NovelToon NovelToon
Pertarungan Cinta

Pertarungan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Tentara / Menikah dengan Musuhku / Dijodohkan Orang Tua / Romansa / Aliansi Pernikahan / Konflik etika
Popularitas:984
Nilai: 5
Nama Author: Mrlyn

Dua keluarga yang semula bermusuhan akhirnya memutuskan menjalin aliansi pernikahan.

Posisi kepala negara terancam dilengserkan karena isu menjual negara pada pihak asing disaat perbatasan terus bergejolak melawan pemberontakan. Demi menjaga kekuasaan, Sienna sebagai putri bungsu kepala negara terpaksa menerima perjodohan dengan Ethan, seorang tentara berpangkat letjen yang juga anak tunggal mantan menteri pertahanan.

Bahaya mengancam nyawa, Ethan dan Sienna hanya bisa mengandalkan satu sama lain meski cinta dari masa lalu menjerat. Namun, siapa sangka orang asing yang tiba-tiba menikah justru bisa menjadi tim yang kompak untuk memberantas para pemberontak.

Dua dunia yang berbeda terpaksa disatukan demi mendapatkan kedamaian. Dapatkah mereka menjadi sepasang suami-istri yang saling menyayangi atau justru berakhir saling menghancurkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrlyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 (Dikepung Istri dan Mantan)

"Bukan mangga yang manis, tapi bibirmu."

Napas Sienna seketika tertahan, tanpa sadar ia menyentuh bibirnya yang masih terasa bergetar dan sedikit basah. Wajahnya memanas.

Apa yang terjadi dengan hubungan antara dirinya dan Ethan? Kenapa rasanya semua jarak yang semula membatasi mereka perlahan-lahan menguap?

"Ayo, makan...," ajak Ethan setelah selesai menata meja makan.

Sienna kemudian duduk di kursi yang sudah Ethan siapkan. Hidangan sederhana di atas meja terlihat lebih menggugah selera daripada ransum tentara yang semalam ia makan.

"Kamu juga suka pedas?" tanya Sienna karena semua masakan Ethan terlihat cukup pedas.

Ethan menggelengkan kepalanya. "Tidak terlalu, tapi ayahmu bilang kalau kamu suka pedas."

Sienna mengulas senyum lembut. Perhatian kecil dari Ethan selalu berhasil membuatnya tersanjung.

"Coba lah...." Ethan meletakkan sepotong ayam ke atas piring Sienna. Senyuman di wajah laki-laki itu terukir lembut. entah ke mana perginya ekspresi dingin yang biasa Ethan tunjukkan padanya.

"Kamu juga makan." Sienna lantas mengambil potongan ayam lalu meniupnya pelan barulah ia menyuapi Ethan.

Ethan menerimanya tanpa ragu walaupun dia terlihat sedikit kepedasan.

"Lain kali jangan mengikuti seleraku, aku bisa beradaptasi dengan baik... kamu tidak perlu memakan sesuatu yang tidak kamu sukai," ucap Sienna memberi pengertian.

"Aku suka," sahut Ethan. "Apa pun yang kamu suapi, aku suka itu."

Ada getaran halus yang menyusup dalam dada. Sienna berusaha mengendalikan senyumannya agar tidak salah tingkah terlebih ketika Ethan terus curi-curi pandang.

Makan siang kali ini terasa lebih hangat dari semua momen makan bersama yang pernah mereka lewati, tanpa kepalsuan, tanpa mencoba saling mengganggu satu sama lain.

Selesai makan, Sienna berinisiatif mencuci piring. Meski Ethan sudah melarang, tapi gadis itu bersikeras ingin membantu suaminya.

"Aku bukan tuan putri, aku bisa melakukannya sendiri, Kapten," keluh Sienna kesal karena Ethan terus berdiri di belakangnya seolah mengawasinya.

"Tenang saja, piring-piring ini tidak akan pecah," sambung Sienna. Namun, hanya sepersekian detik sebelum piring di tangannya lolos dan akhirnya pecah.

"Apa kubilang? Hal seperti ini tidak cocok denganmu, Tuan putri."

Ethan lantas menggendong Sienna, menjauhinya dari serpihan beling yang berserakan lalu mendudukkannya di kursi meja makan.

"Tunggu sebentar, aku bersihkan dulu... kakimu tidak tergores, kan?"

Sienna menggelengkan kepalanya lalu menjawab, "Tidak."

Dari jarak yang sedekat ini, Ethan dapat melihat bibir Sienna yang merona dan sedikit membengkak akibat ulahnya. Ingin rasanya mencicipi bibir itu lagi, tapi ia menahan diri. Masih ada tugas yang menunggu, bermesraan dengan istrinya bisa membuatnya lupa waktu.

Ethan kemudian membersihkan serpihan beling yang berserakan di lantai barulah setelah itu ia mulai mencuci piring. Namun, tiba-tiba saja Sienna memeluknya dari belakang.

"Ajari aku, Eth... aku tidak mau menjadi istri yang tidak berguna."

Bujukan lembut itu berhasil meluluhkan Ethan. Ia lantas berpindah posisi, membiarkan Sienna berdiri di hadapannya. Tubuh mungilnya membuat Ethan gemas.

Gugup tidak bisa terhindarkan saat Ethan menyentuh tangannya. Sienna hanya bisa mencoba tenang, membiarkan tangan besar itu membantunya mencuci piring, mengajarkan sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama menjadi Nona muda keluarga Foster.

Sementara diam-diam Ethan menghirup aroma lembut rambut Sienna. Tubuhnya refleks bergerak lebih dekat, mempersempit jarak di antara mereka.

"Aku suka aroma sampo yang kamu pakai," bisik Ethan pelan.

"Kamu boleh memakainya, aku bawa banyak persediaan," ucap Sienna mencoba untuk tetap menjaga kewarasannya saat Ethan terus mendesaknya.

"Tidak, aku lebih suka menghirupnya darimu langsung."

Sienna seketika tersipu malu. "Kenapa begitu?"

"Tidak tahu, aku hanya suka saja."

Terbersit pikiran mungkin dulu Ethan juga bersikap sehangat ini pada mantan kekasihnya. Namun, Sienna memilih mengabaikan perasaan mengganggu itu.

Perlahan Ethan memutar tubuh Sienna menghadap ke arahnya. "Aku masih ada tugas."

"Kalau begitu pergilah... aku akan menunggumu di rumah."

Kerlingan mata Ethan kian menghangat. Kata-kata menunggu di rumah membuatnya merasa memiliki keluarga yang utuh setelah bertahun-tahun ia hanya hidup berdua dengan ayahnya.

"Tunggu aku... aku akan pulang cepat."

Sienna mengangguk, senyumannya kian merekah, sulit untuk Ethan menahan diri untuk tidak mengecup bibir manis itu. Ia pun sama terkejutnya dengan Sienna.

"Aku berangkat, kunci pintunya," ucap Ethan gugup.

"Ya...."

Pintu telah terkunci rapat, Sienna berdiri bersandar pada pintu pun dengan Ethan. Gejolak dalam dada terus berdesir tanpa bisa mereka kendalikan. Perasaan ini mungkin bukan cinta, tapi kebahagiaan itu terasa nyata.

Ethan kemudian melangkah menuju tempat latihan, senyuman di bibirnya terus mengembang. Ekspresi yang jarang ia tunjukkan sehingga membuat siapa pun yang melihatnya terheran-heran.

"Menikah sepertinya membuatmu jadi lebih bahagia," ucap Harry setelah berhasil menyusul langkah Ethan menuju lapangan.

"Perasaanmu saja," sahut Ethan sengaja menghindar. "Di mana yang lainnya?"

"Mereka sedang menjemput bantuan logistik."

"Sudah sampai?"

"Masih baru mendarat, tapi demi jaga-jaga, Iyan dan Gion yang akan mengawal langsung."

Ethan mengangguk tanda mengerti.

"Iyan bilang, dia sudah ijin sebelum meninggalkan barak padamu. Kenapa sepertinya kamu terlihat tidak tahu?"

"Begitukah?"

Ethan kemudian memeriksa ponselnya, Iyan dan Gion memang mengirimkan pesan untuk meminta ijin pengawalan.

"Aku tidak mengecek ponselku sebelumnya. Sedikit sibuk...."

"Sibuk dengan istrimu?"

Ethan berdehem, enggan menanggapi. "Perhatikan para junior, jangan sampai ada insiden yang tidak diinginkan," ucap Ethan menepuk bahu Harry lalu sengaja menjauh.

Harry mengerti jika sahabatnya itu sedang salah tingkah.

"Sepertinya, aku akan segera memiliki keponakan," gumam Harry senang. Ia kemudian mulai mengawasi latihan menembak para tentara junior sementara Ethan mengontrol semua kegiatan sesuai dengan protokol.

Hari telah sore begitu sesi latihan selesai. Ethan terlihat terburu-buru saat mengecek peralatan latihan.

"Tidak sabar untuk pulang, huh?" goda Harry, sengaja menyenggol bahu Ethan yang sudah bersiap pergi meninggalkan arena pelatihan.

"Aku sudah janji mau membuat bak mandi untuk Sienna berendam," jawab Ethan gugup.

"Perlu bantuan?"

"Memangnya kamu tidak sibuk?"

"Bujangan sepertiku, mau sibuk dengan apa? Tenang saja, anggap aku membantumu menyenangkan kakak ipar."

"Jangan panggil dia begitu."

"Apa yang salah dari panggilanku? Kamu sudah seperti kakak bagiku, maka sudah semestinya istrimu adalah kakak iparku, kan?"

Ethan mengulas senyum, sama sekali tidak keberatan.

"Harry, kamu bilang panggilan itu khusus untukku dulu... aku tidak menyangka kamu begitu tidak setia seperti seseorang," sindir Siren yang tiba-tiba saja datang dan langsung membuat suasana yang semula hangat menjadi canggung dalam sekejap.

Semua orang tahu siapa yang dimaksud oleh Siren. Dia yang tidak setia itu adalah Ethan.

Namun, Ethan sama sekali tidak protes. Ia memang tidak setia, tidak ada yang perlu diralat dari sindiran mantan kekasihnya itu.

Menyadari ketegangan yang terjadi, Harry langsung menengahi dengan pembawaan santai, berdiri di antara Ethan dan Siren.

"Ey, jangan bicara begitu, Siren... kamu tetap kakak iparku. Meski tidak berjodoh dengan Ethan, bagaimanapun ada yang Iyan sudah lama suka padamu, mungkin kelak kalian akan menikah."

"Tidak mungkin!" elak Siren tegas. Ia kemudian tidak sungkan mendorong Harry menjauh hanya agar bisa berdiri di hadapan Ethan.

"Aku tidak akan pernah mengakui pernikahan kalian!" ucap Siren. Sorot matanya memancarkan kesungguhan.

"Tidak ada yang peduli dengan pendapatmu?"

Siren, Ethan serta Harry lantas menoleh ke arah suara yang terdengar angkuh itu. Terlihat Sienna melangkah mendekat diikuti oleh kedua pengawal pribadinya. Kedatangannya membawa aura bangsawan yang begitu kuat. Tenang namun mengintimidasi.

Sienna melirik Siren sinis, melangkah dengan anggun melewatinya lalu tanpa ragu mengalungkan tangannya pada lengan Ethan.

"Kamu bilang akan pulang cepat... kenapa malah mengobrol di sini?" tanya Sienna dengan intonasi manja, jauh berbeda dari saat ia menanggapi Siren.

"Ethan, masih ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu," sambar Siren sebelum Ethan sempat menjawab Sienna.

Antara istri dan mantan kekasih. Ethan lebih memilih dikepung oleh para pemberontak. Situasi ini membuatnya tercekik, canggung, dan tidak berdaya.

Di satu sisi ia tidak ingin menambahkan luka dalam hati Siren, tapi di sisi lain ia tidak ingin mengecewakan Sienna.

Ethan mengulas senyum tegang. Ia memberi kode agar Harry membantunya, tapi sahabatnya itu lebih memilih mundur, tidak ingin cari masalah.

"Sayang...."

Ethan menelan ludahnya ketika Sienna tiba-tiba saja mengecup pipinya di hadapan semua orang.

"Ayo, pulang... katanya kita mau mandi bersama."

...

1
knovitriana
update Thor jangan lupa mampir
Mrlyn: ditunggu kak🫶🏻
total 1 replies
knovitriana
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!