Seorang agen rahasia wanita yang memiliki kemampuan luar biasa harus mati di tangan musuhnya dengan cara licik. Karena sabotase mobil yang dilakukan oleh orang terdekatnya.
Jiwanya berpindah ke tubuh seorang gadis bertubuh ringkih yang sedang meregang nyawa akibat perbuatan saudaranya.
"Ckkk... Bukankah mobilku masuk jurang? Harusnya aku sudah mati. Lantas kenapa malah berada di tubuh gadis remaja lemah dan bodoh?"
"Aku tidak akan membiarkan ketidak adilan terjadi di depan mataku. Haruskah aku membalaskan dendamku dan pemilik tubuh ini?" Ucap Agen wanita itu di depan cermin toilet Rumah Sakit sambil menatap badan kurus dan tak terurus pemilik tubuh yang dia masuki.
Bagaimana kelanjutan cerita wanita yang terbiasa mengurus dan mengatasi masalah berat menjadi seorang gadis remaja yang selalu hidup dalam kesengsaraan.
Update setiap hari hanya di Noveltoon.
JANGAN MENABUNG BAB, SUPAYA CERITA INI BISA BERUMUR PANJANG.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengeksekusi Pengkhianat
Hari masih sangat pagi, tapi Alexa sudah mengumpulkan semua para pekerja di rumah calon suaminya di tengah rumah. Pintu dan jendela masih dalam keadaan terkunci.
"Bagaimana tidur kalian semua? Pasti nyenyak karena bukan kalian yang telah berkhianat dan mencelakakan Tante Yasmin. Tidak seperti Mitha yang harus terkurung bersamaku di kamar."
"Jadi aku ingin bertanya dulu pada kalian, hukuman apa yang pantas untuk seorang pengkhianat?" Tanya Alexa menatap datar seorang pelayan.
"Beri dia racun yang tidak membunuh tapi membuat hidup seperti di dalam neraka." Ucap lantang seorang pelayan yang biasanya pendiam.
"Baiklah, yang lain apa setuju juga dengan ide teman kalian?"
"Setuju..."
"Cepat lakukan Nona..."
"Tidak setuju..." Suara Mitha dengan keringat dingin yang membasahi seluruh kepalanya.
"Nona, bukankah Anda sudah memaafkan kesalahan saya. Kenapa sekarang saya masih Anda hukum." Ucap Mitha sambil berlutut di hadapan Alexa.
"Siapa yang menyuruhmu berbicara, sekata lagi bibirmu berucap. Pisau ini akan merobek bibirmu hingga telinga."
Semua orang yang di sana bergidik ngeri. Tapi pelayan wanita seusia Mama Yasmin terlihat tersenyum miring. Hal itu tidak luput dari mata tajam seorang Alexa.
Alexa nampak mengambil sesuatu dari saku celananya. Perlengkapan agen yang kemarin dia bawa dari rumah.
"Botol ini berisi racun pelumpuh saraf tanpa ada obat penawarnya."
"Siapa pun yang meminum ini, dia akan merasakan neraka dunia. Tapi untuk mati, dia harus menunggu hingga maut menjemputnya sendiri. Mitha ambil segelas air putih."
"Nona, tolong ampuni saya." Tangis Mitha pecah, sungguh dia bersumpah dalam hati untuk tidak menyinggung perasaan calon istri Tuan Axton.
"Atau mau dari botolnya langsung?"
Tidak ada pilihan lain, dengan kaki gemetaran Mitha berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air. Para pelayan dan semua pengawal merasa kasihan terhadap Mitha. Tapi menang tidak ada tempat yang pantas bagi pengkhianat kecuali kematian.
Mitha kembali ke tengah ruangan sambil membawa air putih dengan suara tangisan yang menyayat hati.
Kemudian Alexa menuang sebotol racun tanpa warna dan tanpa bau.
"Siapa nama kamu yang tadi memberi ide memberikan racun padanya?"
Wanita tua itu maju, meskipun diam tapi ada kesan angkuh dari wajahnya. Dia melangkah maju.
"Nama saya Bik Ratih saya bekerja di sini sudah hampir seumur hidup saja." Ucapnya sombong.
"Baiklah, sekarang lihat apa yang akan saya lakukan pada pengkhianat ini. Supaya kalian semua tahu, pengkhianatan adalah hal yang akan saya benci." Ucap Alexa tegas.
Dengan gerakan cepat yang tidak disadari oleh siapa pun, Alexa berhasil membuat Bik Ratih bertekuk lutut. Kemudian mengunci kedua tangan Bik Ratih di belakang punggungnya.
"Mitha berikan minuman itu padanya, tuang sampai habis di dalam mulutnya." Ucapan Alexa membuat semua terheran tapi tidak ada yang berani membantah. Apalagi Mitha yang biasanya sangat vokal menyuarakan pendapatnya.
Alexa mencengkeram kuat kedua rahang Bik Ratih, hingga mau tidak mau mulutnya terbuka. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri.
Mitha menuang segelas air beracun itu hingga tandas, meskipun ada yang tercecer sedikit akibat Bik Ratih yang terus berusaha memberontak. Setelah itu, Alexa melempar kasar tubuh Bik Ratih hingga tersungkur.
"Apa yang kamu lakukan padaku Nona Alexa, kenapa memberikan racun itu padaku. Padahal Mitha yang telah berkhianat." Ucap Bik Ratih.
"Dengar kalian semua, bukan Mitha yang membuat es buah berisi obat tidur. Tapi dia yang telah melakukannya. Entah dasar apa dia bisa mengkhianati Tante Yasmin, padahal katanya sudah bekerja seumur hidup di rumah ini. Lihat tunggu beberapa menit, Bik Ratih akan menjadi seonggok sampah yang hidup di dalam neraka dunia."
"Kamu kejam Nona, aku hanya melakukan yang seharusnya aku lakukan sejak dulu. Tuan Gilbert adalah mantan kekasih saya yang direbut Nyonya Yasmin. Hanya karena dia lebih cantik dan banyak harta. Gilbert meninggalkanku dalam keadaan hamil, dan mengingkari janjinya yang akan menikahiku. Hingga aku datang bekerja, aku tetap menjadi pemuas nafsunya."
"Kamu pikir aku tidak sakit hati? Aku kehilangan bayiku karena terus digempur siang dan malam tanpa sepengetahuan calon mertuamu itu. Bertahun-tahun aku dijadikan budak sex oleh Gilbert, aku tak bisa melawan. Karena aku melakukannya karena cinta. Tapi Nyonya Yasmin seolah buta dan tuli, dia terlalu acuh dengan keadaan sekitar."
"Dan kemarin dia datang bersama istri mudanya yang sedang hamil. Gilbert berjanji akan memberiku cinta yang selama ini aku nanti. Jadi tidak ada salahnya aku membantu kekasihku itu. Lagi pula Nyonya Yasmin terlalu serakah, dia mengambil alih perusahaan yang seharusnya milik Gilbert. Jika aku berhasil, bukankah aku akan menjadi Nyonya?"
"Ahhh... Kenapa, kenapa semua otot dan persendianku mati rasa. Nona apa yang kamu berikan padaku?" Teriak Bik Ratih setelah berdongeng.
"Sesuai saranmu tadi, memberikan racun untuk pengkhianat sepertimu. Sekarang nikmati saja sisa hidupmu di tempat pembuangan sampah. Karena seorang pengkhianat adalah sampah yang harus dibuang, dia tidak bisa didaur ulang."
"Pengawal, lempar dia ke TPU. Biar dia hidup serasa mati bersama para jenazah." Ucap Alexa.
"Tidak... Jangan lakukan itu, Nona Alexa ampuni aku. Beri aku obat penawarnya." Teriak Bik Ratih.
Tapi percuma, Alexa adalah orang yang keras terhadap musuh. Apalagi seorang pengkhianat, Alexa tidak akan mengampuni dengan alasan apa pun.
"Aku harap kejadian Bik Ratih tidak terulang lagi, jangan pernah berfikir bisa mengelabuiku. Karena serapi kalian menutupi bangkai, aku akan dengan mudah menemukannya. Sekarang, tolong bersihkan semua pecahan barang ini. Dan kumpulkan sesuatu yang menurut kalian mencurigakan dan bisa dijadikan barang bukti. Aku akan kembali ke Rumah Sakit." Ucap Alexa.
"Mitha, kamu dalam pantauanku. Jangan bertingkah yang akan merugikanmu sendiri. Bik Nunik dan Pak Jefri saya titip rumah, jaga jangan sampai ada lagi yang datang untuk mengacaukan kedamaian rumah ini." Setelah mengatakan hal itu, Alexa kembali ke Rumah Sakit. Dia harus menemui Axton dan menanyakan kabar terbaru dari calon mertuanya.
Setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu ramai, karena masih pagi. Alexa bergegas menuju ruang perawatan Mama Yasmin. Di sana dia bisa melihat kekasihnya duduk di samping brangkar mamanya dengan kepala yang direbahkan sambil menutup mata.
"Oppa... Ayo bangun dulu, pindah ke ranjang jika masih mengantuk. Biar aku yang gantian jaga."
"Kamu sudah kembali? Bagaimana sayang, apa yang kamu temukan?" Tanyanya.
"Nanti saja aku ceritakan, istirahatlah sebentar. Supaya tubuhmu tidak sakit. Di mana Alex kok tidak kelihatan di sini?" Tanya Alexa.
"Kenapa kamu mencariku, apa kamu bawa makanan Lexa? Aku belum makan sejak semalam. Rencananya aku mau pergi nongkrong." Ucap Alex.
"Astaga kamu masih mikirin makan Lex, ya sudah kamu pulang saja dulu. Katakan juga pada Papa kabar tentang Tante Yasmin yang sedang dirawat di Rumah Sakit. Mandi dan ganti pakaianmu. Dan tolong ambilkan aku baju ganti di lemari." Ucap Alexa.
"Hmmm... Kamu dan Adik Ipar mau dibawakan apa?" Tanya Alex.
"Adik ipar? Bahkan umur Oppa jauh lebih tua dari umurmu."
"Tetap saja, dia akan menikah dengan adik kembarku. Artinya dia juga adikku. Bukan begitu Adek Ipar?" Ucap Alexa mencairkan suasana.
"Benar, itu sayang. Mau bagaimana pun yang aku nikahi adalah tubuh remaja 19 tahun. Selisih 10 tahun denganku." Ucap Axton.
Setelah itu Alex pulang ke rumah, kini tinggal Alexa dan Axton yang ada di ruangan menemani Mama Yasmin yang masih tertidur akibat pengaruh obat bius.
"Oppa ada pengkhianat di rumahmu, namanya Bik Ratih. Tapi kamu tenang saja, aku sudah membereskannya. Dan yang melakukan penganiayaan adalah Glory dan Papamu." Ucap Alexa.
"Tujuan mereka adalah mencari berkas-berkas penting kepemilikan rumah dan perusahaan. Serta aset lain yang dimiliki Tante Yasmin dan Oppa. Bukti rekaman sudah aku amankan. Bukan dari cctv utama, melainkan kamera tersembunyi yang Oppa pasang. Mereka sudah merusak seluruh cctv."
"Kalau begitu tolong laporkan mereka ke pihak berwajib." Pinta Axton.
"Tidak Oppa, penjara terlalu nyaman untuk mereka tempati. Lagi pula aku harus menjadikan mereka umpan untuk menangkap dalang yang sebenarnya. Karena feelingku, ada tokoh lain di belakang mereka." Ucap Alexa.
"Hmmm... Baiklah sayang, terima kasih."
"Aku curiga ini ada hubungannya dengan kejadian di kantormu Oppa." Ucap Alexa membuat Axton menatapnya.
pas ingat gedekkkkk nyaaa pingin TK pitesssss