Hidup Keyna berubah setelah bertemu dengan Faren, seroang duda kaya raya berusia tiga pulih tahun yang berminat untuk mempersuntingnya. Namun karena sang ibu tidak memberikan restu soal hubungannya tersebut membuat Faren melakukan segala cara agar tetap bisa memiliki gadis yang berhasil membuat hatinya terpikat itu. Lalu langkah apa yang mereka ambil agar tetap bersatu sampai rela menipu keluarganya sendiri agar tetap bisa bersama, jangan lewatkan setiap episode yang penuh dengan kejutan dari Keyna dan Faren.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inirindu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MY MINE
Sore harinya begitu bangun ternyata aku lupa mengisi daya ponselku, sembari mandi dan bersiap untuk ku supermarket ku isi daya lebih dahulu. Setelah selesai akupun hendak pergi ke supermarket, tiba-tiba bel pintu berbunyi aku segera menghampiri untuk melihat siapa yang datang. Saat ku buka ternyata adalah Talita
"Talita.... "
"Hay Key... "
"Masuk masuk"
ku persilahkan Talita duduk di sofa dan kami mulai mengobrol, sebelumnya ku ambilkan air mineral botol
"Thanks Key"
"Ada apa? "
"Ini... "
"Apa ini? "
"ID card baru kamu"
"Oh makasih loh, kamu bawa sekalian tadi"
"Iya aku di titipin sama pak Mitra, kebetulan kita kan juga satu apartemen"
"Iya juga sih"
"Btw kamu udah rapi mau kemana? "
"Supermarket, sejak datang aku belum sempat belanja kebutuhan sehari-hari"
"Oh kebetulan aku juga berencana mau belanja, gimana kalau kita bareng? "
"Boleh"
"Kalau gitu aku titip laptop disini ya, nanti pas balik aku ambil"
"Okay"
Aku senang karena ada Talita menemaniku berbelanja,setelah mengunci pintu kamipun bergegas menuju basement untuk mengambil mobil Talita. Kami pergi ke salah satu supermarket di dekat apartemen, sembari menikmati beberapa makanan ringan yang kami beli di stand-stand yang ada di pusat perbelanjaan ini.
Setelah kurang lebih satu jam kamipun pulang,dengan belanjaan yang lumayan banyak akhirnya aku sedikit kesusahan untuk membawanya ke unit. Untung saja Talita segan membantu karena belanjaannya yang tak begitu banyak, setibanya di dekat unit aku begitu terkejut melihat tuan Faren berdiri di samping pintu apartemen ku
"Loh Key, bukannya itu tuan Faren? " tanya Talita
"Iya Ta"
"Ngapain dia kemari? "
Aku tak menjawab pertanyaan Talita karena tuan Faren telah menyadari kehadiran kami dan menatap ku dengan raut wajah dingin
"Tuan Faren... " sapa Talita
"Hmm" jawabnya
"untuk apa tuan Faren kemari? " tanya Talita lagi
"Menemui nona Keyna"
"Apa ada urusan kerja yang urgent sampai tuan repot-repot menghampiri Keyna kemari? "
"Emb Ta aku buka pintu dulu ya"
"Okay"
Setelah ku buka pintu ku pinta Talita masuk lebih dulu, saat ia telah di dalam aku tarik tangan tuan Faren agak menjauh dari pintu
"Tuan, kenapa tuan kemari tanpa bilang lebih dulu? "
"Saya kemari karena telfon dan pesan saya tidak kamu jawab, saya fikir kamu marah sama saya"
"Astaga, saya lupa ponselnya sedang saya isi daya dan tinggalkan di kamar"
"Kamu buat saya khawatir Keyna" ucap tuan Faren sembari menautkan tangannya di pipiku
"Key..... " panggil Talita tiba-tiba
Sontak ku tapis tangan tuan Faren dari wajahku
"I iya Ta"
"Kalian gak mau masuk? "
"Oh iya... tuan Faren mau masuk dulu? "
"Lain kali saya akan mampir lagi, sepertinya sekarang waktunya tidak tepat. Selamat beristirahat nona Keyna" ucap tuan Faren sebelum pergi
Ku lihat ia berjalan menuju lift hingga tak nampak punggungnya lagi, aku menghela nafas dan berniat masuk ke dalam unit. Tatapan Talita padaku membuatku agak canggung
"Embb Ta... "
"Ya kenapa Key? "
"Jangan salah paham ya"
"Ouh enggak, enggak sama sekali. santai aja lagi kayak sama siapa aja"
"Bukannya gitu nanti kamu pikir aku ada apa-apa sama tuan Faren"
"Kalaupun ada apa-apa memangnya kenapa?"
"Aku gak enak aja di kira ada hubungan lebih antara karyawan dan klien"
"Astaga Key santai, lagipula itu bukan masalah selama tidak mempengaruhi omset perusahaan"
"Ta... "
"Kenapa? "
"Enggak deh, kamu mau langsung balik? "
"Iya nih capek banget aku pengen cepet mandi lalu rebahan"
"Oke deh"
"Main gitu ke unit aku, cuma beda lantai aja kan"
"Iya, kapan-kapan aku main deh"
"Bener ya? "
"Iya"
"Oke deh aku tunggu, kalau gitu aku balik dulu yaya"
"Ita tiati"
"Apasih Key cuma naik satu lantai aja kok"
Aku tersenyum menatap Talita yang pergi ke arah lift, setelah pergi kondisi apartemen terasa sepi. Selama ini kan aku tinggal bersama ibu dan Ayu jadi sendiri begini rasanya terlalu sunyi.
*
Keesokan harinya saat aku hendak berangkat ke kantor, tak sengaja bertemu Talita di lift
"Key"
"Hay"
"Bareng aja yuk, kamu masih pakai ojek online kan?"
"Iya nih"
"Yaudah bareng aja yuk naik mobil aku, lagian kamu tuh buruan deh lulus simnya biar cepet dapet mobil inventaris kantor"
"Aku gak begitu suka naik mobil Ta, macet"
"Iya sih, tapi masak manager marketing naik ojek sih Key"
Kamipun tertawa, sesampainya di basement Talita segera tancap gas menuju kantor. Hari ini aku akan mengadakan rapat oleh para kepala tim marketing, pak Mitra memintaku untuk mengirim dua tim ke Semarang guna membantu tim cabang. Sebelum memulai rapat aku meminta dokumen pada pak Mitra perihal rowndown acara di sana
"Permisi pak"
"Eh masuk Key, duduk"
"Pak untuk tim yang akan di kirim ke Semarang cukup dua saja? "
"Iya Key, oh ya apa kamu mau sekalian ikut? "
"Memangnya bisa pak? lalu pekerjaan disini? "
"Sudah nanti Talita bantu handel"
"Serius boleh pak? "
"Iya, sekalian kamu arahkan sistem kerja disana. Kamu kan mantan karyawan cabang sana jadi sepertinya lebih mudah saja mengatur kedua tim itu"
"Baik Pak kalau memang itu saran dari pak Mitra akan saya laksanakan"
"Jangan lupa kunjungi keluarga di rumah Key"
"Pak, terimakasih banyak. Pak Mitra sungguh perhatian kepada semua karyawan"
"Sama-sama Key, oh ya perihal belajar mengemudi mu bagaimana? apa sudah lancar? "
"Sudah pak, tinggal tunggu SIM turun saja"
"Baiklah sekembali dari Semarang saya akan serahkan mobil inventaris kantor"
"Tidak perlu terburu-buru pak"
"Tidak, itu adalah hak kamu"
"Baik pak, kalau begitu saya permisi untuk memimpin rapat"
"Okey Key"
Aku turun menuju lantai tiga menuju ruangan rapat, seluruh kepala tim sudah berada disana menungguku. Berkas yang di berikan Talita juga sudah ada di tangan
"Selamat pagi semua"
"Pagi mbak Keyna"
"Baik,sebelum memulai rapat hari ini kita berdoa terlebih dahulu"
Setelah berdoa aku memulai rapat, semua soal event di Semarang sudah ku bahas. Saat penutupan rapat seorang OB bernama Heri datang menemuiku
"Permisi mbak Keyna"
"Iya Her ada apa? "
"Ini ada kiriman untuk mbak Keyna"
Aku melihat bucket bunga mawar di tangan Heri, dengan sebuah tottebag yang entah apa isinya
"Ini untuk saya? "
"Iya mbak"
"Dari siapa? "
"Saya kurang tahu mbak, tadi security hanya meminta saya mengirim ini ke ruangan mbak Keyna. Tapi saat disana mbak katanya disini"
"Oh makasih ya Her"
Aku menerima kiriman itu, semua kepala tim menatapku dengan senyuman. Beberapa mengedipkan mata menggoda, Rizki lebih dulu memancing yang lainnya untuk mulai kepo
"Wah mbak Keyna sepertinya punya penggemar rahasia nih" ucap Rizki
"Siapa tuh" sahut lainnya
"Apasih kalian, udah rapat kita tutup. Kalian bisa kembali ke ruangan masing-masing"
"Baik mbak"
Semua orang berlalu keluar tingga Rizki yang berjalan menuju pintu
"Hmm aromanya wangi banget, aroma-aroma orang jatuh cinta"
"Rizki"
Dia pun berlalu pergi dengan senyum nakalnya, aku hanya bisa terheran-heran menatap kelakuan mereka yang membuatku merasa nyaman di kantor ini.
...RIZKI...