Fauzan Stevano adalah dokter spesialis yang jadi incaran para gadis. Dia muda, tampan dan tentunya mapan, karena selain sebagai dokter spesialis, dia juga merupawan pewaris dari rumah sakit tempatnya melakukan praktek. Keluarga Fauzan memiliki beberapa rumah sakit dan juga pabrik obat yang dilengkapi dengan ruang laboratorium.Fauzan selalu merasa kesal dan risih jika didekati para gadis yang ingin mendapatkan perhatiannya. Terlebih keluarganya selalu mendesaknya dengan masalah pernikahan
Hingga suatu hari dirumah sakitnya dia melihat gadis cantik yang familiar diingatannya, Cathleen Safaniya Gazelle. Gadis cantik berhati dingin yang suka bertindak seenaknya. Dia adalah pewaris dari perusahaan Gazelle yang merupakan keluarga terkaya ke 2 setelah keluarga Stevano.
"Kenapa dia keluar dari ruang psikolog? Apakah sesuatu terjadi setelah belasan tahun aku tidak bertemu dengan Cathleen?"
Bagaimana akhir dari rasa penasaran Fauzan? Apakah hatinya tergerak menaklukan Cathleen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebimbangan Cathleen
Cathleen sedang termenung di sela waktu kerjanya
"Apa dia serius ingin bersama denganku? Kalau dia meninggalkan aku lagi bagaimana? Aku takut ... jika aku menerimanya terus dia meninggalkan aku sendiri lagi gimana?" Batin Cahtleen terus berkecimuk dengan kekhawatirannya mengenai Fauzan
"Kenapa kamu melamun terus? Dokumen mu semakin menumpuk karena kamu tidak fokus dengan pekerjaanmu" Mery berkata dengan senyum tipis yang menggoda
"Kalau mau masuk itu ketuk pintu dulu! Disitu tersedia pintu untuk kamu ketuk! Jika kamu masuk seenaknya untuk apa dipasangi pintu?" Cathleen menggerutu karena Mery tiba-tiba berdiri dihadapannya
"Aku sudah berkali-kali mengertuk pintu kantormu, tapi kamu sama sekali tidak memberikan respon apa-apa dan begitu aku masuk ternyata kamu sedang sibuk dengan dunia khayalmu" Mery tidak terima jika Cathleen menyalahkannya padahal dia sudah mengetuk pintu lebih dulu sebelumnya
"Memangnya kamu sedang memikirkan apa sampai tidak mendengar suara ketukan pintu?" Mery duduk dikursi yang ada dihadapan Cathleen dan menunggu jawaban darinya
"Fauzan. Apa yang harus aku lakukan padanya? Dia terus saja menggangguku dan itu membuatku tidak nyaman" Cathleen mengeluh dengan nada bicara yang dingin
"Kenapa kamu tidak membuka hatimu untuknya? Dia sepertinya tulus sayang padamu... Cath, tidak semua orang itu jahat. Mereka juga ada yang baik hati, salah satunya itu Fauzan. Dia selalu berusaha untuk ada di sisimu saat kamu membutuhkannya. Aku yakin kalau dia tidak akan mengecewakanmu!" Mery terus berusaha meyakinkan Cathleen kalau Fauzan itu orang baik, tapi sepertinya Cathleen masih ragu untuk menerima hati Fauzan
"Aku tidak tahu. Aku tidak ingin membahasnya. Sebaiknya kamu keluar karena pekerjaanku masih banyak" Cathleen kembali memfokuskan dirinya pada dokumen di hadapannya
"Baik-baik, aku keluar sekarang" Ujar Mery sambil beranjak keluar dari ruangan Cathleen
"Lupakan dokter pengangguran itu dan kembali fokus bekerja!" Cathleen memukul kepalanya berkali-kali agar tidak memikirkan tentang Fauzan lagi
***
Sementara itu Nura telah kembali dari kantor Mike. Dia berjalan masuk kerumahnya dengan sangat rerburu-buru
"Mah! Mama! Mama dimana?!" Nura terus berteriak memanggil sang ibu begitu dia menginjakkan kaki dirumahnya
"Ada apa Nura? Kenapa kamu terus berteriak seperti itu?" Maudy mendekati Nura dan bertanya dengan heran pada anaknya
"Mah, ada yang ingin aku bicarakan dengan mama" Nura menarik tangan sang ibu dan membawanya duduk di sofa
"Sebenarnya ada apa? Kenapa kamu seperti ini?" Maudy terlihat heran dengan sikap putrinya yang mencurigakan
"Tadi, saat aku tiba di kantor kak Mike, aku tidak sengaja mendengar percakapannya dengan Om Alex" Nura sangat antusias dalam bercerita dan Maudy mendengarkan dengan seksama
"Memangnya mereka sedang membicarakan apa?" Maudy terlihat sangat penasaran. Dia bertanya dengan nada yang sangat tenang
"Om Alex meminta kak Mike untuk menikah dengan kak Cathleen karena kondisi perusahaan mereka sedang mengalami penurunan saat ini"
"Lalu apa yang membuatmu sangat bersemangat seperti itu? Padahal Mike akan menikah dengan Cathleen, bukannya kamu sudah lama suka sama Mike?" Maudy memicingkan mata bertanya pada Nura dengan tatapan yang tidak mengerti
"Karena kak Mike bilang yang dia sukai adalah aku bukan kak cathleen dan om Alex bilang kalau dia ingin kak Mike menikah dengan penerus perusahaan. jadi, kalau aku bisa menjadi penerus perusahaan Gazelle, maka aku bisa menikah dengan kak Mike" Nura kembali menunjukkan senyum cerianya dihadapan sang ibu
"jadi maksudmu adalah ...?"
"Mama pasti mengerti apa yang aku inginkan. Aku ingin menikah dengan kak Mike dan untuk itu aku harus mengambil alih perusahaan Gazelle dari tangan kak Cathleen" Nura tersenyum ceria dan berharap kalau Maudy mau melakukan apa yang dia inginkan
Maudy terenyum tipis dengan seringai yang membuatnya terlihat sombong
"Tentu saja mama bisa melakukan apapun yang akan membuatmu bahagia. Termasuk mendapatkan perusahaan Gazelle agar jatuh ke tanganmu"
"Tapi ... bagaimana kita bisa mengambil alih perusahaan itu mah? Tidak mungkin jika kak Cathleen akan memberikan perusahaan itu pada kita dengan cuma-cuma" Maudy dan Nura terdiam memikirkan cara untuk mendapatkan perusahaan Gazelle
"Tidak ada cara lain selain melenyapkan Cathleen dari muka bumi ini" Maudy bicara dengan senyum yang terlihat menyeramkan. Dia bisa melakukan apapun untuk kebahagiaan putrinya meskipun itu harus mengorbankan nyawa orang lain
"Apa benar tidak ada cara lain mah? Kita bisa katakan semuanya pada kakek dan memintanya untuk menyerahkan perusahaan padaku tanpa harus membunuhnya!" Nura terlihat ragu dengan apa yang dikatakan sang ibu
"Cathleen tidak akan mudah dibujuk. Apalagi dia sudah mengelola perusahaan ini selama beberapa tahun. Jadi mama sangat yakin kalau dia tidak mungkin melepaskan perusahaan itu begitu saja. Meskipun kita tidak berhubungan baik dengannya, nyatanya dia mendapatkan uang dari sana. Mana mungkin dia melepaskan hasil kerja kerasnya begitu saja?" Maudy bicara dengan penuh percaya diri dan angkuh
"Baiklah mah. Aku akan mengikuti apapun rencana mama. Asalkan aku bisa menikah dengan kak Mike"
"Bagus. Kita harus secepatnya menjalankan rencana ini. Tidak baik jika terus menunda rencana kita" bu Maudy menyeringai dengan ide gila yang dia miliki
"Ya mah"
***
Sementara itu Jodi tengah siap dengan dokumen yang dia buat untuk Arya
"Halo, pak Arya. Aku sudah menyelesaikan dokumen yang bapak minta. Ini adalah anggaran untuk pembelian bahan bangunan yang baru" Jodi tengah menghubungi Arya melalui sambungan telepon saat ini
"Bagus, ternyata kamu bisa aku andalkan! Kamu cairkan dananya dan transfer ke nomor rekening yang aku kirimkan nanti. Kamu bisa ambil 20jutanya untukmu sendiri" Arya berkata dengan senyum sombong
"Baik pak. Terimakasih"
Jodi dan Aryapun mengakhiri panggilan telepon diantara mereka
Setelah itu Jodi kembali mendial teleponnya menghubungi Cathleen
"Halo" suara Cathleen terdengar setelah beberapa saat
"Halo bu. Saya sudah mendapatkan uangnya dan pak Arya meminta saya langsung mentransfernya kepada pihak kasino untuk membayar hutangnya. Apa yang harus saya lakukan sekarang?"
"Bagus. Kamu kirimkan uangnya ke nomor rekening yang aku berikan. Biarkan Arya mendapatkan masalah karena tidak membayar hutangnya, dia juga akan mendapatkan masalah karena menggelapkan dana perusahaan" Cathleen tersenyum penuh kemenangan dengan apa yang dia rencanakan
"Tapi bu, bagaimana jika ibu yang mendapat masalah nantinya?" Jodi terlihat ragu dengan mengikuti rencana Cathleen
"Tidak oerlu khawatirkan aku. Aku akan mencari cara lain untuk bebas dari masalah ini. Yang penting kamu terus jebak Arya dan terus dapatkan uang. Jangan mengirimkan uangnya ke rekening pribadimu, karena itu akan sangat mudah dilacak. Setelah Arya mulai curiga, kamu harua menghilang dari hadapannya dan jangan sampai dia menemukan mu!" Cathleen memberikan perintah dengan sangat tenang
"Baik bu. Saya mengerti dengan apa yang ibu katakan" Jodi dan Cathleen pun mengakhiri panggilan telepon mereka
"Arya, tidak lama lagi kamu akan mendekam di dalam jeruji besi yang dingin. Tanpa ada seorang pun yang bisa membantumu" Gumam Cathleen dengan senyum tipis dan sorot mata yang tajam