NovelToon NovelToon
Two Years As Mrs. Jang

Two Years As Mrs. Jang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:431
Nilai: 5
Nama Author: Oliviahae

Raju Kim Gadis Korea keturunan Indonesia yang merasa dirinya perlu mencari tahu, mengapa Ayahnya menjadi seorang yang hilang dari ingatannya selama 20 tahun. dan alasan mengapa Ibunya tidak membenci Pria itu.

Saat akhirnya bertemu, Ayahnya justru memintanya menikah dengan mafia Dunia Abu-abu bernama Jang Ki Young Selama Dua tahun.

Setelah itu, dia akan mengetahui semua, termasuk siapa Ayahnya sebenarnya.

Jang Ki Young yang juga hanya menerima pernikahan sebagai salah satu dari kebiasaannya dalam mengambil wanita dari pihak musuh sebagai aset. Namun Bagaimana dengan Raju Kim, wanita itu bukan hanya aset dari musuh, tapi benar-benar harus ia jaga karena siapa Gadis itu yang berkaitan dengan Janjinya dengan Ayahnya yang telah lama tiada.

Akankah Takdir sengaja menyatukan mereka untuk menghancurkan atau Sebaliknya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oliviahae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Istri Pilihan

Riuh rendah ruang perjamuan keluarga Jang masih berlanjut bahkan setelah para pelayan mulai mengangkat makanan penutup. Kilau lampu kristal turun seperti bintang yang dipaksa masuk ke ruangan penuh sutra, perhiasan mahal, dan tatapan penuh perhitungan.

Raju Kim duduk di sisi meja bagian wanita, di antara Min Seo Rin dan Eun Bi. Ia berusaha mengikuti etika makan yang baru ia pelajari beberapa menit sebelum masuk. Seo Rin sesekali berbisik:

“Pisau kanan, garpu kiri. Tatapanmu jangan ke piring terus, ini bisa dianggap gugup.”

Eun Bi menambahkan, “Dan tersenyum sedikit. Kau tidak sedang disidang.”

Padahal rasanya memang seperti disidang.

Apalagi para sepupu Ki Young, anak-anak dari empat anak perempuan Ketua Jang terus melirik para istri dan pendamping dengan rasa ingin tahu. Mereka tidak menyinggung soal bukit, seperti instruksi Kakek Jang sebelumnya, tapi rumor kecil tetap berputar.

“Katanya… salah satu pendamping hampir mendapat nilai tertinggi saat berburu,” salah satu sepupu berbisik pada sepupunya yang lain.

"Bukannya salah satu istri?" celetuk yang lain

“Ah, itu pasti bukan Nyonya Jang,” jawab satunya, membuat beberapa wanita terkikik.

Raju tidak tersinggung. Ia tahu dirinya selalu menjadi pusat asumsi dan salah paham. Ia menegakkan punggung dan tetap makan pelan, berusaha tidak tampak terguncang.

Di ujung meja, Ketua Jang menepuk mejanya pelan. “Diam, kubilang Makan !.”

Seperti sulap, seluruh percakapan langsung turun menjadi bisikan atau hilang sama sekali.

Raju baru hendak meneguk air ketika sebuah suara dalam dan dingin terdengar di dekat telinganya.

“Nyonya Jang.”

Ia menoleh, Ki Young berdiri di sampingnya. Rapi. Dingin. Tegas.

Tapi matanya memancarkan sesuatu yang berbeda sejak mereka kembali dari bukit,

kecurigaan yang masih berputar… dan perlindungan yang tak bisa ia sembunyikan.

“Ya?” Raju berusaha tidak terlalu kaku.

“Bangun. Ikut denganku,” ucapnya tanpa memberikan alasan.

Seo Rin dan Eun Bi serempak menoleh.

“Eh? Sudah mau pulang?” Seo Rin bertanya.

“Tidak,” jawab Ki Young datar. “Aku hanya perlu memperkenalkannya pada seseorang.”

Raju menelan ludah. Ia bangkit dan mengikuti Ki Young dengan langkah hati-hati. Para sepupu menatap dengan minat, beberapa dari mereka berbisik, mencoba menebak apa yang terjadi.

Ki Young membawanya melewati dua penjaga khusus keluarga inti. Raju sadar, dari cara para penjaga memberi hormat, bahwa orang yang hendak ia temui bukan sembarang orang.

Saat memasuki ruang privat yang lebih kecil dan lebih tenang, aroma bunga segar menyambut mereka.

Dan di sana, duduk dengan anggun adalah seorang wanita yang sangat cantik dan sangat tegas.

Ibu Jang Ki Young. ya dia tidak ada di meja makan.

Ibu kedua dari mendiang ayah Ki Young dan Woo Jin. Wanita yang punya reputasi tidak pernah salah dalam menilai karakter seseorang.

Raju langsung menunduk hormat.“Selamat malam,” ucapnya, suaranya lebih lembut dari biasanya.

Ibu Ki Young mengangguk tipis. “Jadi ini… Nyonya Jang.”

Nada suaranya manis, tapi tidak hangat. Memerhatikan, menilai, mengukur.

Ia lalu menatap putranya. “Kau tidak pernah membawa satu pun dari mereka ke sini sebelumnya.”

Ki Young menjawab datar. “Aku tidak pernah punya alasan.”

Wanita itu tersenyum tipis, seperti tersenyum pada angin. “Padahal aku sering mendengar panggilan Madam Jang disematkan pada Da Hee.”

Ki Young menjawab dengan dingin, “Itu usulan Ibu, bukan aku.”

Alis ibunya sedikit naik. “Aku kira kau menyetujuinya.”

“Aku menyebutnya Nyonya Choi. Kami tumbuh bersama. Tidak lebih.”

Lalu ia meletakkan tangannya di pundak Raju dengan mantap.“Tapi Nyonya Jang ini… istriku yang kupilih sendiri.”

Perut Raju serasa melompat… bukan karena romantis, tapi karena pernyataan itu terdengar jelas seperti peringatan.

Untuk siapa?, Untuk ibunya?. Atau… untuk semua orang yang menganggap Raju tidak pantas?

Ibu Ki Young menatap tangan putranya di bahu Raju, lalu menatap wajah Raju sangat lama. Terlalu lama.“Menarik,” katanya akhirnya. “Kau memilih wanita yang bahkan tidak mengerti tata krama dasar keluarga Jang.”

Nada itu tidak keras, tapi menusuk.

Raju menggenggam tangannya sendiri, menahan diri agar tidak terlihat gugup.

Namun sebelum ia sempat meminta maaf atau jelaskan apa pun, Ki Young berkata,“Ibu tidak perlu memperlakukannya berbeda. Dia bukan seseorang yang bisa dipermainkan.”

Ibu Ki Young tersenyum tipis tapi mengandung arti. Seolah berkata, Kita lihat nanti.“Aku hanya lupa,” katanya lembut, tapi tidak tulus. “Da Hee sangat anggun. Kadang aku mengira dialah istrimu yang sebenarnya.”

Ki Young sama sekali tidak terpengaruh. Ia menunduk sedikit, tapi nadanya tidak turun “Tidak, Bu. Hanya ada satu Nyonya Jang yang sah saat ini. Dan dia berdiri di sini.”

Raju menunduk sebagai bentuk hormat, meskipun seluruh tubuhnya terasa tegang.

Ibunya Ki Young memandangnya sekali lagi, kali ini sedikit lebih lama, seolah mencoba mencari sesuatu di balik mata Raju.“Kau terlihat rapuh,” katanya akhirnya. “Tapi keluarga ini sudah berkali-kali tertipu penampilan.”

Raju tidak bereaksi. Ia sudah cukup terbiasa mendengar penilaian tanpa diminta.

Ki Young melangkah setengah langkah ke depan, menutupi posisinya.“Sebaiknya Ibu tidak menganggapnya seperti istri yang lain,” katanya datar. “Dia tidak sama.”

Ibu Ki Young menyipitkan mata. “Tidak sama bagaimana?”

Ki Young menatap Raju, lalu kembali menatap ibunya.

“Instingku berkata sesuatu tentangnya… dan aku tidak akan mengabaikan itu.”

Raju terdiam.

Itu bukan perlindungan. Itu bukan pengakuan.

Itu adalah peringatan bahwa Ki Young masih curiga padanya.

Dan anehnya… entah mengapa itu terasa lebih menyesakkan daripada sindiran sang ibu.

Ibu Ki Young akhirnya berdiri. “Baiklah. Bawa dia kembali. Kita lihat apakah dia mampu bertahan di keluarga ini.”

Ia melewati mereka, diikuti dua petugas perempuan.

Tapi sebelum benar-benar keluar ruangan, ia berhenti dan berkata tanpa menoleh, “Ki Young… hati-hati dengan wanita yang terlalu diam. Mereka menyimpan dua kemungkinan, kehancuran… atau kemenangan.”

Lalu pintu tertutup.

Ki Young tidak segera berbicara. Ia hanya menatap pintu beberapa detik, lalu menghela napas pelan.

“Jangan hiraukan dia,” katanya akhirnya.

“…Aku tidak masalah,” jawab Raju, meski napasnya terasa lebih berat.

“Kau harus masalah,” potong Ki Young. “Ibu bisa lebih berbahaya daripada musuh. Dengan cara yang berbeda.”

Raju menatap wajahnya. “Kenapa mempertemukan aku dengan beliau?”

“Karena Ibu harus tahu bahwa kau bukan wanita yang bisa dia dorong seenaknya,” jawabnya jujur.

Raju mengerjap. “Jadi kau… melindungi ku?”

“Tidak.” Ki Young membetulkan kerah jasnya. “Aku hanya menjaga stabilitas rumah tangga. Ibu selalu punya favorit. Da Hee misalnya.”

Raju menunduk. “Aku tahu.”

Ki Young menatapnya lama. “Dan Ibu juga tahu aku sedikit… tertarik padamu.”

Jantung Raju berhenti sejenak.

“Tapi jangan salah sangka,” Ki Young menambahkan cepat. “Itu tidak berarti aku menurunkan kewaspadaan.”

“Tentu,” jawab Raju lirih.

Ia tahu itu.Ia tahu dengan sangat jelas.

Ki Young meraih bahunya ringan dan mendorongnya keluar ruangan.“Kita kembali. Jangan tertinggal.”

Raju mengikuti. Tapi dalam langkahnya, ada satu pikiran kecil yang tidak bisa pergi. Jika hampir seluruh keluarga Jang mencurigainya…maka apa ia benar-benar akan aman di dalamnya?

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!