Nafisa Azzahra adalah seorang anak SMA yang pintar dalam biang bela diri, dia juga seorang wanita Jenius dalam segala hal apapun satu kata untuk Nafisa yaitu sempurna.
Devano Sbastian seorang Badboy yang bersikap dingin, kejam, dan irit bicara dia sering di julukan kulkas 22 pintu oleh orang-orang termasuk teman dekatnya.
Devano dan Nafissa di pertemukan dalam satu ikatan yaitu pernikahan karena perjodohan orang tuanya. Apakah Nafissa bisa melukuhkan hati Devano, sedangkan kehidupan Devano terbanding terbalik dengan Nafissa pergaulannya begitu bebas apalagi dia adalah ketua geng motor yang begitu banyak musuh, lantas apakah Devano akan luluh oleh Nafisa atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rs_31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Arjuna
Sesampainya Di mansion Alexander Devano langsung berlari kedalam mansion mencari sang ibu hanya dialah yang bisa menenangkan fikirannya saat ini.
Sedangkan Arini yang melihat anaknya pun langsung saja angkat suara meskipun dirinya kasihan terhadap Devano tapi rasa kecewa nya lebih besar.
"Ngapain kamu pulang kesini Devano?" tanya mama Arini dengan Nada dingin.
Sedangkan Arjuna yang dari tadi bersama mamanya pun hanya diam karena dia tahu keadaan Devano sekarang tapi tidak dengan permasalahan nya.
"Ma udah dekh kenapa mama dingin banget sama Devano sih ma," kata Arjuna kepada mamanya. Arjuna heran dengan sikap mamanya yang bersikap dingin kepada Devano.
"Dia emang pantas mendapatkannya," jawab Mama Arini Dengan nada yang lebih dingin.
"Kenapa kamu dian DEVANO ALEXANDER, " bentak Mama Arini yang sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya.
"Mama," ucap Devano dengan lirih.
"Kenapa kamu baru sadar hah setelah apa yang telah kamu lakukan?" tanya mama Arini dia tak habis fikir dengan jangan pikiran anaknya ini yang membuat Arini sangat kecewa merasa gagal mendidik anaknya Devano.
"Mama sudah tahu?" Tanya Devano.
Bukannya menjawab mama Arini malah ketawa terbahak-bahak.
"Hahahahahahah"
"Devano bahkan mama lebih tahu dari pada kamu suaminya sendiri, mama kecewa sama kamu Devano." Terlontar sudah rasa kekecewaan ibunya kepada Devano.
"Mah mama ngomong apa sih aku nggak ngerti?" tanya Arjuna menatap ke arah mamanya dengan heran.
"Lihat Ini," ucap Mama Arini sambil menyodorkan Handphone nya.
Arjuna yang memang penasaran dengan apa yang mereka bicarakan pun langsung saja mengambil Handphone mamanya dan melihat apa yang mamanya tunjukkan.
Mata Arjuna melotot tak percaya saat melihat hal yang menjijikan itu.
"Bangsat lo Dev, gue kecewa sama lo anjing," ucap Arjuna sambil mendekat kearah Devano.
Bugh bugh bugh.
"Dev lo tuh bajingan, siapa yang mengajarkan lo menjadi laki-laki bajingan hah, lo tahu lo menyakiti hati Nafisha istri lo, dan itu sama saja lo menyakiti hati mama goblok, ingat Dev mama dan Nafisha juga sama sama perempuan anjing, lo fikir lo lahir dari mana anjing jika bukan dari rahim perempuan," ucap Arjuna dengan nada emosi.
"Gue kecewa sama lo Dev gue gak nyangka adik yang gue jaga dan gue didik supaya menjadi laki-laki yang bertarung jawab itu ternyata brengsek bahkan lebih brengsek dari lelaki terbrengsek," sambung Arjuna sambil melangkahkan kakinya pergi meninggalkan mansion.
Brak
Pintu utama Arjuna banting dengan keras.
"Mama kecewa sama kamu Dev, mulai saat ini mama dan papa akan cabut semua pasilitas kamu termasuk uang bulanan kamu Dev," ucap Mama Arini.
"Dan kamu Dev belajar lah dari kesalahan, jangan mencari Nafisha lagi Karena dia sudah pergi dari semalam, entah kapan dia akan kembali,"
"Puas kamu menghancurkan hati anak mama Dev, mama sangat kecewa sama kamu Dev," Mama Arini langsung pergi meninggalkan Devano.
Sedangkan Devano yang di perlakukan seperti itu dengan kakak dan mamanya pun langsung terdiam di tempat, fikiran Devano entah kemana bahkan tatapannya pun kosong, dia tidak menyangka bahwa apa yang dia sembunyikan rapat-rapat akhirnya terbongkar sudah oleh keluarganya.
Benar kata pepatah mengatakan serapat -rapatnya bangkai engkau sembunyikan akan tetapi tetap akan tercium juga.
Badan Devano terhuyung kedepan, akan tetapi sekuat tenaga Devano menahannya supaya tidak terjatuh ketanah.
Kondisi Devano begitu memprihatinkan rambut yang acak-acakan baju yang lusuh dan muka yang sudah tak terkondisikan karena banyak memar dan tanda biru apalagi di sudut bibirnya yang sudah banyak darah mengering.
Sedangkan diposisi Nafisha saat ini dirinya sudah sampai di mansion Alexander yang berada di Amerika Serikat.
Nafisha sebenarnya berat untuk meninggalkan Devano tapi apa boleh buat karena Nafisha juga tidak menampik bahwa dirinya begitu sakit hati saat Devano bermain di belakangnya.
"Huh semoga saja aku bisa melupakan kejadian itu,"
"Anggap saja itu adalah pelajaran untuk mu Dev, supaya kamu tidak main-main dengan sebuah pernikahan," Sambungnya.
Nafisha di Amerika Serikat di temani dengan adiknya papa Dion, seoarang wanita paruh baya yang masih terlihat muda di usianya yang sudah berkepala 4.
Saat sampai disana Nafisha disambut dengan ramah oleh tante Indri adiknya papa Dion.
"Hallo Nafisha," ucap Tante Indri sambil menghampirinya.
"Tante,"
Ya Papa Dion sudah menceritakan semuanya tentang Tante Indri jadi Nafisha tidak perlu ragu lagi dengan wanita satu ini.
"Mari masuk," ucap Tante Indri.
"Iya Tante," jawabnya sambil tersenyum kearahnya dengan ramah.
"Nafisha Jangan sungkan anggap saja ini rumah kamu ,tenang saja kak Dion sudah menceritakan semuanya kok," kata Tante Indri sambil memeluk tangan Nafisha dengan lembut.
"Iya tan,"
Dert Dert dert
"Sebentar Tante angkat dulu telpon," kata Tante Indri kepada Nafisha.
"Iya tan,"
"Nafisha, ini mama kamu nelpon," kata Tante Indri sambil menyodorkan Handphone nya.
"Ekh, " ucap Nafisha.
"Mama Arini," gumamnya saat melihat nama dalam layar Handphone tantenya.
"Hallo ma,"
"Hallo Fisha apakah kamu sudah sampai ?" tanya mama Arini.
"Sudah ma, baru saja sampai," ucapnya.
"Okh sukur dekh kalau begitu, Okh iya Fisha mama sudah mentransfer uang bulanan kamu sebagai nafkah kamu,"
"Iya ma terimakasih,"
"Sama-ama sayang,"
"Kalau begitu mama tutup dulu telponnya sekarang kamu istirahat gih,"
"Iya ma,"
Setelah panggilan terputus Nafisha langsung memberikan Handphone Tante Indri kepada nya.
Nafisha baru ingat kalau ternyata dirinya tidak membawa Handphone sama sekali.
"Akh kenapa aku bisa melupakan Handphone ku," ucap Nafisha.
"Sepertinya Aku harus meminta Tante indri untuk menemaniku berbelanja,"
Namun baru juga akan menghampiri Tante Indri Badan Nafisha sudah limbung dan terhuyung kedepan lalu terjatuh kelantai.
Brugh.
Nafisha terjatuh dan pingsan , Tante Indri yang melihat Nafisha yang sudah tidak sadarkan diri di lantai pun langsung panik.
"Olivia tolong bantu mama nak," teriak Tante Indri kepada anaknya.
"Sedangkan Olivia yang ada di lantai atas langsung buru-buru turun ke bawah.
"Ada apa ma, mama kenapa?" tanya Olivia dengan Nada Khawatir
"Tolong bantu mama untuk mengangkat Nafisha, Dia pingsan," ucapnya dengan nada Panik menatap ke arah Olivia dengan raut wajah khawatir.
"Iya ma." Olivia membantu mama nya mengangkat Nafisha ke atas sofa.
"Periksa dia Liv mama khawatir," kata mamanya Olivia.
"Iya ma,"
Kebetulan Olivia adalah Seorang Dokter makanya mamanya menyuruh Olivia untuk memeriksanya.
"Maaf kan Tante Nafisha." Tangan Indri perlahan mulai membuka cadar yang Nafisha kenakan.
"Cantik, "ucap Mama Indri dengan lirih.
"Wah cantik sekali kak Nafisha ini, "ucap Olivia dengan antusias.
"Olive Cepat periksa keadaan nya,"
"Baik ma,"
Olivia perlahan mendekatkan stetoskopnya kepada Nafisha dan dia juga tak lupa mengecek Nadi tangannya.
"Aku nggak bisa memprediksinya tapi kita tunggu sampai di siuman baru kita Cek kembali kak Nafisha,"
"Oke baiklah,"
"Emangnya dia kenapa?"
biar tau rasa devan
nafisa harus pisah ,dpt penganti yg jaya ..
tulus setia mencintaix ..
di madu .semoga nti x suami nya menyesal gk berujung..