Aslan yang mengunjungi sebuah kota kecil untuk bisnis sekaligus mengobati patah hatinya justru membuat ia menikah dengan seorang gadis cantik yang bernama Nayla Putri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penaadelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Keesokan harinya. Saat ini Nayla dan Aslan sedang mengantar keluarga Nayla dan Arumi ke bandara. Mereka akan kembali ke kota B.
Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di bandara. Mereka semua mulai turun dari mobil.
"Nay kamu jaga diri baik-baik. Nurut sama suamimu." kata ayah Fandi.
"Iya ayah. Ayah juga baik-baik si sana. Kalau ada apa-apa hubungi Nayla." ujar Nayla lalu memeluk ayahnya.
Lalu Nayla memeluk semuanya satu persatu termasuk juga Arumi.
"Kalian antar kita sampai sini saja." Ujar Ibu Mira.
"Iyah nak. Kalian pulang saja."suruh Ayah Fandi.
"Yasudah kalau begitu kita pergi dulu. Kalau sudah sampai disana kabari aku yah." ujar Nayla.
"Iya kak Nay. Kakak tenang saja."
Lalu Aslan mulai berpamitan dengan sopan kepada kedua mertuanya. Setelah itu Aslan dan Nayla mulai masuk kembali ke dalam mobil.
Setelah memastikan mobil yang membawa Nayla sudah pergi ayah Fandi, ibu Mira serta Luna dan Arumi masuk kedalam bandara.
Saat ini Nayla dan Aslan baru saja sampai di rumah. Mereka mulai berjalan beriringan menuju kamar. Begitu sampai di kamar Aslan segera masuk ke kamar mandi.
"Mas kamu mau kemana?" tanya Nayla saat Aslan baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di pinggangnya.
"Aku hari ini sudah mulai masuk kerja Nay. Tolong siapkan pakaianku." ujar Aslan.
"Astaga kok mas nggak bilang-bilang sih. Kalau begitu seharusnya tadi mas nggak usah antar keluargaku dulu."
"Udah nggak papa Nay. Aku juga cuma baru pengenalan aja. Jadi siangan datangnya juga nggak masalah."
"Ini mas pakaiannya." Lalu Aslan mulai memakai pakaiannya.
"Tolong pakaikan dasiku."pinta Aslan. Tanpa menjawab Nayla segera memakaikan Aslan dasi.
Beberapa menit kemudian Aslan sudah siap. Nayla kemudian mengantar Aslan hingga depan pintu rumah.
"Aku berangkat dulu yah." ujar Aslan.
"Iya hati-hati mas. Semoga sukses hari pertama kerjanya." Kata Nayla sambil memberikan senyum manisnya untuk sang suami.
Lalu Nayla segera menyalami tangan Aslan dan Aslan mengecup kening Nayla. Setelah itu ia mulai masuk ke dalam mobil. Kemudian Nayla masuk kembali ke dalam rumah.
30 menit kemudian. Aslan sudah sampai di sebuah gedung pencakar langit. Gedung itu merupakan kantor pusat perusahaan keluarganya. Setelah memarkirkan mobilnya di tempat parkir khusus petinggi perusahaan ia segera masuk kedalam kantor. Setiap karyawan yang berpapasan dengannya akan menunduk hormat.
Kemudian ia masuk kedalam lift khusus untuk menuju ruangan sang papa. Begitu sampai dilantai teratas dimana ruangan papa Dion berada Aslan langsung di sambut oleh asisten papanya.
"Selamat siang tuan muda." Sapa Roy dengan hormat yang hanya dibalas anggukan kepala dari Aslan.
"Tuan besar sudah menunggu anda di ruangannya. Mari saya antar." ujar Roy lalu menuntun Aslan menuju ruangan papa Dion.
Begitu sampai di depan pintu ruangan Roy segera membuka pintu dan mempersilahkan Aslan untuk masuk. Setelah itu Aslan mulai masuk ke ruangan papanya yang sebentar lagi akan menjadi ruangan miliknya.
"Selamat siang pa. Maaf karena aku terlambat beberapa menit."ujar Aslan begitu sampai di hadapan ayahnya yang duduk di sofa.
"Tidak apa-apa. Meetingnya juga belum dimulai. Kamu duduk saja dulu." ujar papa Dion.
Lalu Aslan duduk di hadapan papanya. Mereka bercerita tentang banyak hal sambil menunggu beberapa menit untuk melakukan meeting tentang pengangkatan Aslan sebagai CEO di Perusahaan Mahardika grub.
Beberapa menit kemudian Roy masuk ke dalam ruangan papa Dion.
Tok
Tok
Tok.
"Maaf tuan meetingnya sudah bisa kita lakukan sekarang. Semua direksi sudah menunggu." ujar Roy.
"Baiklah. Aslan ayo kita pergi." Ajak papa Dion.
"Iyah pak."
Lalu keduanya mulai berjalan beriringan dengan Roy yang berjalan di belakang mereka menuju ruang meeting.
Begitu sampai di ruangan meeting mereka sudah di tunggu oleh beberapa orang yang tak lain para petinggi perusahaan. Setelah melihat pemilik perusahaan datang semua orang yang ada dalam ruangan segera berdiri menyambut keduanya.
"Selamat siang semuanya. Silahkan duduk kembali." ujar papa Dion dengan penuh wibawa.
Mereka semua duduk di kursi masing-masing termasuk Aslan yang duduk di sebelah sang papa.
"Baiklah sebelum kita memulai meeting ini saya juga mau menyampaikan bahwa mungkin ini meeting terakhir saya selaku CEO perusahaan." ujar papa Dion.
"Bagaimana yang kalian ketahui bahwa saya akan mewariskan perusahaan Mahardika grub ini kepada putra sulung saya yaitu Aslan Attariq Mahardika. Jadi mulai besok Aslan akan menggantikan posisi saya di perusahaan ini. Apa kalian semua paham?"
"Paham tuan." Ucap serentak semua orang yang ada dalam ruangan.
"Baiklah. Aslan sekarang silahkan kamu ambil alih." suruh papa Dion. Kemudian Aslan segera berdiri dari duduknya. Ia memulai memimpin meeting pertamanya sebagai seorang CEO.
Setiap ucapan yang keluar dari mulut Aslan begitu berwibawa dan terkesan tegas persis seperti papanya. Semua orang yang ada di dalam ruangan dibuat takjub dengan pemikiran dan ide-ide yang baru saja Aslan ucapkan.
Setelah selesai melakukan presentasi. Semua orang berdiri dan bertepuk tangan untuk Aslan termasuk papa Dion.
"Wah wah saya kagum dengan pemikiran anda tuan muda. Semoga ditangan anda perusahaan Mahardika grub bisa lebih berkembang dari sekarang." Ujar seorang pria paruh baya.
"Iyah saya juga kagum. Anak muda seperti anda sangat jarang ada yang memiliki pemikiran seperti itu. Memang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Hal itu menggambarkan anda dan tuan besar Dion." Ujar pria lain lagi.
Aslan hanya membalas ucapan itu dengan tersenyum singkat. Setelah itu papa Dion mengajak Aslan untuk keluar dari ruangan meeting dan kembali ke ruangan CEO.
"Roy tolong pesankan makan siang untuk saya dan putra saya." Suruh papa Dion kepada Roy yang masih setia mengikuti mereka di belakang.
"Baik tuan."
Lalu Roy segera pergi untuk melaksanakan tugas dari bosnya.
Begitu sampai di ruangannya. Aslan dan papa Dion duduk di sofa.
"Papa bangga sama kamu Aslan. Semoga kamu bisa menjadi pemimpin yang baik untuk ribuan orang yang menggantungkan nasibnya di perusahaan ini." ujar papa Dion.
"Papa tenang saja aku akan berusaha semaksimal mungkin."
Lalu keduanya larut dengan pembicaraan sampai Roy masuk dengan membawa makan siang untuk kedua bosnya.
"Ohiya Roy mulai besok kamu akan membantu Aslan di perusahaan ini. Apa kamu siap?" tanya papa Dion.
"Saya siap membantu tuan muda Aslan tuan besar." Jawab Roy dengan hormat.
"Bagus. Saya rasa juga kalian akan memiliki cemistry yang cocok karena usia kalian tidak begitu terpaut jauh."
"Apa kamu keberatan Aslan jika Roy menjadi asisten pribadimu?" tanya papa Dion.
"Tidak ayah. Saya sangat setuju, melihat bagaimana kinerja Roy selama ini saya rasa itu tidak masalah." ujar Aslan
Setelah itu Roy keluar dari ruangan itu. Kemudian Aslan dan papa Dion mulai menyantap makan siangnya.