NovelToon NovelToon
Cerita Di Balik Luka

Cerita Di Balik Luka

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / PSK / Tamat
Popularitas:57.6k
Nilai: 4.6
Nama Author: Nita.P

Dibalik cerita kelam dan kesalahan besar, ada luka yang tersembunyi mencari kesembuhan.

"Aku membelimu untuk menjadi wanita bayaranku seorang!" -Bara-

"Pilihanku menerima tawaranmu, dan perasaanku adalah resiko dari pilihanku sendiri " -Shafa-

*

Hanya seorang gadis yang terjebak dalam dunia malam hanya untuk pengobatan Ibunya. Lalu, bertemu seorang pria kaya yang membelinya untuk menjadi wanita bayaran miliknya seorang. Bisa terlepas dari dunia malam saja, dia sudah bersyukur dan menerima tawaran itu.

Namun, sialnya dia salah melibatkan hati dan perasaan dalam situasi ini. Mencintai pria yang membayarnya hanya untuk pemuas gairah saja.

Di saat itu, dia harus menerima kenyataan jika dirinya harus pergi dari kehidupan pria itu.

"Aku harus kembali pada istriku"

Dengan tangan bergetar saling bertaut, dada bergemuruh sesak dan air mata yang mulai menggenang, Shafa hanya mampu menganggukan kepalanya.

"Ya, aku akan pergi dari kehidupanmu"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jatuh Cinta Pada Orang Yang Salah

"Bara" lirih suara Shafa, saat kepalanya terasa begitu pusing. Tatapannya mulai mengabur, dia melihat darah yang menetes di atas lantai. Menyadari jika itu darah dari hidungnya. "Bara, dengarkan aku dulu. Kita hanya tidak sengaja bertemu tadi"

Bara berbalik, menarik tubuh Shafa dan menyudutkannya di dinding. Tertegun saat melihat hidung Shafa berdarah. Bara mengusapnya pelan.

"Kau sakit?"

Shafa tersenyum lirih, dia menggelengkan kepalanya pelan. "Hanya sedikit pusing saja, aku baik-baik saja"

"Wajahmu pucat sekali"

"Aku tidak papa"

Bara mengambil alih belanjaan yang di bawa Shafa. "Kau bisa berjalan 'kan?"

Shafa mengangguk kecil, tadi saja Bara menariknya dengan penuh emosi. Sekarang saat melihat keadaan Shafa seperti ini, dia baru memperlakukannya dengan lembut.

"Bar, kau tidak bisa kasar seperti itu padanya"

Langkah kaki Bara langsung terhenti, berbalik dan menatap Davin dengan nyalang. Bayangan pria itu yang mengelus kepala Shafa, menjadi hal yang membuatnya semakin marah.

Shafa mengeratkan genggaman tangannya pada Bara, berusaha untuk tetap menenangkan pria itu agar tidak terus terpancing emosi.

"Dia milikku, dan kau tidak ada urusan apapun dengannya. Kau tidak perlu ikut campur!"

"Kau cemburu hanya karena aku berdua dengannya di lift?" tanya Davin dengan tatapan menyelidik.

Bara terdiam, memalingkan pandangannya. Seolah menghindari tatapan Davin padanya. Shafa memperhatikan reaksi Bara, lalu dia tersenyum tipis. Bodohnya dia berharap jika Bara akan mengakui jika dia sebenarnya cemburu. Tapi itu seperti hal yang mustahil terjadi.

Apa yang kamu harapkan Shafa? Semua ini hanya sampai dia puas dan bosan denganmu.

"Pergi kau dan jangan pernah menggangggu milikku lagi!"

"Saat nanti Aura sadar, kau akan melepaskan Shafa bukan? Dan saat itu, akulah yang akan mengambilnya"

Shafa terdiam, tatapannya penuh dengan kesedihan. Disini dia benar-benar di anggap barang yang bisa di oper alihkan diantara mereka.

"Diam kau berengsek!"

Bugh.. Satu pukulan keras mendarat tepat di pipi Davin hingga terasa kebas dan mati rasa dalam sejenak. Tubuhnya ikut limbung, meski tidak sampai terjatuh.

"Bara sudah!" Shafa menarik tangan Bara untuk menjauh dari sana. Takut jika pertikaian ini akan terus berlanjut lebih parah. "Kita pulang saja sekarang, jangan membuat keributan disini. Nanti para tetangga lain akan terganggu"

Bara menatap Shafa dengan tatapan nyalang. "Kau peduli padanya? Iya? Hah?!"

"Bukan begitu Bara, tapi dia bisa mati jika terus kami pukuli. Lagi pula kenapa kamu marah? Aku dan Tuan Davin tidak ada apa-apa, dan kamu dengan aku juga hanya sebatas perjanjian wanita bayaran untuk pemuas gairahmu saja. Kenapa kau marah? Apa cemburu?"

Ini seperti tamparan keras bagi Bara, dia sendiri masih tidak mengerti dengan perasaan yang tiba-tiba bergemuruh dan bergejolak penuh amarah ketika melihat Shafa berdekatan dengan Davin yang dia kenal bagaimana pria itu adalah pemain wanita.

"Hahaha... Akui saja jika kau cemburu Bara" ucap Davin yang sudah kembali berdiri dengan mengusap sudut bibirnya yang berdarah.

Bara melirik tajam pada Davin, melihat temannya itu yang malah tersenyum penuh ejekan padanya.

"Kalau kau sudah bosan dengan dia, beritahu aku. Karena aku akan mengambilnya"

Tidak bisa menahan amarah, Bara kembali memukul wajah Davin dengan keras. Membuat Shafa semakin terkejut dengan itu.

"Bara, hentikan! Kenapa kamu mudah sekali terpancing emosi"

Shafa berdiri di depan Bara agar dia tidak terus berkelahi dengan Davin. Hal ini justru membuat amarah Bara semakin memuncak, benar-benar tidak bisa menahannya lagi.

"Kau membelanya? Apa dia menjanjikan akan membayarmu lebih besar dari yang aku bayar untukmu? Haha.. Sepertinya aku lupa, jika kau tetap seorang wanita mura*han yang bisa berpindah kapan saja ke ranjang pria manapun yang mampu membayarmu!"

Plak.. Kali ini tamparan keras yang Shafa berikan pada Bara. Tatapan matanya penuh amarah, tapi berkaca-kaca juga. Menunjukan rasa sakit dan marah yang bersamaan atas ucapan Bara.

"Ya, sampai kapanpun aku memang hanya sebatas wanita bayaran yang tiada harganya untukmu!"

Shafa langsung berlalu pergi, menahan rasa pusing dan sakit di kepala juga perutnya sejak tadi.

"Kau salah mengatakan itu, jika hatimu saja sudah menyimpan namanya dengan tempat spesial di hatimu" ucap Davin sambil menepuk bahu Bara sebelum pergi.

Bara mengusap wajah kasar, dia akhirnya mengikuti Shafa ke dalam Apartemen. Menyimpan barang belanjaan di atas meja makan, lalu dia mengambil satu kaleng minuman di dalam lemari es. Membukanya dan meminumnya dengan sedikit kasar. Beberapa menetes dari sudut bibirnya karena dia terlalu buru-buru dalam meminumnya. Matanya sedikit melirik ke arah Shafa yang duduk diam di sofa ruang tengah.

"Aku tidak suka kau dekat-dekat dengan Davin lagi!" Masih menunjukan keegoisannya tentang kejadian tadi. Tanpa mengakui kesalahannya atas ucapan yang dia lontarkan pada Shafa.

"Aku dan Tuan Davin hanya tidak sengaja bertemu di bawah. Dia bilang ingin ikut makan malam bersama. Dan aku mengiyakan saja, karena aku pikir kalian adalah teman, seharusnya baik-baik saja jika makan malam bersama"

Meski marah, sedih, kecewa dan kesal. Shafa tetap harus menjelaskan, karena disini dia adalah posisi yang di bayar dan harus memaklumi semuanya adalah dia.

"Jangan pernah dekat-dekat lagi dengannya. Davin adalah pemain wanita, dia bisa berganti dua tiga wanita dalam semalam"

Shafa mengangguk pelan, meski sebenarnya sangat lucu jika mendengar ucapan Bara barusan. Karena sebenarnya pekerjaan Shafa dan status Shafa sekarang yang menjadi wanita bayaran miliknya, yang membuat Davin mungkin semakin merendahkannya.

"Sudahlah, sekarang kamu duduk saja. Biar aku masak dulu untuk makan malam kita" ucap Shafa.

Bara kembali menatap Shafa, gadis itu masih terlihat sangat pucat. Bahkan bawah hidungnya masih terlihat bercak darah yang mengering.

"Tidak usah, kau istirahat saja. Ku lihat kau tidak sehat"

Shafa menoleh, dia sedang mengeluarkan bahan makanan yang dia beli di Swalayan kemarin. "Tidak papa, hanya masak seadanya saja dan tidak banyak. Hanya untuk makan malam kita berdua"

"Tapi-"

"Tolong ya, biarkan aku merasakan bisa makan malam bersama kamu" Karena aku tidak pernah tahu, sampai kapan aku bisa bersamamu.

Akhirnya Shafa menyelesaikan beberapa masakan sederhana yang mudah dibuat. Makan malam kali ini cukup berkesan meski harus melewati sebuah pertengkaran dulu diantara Bara dan Davin.

"Bulan depan mungkin aku akan pergi satu atau dua minggu. Aku harus membawa Aura ke Luar Negara untuk pengobatan lebih lanjut"

Tangan Shafa terhenti saat dia baru saja akan mengambil tumis sayur. Menoleh pada Bara. "Em, memangnya disini tidak cukup baik ya perawatannya? Padahal itu 'kan rumah sakit terbaik disini"

"Bukan tidak baik, tapi aku ingin mencoba pengobatan lain yang ada di Luar Negara. Aku ingin Aura cepat sembuh"

Shafa akhirnya mengangguk meski tangannya berubah sedikit bergetar. Melihat cinta dan ketulusan Bara yang begitu terlihat untuk Aura.

Beruntung sekali menjadi Aura yang kamu cintai. Kenapa bukan aku? Haha.. Bodohnya kau Sha, mana mungkin dia mau mencintai perempuan seperti kamu.

Dipatahkan oleh harapannya sendiri. Perasaan yang tiba-tiba meluap dalam dirinya. Selama ini belum pernah jatuh cinta, selain cinta masa kecil yang sekarang juga entah dimana. Dan sekarang Shafa bisa merasakan kembali cinta yang sebenarnya.

Namun sayangnya, dia jatuh cinta pada orang yang salah.

*

Shafa membantu menyiapkan beberapa pakaian Bara ke dalam sebuah koper. Hari ini adalah keberangkatan Bara ke Luar Negara untuk membawa Aura berobat.

"Kenapa wajahmu? Kau takut merindukanku nanti? Ini hanya dua minggu saja"

Shafa mendongak dan tersenyum, jika dia bisa memiliki Bara dalam seutuhnya. Mungkin dia akan dengan berani melarangnya pergi. Tapi sayangnya, Shafa hanya sadar diri siapa posisinya disini.

"Dua minggu juga cukup lama loh, kamu baik-baik disana ya. Kabari kalau sempat"

Bara mengelus kepala Shafa sambil tersenyum, dia memberikan kecupan lembut di keningnya. "Nanti aku bawakan oleh-oleh untukmu"

"Sudah siap, mau aku antar sampai ke bawah?"

"Tidak usah, Byan sudah menungguku di luar. Nanti jika kau butuh sesuatu hubungi saja Yuni"

"Baik"

Bara berjalan dengan menarik kopernya menuju pintu kamar. Terdiam sejenak saat mengingat sesuatu, kemudian berbalik dan menatap Shafa.

"Oh ya, kau sudah bisa bekerja lusa di Perusahaanku"

Mata Shafa langsung berbinar senang. "Oh ya? Kamu tidak sedang berbohong 'kan?"

"Tentu tidak, datanglah besok. Nanti akan ada yang menghubungimu secara resmi"

"Baik Pak Bara, terima kasih" ucap Shafa dengan tersenyum senang.

"Aku tidak setua itu ya"

"Haha, iya iya"

"Aku pergi dulu"

"Baiklah, hati-hati. Kabari aku jika sempat"

Shafa menatap punggung Bara yang menghilang di balik pintu kamar yang tertutup. Duduk di pinggir tempat tidur dengan helaan napas panjang. Perlahan mengelus perutnya yang rata.

"Maaf, tapi aku terpaksa berbohong"

Bersambung

Aku kasih dua bab, awas aja pada nabung bab

1
Dew666
❤️‍🩹
Soraya
ringkas padat alurnya thor
nonoyy
ditunggu karya barunya lagi semangat yaa sukses sllu thor 😍💪
𝐏𝐞𝐧𝐚𝐩𝐢𝐚𝐧𝐨𝐡📝: halo kak baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profil ku ya😌
total 1 replies
nonoyy
happy ending thanks thor /Rose//Rose//Kiss//Kiss//Kiss/
nonoyy
akhirnya mereka menikah 🤩👍
ken darsihk
Di tunggu novel terbaru nya thor
Sehat selalu untuk author dan tetap 💪🏼💪🏼
ken darsihk
Tengkyuu thor 👍👍❤
ken darsihk
👍👍👍👍👏👏
dika edsel
akhirnya sampe juga ditempat tujuan..,tengkiyu thor..tetap semangat dan ditunggu cerita terbarunya...i lop yu..aku mencintaimu muaaaaach💋💋
𝐏𝐞𝐧𝐚𝐩𝐢𝐚𝐧𝐨𝐡📝: Halo kak baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profilku ya. trmksh🙏
total 1 replies
Rani R.i
yups tetap semangat kk dan terimakasih banyak dan sehat selalu🥰🥰🥰🥰💪💪💪💪
Rohmi Yatun
makasih thor.. cerita yg luar biasa.. 🌹🌹🌹👍
dika edsel
loh pye to mak critomu iki..kok wes dilabeli end artine payo tamat to...??? trs gimana ini..., endingnya kok gini sih mak?? mentang2 dah nikah eh maen kabur aja...!!! mak....mak...adakah kamu mendengar ku...jawab aku mak..?????
nonoyy
iyaa benar lagi... di tunggu jodoh ny si davin n bayu, pasti bucinya akut banget wkwkwk 🤣🤣
ken darsihk
Coba lah di bolak balik hati nya si Davin dan si Bayu , kita lihat seberapa parah kelakuan mereka kalau bertemu pawang nya 😂😂😂
ken darsihk
Bahagia selalu untuk kalean semua
dika edsel
aduuuh..dua bedebah ini udah rusak parah mak,udah turun mesin..barang seken..udah bekas..,udah gk ada rasanya dia.. tinggal ampas doang..!! hah kasian jodohnya entar..turut berdukacita aja deh..., lagian anak siapa yg mo dijodohin sama mereka ini..astaga...!!!! klo cuma satu dua tiga cewek okelah..tp ini udah ratusan kali yah udah kayak wafer tengo.." berapa lapis..ratusaaaaan"!!!!!
dika edsel
dapin ada dirumahku bar..noh lagi cuci piring..., alah ngapain di cari sih entar juga pulang sendiri kan udah gede..
ken darsihk
Sepandai pandai nya menyimpan bangkai bau nya akan tercium juga , begitu lah yng sekarang di alami oleh pk Bram
Begitu lah yng sekarang di alami Bram dia sedang menuai hasil perbuatan nya
Rani R.i
thourr persatu kan om Reno sama ibu Rani,,kasih kesempatan buat mereka bahagia....
hahaha kasihan juga bram 🤣🤣🤣
Rani R.i: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 2 replies
Rani R.i
Rassainnnn tuuu bram siapa suruh melakukan kesalahan....membantu si kunti masayu pulaa...nikah ajaa tuu sama si masayu satu server 🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!