HAMIL ANAK JIN

HAMIL ANAK JIN

Bab 1 Pemandian Air Panas Gunung Keramat

Malam itu di sebuah kamar kost mahasiswi...

"Gimana dong, Sit, Vano minta jatah, dia ngancem putus kalau gak diturutin," rengek Yuli. Matanya memerah seakan ingin menangis.

"Hah ?!! sumpeh lu ?" pekik Siti, seorang gadis asal Jakarta.

"Ssst sttt, jangan keras-keras !" bisik Yuli sambil menempelkan satu jari di mulutnya.

"Anjeeeng si Vano, putusin aja !" ucap Siti sambil menepuk-nepuk pahanya yang tertutup katok gemes.

"Ya jangan, Sit, aku gak mau putus, aku sayang sama dia," ucap wanita bucin setengah bodoh ini.

"Ya Allah Gusti, heh Yul, emang ape sih yang lu liat dari tuh cowok ? modal muke ganteng doang, motor juga masih supra," ucap Siti menepuk jidatnya kesel bingit.

"Vano janji bakal nikahin aku begitu lulus kuliah, Sit, dia udah ngerencanain semuanya," ucap Yuli.

Siti Khumairo menghela nafas beratnya bak naga api, batinnya meronta memaki-maki kawan bucinnya yang buta karena terlalu sayang kepada pacarnya, "napa temen gue gini amat sih, Ya Allah ? kasian banget orang tua nya, udah nguliahin jauh-jauh begini tapi anaknya masih bego aja."

"Kamu kenapa diem aja, Sit ?" tanya Yuli sambil memandangi wajah cantik temannya itu.

Siti melirik tajam sahabatnya, teman sekamar kost, sekelas pulak di kampus, "Yul, apa jaminannya dia bakal nepatin janji nikahin elu ? mikir lah, Yul, apa sih susahnya mutusin badjingan macam Vano ? buseeeet buseeet."

"Aku juga gak tau, Sit, namanya cinta ya gini, cinta emang butuh pengorbanan. Kamu belum pernah jatuh cinta makanya gak ngerti," ucap Yulianti sambil cemberut.

"Yah, malah nyalahin gue lu, ahhh bodoh amat lah, serah lu," ucap Siti sambil meringkuk di kasurnya yang ada di bagian atas.

"Aku gak nyalahin," kata Yuli yang tidur di bawah. Oke, kasur kedua anak ini tingkat.

"Bodo amat ! yang jelas gue udah ngingetin," pekik Siti tak mau tahu.

Namanya juga mengingatkan orang bucin, apapun saran kita, sebanyak apapun nasehat kita, gak bakalan mempan. Rasa cinta sudah meluluh lantakkan akal sehatnya, logika sudah tidak jalan, hanya bisa merangkak ngesot, meski hati nurani tak mau, tapi demi cinta apapun mau dengan penuh kerelaan sebagai bentuk perjuangan. Perjuangan memanglah perjuangan, tapi tidak semua pejuang itu pinter.

"Sit ! Sitii !" ucap Yuli memanggil-manggil.

Siti terus meringkuk di atas kasurnya membelakangi sahabatnya itu, ngambek. Pada akhirnya Yuli melepaskan dasternya dan mengganti pakaiannya dengan kaos lengan panjang dan celana jeans panjang, ia kenakan jilbab parisnya itu. Yuli memang berjilbab, sedangkan Siti tidak, tapi dalam kasus ini Siti jauh lebih bisa menjaga kehormatannya. Dalam hati Siti juga terus membatin, kok bisa wanita berjilbab gitu rela memberikan kehormatannya cuma-cuma begitu saja kepada... manusia kenthir.

Yuli pun mengalungkan tasnya di pundak, "aku pergi dulu, Sit."

Siti melirik ke belakang sebentar, "ke hotel mana lu ?" tanyanya.

"Ke... pemandian air panas Gunung Keramat," jawabnya.

Siti langsung bangkit kaget benar-benar sulit percaya, "anjaaay !! di tempat umum ? gilak lu, Yul, kalian berdua... lu sama cowok lu sarap, cowok lu punya otak nggak sih ? kira-kira dong milih tempat, gak modal banget."

"Kalau malem tempatnya sepi katanya," jawab Yuli.

"Biarpun sepi, Yuuuul Yul.. Mbak Yuuul," keluh Siti sambil menaboki gulingnya. Karena menaboki teman adalah haram hukumnya.

"Mau gimana lagi, aku berangkat ya, aku udah ditunggu depan gang ini," katanya.

Siti diam saja dengan hati berasa benaaar-benar gak enak melihat temannya itu berlalu. Mana temannya masih perawan, bahkan ia tak bisa membayangkan bagaimana jika ia di posisi Yuli malam ini. ingin menangis tapi ini bukan ujian hidupnya sendiri. Yang ia rasakan lebih ke prihatin dan miris sekali.

Yuli langsung tersenyum menjumpai Vano di depan sana bersama motor supranya, ia dan Vano memang sudah pacaran sejak semester satu. Sejak ospek Yuli terpikat dengan wajah tampan itu, wajah tampan tanpa noda, bahkan pori-pori gak keliatan sama sekali, glowing. Vano adalah definisi lelaki tampan tapi bajingan sejati.

"Ayo ! pake helmnya !" ujar Vano menyerahkan helm yang ia pinjam dari teman kosannya.

"Iya," jawab Yuli sambil duduk di boncengan dan mengenakan helm itu.

'Ngeeeng,' motor pun melaju ke arah pemandian air panas yang lumayan terkenal.

Hanya butuh waktu 1 jam saja untuk sampai ke pemandian itu dari area kampus swasta xxx. Saat masuk ke dalam area, semua pengunjung hanya wajib membayar parkir 5 ribu untuk kendaraan motor dan tiket 10 ribu untuk masuk dan mandi sepuasnya. Seperti yang Vano bilang, kalau malam tempat ini sepi sekali, bahkan di kolam hanya ada mereka berdua.

"Bawa baju ganti kan ? ganti yuk, Yang," ajak Vano sembari menggandeng salah satu lengan Yuli ke bagian tempat ganti baju.

"Iya, Van," jawab Yuli mesam-mesem tapi juga gugup. Mungkin si Yuli aslinya juga kebelet.

Yuli hanya pakai short ketat dan tanktop putih, sedangkan Vano bertelanjang dada dan hanya pakai kolor. Keduanya melihat-lihat dulu area pemandian, sejenak suasana ini... sunyi senyap ini, dan air yang bergolak agak keruh karena kandungan sulfur gunung itu terasa aneh sekali, membuat bulu kuduk merinding disko.

"Kok diem aja ? ayo ! aku bakal nikahin kamu kalau udah lulus, janji, aku pake pengaman nanti supaya kamu gak hamil," bisik Vano sambil merabai punggung dan pantat Yuli.

"Emmh... iya," jawab gadis itu.

Yuli masih merinding, rasanya seperti ada orang lain di sini, bukan hanya ia berdua, tapi ia tak bisa melihatnya. Setelah nyemplung ke dalam kolam, hangatnya mulai terasa memijat-mijat badan yang lelah. Vano tetap menjaga agar dekat dengan pacarnya. Sudah dari sebulan yang lalu Vano ditantang teman-temannya se geng untuk mendapatkan keprawanan pacarnya, dan ia tak mau dianggap cupu atau tak mampu, malam ini ia akan buktikan ia bisa, ini juga kali pertama Vano melakukannya.

Vano mulai menegang memeluk tubuh yang basah itu, Yuli kaget merasakan perutnya seperti disodok sesuatu. Saat Vano memasukkan tangannya menggerayangi apa yang ada di balik pakaian tipis itu, Yuli memejamkan matanya rapat, sudah gak bisa mikir apapun, ia hanya bisa pasrah mengikuti alurnya, hingga akhirnya singkat cerita.... pecah darah segar itu, menodai kolam pemandian air panas ini.

"Aaaah sakit Van, sakiit ! udah Van, hiks, udah," bisik Siti sembari terisak.

"Bentar lagi, bentar lagi, dikit lagi," jawab Vano terus bergerak.

Di kosan Siti semakin mumet mencak-mencak, berjalan mondar-mandir sendirian depan meja belajar sambil meremas rambutnya, "Yuli gobloook guobloook ! nyusain aja lu Yuuul !!!" ucapnya geram.

Pada akhirnya karena rasa khawatir teramat sangat, Siti ganti pakaiannya dengan cepat, ia pakai kaos, berlapis jaket dan celana panjang jeans. Ia langsung pesan gojek menuju ke tempat pemandian air panas Gunung Keramat yang dikatakan tadi.

'Ngeeeeng,' motor Kang Ojek melaju lancar di jalanan nanjak.

"Bisa lebih cepat nggak, Bang ?" ucap Siti sambil memegangi erat pundak si Bang Ojek.

"Ia sabar, Neng," jawabnya.

Sesampainya di depan pintu pemandian, Siti langsung berlari masuk ke dalam, tak lupa ia bayar tiket pada bapak-bapak berbaju serba hitam yang punya tatapan tajam itu. Sebelum melangkah masuk tiba-tiba si bapak petugas di loket itu memanggil, "whoii Mbak ! sini dulu deh ! sini !"

"Ada apa, Pak ?! saya buru-buru ini," ucap Siti berbalik sebentar kembali ke depan loket.

"Kamu kuliah di kampus swasta sini toh, Mbak ?" tanya pria itu seakan bisa membaca identitas seseorang hanya dengan sekali tatap.

"Iya, Pak, kenapa ?" tanya Siti.

"Selagi masih ada waktu, mending kamu pulang kampung sana ! pulang saja, kemasi semua barang, keburu telat," katanya menasehati.

"Telat apa ?" tanya Siti gak mudeng.

"Ada yang mengundang balak (bencana) di tempat ini, ulo topo wes murko (ular pertapa sudah murka)," ucapnya dengan mata melotot-melotot, mana nada bicaranya setengah berteriak begitu dengan suara serak.

Terpopuler

Comments

FiaNasa

FiaNasa

satu² nya yg paling berharga malah dikasihkan gratis to Yul yulll

2025-05-19

1

Isnaaja

Isnaaja

mungkin maksudnya ngerencanain buat kabur.

2025-04-19

3

Isnaaja

Isnaaja

ya karena zaman sekarang itu jilbab gak jadi jaminan akhlaknya bagus.bagi sebagian orang jilbab hanya fashion

2025-04-19

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pemandian Air Panas Gunung Keramat
2 Bab 2 Kerasukan
3 Bab 3 Bhre Rakha
4 Bab 4 Siti Palsu
5 Bab 5 Nafas Buatan
6 Bab 6 Gak Mau Dibonceng Naik Kuda
7 Bab 7 Terlalu Percaya Diri
8 Bab 8 Sendiko Dawuh, Suhu
9 Bab 9 Kenapa Siluman Ular itu Dikurung ?
10 Bab 10 Toilet Jin Dimana ?
11 Bab 11 Aku Memang Bajingan Yang Jatuh Cinta Padamu
12 Bab 12 Oh !! Di Dalam Ya ?
13 Bab 13 Ajian Pemikat
14 Bab 14 Buset ! Mie Cup Sekardus
15 Bab 15 Sang Pangeran Mati
16 Bab 16 Presiden BEM Klepek-Klepek
17 Bab 17 Diemut Aja
18 Bab 18 Aku Terpaksa Harus Memaksanya
19 Bab 19 Digabrut Makhluk Berbulu
20 Bab 20 Gue Mens ?
21 Bab 21 Nginthil Terus
22 Bab 22 Abang Masukin Tiap Hari !?
23 Bab 23 Ciuman Pertama Mekel
24 Bab 24 Pertarungan Sengit Saras VS Wira
25 Bab 25 Aura Hypernya Kuat Banget
26 Bab 26 Dikeluarkan Dari Kampus
27 Bab 27 Udah Nikah Tapi Gak Berasa Gitu
28 Bab 28 Yes Istriku Yes Aww
29 Bab 29 Bercint@ Dengan Tornado + Gempa 7 SR
30 Bab 30 Mana Janjimu, Bang ?
31 Bab 31 Tebak ! Siti Bisa Pulang Apa Enggak ?
32 Bab 32 Kembali ke Alam Manusia
33 Bab 33 Mual Muntah di Pagi Hari
34 Bab 34 Hamil Anak Jin
35 Bab 35 Tespek Positif
36 Bab 36 Nanas Dari Vano
37 Bab 37 Balapan Maut
38 Bab 38 Jejelin Kulit Nanas ke Mulutnya Vano
39 Bab 39 Saraswati Akan Membunuh Siti
40 Bab 40 Muncrat Sosisnya Kang Mas
41 Bab 41 Strategi Pintar Siti
42 Bab 42 Sekarang Buka Bajumu ! Akan Kumandikan Kau
43 Bab 43 Gara-Gara Ngintip
44 Bab 44 USG di Dokter Kandungan
45 Bab 45 Kenapa Tidak Bisa Berdiri, Kanda ?
46 Bab 46 Naik ke Gunung Keramat
47 Bab 47 Gue Mau Jadi Ayah Buat Bayi Lu
48 Bab 48 Ngidam Makan Ular
49 Bab 49 Mekel Aslinya Sudah Gak Tahan
50 Bab 50 Kisah Lahirnya Sang Antagonis
51 Bab 51 Kutukan Timun Gaib
52 Bab 52 Siap Jadi Bapaknya Jin
53 Bab 53 Diam-Diam Menyelinap Masuk Kamar
54 Bab 54 Temenin Adek Tinggal di Hutan
55 Bab 55 Pertemuan Dengan Pangeran Rakha Malam Ini
56 Bab 56 Berkat Kitab Ulat Sutra
57 Bab 57 Aib Siti Bocor ke Medsos
58 Bab 58 Dan Pangeran Rakha Bandel
59 Bab 59 Mama Macan VS Babi Hutan
60 Bab 60 Hubungan Patih Wira dan Saraswati Terbongkar
61 Bab 61 Bobot, Bibit dan Bebet
62 Bab 62 Tangis di Hari Raya
63 Bab 63 Melepas Kebaya Keraton
64 Bab 64 Babe Dimaki-Maki di Depan Rumah
65 Bab 65 Segelas Baygon di Meja Dapur
66 Bab 66 Nanti Gue Sharelok, tapi…
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1 Pemandian Air Panas Gunung Keramat
2
Bab 2 Kerasukan
3
Bab 3 Bhre Rakha
4
Bab 4 Siti Palsu
5
Bab 5 Nafas Buatan
6
Bab 6 Gak Mau Dibonceng Naik Kuda
7
Bab 7 Terlalu Percaya Diri
8
Bab 8 Sendiko Dawuh, Suhu
9
Bab 9 Kenapa Siluman Ular itu Dikurung ?
10
Bab 10 Toilet Jin Dimana ?
11
Bab 11 Aku Memang Bajingan Yang Jatuh Cinta Padamu
12
Bab 12 Oh !! Di Dalam Ya ?
13
Bab 13 Ajian Pemikat
14
Bab 14 Buset ! Mie Cup Sekardus
15
Bab 15 Sang Pangeran Mati
16
Bab 16 Presiden BEM Klepek-Klepek
17
Bab 17 Diemut Aja
18
Bab 18 Aku Terpaksa Harus Memaksanya
19
Bab 19 Digabrut Makhluk Berbulu
20
Bab 20 Gue Mens ?
21
Bab 21 Nginthil Terus
22
Bab 22 Abang Masukin Tiap Hari !?
23
Bab 23 Ciuman Pertama Mekel
24
Bab 24 Pertarungan Sengit Saras VS Wira
25
Bab 25 Aura Hypernya Kuat Banget
26
Bab 26 Dikeluarkan Dari Kampus
27
Bab 27 Udah Nikah Tapi Gak Berasa Gitu
28
Bab 28 Yes Istriku Yes Aww
29
Bab 29 Bercint@ Dengan Tornado + Gempa 7 SR
30
Bab 30 Mana Janjimu, Bang ?
31
Bab 31 Tebak ! Siti Bisa Pulang Apa Enggak ?
32
Bab 32 Kembali ke Alam Manusia
33
Bab 33 Mual Muntah di Pagi Hari
34
Bab 34 Hamil Anak Jin
35
Bab 35 Tespek Positif
36
Bab 36 Nanas Dari Vano
37
Bab 37 Balapan Maut
38
Bab 38 Jejelin Kulit Nanas ke Mulutnya Vano
39
Bab 39 Saraswati Akan Membunuh Siti
40
Bab 40 Muncrat Sosisnya Kang Mas
41
Bab 41 Strategi Pintar Siti
42
Bab 42 Sekarang Buka Bajumu ! Akan Kumandikan Kau
43
Bab 43 Gara-Gara Ngintip
44
Bab 44 USG di Dokter Kandungan
45
Bab 45 Kenapa Tidak Bisa Berdiri, Kanda ?
46
Bab 46 Naik ke Gunung Keramat
47
Bab 47 Gue Mau Jadi Ayah Buat Bayi Lu
48
Bab 48 Ngidam Makan Ular
49
Bab 49 Mekel Aslinya Sudah Gak Tahan
50
Bab 50 Kisah Lahirnya Sang Antagonis
51
Bab 51 Kutukan Timun Gaib
52
Bab 52 Siap Jadi Bapaknya Jin
53
Bab 53 Diam-Diam Menyelinap Masuk Kamar
54
Bab 54 Temenin Adek Tinggal di Hutan
55
Bab 55 Pertemuan Dengan Pangeran Rakha Malam Ini
56
Bab 56 Berkat Kitab Ulat Sutra
57
Bab 57 Aib Siti Bocor ke Medsos
58
Bab 58 Dan Pangeran Rakha Bandel
59
Bab 59 Mama Macan VS Babi Hutan
60
Bab 60 Hubungan Patih Wira dan Saraswati Terbongkar
61
Bab 61 Bobot, Bibit dan Bebet
62
Bab 62 Tangis di Hari Raya
63
Bab 63 Melepas Kebaya Keraton
64
Bab 64 Babe Dimaki-Maki di Depan Rumah
65
Bab 65 Segelas Baygon di Meja Dapur
66
Bab 66 Nanti Gue Sharelok, tapi…

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!