Tita Martin Bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Besar di kota B. Dirinya memiliki kekasih seorang dokter.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Meitania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah Untuk Jessie
Hari ini Tita ikut serta Ken ke kantor setelah pagi merengek tidak mau di tinggal oleh Ken. Ken yang tak tega pun terpaksa membawa Tita padahal hari ini ada meeting penting di perusahaannya.
Tita bersikap biasa saja ketika masuk ke kantor sampai saat Ken harus ke ruang meeting Tita malah tertidur di sofa ruangan Ken. Ken pun terpaksa meninggalkannya dengan menitipkannya pada sekretarisnya Wulan.
"Lan, titip Istri saya ya. Klo bangun segera hubungi saya." Ken.
"Baik Tuan." Wulan.
Ken dan Anton pun segera menuju ruang meeting. Di sana sudah terlihat ramai dan nampaknya hanya Ken dan Anton yang belum hadir. Tak banyak menunggu Ken pun segera memulainya karena takut Tita bangun dan mencarinya.
Sementara di kediaman Jessie dan Aldi. Pagi sekali Aiko sudah berada di sana untuk menanyakan perihal kehamilan anaknya yang tak kunjung ada.
"Jadi bagaimana ini sudah empat bulan kalian menikah tapi kamu belum juga hamil." Aiko.
"Sabar dong Ma. Jes sama Mas kan juga sudah berusaha tapi Tuhan belum berkehendak." Jessie.
"Sabar, sabar. Sampai kapan Jessie? Coba kamu cek ke dokter sekalian kamu juga Aldi." Aiko.
"Sudah Ma. Jessie dan Mas Aldi baik-baik saja. Hanya kami memang belum di beri kepercayaan itu Ma." Jessie.
"Banyak sekali alasan kamu. Pokoknya sampai bulan depan Mama ga denger kamu hamil lebih baik kamu bercerai saja. Cari suami yang bisa bikin kamu cepat hamil." Bentak Aiko.
"Ma..." Teriak Jessie dan tangisnya pun pecah.
Aldi menariknya kedalam pelukannya. Aldi terus menenangkan sang istri tanpa peduli pada mertuanya yang selalu bersikap semaunya pada Jessie. Aldi ingin sekali membalas perkataan Aiko hanya saja Aldi masih menghormatinya.
Aiko pergi begitu saja tanpa ingin meminta maaf pada Jessie karena telah menyakiti hatinya. Aldi mengeratkan pelukannya pada Jessie sampai Jessie terlihat lebih tenang.
"Mas, jangan tinggalin Jes ya." Ucap Jessie lirih.
"Sayang, denger Mas. Mas ga akan lernah tinggalin kamu. Dengan atau tanpa anak kita akan terus bersama." Aldi.
Setelah Jessie lebih tenang mereka berdua pun pergi ke rumah sakit bersama. Di rumah sakit Aldi menemui Rehan dan menceritakan kejadian pagi tadi.
"Saya kasian Om sama Jessie." Aldi.
"Aiko memang tidak pernah berubah." Rehan.
"Aldi tau Om. Hati perempuan mana yang tidak menginginkan kehamilan setelah pernikahan. Itu juga yang di harapkan Jes dan Aldi Om. Tapi, Tuhan berkehendak lain Om. Jessie tak kunjung hamil setelah empat bulan pernikahan kami. Terlalu dini mungkin jika kita membicarakan anak di usia pernikahan yang baru seumur jagung." Jelas Aldi menghembuskan nafasnya.
"Dan kami melakukan serangkaian tes minggu lalu dan hasilnya semua baik Om." Lanjut Aldi.
"Hah! Kalian sudah tes?" Rehan.
"Sudah Om." Aldi.
"Ajaklah dia berlibur Al. Lupakan segala beban yang bertubi-tubi datang padanya. Lupakan segala masalah di rumah dan lupakan pekerjaan sejenak." Rehan.
"Tapi, Om." Aldi.
"Kenapa? Keuangan?" Rehan.
Aldi menunduk malu. Pasalnya demi membahagiakan calon ibu mertua Aldi merogoh koceknya dalam-dalam saat pesta pernikahannya dan Jessie tau itu.
"Jess pasti bertanya dari mana Al mendapatkan uang untuk berlibur Om." Aldi.
"Kau tenang saja. Biar Om yang atur tentang Jessie. Kau hanya perlu memainkan peranmu saja." Rehan.
"Terima kasih Om. Maaf merepotkan." Ucap Aldi tulus.
"Sama-sama. Tidak perlu sungkan. Kosongkan saja jadwal kalian minta istrimu ke sini dan mainkan peranmu oke." Rehan.
"Baik Om. Sekali lagi terima kasih." Aldi.
Aldi pun meninggalkan ruangan Rehan setelah menceritakan kejadian pagi tadi di rumahnya. Aldi memang selalu bercerita pada Rehan mengenai perbuatan ibu mertuanya pada Rehan karena Aldi merasa Rehan bijak dalam setiap mengambil keputusan.
Setelah Aldi meninggalkan ruangannya Rehan meminta Mega untuk mencarikan tiket berlibur untuk Aldi dan Jessie. Tanpa banyak bertanya Nega langsung berselancar mencari tempat yang cocok dan memesankan tiket pesawat dan kamar hotel mewah untuk mereka berdua.
Setelah mendapatkannya Mega pun memberikannya pada Rehan. Tak lama Jessie datang mengunjungi Aldi. Rehan menghampirinya dan menyodorkan sebuah amplop padanya.
"Apa ini Om?" Jessie.
"Beberapa kali Om minta Aldi gantikan Om. Ini bonus buat dia." Rehan.
"Kok di kasih ke Jess?" Jessie.
"Sama saja. Kamu kan istrinya." Rehan.
Jessie pun membuka amplop tersebut dan betapa terkejutnya Jessie melihat isi amplop tersebut. Jessie nenatap Rehan dan Aldi bergantian.
"Ini beneran Om?" Tanya Jessie dan Rehan hanya menganggukkan kepalanya.
"Apa?" Tanya Aldi.
Jessie menyodorkan amplopnya pada Aldi.
"Om,, ini serius kan?" Aldi.
"Hei,, sejak kapan saya becanda. Serius. Pergilah pesawatnya nanti malam. Bawa pakaian secukupnya." Pesan Rehan.
"Nanti malam Om?" Aldi.
"Ya, kalian hanya punya waktu pulang persiapkaan diri kemudian pergi." Rehan.
"Tapi, Jess belum pamit Mama Om." Jessie.
"Biar Om yang pamitkan. Atau kamu hubungi saja via telfon." Rehan.
"Hm... Baiklah." Jessie.
"Terima kasih Om." Aldi.
"Dan ini untuk kamu Jess. Bersenang-senanglah disana." Rehan menyodorkan kembali amplop coklat.
"Apa Om?" Jessie.
Rehan memberi kode untuk membukanya dan Jessie pun membukanya dan Jessie kembali di kejutkan dengan isinya.
"Terima kasih Om." Ucap Jessie berkaca-kaca.
Rehan merentangkan kedua tangannya dan Jessie pun langsung menghambur kedalam pelukkan Rehan tanpa basa-basi. Aldi menengadahkan wajahnya menahan air matanya agar tak jatuh.
"Bersenang-senanglah... Lupakan semuanya. Jangan sungkan menghubungi Om jika ada kesulitan." Ucap Rehan melepaskan pelukannya.
"Makasih Om." Aldi.
"Sama-sama Al. Ajaklah pergi sekarang istrimu sebelum Om berubah fikiran." Goda Rehan.
"Om...." Jessie.
"Pergilah.. Beri kabar jika sudah sampai." Ucap Rehan keluar dari ruangan Aldi.
Jessie langsung menghambur kedalam pelukkan Aldi begitu Rehan keluar dari ruangan Aldi. Aldi pun membalas pelukkan Jessie dan mendaratkan kecupannya di puncak kepala Jessie.
Tanpa banyak mengulur waktu Aldi pun segera membawa Jessie pulang untuk bersiap pergi. Jessie pun dengan senang hati mengikuti langkah suaminya.
Sampai di rumah seperti yang di katakan Rehan mereka hanya membawa beberapa pakaian saja. Karena Jessie tau Omnya itu tak akan membiarkan mereka kesulitan. Sebelum pergi mereka berdua menyempatkan makan terlebih dahulu dan memberitahukan pekerja di rumahnya jika mereka berdua akan pergi selama beberapa hari.
"Bi, titip rumah ya. Kita pergi dulu mungkin beberapa hari." Aldi.
"Baik Tuan." Bibi.
"Nanti kami kabari Bibi jika kami akan pulang." Aldi tak mengatakan berapa hari mereka akan pergi seperti pesan Rehan.
Bahkan Aldi pun tak mengatakan kemana mereka akan pergi. Rehan dan Aldi begitu mempersiapkan semuanya demi kebahagiaan Jessie. Walau bagaimanapun Jessie juga keponakannya yang harus Rehan lindungi.
🌻🌻🌻
Jangan lupa like dan komennya ya sahabat 🙏🙏🙏