang sore tadi Bian berdiam diri diruang kerjanya. Dia terpaksa membawa pekerjaan kantornya pulang kerumah.

Ara melangkah pelan keruang kerja Bian, perlahan dia mengeguk pintu kerja Bian.

Tok!

Tok!

"Masuk!" Suara dingin Bian menyambut Ara.

"Ada apa?" Tanya Bian seraya menatap lekat wajah Ara.

"Itu, teman-teman mengajak aku nonton tuan," ucap Ara terdengar gugup.

"Jangan macam-macam Ara, diam saja dirumah!" Ucap Bian sembari kembali beralih pada pekerjaannya.

"Tapi tuan aku sudah mengiyakan ajakan temanku," rengek Ara berharap Bian memberinya izin.

"Itu salahmu," ucap Bian. Manik hitamnya focus pada tumpukan berkas di depannya.

"Tuan, kami hanya akan pergi nonton saja, tidak melakukan hal lain. Boleh ya," rengek Ara tak putus asa.

"Tidak, sekali aku bilang tidak ya tidak!"

Ara melangkah kebelakang Bian kemudian menyentuh pundak Bian dengan lembut.

"Ara kau sedang apa?!" bentak Bian panik.

"Menurut tuan," bisik Ara lembut, sembari terus memainkan jarinya di tubuh Bian.

"Ara berhenti! aku sedang tak ingin melakukannya!" bentak Bian sembari menepis jemari Ara. Bukannya menjauh Ara malah semakin agresif.

"Ara! kau dengar tidak? Aku sedang tak ingin melakukannya, oke," ucap Bian sembari menepis jemari Ara.

"Nonton gak boleh, ini gak di kasih, tuan kau kejam sekali sih!" sungut Ara. Tapi tetap tak melepas sentuhan jemarinya. Bian memejamkan matanya sentuhan Ara membuatnya geram.

"Baiklah-baiklah kau boleh pergi, lepaskan tangan mu!" Ara tersenyum senang, triknya berhasil. Sementara Bian menarik napas lega, saat Ara melepas jemarinya dari tubuhnya.

"Trimakasih suamiku," ucap Ara sembari mengecup pipi Bian dengan gerakan cepat. Andai pekerjaan Bian tak sebanyak ini sudah tentu habis lah Ara.

"Ingat cuma nonton jangan macem-macem!" Ancam Bian sebelum Ara meninggalkan ruang kerjanya.

"Oke," ujar Ara sembari mengerling nakal membuat Bian kembali mengelus dada karena ulah istrinya.

Sementara Ara bergegas kekamarnya untuk bersiap. Sebelum jemputan datang menjembut dirinya.

Ara bergegas keruang kerja Bian untuk berpamitan sebab Kiki dan Imel tengah menunggunya di halaman depan apartement.

"Tuan aku pergi!" seru Ara hanya dari ambang pintu kemudian berlalu pergi tanpa menunggu jawaban Bian.

Sementara Bian cuma bisa diam tanpa kata menatap penampilan Ara. Dress hitam bunga-bunga yang di kenakan Ara begitu memukau, Dress yang hanya sebatas lutut itu mengespose tubuh mulusnya, membuat hati Bian memanas seketika, andai dia tau Ara akan mengenakan gaun seperti itu dia tak kan mengijinkan Ara untuk pergi.

"Dia ingin nonton atau ingin menggoda pria!" umpat Bian dengan hati panas.

Dia tak bisa benar-benar focus bekerja sekarang, penampilan Ara begitu menggangu pikirannya.

"Sial!" umpatnya sembari beranjak bangkit dari ruang kerjanya.

.

.

Happy reading

Hay readers emak, maaf kalau jarang Up, emak masih mendemam. Mata masih pusing lama-lama natap layar ponsel jadi mohon pengertiannya buat para readers tercinta. yang udah mampir jangan lupa dukungannya ya 🥰🥰🙏

1
Umi Syafaah
semoga ceritanya menarik ya ,aku nyimak dulu
Dewi Siahaan
Kecewa
Dewi Siahaan
Buruk
Ai Siti
Biasa
Ruli Ana
Kecewa
Ruli Ana
Buruk
Farani Masykur
coba mampir thor
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Christina Dariyem
Kecewa
Christina Dariyem
Buruk
yuni_nuraeni
Rika Fitria
keren ceritanya
Siti Zubaedah
Luar biasa
sherly
novel yg bagus, tq Thor...
sherly
ya jelas donk, situ siapa ngarep dilembutin bian... ngaca mbak
sherly
aku tu sebenarnya sebel dgn sikap araa.. masih aja ngk mudeng kalo si bian tu sayang, cintaaaaa banget Ama dia... . emang sih si bian tu posesif tp itu menunjukkan kalo dia sayang banget lagian boleh pergi tp TDK boleh ada teman laki yg ikut kalo menurutku itu hal yg wajar
sherly
netizennya plinplan...
sherly
Luar biasa
sherly
sialan bener nih abian...
kalea rizuky
sering nginep kayaknya septi di situ
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!