Adhitama Daniyal Dharmawangsa terpaksa harus menikah dengan Auristela Clara salah satu ART di kediamannya karena sebuah salah paham, bagaimanakah kehidupan pernikahan mereka kedepannya, apakah berjalan dengan lancar atau berakhir ditengah jalan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Siang Bersama
"Jam berapa sekarang, kenapa baru datang.Kemana saja kamu, oohh iya saya baru ingat kalau semalam katanya Marvel mau ketemu sama kamu.Pasti semalam kamu begadang kan sama Marvel, kamu itu kerja sama Marvel atau sama saya sih.Dan apa ini, kamu pakai sandal dan juga pakaian kamu kurang rapi, Reza kamu ini ya, sudah terlambat setengah hari dan penampilan kamu sangat berantakan.Kenapa diam saja, ayo bicara!!"Omel Tama.
"Iya Tuan saya minta maaf."Ucap Reza pelan.
"Apa, maaf.Enak saja kamu cuma bilang maaf, kamu saya hukum.Kamu harus traktir makan siang untuk semua pegawai yang ada di hotel tanpa terkecuali!"
Reza mengangkat wajahnya, terkejut.
"Diam, saya tidak ingin kamu bicara apalagi protes tentang hukuman yang saya kasih!"Ucap Tama tegas saat dia melihat Reza membuka mulutnya hendak bicara, Reza pun diam tidak jadi bicara.
Handphone Tama berdering, Tama merogoh saku jasnya lalu melihat siapa yang telepon.Ternyata Ny.Ratna, Tama segera menggeser tombol berwarna hijau.
"Iya hallo Mam ada apa?"Sapa Tama.
"Kamu pulang sekarang, kita makan siang bareng.Tidak ada penolakan."
"Baiklah, aku pulang sekarang."
Tut
Sambungan telepon terputus, Tama kembali menyimpan handphonenya disaku jasnya.
"Saya harus pulang sekarang, kamu lakukan pekerjaan kamu seperti biasanya dan jangan pulang sebelum waktunya.Mengerti?"
"Iya Tuan saya mengerti."Ucap Reza.
Tama pun segera pulang.
Reza menghela napas lega, dia segera mencari sepatunya di dalam mobil.Setelah ketemu Reza segera memakai sepatunya lalu masuk ke hotel.
Saat di dalam lift Reza merogoh saku jas dan celananya mencari handphonenya tapi tidak ada, Reza menghela napas kesal saat ingat tadi waktu masuk ke dalam kamarnya dia menaruh handphonenya di atas nakas tanpa menchargernya.
Lift berhenti dan terbuka, Reza keluar dari lift lalu berjalan menuju ruangannya dengan perasaan kesal karena kecerobohannya hari ini.
...****************...
Mobil Tama memasuki halaman rumahnya dan berhenti, Tama keluar dari mobil lalu berjalan masuk ke rumah dan bertemu dengan Bi Nur di ruang tamu yang sedang bersih-bersih.
"Eh Den Tama sudah pulang, Den Tama ditungguin Ny.Ratna di ruang makan."Ucap Bi Nur, Tama hanya mengangguk lalu segera pergi ke ruang makan.
Sesampainya di ruang makan Tama melihat maminya duduk berdampingan dengan Clara.
"Tama, kamu sudah pulang.Cepat duduk kita makan siang bareng."Ucap Ny.Ratna.
"Apa Mam, makan siang.Masa aku makan siang satu meja sama ART."Ucap Tama dengan melirik tajam kearah Clara, Clara yang sempat melihat kearah Tama pun langsung menundukkan kepalanya sambil meremas jari-jarinya dengan gugup.
"Tama kamu jangan buat Mami marah ya, cepat duduk!"Ucap Ny.Ratna.
Dengan terpaksa Tama duduk di kursi yang berhadapan dengan Clara.
"Ayo Clara kita makan."Ucap Ny.Ratna.
"I-iya."Ucap Clara gugup.
Akhirnya mereka bertiga pun makan siang dengan hening, Tama makan dengan perasaan kesal dan sesekali menatap tajam kearah Clara.
Sementara Clara yang merasa Tama terus menatapnya itu pun menundukkan kepalanya, tidak berani menatap ke arah Tama ataupun ke arah yang lain.
Ny.Ratna berdehem saat melihat Tama, Tama pun mengalihkan pandangannya dari Clara ke maminya, Tama hanya diam dan melanjutkan makan.
Tak berselang lama mereka sudah selesai makan, Clara membereskan meja makan dibantu oleh Bi Nur.
"Ikut Mami."Ucap Ny.Ratna pada Tama, Ny.Ratna pergi ke kamarnya dan diikuti Tama.
"Ada apa Mam?"Tanya Tama saat sudah sampai di kamar Ny.Ratna.
"Besok kamu dan Clara akan menikah, tenang saja.Sesuai permintaan kamu, pernikahan kalian tidak akan dipublik dan hanya orang-orang terdekat saja yang hadir."Ucap Ny.Ratna menatap Tama.
"Terserah Mam, Mami mau menikahkan aku dengan siapapun tidak akan bisa menghilangkan Vera dalam pikiranku.Dan juga, Mami jangan berharap lebih kepada pernikahan ini nantinya."Ucap Tama tersenyum miring.
"Mami yakin suatu saat nanti Clara bisa menghapus Vera dari hidup ka-."
"Enggak Mam, kalau aku bilang enggak ya enggak.Vera selalu ada di hatiku, di pikiranku, walaupun sampai sekarang aku enggak tahu dimana keberadaannya tapi aku yakin suatu saat nanti Vera akan kembali."Ucap Tama memotong perkataan Maminya.
"Baiklah terserah kamu, tapi Mami minta kamu perlakukan Clara dengan baik.Kamu jangan sakiti di-."
"Suka-suka aku dong Mam mau memperlakukan ART itu seperti apa, dia kan ART jadi harus sudah terbiasa dengan sikap orang yang semena-mena padanya."Ucap Tama lagi-lagi memotong perkataan Maminya.
"Hari ini dan besok kamu tidak usah pergi ke hotel dulu, diam di rumah.Urusan di hotel biar Reza yang menyelesaikannya."Ucap Ny.Ratna yang ingin segera mengakhiri pembicaraan ini.
Jika diteruskan pasti nanti ujung-ujungnya mereka akan berdebat.
"Terserah Mami, aku tidak peduli."Ucap Tama lalu pergi dari sana menuju kamarnya.
Ny.Ratna hanya menghela napas melihat kepergian Tama, Ny.Ratna memutuskan untuk pergi ke dapur menemui Clara.Saat sudah berdiri di dekat pintu dapur Ny.Ratna menghentikan langkahnya karena mendengar percakapan Clara dan Bi Nur.
"Bu, aku kok jadi takut ya lihat Tuan Tama."Ucap Clara pelan, dia berdiri disamping Bi Nur yang sedang mencuci piring.
"Kenapa takut?"Tanya Bi Nur.
"Yaaa takut saja Bu, tadi saat makan siang Tuan Tama lihatin aku, lihatinnya itu tajam banget."Jawab Clara.
"Gapapa, jangan dipikirkan.Mungkin Den Tama matanya memang tajam kalau melihat, tapi dia baik kok.Jangan dipikirkan, besok kan kamu akan menikah sama Den Tama jadi jangan berpikir yang macam-macam."Ucap Bi Nur menoleh kearah Clara sekilas lalu tersenyum, Clara membalasnya dengan senyum yang lesu.
Ny.Ratna memutuskan untuk tidak menemui Clara, dia pun pergi ke taman yang ada di samping rumah dan duduk-duduk santai di bangku taman sambil menikmati hari yang sangat cerah.
Malam harinya
Clara dan Bi Nur sedang menyiapkan makan malam, Ny.Ratna pergi ke kamar Tama dan mengetuk pintunya, sejak tadi siang Tama tidak keluar dari kamar.
Tok
Tok
Tok
"Tama!"Panggil Ny.Ratna.
Pintu terbuka, terlihat Tama berdiri di sana dengan penampilan yang acak-acakan seperti baru bangun tidur.
"Makan malam sebentar lagi siap."Ucap Ny.Ratna.
"Iya."Ucap Tama singkat dengan ekspresi datarnya.
"Yasudah kalau begitu, Mami tunggu di ruang makan."
Tama hanya mengangguk, Ny.Ratna pun pergi dari sana.Tama menutup pintu kamarnya lalu dia duduk di sofa, Tama mengambil figura foto Vera yang dia letakkan di atas meja dan memandanginya.