Elang Dan Emila

setelah perbincangan yang cukup lama tentang masa lalu Mila ,mereka berdua berhenti berbicara karena Elang yang Sudah keluar dari kamar mandinya..

"ris kamu urus administrasi, aku sama Mila langsung pulang aja" tutur Elang.

"iya pak"

kemudian Elang dan Emila pulang kerumahnya.. .

sesampainya di rumah Mila memilih untuk bersantai disofa karena mengingat apa yang ia lakukan dengan Elang sebelum ia pergi dari rumahnya, ia sangat malu membayangkannya.

"kenapa nggak ke kamar" tanya Elang

"a aku disini aja mas , males naik tangga" Mila mencari alasan yang tepat namun hanya itu yang berada di kepalanya.

"kamu itu baru sembuh mil , mendingan istirahat aja dikamar" ucap Elang lalu membopong tubuh Mila menaiki tangga.

"mas .. turunin " kata Mila sambil mencoba turun dari Elang

"katanya males naik tangga , jangan bandel ya kamu"

"tapi mas"

"kamu itu nggak ada nurutnya ya sama suami"

"seketika Mila langsung terdiam dan pasrah"..

Elang melebarkan senyumnya dan membawa Mila ke kamarnya ..

"oh ya mil ... mulai besok istrinya mang Ujang tukang kebun akan bekerja disini bantuin kamu"

ucap Elang sambil menyalakan televisi.

"mas .... aku kan udah bilang , aku bisa kerjain semuanya sendiri" Mila tak habis pikir dengan Elang yang lama kelamaan semakin mengatur nya

"mau bantah lagi.... mau jadi istri durhaka"

"stop mas jangan ngomong yang enggak-enggak"

Mila selalu takut dengan perkataan Elang karena sebenarnya ia juga tak mau jadi istri yang durhaka.

seharian mereka habiskan untuk menonton drama kesukaan Mila karena Elang hanya menuruti nya... daripada membiarkan Mila nonton di ruang tamu.

sampai malam hari setelah mereka melakukan makan malamnya . . .

elang melirik Mila "mau digendong lagi" ucap nya sambil memperhatikan Mila karena sudah hampir setengah jam ia tidak beranjak dari meja makan.

" e e nggak usah mas. . . ehmm hari ini aku tidur dikamar tamu aja ya mas" ucap Mila pelan ia takut kalo Elang marah.

sejujurnya Mila terus memikirkannya, meskipun sekarang ia istri sah nya Elang akan tetapi ketika melihat Elang yang begitu perhatian pada Sasa, ia memutuskan untuk menjaga jarak. karena hubungan yang seperti itu akan menyakiti mereka semua. jadi sebelum perasaannya pada Elang semakin membara ia memilih mundur satu langkah.

"kenapa?" tanya Elang

tapi Mila hanya terdiam dan menunduk

"Mila kamu tidur dikamar aja lagian aku masih ada kerjaan , aku tidur diruang kerjaku aja"

kemudian Elang berlalu meninggalkannya.

maafkan aku mas aku harus membangun tembok diantara kita berdua, sampai hati kamu yakin akan memilih siapa batin Mila.

malam itu mereka tertidur dengan terpisah ...

.

.

.

pagi ini seperti biasa Mila turun ke dapur untuk memasak tapi ia melihat wanita paruh baya mengetuk pintu bersama mang Ujang.

"masuk mang, Bu" ucap Mila sambil membukakan pintu

tapi mang Ujang menolak karena memang selama ini ia belum pernah memasuki rumah itu, dan itu semua perintah Elang karena semua pekerja yang disana adalag laki-laki maka dari itu elang memerintahkan untuk tidak memasuki rumah ia khawatir Mila selalu menunjukkan tubuh indahnya , karena semua pekerja juga sudah disediakan ruangan khusus diluar rumah.

"jadi bi Ijah, nggak usah sungkan-sungkan kalo disini anggep aja rumah sendiri" ucap Mila setelah mengajak bi Ijah mengelilingi rumahnya.

"ibu ini mana bisa seperti itu , saya akan melakukan yang terbaik untuk bekerja disini" ucap bi Ijah

"iya bi, bibi cuma perlu beres-beres rumah aja , biar saya yang masak"

"jangan gitu bu, saya juga ingin masak untuk ibu sama bapak . . .saya jamin pasti ibu suka"

"*yaudah kalo gitu kalo bibi capek aja saya yang gantiin masak"

"kebalik Bu, kalo ibu yang capek ibu nggak usah masak serahkan semuanya pada saya. tapi kalo ibu lagi longgar juga gapapa sya yakin ibu senang memasak untuk bapak"

"hehe iya bi"

"bener banget Bu, puasin saja perutnya setelah itu baru dapat hatinya*"

Mila tertawa bersama dengan bi Ijah ,Mila adalah orang yang friendly dan ramah ia bisa akrab dengan orang-orang begitu cepat.