NovelToon NovelToon
Janda Yang Mereka Tertawakan

Janda Yang Mereka Tertawakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Bullying dan Balas Dendam / Janda / Fantasi Wanita
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Surga Dunia

Aprilia, gadis desa yang dijodohkan dengan Vernando, pria tampan dan kaya raya, harus menelan pil pahit kehidupan.

Alih-alih kebahagiaan, ia justru menerima hinaan dan cacian. Vernando, yang merasa memiliki istri "jelek" dan "culun", tak segan merendahkan Aprilia di depan teman-temannya.

Kesabaran Aprilia pun mencapai batasnya, dan kata "cerai" terlontar dari bibirnya.

Mampukah Aprilia memulai hidup baru setelah terbebas dari neraka pernikahannya? Atau justru terjerat dalam masalah yang lebih pelik?
Dan Apakah Vernando akan menceraikan Aprilia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 26

Aprilia duduk di salah satu bangku kantin, jarinya lincah menari di atas layar ponsel. Matanya sesekali melirik ke arah gedung sekolah, tempat Zio, menimba ilmu.

"Ternyata di kota, anak tiga tahun sudah pada sekolah ya. Di kampung, paling banter lima tahun baru masuk," gumam Aprilia, pikirannya melayang ke masa kecilnya di desa. Namun, ia juga menyadari, anak-anak di kota besar umumnya tumbuh dengan kehadiran baby sitter yang siap siaga.

"Jadi kangen Nenek," bisiknya lirih. Tanpa ragu, Aprilia segera mencari nama Nenek Sari di daftar kontaknya dan menekan tombol panggil.

"Nek," sapa Aprilia begitu sambungan tersambung.

"Eh, ada apa, Nak?" jawab Nenek Sari dari seberang sana.

Aprilia mendengar riuh suara latar belakang, membuatnya menduga neneknya sedang berkumpul dengan para tetangga.

Tiba-tiba, suara seorang wanita terdengar samar, "Aprilia, apa kamu sudah hamil?"

"Husss, jangan bertanya begitu pada cucuku," balas Nenek Sari, terdengar sedikit menegur.

"Lha, April kan sudah setahun menikah, masa belum hamil juga? Suruh periksa cucumu itu, siapa tahu mandul," timpal suara itu lagi, menusuk telinga Aprilia meski jaraknya jauh.

"Jangan didengarkan ya, Nak," hibur Nenek Sari. "Sudah ya, nanti Nenek telepon lagi," ucapnya terburu-buru, lalu memutus sambungan.

Aprilia terdiam, hatinya mencelos. Ia kembali mengingat setiap kali pulang kampung, pertanyaan yang sama selalu menghantuinya: Kapan hamil? Sudah isi belum?

"Bagaimana bisa hamil, kalau aku saja masih perawan," gumam Aprilia, menghela napas panjang. Ia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, mencoba meredam gejolak emosi yang tiba-tiba menyeruak.

***

Vini, dengan manja, duduk di pangkuan Vernando. "Kak Nando, apa malam ini Kak Lia benar-benar pulang?" tanyanya, matanya menatap Vernando dengan tatapan penuh selidik.

"Iya, dia pulang. Bahkan diantar oleh Yuka," jawab Vernando, mencoba terdengar santai.

"Jangan-jangan mereka punya hubungan lain di belakang kamu, Kak," Vini mulai memanas-manasi, suaranya terdengar seperti bisikan ular.

"Nggak mungkinlah. Yuka tertarik sama gadis jelek kayak dia? Aku aja pengen muntah tiap lihat dia," balas Vernando, merendahkan Lia dengan nada jijik.

"Kalau lihat aku, gimana?" goda Vini, mencolek dagu Vernando dengan jari lentiknya.

"Kamu selalu menggoda, Sayang," ucap Vernando, senyumnya mengembang. Ia mendekatkan wajahnya, hendak mencium Vini.

Namun, Vini menahannya dengan jari telunjuk. "Kak, kita udah 'main' hampir tiap hari. Kak Nando nggak takut aku hamil?" tanyanya, nada bicaranya berubah serius.

"Itu nggak akan terjadi selama kamu terus minum pil itu," jawab Vernando enteng, lalu kembali menciumi Vini dengan penuh nafsu.

Vini tersenyum sinis dalam hati, menikmati setiap sentuhan Vernando.

Belum sempat Vernando membuka kancing kemejanya, suara ketukan pintu menginterupsi kegiatan mereka.

Dengan sigap, Vernando merapikan pakaiannya yang berantakan, sementara Vini bergegas duduk di sofa dan memperbaiki penampilannya.

"Masuk," ucap Vernando dengan nada dibuat tenang.

Pintu terbuka, dan Dayana, ibu Vernando, muncul di ambang pintu. Vini langsung berdiri dan menyambut wanita itu dengan senyum cerah.

"Tante," sapa Vini riang, lalu memeluk Dayana dengan akrab.

"Hai, Cantik," balas Dayana, senyumnya terlihat hangat. "Vini, kamu tunggu di luar dulu ya. Ada yang ingin Tante bicarakan dengan Vernando," pintanya dengan nada lembut namun tegas.

"Iya, Tante, silakan," jawab Vini dengan sopan. Ia pun melangkah keluar ruangan Vernando, meninggalkan ibu dan anak itu berdua.

"Ada apa, Bu?" tanya Vernando, menatap ibunya dengan rasa ingin tahu.

"Siapkan rencana untuk gadis itu," ucap Dayana, tatapannya tajam dan penuh perhitungan. "Entah dia yang akan mengundurkan diri, atau Yuka yang akan memecatnya langsung."

Vernando tersenyum sinis, seringai licik menghiasi wajahnya. Ia tahu betul, ibunya pasti sudah menyiapkan segala sesuatunya dengan matang.

***

Bel tanda berakhirnya pelajaran berdering nyaring, dan Zio langsung berlari menuju gerbang sekolah, tempat Aprilia sudah menantinya.

"Kak April!" sapanya riang seperti biasa.

"Ayo kita pulang. Pak Beni sudah menunggu," jawab Aprilia, menunjuk mobil yang dikendarai Beni, terparkir di seberang jalan.

"Pegang tangan Kakak ya, kita menyeberang," ucap Aprilia lembut.

Ia menoleh ke kanan dan kiri, memastikan jalanan aman sebelum melangkah maju, menggandeng tangan Zio erat.

Namun, dari kejauhan, Aprilia melihat sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi ke arah mereka. Jantungnya berdegup kencang, firasat buruk menyeruak.

Dengan sigap, Aprilia menarik Zio, berlari sekuat tenaga untuk mencapai seberang jalan, menghindari mobil maut itu.

BRUKKK!

Aprilia terjatuh tepat di tepi jalan, lututnya mencium aspal. Mobil itu melesat pergi, meninggalkan debu dan aroma ban terbakar. Untungnya, Aprilia dan Zio selamat dari maut.

Beni segera menghampiri mereka, wajahnya panik. "Mbak April, Tuan muda, kalian tidak apa-apa?"

"Zio, kamu baik-baik saja?" tanya Aprilia, suaranya bergetar, lebih mengkhawatirkan Zio daripada dirinya sendiri.

"Aku baik-baik saja, Kak. Kakak yang berdarah," jawab Zio, menunjuk siku Aprilia yang lecet dan mengeluarkan darah segar.

"Ayo, kita ke rumah sakit!" seru Beni cemas.

"Tidak perlu, Pak Beni. Kita pulang saja, aku bisa obati ini di rumah," tolak Aprilia.

"Tidak boleh! Pokoknya Kak April harus dibawa ke rumah sakit," timpal Zio dengan nada khawatir yang kentara.

Setelah membantu Aprilia naik ke mobil, Beni segera melajukan kendaraannya menuju rumah sakit terdekat. Zio terus menatap Aprilia dengan tatapan cemas, sesekali menggenggam tangannya.

"Makasih ya, Kak April," ucap Zio tulus.

"Sudah tugasku, Zio. Aku yang minta maaf karena kurang hati-hati saat menyeberang," jawab Aprilia lembut.

"Kamu tidak salah, Mbak April. Saya juga lihat tadi keadaannya aman, tapi entah dari mana mobil itu tiba-tiba melesat begitu saja, seperti orang mabuk," timpal Beni, ikut merasa kesal.

"Iya, Kak April. Aku juga kesal sama orang yang nyetir mobil itu. Kenapa dia nyetir mobil kayak dikejar hantu?" gerutu Zio, meluapkan kekesalannya.

Aprilia terdiam, pikirannya berkecamuk. Ia juga merasakan hal yang sama. Kejadian tadi terlalu tiba-tiba dan mencurigakan. Mungkinkah ini hanya kecelakaan biasa?

Setibanya di rumah sakit, luka di lutut dan siku Aprilia segera ditangani oleh petugas medis. Luka-lukanya tidak terlalu serius, hanya lecet, namun memang mengeluarkan cukup banyak darah sehingga membuatnya terlihat mengkhawatirkan.

"Sudah, kita pulang, yuk?" ajak Aprilia, berusaha menyembunyikan rasa cemasnya.

"Papah menyuruh kita ke kantornya," jawab Zio, memecah keheningan.

"Untuk apa?" tanya Aprilia, alisnya bertaut.

"Tidak tahu. Tapi Papah menyuruhku membawa Kak April ke kantor," jelas Zio, menunjukkan pesan dari Yuka di smartwatch-nya.

Aprilia terdiam, jantungnya berdegup kencang. Ia takut akan dipecat karena kelalaiannya saat menyeberang jalan tadi.

Aprilia juga yakin, Beni pasti sudah mengadukan kejadian itu pada Yuka. Bayangan masa depan yang suram mulai menghantuinya.

1
AloKu
keren
partini
kapan Aprila bebas dari vernan kasihan bngt ,,kalau udah bebas bahagia ma yg lain Jangan balikan dong biar beda ceritanya sama novel" di NT
Goresan_Pena421
astaga 😭 sedih banget.
Goresan_Pena421
manusia om 😭😭 takutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!