NovelToon NovelToon
Saya Alona

Saya Alona

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wisye Titiheru

Alona gadis introvert yang mulai merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya ketika bertemu dengan Vier pemuda tegas yang cuek di tempat tugasnya didaerah terpencil. Di daerah perbatasan Indonesia dan Kalimantan.
Apakah cinta seorang dokter spesialis penyakit dalam dengan seorang perwira angkatan darat yang tegas dan cuek bisa terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisye Titiheru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Janji Suci

Waktu tersisa sampai menuju pemberkatan nikah, digunakan Alona dan Vier untuk menyelesaikan yang urusan yang kecil - kecil. Pernikahan mereka, tidak mau melibatkan orangtua atau saudara dalam pembiayaan. Hanya mereka berdua saja.

Alona sudah mulai bekerja, Tuhan itu baik asrama tempat dia tinggal dan rumah sakit tempat dia bekerja tidak terlalu jauh jaraknya. Saat ini dia masih di antar oleh Vier dari rumah keluarganya di kebon jeruk. Alona satu tempat kerja di rumah sakit yang sama dengan Zaki, Soni dan Cila. Sedangkan dokter Iwan di kota kelahirannya di Bandung. Tetapi pernikahannya Alona dan Vier mereka berjanji untuk hadir bahkan seragam buat mereka juga ada.

Alona dan teman - temannya tidak tahu, bahwa Vier menfasilitasi ners Silas datang dari Kampung Sampan dan sekarang sedang berada di hotel yang bersebelahan dengan tempat pemberkatan maupun resepsi.

Tiga hari sebelum pernikahan mama dan papa Alona dari Bali sudah datang ke Jakarta. Alona sebagai anak tidak bisa menjemput mereka karena masih bekerja, Mayor Xavier Anthonio yang menyempatkan dirinya menjemput calon mertuanya. Langsung di bawa ke hotel bintang lima yang disiapkan.

"Dek, ngapain kamu undang orang asing itu?"

"Siapa usi?"

"Siapa lagi, mak tiri."

"Adek, kan mau papa ada dalam pernikahan ade. Ya kalau mak itu ikut diluar batas kemampuanku."

"Dia macam - macam, usi tampar dia."

"Berdoa semoga tidak ya."

"Heran deh papa masih betah aja."

"Namanya juga cinta."

"Usi sedih deh, kalau lihat papa, sudah umur tetapi masih saja kerja."

"Itu pilihan papa. Tiga hari lagi adek menikah, ade mohon maaf harus melangkahi usi. Harusnya usi sudah berkeluarga."

"Ini pilihanku. Usi harap kamu bisa lebih menghargai Alona, jangan seperti papa. Kamu ngak mau kan? Kisah masa lalu kamu terjadi pada anak - anakmu?"

"Tidak mau usi. Cukup di kita saja." Tiba - tiba di pintu rumah depan yang terbuka berdiri papa mereka yang hampir dua puluh tahun lebih tidak ada buat mereka. Sedari tadi beliau berdiri mendengar pembicaraan kedua anaknya yang tidak dia rawat.

"Maafkan papa. Papa bukan contoh yang baik." Saviera dan Xavier melihat papanya dengan sorot mata yang tidak berpindah. Ternyata papa mereka sudah tua, kurus seperti orang yang tidak terurus. Meskipun hati kecil mereka marah. Namun darah yang mengalir dalam tubuh mereka ada darah papa mereka. Air mata mereka jatuh membasahi pipi.

"Masuk pa, papa sendiri?"

"Iya papa sendiri tadi di antar sama tukang ojek."

"Sudah bayar ojeknya?"

"Sudah."

"Duduk pa." Melihat keadaan papa mereka kemarahan mereka hilang seketika. Malam ini Alona tinggal di hotel bersama mama dan papanya. Rencana besok akan ada pergembalaan sebelum pernikahan yang dilaksanakan malam hari. Saviera dan Vier makan malam bersama papa mereka, momen yang langkah. Selesai makan mereka bincang - bincang sebentar. Papanya menyerahkan uang lima juta kepada Vier.

"Maafkan papa, hanya ini yang bisa papa berikan buat kamu."

"Papa ada bersama saya dan usi saja sudah suatu kebahagiaan, ini papa simpan. Kehadiran papa yang adek mau. Terima kasih papa."

Vier masih bercerita dengan papanya. Sedangkan Saviera sedang membersihkan kamar yang akan digunakan untuk papanya. Dia membuka tas papanya, ketika di lihat isi dalam tas itu, air matanya tumpah lagi. Saviera mengutuk mama tirinya. Dia ke kamar Vier di ambil salah satu baju tidur dan dalaman yang bersih buat papanya. Untung perlengkapan mandi yang dia belikan buat Alona tidak dipakai akhirnya, dia atur di kamar mandi yang akan papanya gunakan.

"Besok pagi, adek kamu harus belikan baju, dalaman, sepatu, sandal buat papa."

"Iya akan adek belikan. Kenapa?"

"Baju papa semua robek, gila amat tuh wanita tiri."

"Usi, sabar."

"Jangan ijinkan papa kembali. Kurang ajar sekali." Charles Andreas, papa vier dan saviera mendengar pembicaraan kedua anaknya. Sebagai pensiunan Badan Usaha Milik Negara di bidang perminyakan, setidaknya dia bisa hidup layak. Namun semenjak pensiun, istrinya tidak menghargai dia. Dia bertahan hanya untuk dua anaknya dari istri keduanya ini.

Malam ini, Charles sangat nyaman tidurnya apalagi mengunakan baju tidur anaknya. Pagi - pagi, Saviera sudah menyiapkan sarapan buat papa dan adeknya.

"Papa, usi mau kerja. Papa ikut adek. Jangan melawan ya. Besok papa harus tampil menawan diacara adek. " Papanya hanya menangis, Vier dan kakaknya langsung memeluk sosok ini, yang sangat mereka butuhkan waktu masih kecil, namun tidak dirasakan.

"Jangan nangis papa."

"Iya, papa ikut usi dan adek saja."

Acara yang dinantikan tiba. Pukul sepuluh pagi akan ada acara pemberkatan nikah kudus di gereja. Jas berwarna putih sangat gagah dibadan Perwira angkatan darat ini. Dia sudah berada di altar menanti sang mempelai wanita yang diantar oleh papanya. Pintu gereja terbuka dari kejauhan datang sosok perempuan yang membuat hati Vier menari - nari tak hentinya, untuk bisa memilikinya sepenuh hati. Baju putih bersih, simpel namun terlihat elegan sangat cocok dipilih oleh dokter Alona Timothy, Di iringi lagu pengantin rohani, tangan Alona disambut oleh Vier mereka duduk di kursi pelamin di depan altar kudus.

Tiba pada janji suci pernikahan, diucapkan Vier dengan lantang dan tegas penuh keyakinan bahwa dia akan menjadikan Alona Timothy ini menjadi istrinya dalam duka maupun suka, dan berjanji mencintainya sampai maut memisahkan mereka. Janji yang sama juga diucapkan oleh Alona. Dan pendeta pun memberkati mereka dalam nikah kudus. Cincin pernikahan yang disiapkan oleh Vier adalah satu dari banyak kejutan yang akan Alona terima. Air mata kebahagian terlihat dimata kedua mempelai. Pendeta memberikan kesempatan mereka Cium kudus.

Vier langsung memeluk Alona dan menempelkan bibirnya di bibir istrinya dengan mesra. Semua yang hadir memberi tepuk tangan. Selesai pemberkatan nikah, mereka juga nikah catatan sipil. Serangkaian acara digereja di akhiri dengan mereka melepaskan balon berwarna hijau pastel ke udara disertai dengan ciuman mesra dan mendalam.

"I love you istriku."

"Love you more suamiku."

Vier memeluk istrinya dan masuk ke mobil pengantin yang akan menuju ke hotel dimana akan diadakan resepsi. Semua keluarga Vier dan Alona menginap dihotel tersebut.

Alona dan Vier masuk kedalam kamar pengantin. Alona mau membersihkan dirinya karena jam empat sore dia sudah harus siap lagi dengan baju yang berbeda untuk acara resepsi pada pukul tujuh malam di hotel ini juga. Tampak Alona kesulitan membuka baju pengantinnya. Vier menghampiri mendekati istrinya. Dan berbisik ditelinga istrinya.

"Sudah tidak ada alasan kamu menolak sentuhanku."

"Mas, adek yakin mas tidak mungkin membiarkan adek jalan pincang kan?" Vier tertawa dan langsung mencium istri manja ini.

"Kamu kok, yakin baget mas ngak berbuat seperti itu?"

"Ade perna merasakan bagaimana mas membombardir adek pada saat itu."

"Jujur, kamu menikmati sentuhan mas pada waktu itukan?" Muka Alona langsung merah.

Vier tidak meminta jatah biologisnya pada saat ini. Karena dia mau penampilan istrinya harus sempurna pada malam resepsi mereka.

1
Tuxedo Mask
Gemes banget 😍
Ceisye: terima kasih 🙏🙏🙏
total 2 replies
Elysia
Gak bisa berhenti baca
Ceisye: 😊😊😊 terima kasih
total 2 replies
Devan Wijaya
Bikin galau.
Ceisye: terima kasih sudah membaca semoga bab selanjutnya juga suka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!