Siti tak bisa mencegah sahabatnya berbuat tak senonoh bersama kekasihnya di sebuah pemandian air panas Gunung Keramat.
Kejadian memalukan itu mengundang kemurkaan para penunggu gunung. Masyarakat setempat sejak dulu percaya ada sejenis siluman ular pertapa di tempat itu, yang mana jika menggeliat bangun longsor tercipta, jika membuka mulutnya maka mata air deras membuat banjir bandang melanda desa-desa di bawahnya.
Malam itu Siti yang nekad menyusul temannya ke pemandian air panas mengalami kerasukan. Rohnya ditukar oleh Siluman ular pertapa itu, Roh Siti ada di alam jin, dan tubuh Siti dalam kendali Saraswati Sang Siluman berkelana di alam manusia, berpura-pura menjadi mahasiswi pada umumnya.
Di alam manusia, Saras dikejar-kejar oleh Mekel dan Jordan, wakil presiden BEM dan Presiden BEM itu sendiri. Sedangkan di alam jin, Siti malah membuat seorang Pangeran harimau bernama Bhre Rakha jatuh hati.
Bhre Rakha mau membantu Siti mendapatkan kembali tubuhnya, asal mau menikah dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Lions, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Dikeluarkan Dari Kampus
Tak mendengar jawaban, Sang Putri berusaha menembus tembok untuk masuk ke dalam, sayangnya kamar keluarga inti kerajaan punya sistem security khusus, ia langsung mental dan nubruk guci besar di depan kamar, 'pyaaar !'
Raja yang masih belum tidur karena kepikiran mendengar suara pecahan itu, telinga macannya bergerak-gerak mencari asal suara, kemudian ia datangi lokasi, "astaga !! Putri, kau tidak apa-apa ?"
Putri Tanjung segera bangkit dengan malunya, "saya tidak apa-apa, Paduka, permisi," katanya buru-buru ngibrit.
"Sebentar, Putri, apa yang sebenarnya kau lakukan di sini ?" tanya Raja sebelum melihat Putri kerajaan tetangga yang tinggi semampai itu pergi.
"Saya… emmm.. saya mencari anting saya yang hilang, Paduka," jawabnya.
Raja mengerutkan kening dan memiringkan kepalanya sedikit, "itu di telingamu apa ?" tanyanya.
Putri Tanjung menyentuh kedua telinganya yang masih pakai anting, "oooh ternyata di sini, hehe, sudah ketemu, terima kasih, Paduka," ucapnya plintat-plintut sebelum berlari ke kamarnya sendiri.
"Hmmm," Raja hanya menghela nafas lelah.
Raja ingin membicarakan lagi persoalan yang tadi, ia coba ketuk pintu kamar Rakha, "anakku ! Kau sudah tidur ?"
Tak ada jawaban, nyelonong nembus tembok kamar, ia rajanya, jadi sistem keamanan tak berlaku untuknya. Begitu ia melihat kamar Pangeran Rakha kosong, ia keluar lagi dan mencari di sekitar. Namun hatinya bergumam, insting lelaki tak pernah salah, ia langsung menyongsong cepat ke arah kamar Siti.
Di luar kamar Siti terdengar suara cakap-cakap laki-laki dan perempuan, Raja pun menempelkan telinga macannya di depan pintu kamar.
"Sebenarnya sih gue bener-bener ngerasa rugi kalau gue mau nikah sama elu, Bang. Secara kan gue nantinya gak perawan lagi, hilang kehormatan dan harga diri gue, trus belum lagi ada resiko besar, Bang, gue takut hamil, tapi… menetap di sini, di alam jin sama sekali bukan pilihan," kata Siti mengungkapkan uneg-uneg.
Rakha yang duduk di tepi ranjang di samping gadis ini pun menanggapi, "sebenernya… gak juga," katanya.
"Maksudnya ?" tanya Siti gak paham.
"Kan kamu yang di alam ini sebatas roh, tubuh kamu masih segel di alam manusia sana. Kalaupun kamu balik ke alam manusia, ya kamu gak akan ngerasain apa-apa, kamu tetep jadi perawan, iya kan ?" kata Rakha menjelaskan.
Siti terdiam, matanya bergerak ke kanan dan ke kiri, "bener juga."
"Lagian, kehamilan gak akan mungkin terjadi hanya dengan 1x hubungan, 70% hamil itu bagi mereka yang sering ngelakuin," ujar Rakha menambahkan.
"Tapi tetep aja aye takut, Bang, aye masih kuliah gak mau hamil dulu," kata Siti menepuk perutnya.
"Gak akan, gak akan, percaya sama Abang," kata Rakha menggenggam kedua tangan itu.
Raja terus saja menguping. Hingga suara gendruwo kecil mengagetkannya, "lho lho lho, Paduka ngapain ?"
Raja tersentak kaget, ia tempelkan satu jari di mulutnya, "kamu yang ngapain di sini, anak kecil ? Pergi sana hus !"
"Sugeng kepengen minta anter Kak City pipis di sungai," jawabnya polos.
"Kenapa gak pergi sendiri aja ?" tanya Raja kesal.
"Takut ada setan, ntar pas pipis titidnya Sugeng ditarik, jadi panjang ntar, hiiih," katanya bergidik.
"Ya bagus itu, puas nanti istrimu di masa depan, Nak, hutff.. yaudah yaudah, Paman antarkan sini, tapi kamu jangan bilang-bilang soal yang tadi ya," kata Raja menggandeng salah satu tangan wowo kecil ke sungai.
"Iya," jawabnya senang.
"Lagian kamu ini… yang ada setan yang takut liat kamu, Nak," kata Paduka Raja meringis. Lucu saja masak setan takut setan.
***
Keesokan paginya Rakha tak ikut sarapan bersama. Para putri terus nenunggu tapi Pangeran idamannya tak kunjung datang juga. Seusai makan barulah Rakha muncul tapi sudah mau pamitan.
"Ayah, para empu melaporkan bahwa pembangunan sangkar ular sudah selesai, aku takut ada yang salah dalam pembangunannya, aku buru-buru harus kembali ke Jatim menilik proyek itu," katanya.
"Kau baru menginap sehari di sini, Nak," ujar Raja sedih, belumlah puas menumpahkan rasa kangennya.
"Mau bagaimana lagi, aku takut jika siluman itu tidak segera dipulangkan, dia bikin onar di alam manusia," kata Rakha.
"Tapi, Pangeran, kau belum memilih salah satu diantara kami," protes kedua putri itu.
"Aku sudah bilang kan kemarin, biar Ayahku yang memilih," jawab Rakha.
"Anak-anak, Paduka yang akan memilih, kalian berdua silahkan tunggu surat resmi dariku di kerajaan masing-masing ya, dalam seminggu ini paling lama," kata Raja menjelaskan.
"Kalau begitu aku akan berkemas sekarang," ucap Rakha melepaskan diri dari tangan-tangan Putri Tanjung dan Putri Intan yang memegangnya.
"Ayah akan membantumu, Nak," kata Paduka Raja mengikuti.
Sesampainya di kamar Pangeran Rakha, Raja harimau ini pun memberitahukan hal yang penting, "Nak, Ayah mau tidak mau harus merestui keinginanmu, meski Ayah punya firasat buruk tentang hal ini," katanya.
"Sungguh ? Jadi aku boleh menikah dengan Siti ?" tanya Rakha antusias mendengarnya, senyumnya mekar menampakkan gigi-gigi putih nan berkilauan.
"Ini terpaksa, Ayah sudah janji akan memilih salah satu putri itu dan melamar bulan depan juga, dan anak manusia itu harus pulang secepatnya, sebelum tubuhnya benar-benar dirusak oleh tingkah Siluman ular putih itu," jawab sang Raja.
"Uyeeeeeaaaa…. Ayah, terima kasih, kau adalah yang terbaik," sorak Rakha memeluk bapak satu-satunya yang ia miliki ini.
"Ayah memilih Putri Intan sebagai calon istrimu nanti. Tanggal 1 bulan depan pulanglah ke istana ini lagi, Ayah akan menyiapkan semua hantaran untuk lamarannya," jawab Raja sebelum keluar dari kamar sang putra.
Raja tak suka dengan apa yang Putri Tanjung lakukan semalam. Ia tak suka sama sekali suatu ketidak jujuran. Andai Putri Tanjung jujur bahwa ia ingin berbincang dengan Pangeran Rakha mungkin Raja bisa maklum. Dan cara Putrk Tanjung berbohong sangat bodoh, Raja tak mau punya menantu sebodoh itu, mencari alasan logis menutupi kesalahannya saja tidak bisa.
Saat Raja masuk kembali ke istana, ia melepaskan mahkota serta ikatan rambut panjangnya, ia sugar rambutnya pakai jari, mumet sekali pikiran. Sang Ratu bertanya-tanya, "ada apa, Kakanda ?"
"Gak papa, Dinda," jawabnya menutupi.
"Hmmm… kalau kulihat-lihat, anak kita ini seperti ada hubungan spesial dengan manusia itu," celetuk sang Ratu.
Raja pun terkejut mendengarnya, "kau.. bagaimana kau tahu ?"
"Dari caranya menatap manusia itu, cara dia menatap sangat persis seperti dirimu menatapku, Kanda," jawab Ratu. Namanya juga ibu, feelingnya pasti kuat.
"Aku takut anak manusia itu hamil jika Rakha sampai kelewatan padanya," ucap Raja resah.
Siti pun terdiam resah di kereta kuda, ia belai-belai bulu Sugeng yang tidur dengan kepala bersandar di pangkuannya. Sesekali ia tengok ke jendela, Rakha di sana, berkuda dengan baju zirahnya yang melindungi, Rakha tersenyum manis menatap Siti dan sesekali mengerlingkan matanya.
***
#alam manusia….
Sementara itu pagi ini Bu Kajur Pendidikan Geografi tiba-tiba memanggil Faradila Queenza dan kedua pengikut setianya. Ia memberikan surat dari rektor agar ketiganya segera menghadap. Begitu menghadap pria berkumis itu, ketiganya menerima surat lainnya.
"Surat apa ini, Pak ?" tanya Faradila dengan tangan diperban akibat digigit Saras kemarin.
"Surat pemberitahuan untuk orang tua kalian bertiga, bahwa kalian… dikeluarkan dari kampus ini," jawab Rektor sembari menahan emosi jiwanya.
"Apa ?! Pak, salah kami apa, Pak ? Kami… dia.. di Siti itu yang mulai, Pak, bukan kami, malahan kami yang dibuat sakit, Pak, ini tangannya Ardi masih patah, dia yang harusnya dikeluarkan," kata Fara membela diri.
"Sudah ada saksi yang melapor, kalian yang mengundang Siti ke danau itu kemarin sore kan ? Bapak sama sekali tidak bisa mentolerir perilaku bullying di kampus ini. Kalian terpaksa Bapak keluarkan dari kampus," kata Pak Rektor sembari menutup map di hadapannya.
Fara dan Hilal menangis histeris, sedangkan Ardi menunduk malu. Ketiganya terus memohon agar bisa tetap kuliah, tapi Rektor selalu menggeleng menanggapi permintaan itu. Rektor sendiri juga di bawah tekanan Jordan. Jordan langsung bergerak, cepat dan tanpa berisik. Jika rektor tidak mengeluarkan ketiganya, karirnya lah yang terancam.
***
si bunga kampus kan suka sama Jordan, kenapa nggak diungkap kebenarannya ya... aneh...
dgn berkbeka jualan mas dari raka kan lumayan tuh smpe anak siti mgkin 3th apa 5 th gtu
aku ikut bersedih atas Mekel...
biar pun nggak bisa ngelawan ortu tapi tetep Mekel yang terbaik...
Siti Nggak jujur, suatu saat pasti ketahuan juga kalo itu bukan anak Jordan.
emang ortu Jordan ngijinin Jordan log in ya... sanksi gw...
btw kak apa nanti anaknya berwujud atau gaib ya?
wisss angel2 angel tenan
wahh kasihan siti klo amoe di bunuh yaaa
Siti juga bukannya cari solusi tapi malah mau nambah dosa... ya Tuhan... nggak mikirin nyak babe kayaknya...
cocoklah sama Jordan... sama-sama nggak jelas...
kasihan aja kang mas Mekel...😂😂😂