NovelToon NovelToon
Kaisar: Dewa Immortal

Kaisar: Dewa Immortal

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Kisah cinta masa kecil / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Romansa
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Langit senja berwarna jingga keemasan, perlahan memudar menjadi ungu lembut. Burung-burung kembali ke sarang, sementara kabut tipis turun dari gunung di kejauhan, menyelimuti desa kecil bernama Qinghe. Di ujung jalan berdebu, seorang anak laki-laki berusia dua belas tahun berjalan tertatih, memanggul seikat kayu bakar yang nyaris dua kali lebih besar dari tubuhnya.

Bajunya lusuh penuh tambalan, rambut hitamnya kusut, dan wajahnya dipenuhi keringat. Namun, di balik penampilan sederhananya, sepasang mata hitam berkilau seolah menyimpan sesuatu yang lebih besar daripada tubuh kurusnya.

“Xiao Feng! Jangan lamban, nanti api dapur padam!” teriak seorang wanita tua dari rumah reyot di pinggir desa. Suaranya serak tapi penuh kasih. Dialah Nenek Lan, satu-satunya keluarga yang tersisa bagi bocah itu.

Xiao Feng menyeringai meski peluh bercucuran.
“Ya, Nenek! Sedikit lagi! Kayu ini lebih keras kepala dari banteng gunung, tapi aku akan menaklukkannya!”

Nenek Lan hanya mendengus.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 – Bayangan Patriark

Langit di atas gunung merah pekat, seolah darah menetes dari awan. Petir menyambar sesekali, memberi kilatan cahaya pada sebuah bangunan megah yang menjulang di puncak: Aula Agung Sekte Naga Merah.

Di dalam aula, puluhan elder berbaris dengan wajah serius. Aroma dupa bercampur dengan tekanan spiritual yang menekan jiwa. Di kursi utama, duduk seorang pria paruh baya dengan jubah naga merah hitam, rambut hitam panjangnya dibiarkan terurai. Tatapannya tajam, seperti naga yang mengamati mangsa dari puncak langit. Dialah Patriark Sekte Naga Merah, Mo Tianlong.

Ketika Hei Mo dan Yan Mei tiba untuk melapor, seluruh aula terdiam.

Hei Mo menunduk, kipas emasnya terlipat di tangan. “Patriark, sesuai perintah, kami menyelidiki pembunuhan Pengawas Darah di kota Hongya. Kami menemukan pelakunya, seorang bocah bernama Xiao Feng. Meski masih di tahap awal kultivasi, ia… berhasil bertahan melawan Yan Mei.”

Suasana aula langsung riuh. Beberapa elder mengerutkan alis, ada pula yang tertawa mencemooh.

“Seorang bocah melawan murid inti? Mustahil.”

“Jangan bercanda, Hei Mo. Apa kau ingin mempermalukan sekte dengan laporan semacam itu?”

“Jika benar, itu berarti bocah itu memiliki sesuatu yang tidak biasa.”

Yan Mei maju selangkah, wajahnya penuh amarah dan rasa malu. “Patriark, izinkan aku menegaskan. Bocah itu bukanlah jenius biasa. Ada sesuatu di tubuhnya—bayangan naga yang menangkis pedangku. Aku hampir kalah di depan rakyat jelata…”

Patriark Mo Tianlong mengangkat tangannya, menghentikan keributan. Suaranya tenang, tapi menggema dalam jiwa setiap orang.

“Bayangan naga, katamu?”

Hei Mo mengangguk. “Ya, Patriark. Kami menduga bocah itu memiliki warisan naga kuno. Batu giok yang menggantung di lehernya bersinar setiap kali ia terdesak. Itu jelas bukan artefak biasa.”

Mata Mo Tianlong berkilat, sudut bibirnya melengkung menjadi senyum tipis. “Menarik… sangat menarik. Jika benar dia membawa warisan naga, maka bocah itu harus dibawa hidup-hidup. Sekte ini membutuhkan kekuatan naga untuk melangkah lebih jauh.”

Salah satu elder berjanggut panjang maju selangkah. “Patriark, dengan hormat, bukankah terlalu berlebihan menaruh perhatian sebesar ini pada seorang bocah? Sekte kita memiliki ribuan murid berbakat. Mengapa harus berfokus pada satu orang yang bahkan belum mencapai tahap inti?”

Elder lain, bermata sipit, menyeringai. “Jangan meremehkan warisan naga. Jika benar dia memilikinya, maka itu bisa menjadi kunci untuk menembus batas yang selama ini tidak bisa dicapai sekte.”

Aula kembali riuh dengan perdebatan. Ada yang ingin segera mengirim pasukan besar, ada pula yang mengusulkan untuk mengamati terlebih dahulu.

Mo Tianlong mengetukkan jarinya ke sandaran kursi, suaranya tenang namun mengandung ancaman.

“Cukup. Semua ini hanyalah ocehan jika tanpa bukti. Hei Mo, kau lakukan tugasmu dengan baik. Tapi kali ini, aku sendiri yang akan menilai bocah itu.”

Aula mendadak hening. Para elder saling berpandangan dengan wajah terkejut. Patriark mereka, yang jarang turun tangan, akan memperhatikan seorang bocah? Itu pertanda betapa pentingnya masalah ini.

Mo Tianlong berdiri. Tubuhnya menjulang, aura naga menyelimuti seluruh aula. Dalam sekejap, para elder merasa seolah ditekan oleh gunung raksasa.

“Sejak ratusan tahun, Sekte Naga Merah telah menguasai dunia manusia. Namun kita tidak akan berhenti di sini. Aku telah lama mencari cara untuk menembus penghalang menuju alam dewa.”

Ia menatap lurus ke arah Hei Mo dan Yan Mei. “Jika bocah itu benar-benar memegang warisan naga, maka dialah kunci. Tidak peduli siapa dia, dari mana asalnya—bawa dia padaku, hidup-hidup.”

Yan Mei mengepalkan tangan, menunduk dalam-dalam. “Patriark, beri aku kesempatan kedua. Aku akan menyeretnya ke hadapanmu.”

Hei Mo menutup kipasnya, suaranya halus namun penuh arti. “Aku sarankan berhati-hati. Bocah itu keras kepala. Jika ditekan terlalu jauh, dia mungkin akan memilih mati daripada menyerah.”

Mo Tianlong tersenyum samar, tapi senyum itu lebih menakutkan dari amarah.

“Maka pastikan dia tidak punya pilihan.”

Sementara itu, di kota Hongya, Xiao Feng masih duduk bersila di kamar penginapan. Luka-lukanya belum sepenuhnya sembuh, tapi tekadnya semakin kokoh.

Ling’er duduk di sampingnya, menatapnya dengan mata penuh rasa cemas. “Xiao Feng… kau tidak bisa terus bertarung seperti ini. Sekte itu terlalu besar. Mereka akan mengirim lebih banyak orang.”

Xiao Feng membuka matanya perlahan. Api tekad menyala di dalamnya.

“Justru karena itu aku harus terus maju. Jika aku lari, mereka akan menghancurkan semua yang kucintai. Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi.”

Ling’er menunduk, jemarinya menggenggam erat ujung pakaiannya. “Aku takut… aku takut kehilanganmu.”

Xiao Feng tersenyum tipis, lalu mengulurkan tangannya untuk menepuk kepala gadis itu. “Kau tidak akan kehilangan aku. Selama aku masih bernapas, aku akan melawan, bahkan jika langit sekalipun menjadi musuhku.”

Di luar kota, beberapa sosok misterius berjubah merah mengintai dari kejauhan. Mereka bukan bagian dari rombongan Hei Mo, melainkan kelompok lain dari sekte yang ditugaskan secara rahasia.

Salah satu dari mereka berbisik, “Perintah sudah jelas. Jangan biarkan bocah itu kabur. Jika ada kesempatan, ambil giok itu dengan paksa.”

Yang lain tersenyum dingin. “Patriark ingin dia hidup. Tapi… jika dia melawan sampai titik darah penghabisan, tidak ada salahnya membawakan mayatnya, kan?”

Mata mereka berkilat kejam, seperti serigala yang menunggu mangsa kelelahan.

Malam itu, Xiao Feng berdiri di atap penginapan, menatap langit berbintang. Angin malam membawa aroma darah samar yang belum hilang dari alun-alun.

Sekarang aku hanyalah seorang pemula. Tapi mereka sudah mengincarku dengan begitu serius. Jika aku tidak tumbuh lebih cepat, aku akan hancur…

Ia mengepalkan tinjunya, merasakan giok di lehernya berdenyut hangat. Dalam gema samar, suara naga terdengar lagi.

“Anak kecil… ujianmu baru saja dimulai.”

Xiao Feng menutup matanya, membiarkan suara itu meresap ke dalam jiwanya. Tekadnya semakin mengeras.

Kalau mereka ingin aku tunduk, maka aku akan mendobrak rantai takdir ini. Jika mereka memanggil diri mereka naga… maka aku akan menjadi naga yang menantang langit itu sendiri.

1
Nanik S
Lanjutkan dan Gas Poool
Nanik S
Warisan Darah... apakah Xiao Feng bisa menyelamatkan Ling er
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Bikin cerita lebih hidup Tor
Nanik S
GO Liang ternyata punya niat jahat
Nanik S
Benarkah Ling er bukan manusia
Nanik S
siapa sebenarnya Ling er
Nanik S
Cengeng sekali Lin er
Nanik S
Gagal membuat pil pertama 🤣🤣🤣
Nanik S
Kapan selesai petirnya
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Harusnya Mcnya Masuk Gua sendiri
Nanik S
Ceritanya kurang hidup dan hanya berkutat didesa saja
Nanik S
Oewaris Naga...
Nanik S
Ling er harusnya tdk mengekor... biar tidak jadi sasaran
Nanik S
Harusnya Xiao Feng secepatnya pergi dari penginapan
Nanik S
Maaantaaap
Nanik S
kenapa Shen Lao tidak membawa Xiao Feng pergi
Nanik S
NEXT
Nanik S
Orang2 sekte tidak malu mengeroyok anak kevil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!