NovelToon NovelToon
Dendam Ratih Dan Cinta Sang Pangeran Ular

Dendam Ratih Dan Cinta Sang Pangeran Ular

Status: sedang berlangsung
Genre:Suami Hantu / Iblis / Misteri / Roh Supernatural
Popularitas:16.6k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Sabina

Ratih gadis miskin yang lugu dari Desa Cempaka yang di cintai oleh sosok Siluman ular yang berusia ribuan tahun----Setelah cintanya dikhianati oleh Arya, anak kepala Desa dusun Cempaka. Ratih Dipaksa membuat Perjanjian pernikahan dengan Pangeran Naga Seta yang sudah terobsesi pada Ratih----demi keamanan desanya lewat pernikahan gaib.
Warga Desa yang kembali terikat dengan Siluman ular penghuni aliran Sungai Seta harus memberikan sayeba setiap sebulan sekali untuk Siluman ular penghuni sungai, akankah warga desa terlepas dari perjanjian gaib ini.
Mengisahkan Dendam, Sakit hati, dan Perjanjian gaib di jadikan satu dalam novel ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Sabina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Hari ini Kepala Desa dengan mengenakan sendal jepit, melangkahkan kakinya menuju rumah Mbah Suti. Bersama sang istri sambil mengibas-ngibaskan kipas di tangannya.

"Aduh mas aku nggak betah kaya gini...mana becek lagi!" keluh sang istri kepada suaminya.

"Kamu itu bisa diem dulu nggak sih!" marah Kepala Desa pada istrinya.

Sang istri terus ngedumel, melewati jalanan kampung yang becek.

"Kenapa nggak suruh panggil Mbah Suti ke rumah si Mas? Kenapa mesti kita repot-repot jalan begini," ucap bawel istri Kepala Desa.

"Kalo kita suruh Mbah Suti ke rumah maka akan di ketahui warga desa kita ngedukun!" bisik Kepala Desa dengan di kawal dua centeng di belakangnya.

Istri Kepala Desa itu hanya bisa mendengus napas lelah, lantaran harus mengikuti kemauan suaminya---agar harta mereka tak habis.

Karena beberapa harta sudah di sita oleh KPK dan beberapa rekening bank sudah di bekukan, hal ini jadi mempersulit perekonomian keluarga mereka.

Di tambah sebagian lahan perkebunan hilang karena di jual, hal ini menyebabkan mereka harus hidup sederhana dan sangat berhemat.

Akhirnya, mereka sampai di sebuah rumah joglo dengan bahan bangunan dari kayu jati, dan di teras depan terdapat semen yang di haluskan.

"Mbah! Mbah Suti!" panggil Kepala Desa dengan berteriak-teriak selayaknya tak ada ada dan sopan santun.

Kepada yang lebih tua saja berteriak-teriak, menggedor-gedor pintu.

"Mbah! Mbah Suti! Buka pintunya ini Kepala Desa!" jeritnya lagi.

Tok...Tok...Tok.

"Mbah buka pintunya! Aduh panas nih!" marah istri Pak Kepala Desa yang menggedor pintu dengan keras.

"Dek kamu itu!" ucap Kepala Desa memperingatkan istrinya.

"Abisnya panas Mas di luar! Nanti mau kamu...aku belang!" keluh istri Kepala Desa sambil mengibas-ngibaskan kipasnya.

Tiga orang centeng yang melihat itu, hanya bisa mengelus dada dan hanya menggelengkan kepala tanda----pasrah memiliki bos seperti ini.

Ada yang maju untuk memperingatkannya, tapi di tahan---jika maju maka mereka akan abis di maki-maki oleh Kepala Desa.

Salah satu warga yang membawa motor berhenti di depan rumah Mbah Suti, lalu berteriak memperingatkan Kepala Desa dan istrinya.

"Pak Kades!" teriaknya.

Kepala Desa, istri dan para centeng menoleh kepada pria yang membawa gabah itu.

"Mbah Suti mungkin lagi nggak ada di rumah, nanti kalo udah ada di rumah saya akan kasih tahu----biar datang ke rumah Pak Kades," ujar orang itu.

Karena pria itu tak mau---sampai Pak Kades membobol pintu rumah Mbah Suti yang ada akan menambah masalah lagi di desa ini.

"Yowiss ayo tak bali!" ujar Kepala Desa.

"Aduh dari tadi kek, mana panas! becek lagi iyuhh!" keluh istri Kades yang pergi dari sana.

"Ya ampun, kapan keluarga Pak Kepala Desa bisa berubah...," ujar lirih pria yang membawa gabah itu.

Lalu pria itu pergi setelah keluarga Kepala Desa pergi dari sana, "tapi kemana Mbah Suti ya dari kemarin kenapa nggak kelihatan, rumahnya kayaknya sepi."

Pria itu membatin dalam hatinya melajukan motornya meninggalkan halaman rumah Mbah Suti.

Kepala Desa berjalan bersama istri di sampingnya, lalu bersama dua centeng di belakangnya.

"Gimana ini Pak, Mbah Suti lagi nggak ada di rumah! kemana sih tuh dukun gemblung itu!" dumel istri Kepala Desa.

"Kamu itu dari tadi protes mulu!" sahut Kepala Desa yang memiliki istri amat bawel.

Kepala Desa dan istrinya terus berjalan, tiba-tiba di depan mereka ada seekor ular welang berwarna hitam kuning----tahu reaksi istri Kepala Desa menjerit.

"Arghh Mas, ada ular Mas!" jerit istri Kepala Desa dengan heboh.

"Kamu tuh lepasin aku! kamu pikir aku ini pawang ular!" maki Kepala Desa yang juga ketakutan.

"Hush...Hush, Argh!!!" teriak istri Kepala Desa yang heboh, membuat para centeng kebingungan.

"Bunuh!" perintah Kepala Desa.

Para Centeng menggelengkan kepala mereka hanya mengambil kayu, dan menyingkirkan ular itu.

"Kalian ini tuli! 'kan saya bilang bunuh!" titah Kepala Desa.

Salah satu centeng mau memukul ular welang itu dengan menggunakan balok tapi----salah satu ibu-ibu yang mengenakan topi caping bersama anak gadisnya berteriak menghalangi.

"Jangan!" cegah ibu-ibu itu sambil berteriak.

"Kenapa kamu hentiin! Mau kamu di patok!" ujar istri Kepala Desa sambil berteriak ketakutan.

"Pak dan Bu Kades tolong jangan di bunuh, ular ini udah buat perjanjian dengan desa ini! Biarkan saja jangan di ganggu!" cegah ibu-ibu itu.

"Kamu ini, masih percaya aja ama takhayul!" marah istri Kepala Desa sambil mengibas-ngibaskan kipas di tangannya.

"Bunuh!" titah istri Kepala Desa.

"Pak, Bu, jangan, biarkan pergi dan dia akan mengarah ke sawah, biarkan ular itu nanti memakan tikus ama hama lainnya," ucap ibu-ibu itu.

Lalu ibu-ibu itu sudah melihat, ular welang itu mengarah ke sawah----napas lega di hembuskan saat melihat itu.

"Udah Yuk Pak," ajak istrinya lalu pergi meninggalkan ibu dan anak itu.

Ibu-ibu dan anak gadisnya yang menggunakan caping hanya bisa mendengus napas lelah, melihat kelakuan keluarga Kepala Desa.

"Bu untung Kepala Desa belum membunuh ular itu ya Bu," ujar anak gadis yang berumur 18 tahun---seusia Ratih.

"Iya kalo sampai di bunuh, Ibu nggak bisa bayangin apa respon penunggu sungai Seta---Patihnya...ihhh."

"Yaudahlah, Bu. Yang penting Kades ama istrinya nggak jadi bunuh---kita ke sawah aja yuk," ajak anak perempuannya itu mengandeng tangan ibunya.

Ibu dan anak itu ke sawah untuk menggarap hasil panen mereka, sejak membuat perjanjian itu hasil panen warga desa dan ternaknya kembali melimpah.

Asal warga Desa mengikuti perjanjian, jangan membunuh ular welang rakyat Patih Chandra Welang, dan selalu mengikuti ritual sebulan sekali dengan menumbalkan hewan.

Sudah pasti kemakmuran akan di rasakan warga Desa Cempaka.

*

*

*

1
neni nuraeni
lnjuuut
neni nuraeni: ok deh😉
total 2 replies
🌹🌹Anggita Liani p.🌹🌹
𝐁𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐱 𝐬𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐀𝐦𝐛𝐚𝐫𝐚𝐰𝐚𝐭𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐨𝐥𝐨𝐧𝐠 𝐑𝐚𝐭𝐢𝐡 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐤𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢 𝐤𝐞 𝐝𝐮𝐧𝐢𝐚 𝐦𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚 𝐚𝐣𝐚 𝐬𝐢𝐡.
𝐒𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐚𝐣𝐚 𝐑𝐚𝐭𝐢𝐡 𝐠𝐚𝐤 𝐝 𝐛𝐮𝐧𝐮𝐡. 😞
Putri Sabina: ikutin aja kak alurnya😄
total 1 replies
neni nuraeni
lnjuut
Putri Sabina: besok lanjut kakak
total 1 replies
neni nuraeni
wiih mantaaap.. lnjut
Putri Sabina: besok kak pasti lanjut kok😄
total 1 replies
🌹🌹Anggita Liani p.🌹🌹
Ke desa Cempaka baru rencana, kpan ksitu nya Rania. 😂
Putri Sabina: sabar atuhh, kan lagi persiapan Dania juga masih sekolah jugaa kak😩
total 1 replies
neni nuraeni
semoga aja Ratih kuat...
neni nuraeni: iya ksian... 🙂
total 2 replies
kinoy
si Ambar cr mati..JD dia yg nambahin racun ke tubuh Ratih..SMG aj CPT ketauan trus dipateni
Putri Sabina: tunggu aja kak, karmanya buat kobra Ambarwati😄 dan orang jahat pasti akan ada karmanya🤭
total 1 replies
🌹🌹Anggita Liani p.🌹🌹
𝐉𝐝 𝐭𝐨𝐤𝐨𝐡 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐧𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐧𝐭𝐮 toh😳😆, 𝐠𝐚𝐤 𝐧𝐲𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐭𝐩 𝐬𝐞𝐫𝐮 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐭𝐡𝐨𝐫. 😂
Putri Sabina: sesuai keinginan readers kak, nanti di bab selanjutnya akan ada banyak tokoh tambahan🙏
total 1 replies
🌹🌹Anggita Liani p.🌹🌹
𝐒𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐝𝐞𝐡 𝐏𝐫𝐚𝐛𝐮 𝐍𝐚𝐠𝐚 𝐬𝐞𝐭𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐫𝐚𝐤𝐲𝐚𝐭 𝐱 𝐦𝐞𝐦𝐞𝐥𝐮𝐤 𝐚𝐠𝐚𝐦𝐚 𝐢𝐬𝐥𝐚𝐦 𝐲𝐚. 😃😃
Putri Sabina: aminn😉🙏
total 1 replies
neni nuraeni
jgn smpai dong Ratih meninggal kasian ibu ya,,,
neni nuraeni: ya dehhh
total 2 replies
kinoy
waduh..gmn nasib Ratih y
Putri Sabina: tunggu kelanjutannya kak, besok update koo😄
total 1 replies
Nur Bahagia
kamyuuu nanyaaa? 🤭
Nur Bahagia
ternyata pangerannya jahad 🤨
Putri Sabina: namanya juga siluman kak
total 1 replies
Nur Bahagia
oii pangeran.. pikirin juga dong calon ibu mertua mu
Putri Sabina: Yah begitulah kak, sifat alami siluman😉 egois🤭
total 1 replies
Nur Bahagia
seperti nya pangeran harus mengurangi ego nya 🤭
Nur Bahagia
kenapa pangeran tau2 ngamuk 🤔 jangan bilang kalau kamu masih labil pangeran 🤣🤭
Putri Sabina: bukan labil, dia nggak mau Ratih pergi kak🤐
total 1 replies
neni nuraeni
yaaa bersmbung
neni nuraeni: 👌 othor... dtunggu ya klnjutannya... 🥰
total 2 replies
Nur Bahagia
kalo kamu berhutang budi, harusnya dari dulu kamu bantu Ratih dan keluarga nya biar bisa hidup enak 😁🤭
Putri Sabina: Naga Seta maunya Ratih jadi istrinya kak🥲
total 1 replies
Nur Bahagia
tp kamu belum ijin sama ibu mu lho Ratih.. nanti beliau bingung dan sedih nyariin kamu lhoo
Nur Bahagia: ohh begituu thoo 😁 ya semoga ibu nya Ratih bisa hidup bahagia dan berkecukupan
total 4 replies
Nur Bahagia
ah pangeran ga seru nih.. aturan biarin aja Ratih hidup di dunia manusia.. jadi dia bisa membalas orang2 yg udah menyakiti hatinya.. kalo kamu tahan Ratih di situ dgn alasan dunia manusia ga aman, jadi apa gunanya kesaktian mu pangeraann kalo ga bisa melindungi nyaa 🤣
Nur Bahagia: wokee kak 🥳
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!