Apa jadinya jika ustadzah cantik nan sholihah sekelas Jasmine Qurattul Ain dijodohkan dengan CEO tampan yang memiliki karakter dingin sedingin kutub Utara? Dialah Keenandra Nareswara Kalandra, pengusaha sukses diusianya yang baru menginjak dua puluh tujuh tahun.
Apalagi Keduanya memiliki adab dan akhlak yang saling bertolak belakang. Jasmine dengan kelembutan dan ketegasannya. Sedangkan Keenandra dengan sikap arogan dan keangkuhannya yang sangat di luar batas wajar.
"Kamu bukanlah tipe wanita idamanku. Jadi, jangan berharap aku akan menyentuhmu selayaknya pasangan suami-istri! " ~ Keenandra Nareswara Kalandra
"Aku pun tidak sudi disentuh oleh lelaki yang tak beradab dan berakhlak sepertimu! aku bukanlah wanita bodoh dan lemah seperti yang kamu pikirkan!" ~ Jasmine Qurattul Ain
Bagaimana kelanjutan kisah Jasmine dan Keenandra? Akankah pernikahan keduanya bertahan lama saat orang ketiga turut andil mewarnai biduk pernikahan mereka? Yuk, simak ceritanya only di noveltoon. Terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alinatasya21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Gigitan Di Atas Bibir ( Tamparan Pedas )
Jasmine tak kuasa menolak civman dadakan yang diberikan Keenandra. Bukannya apa tubuh mungilnya tak sebanding dengan kekuatan sang suami yang begitu sangat gagah dan perkasa.
Keenandra terus mengeksplorasi bibir sang istri sehingga membuat Jasmine kesulitan bern4fas. Pria arogan itu mengikuti n4lurinya yang begitu sangat candu pada bibir ranum sang istri.
"Awww." Keenandra meringis perih saat bibirnya digigit oleh Jasmine sehingga terluka dan mengeluarkan d4r4h segar.
"Kamu!" Keenandra menduga jika akan mendapat gigitan di atas bibirnya. Jasmine benar-benar berontak oleh perlakuan tak senonohnya.
"Aku bukan mainanmu! Aku tahu aku adalah istri yang sah untukmu. Tetapi, kamu telah mencoreng harga diriku. Bisa-bisanya kau melakukan ini terhadapku. Bukankah dari awal kau mengatakan tidak akan ada sentuhan fisik diantara kita. Tetapi, mengapa kini kau seolah kecanduan untuk melakukan hal yang tak seharusnya kamu lakukan!" tekan Jasmine dengan perasaan kesal.
Keenandra menyeringai tipis. Gigitan di atas bibir oleh perbuatan sang istri membuat CEO tampan berdarah dingin itu bukannya marah. Dia merasa gemas melihat kemarahan Jasmine.
"Kau semakin cantik seperti ini!" ucap Keenandra sembari mengusap d4r4h segar yang ada di sudut bibirnya.
Yang menarik lagi pria bewokan itu malah menghisap bekas luka gigitan Jasmine di atas bibirnya. Hal itu membuat Jasmine merasa merinding melihat kelakuan suaminya.
"Aku baru sadar jika aku menikah dengan psikopat gil4!" sentak Jasmine sembari menatap tajam ke arah Keenandra.
"Kau semakin cantik seperti ini!" Keenandra menarik kasar dagu Jasmine. Ia ingin melakukan aksi gila lagi. Tetapi Jasmine mulai siaga dengan kelakuan Keenandra yang sangat di luar nulur.
Plakkkk.
"Menjauhlah dariku dan jangan membuat aku menjadi wanita yang berontak." Jasmine menatap kesal ke arah Keenandra. Tangan mulusnya tidak sengaja menempel di pipi sang suami sehingga meninggalkan bekas merah di sana.
"Hari ini ku bebaskan kau dari cengkramanku! Tapi besok-besok jangan salahkan aku jika seluruh jiwa dan ragamu menjadi milikku, Jasmine Qurattul Ain!" kesal Keenandra dengan raut wajah merah padam. Dia merasa harga dirinya diinjak-injak oleh sang istri yang merasa jijik bersentuhan dengannya.
"Aku tak peduli apapun ancamanmu. Jika sikapmu kitab arogan dan tidak lemah lembut terhadapku, jangan salahkan aku jika aku tak ingin disentuh oleh mu!" kecam Jasmine dengan kembali mengenakan niqabnya.
Pria berwajah dingin itu pun menyandarkan tubuhnya di sofa. Rasa perih di gigit oleh Jasmine tak sebanding dengan rasa hatinya yang selalu ditolak sang istri.
"Apakah sedalam itu lukanya, sehingga tak respek padaku?" gumam Keenandra di dalam hati. Dia bingung bagaimana untuk menafsirkan perasaannya yang kian terbelenggu.
Mengejar cinta sang istri yang sudah terlanjur sakit hati begitu sangat sulit bagi Keenandra. Terbukti Jasmine selalu menolak sentuhan lembutnya.
Jasmine sendiri berbatik di atas ranjang king size-nya. Ia membelakangi sang suami. Ia cukup sakit hati karena Keenandra berbuat suka hati.
"Maafkan hamba ya Rabb. Bukannya hamba menolak memberikan hak seorang suami yang ingin ia ambil dari istrinya. Tetapi, suamiku sudah menyakiti perasaanku terlalu dalam. Apakah aku harus menyerah dengan keadaan? Serta menerima jika dia ingin melakukan apa saja atas diriku? Aku sadar aku salah. Tapi mas Keenan lebih bersalah lagi, mengapa dia mengabaikanku dan masih memikirkan masa lalunya."
Jasmine tak mampu membendung air mata. Dia sudah terlanjur sakit hati pada Keenandra. Bukan dia tidak ingin memaafkan. Tetapi, Jasmine butuh waktu untuk mengobati luka hatinya. Dia pun terisak tanpa suara. Sedangkan Keenandra termangu di sofa terhadap Jasmine.
"Bisa-bisanya aku terpancing olehnya. Tetapi, salah dia sendiri mengapa tidak mengenakan niqab ketika aku masuk kamar. Jika sudah terjadi seperti ini aku yang disalahkan. Padahal, aku suaminya. Aku tidak mungkin jajan di luar demi memenuhi kebutuhan biologisku. Bagaimana pun caranya cepat atau lambat aku harus memiliki semua yang ada di dalam dirinya," batin Keenandra dengan berusaha menekan biduk hawa n4fsu yang dipenuhi gelora terhadap Jasmine.
Dua insan itu saling terdiam. Tak ada yang membuka suara. Keduanya seperti patung yang hanya bisa berdiam membeku tanpa suara.
Sampai adzan Maghrib berkumandang keduanya larut dalam pikiran masing-masing. Hal intim yang terjadi di antara mereka membuat keduanya merasa canggung sendiri.
Jasmine tak lagi mengingatkan sama suami untuk shalat. Sebab dia pun sedang berhalangan untuk melaksanakan kewajiban sejuta umat Islam tersebut.
Keenandra sendiri sama sekali tak terketuk untuk mendirikan shalat. Karena dia sudah terbiasa menjauh dari Tuhannya.
Jasmine yang merasa kesal pada sang suami hanya bisa menghela nafas berat. Dia pun memasang murottal yang ada di ponselnya demi untuk menghilangkan segala kepenatan yang ada.
"Aku sudah sangat lama tidak mendengarkan lantunan suci Al-Qur'an. Seteduh inikah mendengar kalam-Mu ya Rabb?" gumam Keenandra dengan manik mata berkaca-kaca.
Kehadiran Jasmine yang baru terhitung detik, jarum dan jam sontak merubah segalanya. Pria berwajah dingin itu merenungi kepingan hatinya yang hilang.
Sekuat-kuatnya seorang insan yang bernama manusia akan luluh juga jika ayat-ayat Allah itu diperdengarkan di telinganya.
"Ampuni hamba ya Rabb!" Keenandra pun sontak membuka benda pipihnya. Dia melihat di medsos tutorial ibadah wudhu dan shalat. Walaupun ia jarang mengerjakannya atau bahkan sama sekali tidak pernah lagi menyungkurkan keningnya di atas sajadah, kecuali berpapasan dengan sang mertua di hotel. Tak kan pernah ia menghadapkan wajah pada Illahi.
"Tumben dia diam? Jangan-jangan kehabisan obat!" gumam Jasmine di dalam hati. Dia Keenandra yang tampak membelakanginya.
''Pria arogan seperti dirinya mana bisa bersikap lembut kecuali ada maunya." Jasmine masih tidak mempercayai perihal perubahan apapun yang menyangkut sang suami. Saking pudarnya kepercayaan wanita bercadar tersebut.
Seiring itu pula deringan ponsel dari Celline menganggu kenyamanan Jasmine. Dia sangat yakin jika itu adalah panggilan dari kekasih suaminya.
Jasmine ingin melihat hal apa yang akan dilakukan oleh sang suami selanjutnya. Memilih tetap bertahan dengannya. Atau mengangkat telfon Celline.
"Jika dia sampai meladeni wanita yang belum halal. Lihatlah setelah ini aku tak sudi berdekatan dengannya," omel Jasmine di dalam hati.
Sekeras-kerasnya hati seorang istri. Tetap saja dia tak rela jika suaminya berhubungan dengan wanita lain meskipun hanya lewat ponsel.
"Maafkan aku Celline! Di sini ada istriku. Aku khawatir dia mengamuk." Keenandra mempertimbangkan baik buruknya. Dia pun lebih memilih menscroll tutorial wudhu dan shalat.
Kendati pun belum bisa menunaikan ibadah wajib tersebut. Tapi, di dalam hati kecilnya sudah tertanam untuk belajar.
"Ternyata tutorial wudhuku kemarin salah? Pantas saja begitu banyak mata memandang ke arahku dengan penuh tanda tanya. Aku memang selalu berhasil dalam urusan bisnis. Tetapi, dalam perihal kewajiban seorang muslim membuatku lalai dari segalanya."
Keenandra memijit pelipisnya. Untuk pertama kali pria arogan itu merenungi kisah hidupnya yang menyimpang dari syariat.
"Lakukan apa yang ingin kamu lakukan! Aku sama sekali tidak melarangmu," tekan Jasmine. Ia mulai membuka suara setelah kejadian intim dan menegangkan berapa saat lalu terjadi di antara mereka.
"Kali ini, aku berada di pihakmu! kau puas?"
Degh.
dan orang tua keenan dan Jasmine tau perlakuan kenann terhadap Jasmine sangat menyakiti Jasmine... seharusnya sebagai orang tua menanyakan keinginan anaknya bukan memaksa kan kehendak nya.. dan orang tua kenaan tidak berterus terang kepada abba dan umma tentang kenaann dan sekarang Jasmine yg harus menanggung kebencian dan kekesalan akibat kekecewaan dari perjodohan ini.