NovelToon NovelToon
Ibu Pengganti Sang Pewaris

Ibu Pengganti Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Ibu Pengganti / Dark Romance
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Melon Milk

Cerita ini untuk pembaca dewasa. Baca dengan bijak❗


Cherry Gabriella mengambil satu keputusan nekat yang mengubah seluruh hidupnya, menjadi ibu pengganti bagi pewaris berhati dingin, Trevor Spencer.

Namun, ketika bayi mungilnya lahir, Cherry tak sanggup menyerahkan darah dagingnya, meski harus diburu oleh pria yang bisa membeli segalanya… bahkan nyawanya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melon Milk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18

Cherry merasakan pipinya panas. Ia segera menunduk dan merangkul Arnold lebih erat.

“Entah apa yang Paman bilang sama kamu. Sini, Mama cium lagi, Sayang,” ucap Cherry sambil menenggelamkan wajahnya ke leher Arnold untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah.

“Pa, telinga Papa merah. Papa sakit?” tanya Arnold polos pada Trevor. Cherry spontan melirik Trevor.

“Aku cuma merasa panas,” jawab Trevor singkat sambil merapikan kancing poloshirtnya, lalu berbalik meninggalkan kamar.

Cherry menghela napas. “Hahhh… kamu memang polos sekali. Kamu selalu bikin suasana jadi canggung antara Mama dan Papa,” katanya pada Arnold.

Arnold cengengesan. “Paman Edwin bilang aku harus sering-sering ngomongin adikku di depan Mama sama Papa, biar Mama dan Papa cepat bikin adikku.”

Cherry tertawa hambar. “Haha… jangan percaya kata-kata Pamanmu, ya?” ucapnya canggung.

Astaga, Sayang… tidak semudah itu. Membuat adik untukmu bukan perkara gampang, apalagi dalam situasi aku dan Papamu sekarang. Kami seperti orang asing yang terpaksa tinggal bersama hanya karena satu alasan dan alasan itu adalah kamu, batin Cherry.

**

Keesokan harinya, kondisi Cherry sudah lebih baik. Alat medis sudah dilepas, dan ia bisa berdiri meski kepalanya kadang masih berdenyut.

“Eh Trevor, kamu sudah bisa tidur di sini. Aku sudah lumayan baikan,” kata Cherry.

“Tidak perlu. Aku masih bisa tidur di kamar tamu sampai kamu benar-benar pulih,” jawab Trevor.

Cherry menggeleng. “Aku sungguh sudah oke. Kepalaku pun tidak terlalu sakit meski disentuh. Aku cuma… tidak enak kalau kamu tidur sendirian di kamar tamu, sementara aku di kamarmu. Aku merasa bersalah. Tapi kalau kamu tidak mau tidur sekamar denganku, aku bisa tidur di kamar Arnold, dan kamu tidur di sini.”

Trevor menatapnya. “Kamu tidak perlu tidur di kamarnya. Aku akan tidur di sini. Bersamamu.”

Cherry tersenyum kecil. “Jangan khawatir, kepalaku cuma terbentur. Tidak ada yang berubah. Aku tetap tidak banyak gerak saat tidur, dan aku akan tetap membiarkanmu memelukku.”

Trevor mengernyit. “Kenapa? Memang aku selalu memelukmu setiap malam? Kukira kamu yang memelukku duluan.”

Cherry terkejut. Jadi Trevor benar-benar tidak sadar? Selama ini ia mengira Cherry yang lebih dulu memeluk, padahal justru sebaliknya. Dari sudut pandang Trevor, Cherry pasti terlihat agresif.

Cherry teringat peringatan Edwin agar tidak memberitahu Trevor. Ia pun menelan kebohongan kecil. “Ah iya, maaf… aku memang banyak gerak saat tidur. Aku takut tidur sendirian, jadi kalau ada orang di sebelahku, aku refleks memeluknya. Atau… memeluk bantal,” katanya sambil tertawa canggung.

Astaga, sekarang aku malah terlihat seperti wanita agresif dan gampangan. Padahal yang memeluk duluan itu dia, bukan aku, batin Cherry frustasi.

Trevor hanya mengangguk. “Tidak apa-apa.”

Lalu ia berjalan menuju kamar mandi. Cherry menghela napas lega.

Ia sempat ingin bicara sesuatu pada Trevor, tapi matanya mulai berat. Ia mencoba menahan kantuk, takut lupa dengan apa yang ingin ia sampaikan.

Namun rasa kantuk itu langsung hilang seketika begitu pintu kamar mandi terbuka. Trevor keluar hanya dengan handuk melilit pinggang, dada dan perutnya terbuka lebar. Rambutnya basah, air menetes menuruni lengan berotot dan perut sixpack yang tampak keras.

Mata Cherry langsung membesar, seakan baru minum minuman energi. Ia menelan ludah tanpa sadar.

Astaga Cherry, sejak kapan kamu jadi mesum begini? Apa karena umurku sudah 24 tahun? Sial…

Cherry buru-buru memalingkan wajah, meski ia tahu sudah terlambat ia terlalu lama menatap.

“Maaf, aku lupa bawa baju masuk ke kamar mandi,” kata Trevor santai.

“Ti-tidak apa-apa,” jawab Cherry terbata.

Tidak apa-apa? Astaga Cherry, apa maksudmu?! batinnya panik.

Trevor berjalan ke lemari mengambil baju. Cherry melirik sekilas. Bahkan punggung Trevor pun tampak kekar dan seksi. Ya Tuhan, kenapa reaksiku seperti ini?

Tak lama, Trevor kembali sudah berpiyama, mengeringkan rambut dengan handuk. “Kenapa kamu masih bangun? Bukannya tadi kamu mengantuk?”

Iya juga… tadi aku hampir ketiduran. Tapi gara-gara melihatmu, kantukku hilang total! Cherry menelan ludah, lalu teringat hal yang ingin ia sampaikan.

“Ah iya Trevor, aku mau minta tolong,” ucap Cherry.

“Apa?”

“Bisa kamu ajari aku cara berkelahi? Dan… menggunakan pistol juga. Aku cuma ingin bisa melindungi Arnold.”

Trevor mengangkat alis. “Aku bisa melindungi kalian. Kamu tidak perlu belajar itu.”

“Tapi aku takut kejadian di mansion terulang lagi. Aku masih teringat kata-kata pria itu… dia bilang akan kembali.”

Trevor menatap dalam. “Aku tidak akan meninggalkan kalian lagi. Jadi jangan khawatir.”

Cherry menunduk kecewa. “Baiklah…”

Namun Trevor menambahkan, “Tapi kalau kamu benar-benar ingin belajar, aku bisa mengajarimu. Hanya saja, jangan harap itu akan mudah.”

Mata Cherry langsung berbinar. “Serius? Terima kasih banyak!”

Trevor tersenyum tipis. “Sekarang tidur.”

“Selamat malam, Trevor.”

“Selamat malam.”

**

Pagi harinya, Cherry terbangun karena Arnold. Mereka bertiga sarapan bersama, lalu kembali ke kamar untuk melepas perban Cherry. Trevor yang melakukannya dengan hati-hati.

“Mama sudah cantik lagi,” puji Arnold tulus.

Cherry pura-pura cemberut. “Kenapa? Mama tidak cantik waktu masih pakai perban?”

Arnold nyengir. “Cantik sih… tapi cuma setengah, soalnya dahi Mama ketutup perban.”

Cherry gemas mengacak rambutnya. “Kamu ini!”

“Arnold, bagaimana kalau kamu ajak Mama jalan-jalan sebentar? Katanya kamu sering main keluar,” ucap Cherry.

“Iya Ma, aku suka main di luar. Papa izinin kok, asal ada yang jaga,” jawab Arnold ceria.

Cherry tersenyum lega. “Syukurlah. Nanti kalau keadaan sudah aman, Mama janji kita bisa jalan-jalan ke mal juga, oke?”

Cherry menatap anaknya penuh haru. Arnold sejak kecil jarang keluar rumah karena bahaya. Ia tidak pernah mengeluh, tidak pernah memaksa, padahal ia pasti ingin bermain di taman, makan di restoran, atau bertemu teman-teman.

“Pa, Papa ikut juga ya!” seru Arnold. Trevor mengangguk.

Begitu keluar rumah, Cherry terpesona. Pasir putih membentang luas, laut biru sejauh mata memandang. Angin laut berhembus lembut, mengibaskan dress putih yang ia kenakan.

“Indah sekali…” gumam Cherry terpana.

Semuanya indah laut, pasir, rumah, dan pulau kecil ini. Cherry bisa menebak, Trevor pasti memiliki pulau pribadi ini sebagai tempat peristirahatan.

Dan lagi-lagi, Cherry menyadari… betapa kayanya pria itu.

1
Lauren Florin Lesusien
thur buat ini si cerry badas dikit trs peka dan ditak naik bin oon umur udh 24 trs udh punya anak udh tinggal bareng ama bapak dari anaknya trs tinggal diindonesia masak ga ngerti terlalu naif thur dari awal baca sampai ini episode hubungan nya dngan bapak anaknya ga ada kemajuan 🤬🤬
Mia Camelia
lanjut thor🥰
Anonymous
/Shame//Joyful//Shame//Joyful/
Anonymous
/Joyful//Shame//Toasted/
Anonymous
/Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool/
Anonymous
🩷🩷🩷
Anonymous
oke
Anjani
/Casual//Casual/
halizerena
/Drool//Drool//Drool/
indhpermatas
/Facepalm//Facepalm/
Ayu Lestari
/Smirk//Smirk//Smirk/
azaliannya
/Smile//Smile//Smile//Smile/
DindaStory
oke sih
RaniBaca
ok
Miu Miu 🍄🐰
lanjut kak ♥️
Anonymous
lanjut 😍
Lina ayuu
oke
Silvi
👍👍👍👍
Sania Anugrah
oke
dayana
yey berhasil kabur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!