PERAN PENGGANTI
Hay kenalkan aku Keyna Eliza Alataz, perempuan berusia dua puluh tiga tahun.
Aku bekerja sebagai marketing di sebuah perusahaan properti,meski pendidikan tidak terlalu tinggi namun skill dan wawasan ku tak kalah luas dari para sarjana, terlebih lagi aku ahli di bagian IT dan pemasaran media sosial. Maka tak heran jika bisa bekerja di perusahaan bergengsi karena keahlian tersebut dan atas referensi dari teman guruku di sekolah.
Aku bekerja banting tulang untuk membantu menghidupi Ayu karena kami adalah dua saudara yang besar di bawah asuhan ibu. Setiap hari aku menempuh perjalanan ke kantor tiga puluh menit,yang mana jarak dari rumah kurang lebih lima kilometer. Aku tinggal bersama ibu dan adikku Ayu yang berusia tujuh belas tahun, dua saudara yang hidup bersama ibu tanpa ayah di samping kami bertiga. Aku memutuskan bekerja sejak lulus SMA, membantu ibu yang membiayai kehidupan kami bertiga karena tak tega melihat ibu harus bekerja keras seorang diri sejak aku masih duduk di bangku sekolah dasar, ibuku berjualan di kantin sebuah sekolahan dekat rumah untuk menghidupi kami dan membayar sewa rumah.
Ayah meninggalkan kami sejak aku baru berusia sepuluh tahun saat itu, meski begitu aku bisa menyekolahkan Ayu dengan hasil gajiku yang lumayan di atas UMR karena bonus kinerja ku. Hal tersebut membuat sanak keluarga dari ibu merasa iri karena aku dan Ayu di cap sebagai anak yang tidak pantas memiliki masa depan sebab orang tua kami yang lebih miskin di banding saudara-saudara ibu yang lain.
Setiap hari seperti biasa, setelah membantu ibu men stock barang-barang kantin aku segera berangkat ke kantor, setiap hari aku pergi bekerja dengan memakai ojek online.
Dengan merogoh kocek sekitar lima puluh ribu untuk pulang pergi,cukup murah karena aku sudah memiliki ojek langganan yaitu Dimas tetanggaku yang sekaligus bekerja di satu daerah yang sama,kenapa aku tidak memilih untuk memakai motor? karena beberapa waktu lalu aku sempat membeli motor second yang ku berikan pada ibu agar tak perlu capek mengayuh sepeda untuk belanja dagangan ke pasar. Apalagi kalau harus melihat Ayu menunggu angkot di pinggir jalan saat pulang les, jika motor ibu yang bawa maka bisa di pakai untuk menjemputnya.
*
Hari ini perusahaan tempatku bekerja ikut acara sebuah pameran bergengsi, beberapa staf marketing di suruh untuk standby di meja pameran. Namun aku di larang ikut oleh atasanku yaitu pak Mitra karena hari ini akan ada tamu yang datang untuk bernegosiasi
dengannya soal pembelian dalam jumlah banyak, aku hanya mengikuti apa kata pak Mitra meski beberapa teman marketing ku merasa keberatan. Karena setiap ada pameran aku adalah karyawan paling banyak melakukan penjualan, meski begitu aku selalu membagi setiap penjualan yang ku dapatkan pada para marketing lain yang penjualannya belum memenuhi target.
Sebelum klien datang pak Mitra memintaku untuk mengecek ruang meeting, segala sesuatu harus ready begitu klien besar kami datang. Seluruh tim marketing sudah terjun ke pameran dan lapangan,setelah semua siap pak Mitra mendapat kabar dari security di lantai satu bahwa tamu yang ia tunggu sudah datang. Aku di minta bersiap untuk menyambutnya di ruang meeting karena sekretaris pak Mitra yaitu Eva akan menemaninya ke bawah.
Ku dengar derap langkah kaki menuju ke arahku,sudah pasti itu adalah pak Mitra dan klien kami. Nampak tiga orang laki-laki selain pak Mitra berdiri di hadapanku, dengan sambutan yang ramah aku mempersilahkan mereka masuk
"Silahkan duduk tuan"
"Terimakasih" jawab salah satu dari mereka
Kami duduk di kursi masing-masing, pak Mitra memperkenalkan kami pada klien tersebut.
"Baik perkenalkan tuan saya Mitra pemilik Mitra Properti"
"Faren, ini sekretaris saya Dito dan asisten pribadi saya Rian"
"Baik kalau begitu kami langsung saja mempresentasikan barang yang akan tuan Faren ambil kelebihan dan juga kekurangan barang tersebut, pada Keyna saya persilahkan"
Aku beranjak dari tempat duduk sementara Eva mengatur monitor, dengan lugas dan lancar aku memperkenalkan barang itu. Aku tidak gugup karena aku tahu betul barang yang ku jual ini adalah makananku sehari-hari, mata elang tuan Faren tak luput sedetikpun dariku. Meski merasa canggung aku harus tetap profesional menanggapi ekspresi berbagai klien sepertinya.
Begitu selesai mempresentasikan aku segera kembali ke tempat duduk, pak Mitra dan tuan Faren nampaknya sedang bernegosiasi. Begitu kesepakatan selesai aku pamit untuk keluar karena tugasku sudah selesai,jantungku sedari tadi berdegup kencang karena mata tajam itu tak ada hentinya menatapku berulang kali.
Aku kembali ke ruangan dan mengambil beberapa dokumen dan tas ku untuk bersiap menuju pusat pameran, karena merasa tidak ada pekerjaan lagi sepertinya ini adalah peluang yang bagus untuk mendapatkan bonus. Saat aku hendak turun ke lantai bawah dan menunggu ojek online di halaman kantor seketika itu aku berpapasan dengan tuan Faren dan stafnya.
"Nona Keyna... " sapanya padaku
"Aku menoleh ke belakang dan mendapati tiga orang laki-laki itu berdiri di sana"
"Tuan Faren.. sudah selesai? "
"Ya, kamu mau kemana? pulang?"
"Tidak tuan, saya mau ke mall anjasmara"
"Shopping? "
"Bukan, tim marketing kami sedang melakukan promosi disana"
"Ouh, sendiri saja? "
"Iya tuan"
"Kebetulan kita searah, bagaimana kalau kamu sekalian ikut mobil saya"
"Oh tidak perlu repot-repot tuan saya naik ojek saja"
"Tidak apa, lagipula pukul segini pasti jalanan macet"
"Saya pakai ojek tuan, jadi bisa menerobos kemacetan"
"Namun pastinya panas bukan? "
"Itu sudah makanan saya sehari-hari tuan"
"Sudah ikut saja di mobil saya"
"Sekali lagi terimakasih atas tawaran tuan Faren, lagipula ojek saya sudah hampir sampai"
Dan benar saja ojek yang ku pesan sudah memasuki halaman kantor dan berhenti tepat di depan kami
"Maaf tuan kalau begitu saya duluan, mari... "
Laki-laki itu hanya tersenyum dingin, ia menatapku yang berlalu pergi dengan ojek dan kepanasan ini. Jantungku berdegup tak beraturan setiap kali Faren menatapku seperti tadi, meski ini bukan baru pertama kalinya klien menatapku seperti dia karena aku tahu persis wajah-wajah laki-laki yang sengaja menggoda perempuan padahal ia sudah beristri. Aku tak mau ambil pusing karena ini adalah pertama dan terakhirnya aku bertemu dengan tuan Faren, semoga saja ia puas dengan presentasi yang ku lakukan tadi sehingga bisa memikatnya untuk membeli beberapa produk dengan jumlah yang banyak. Dengan begitu aku bisa membantu teman-teman yang lain untuk memenuhi target mereka yang belum tertutup di pertengahan bulan ini, meski setiap bulan aku tidak harus berlari mengejar target seperti yang lainnya namun aku tahu betul bagaimana rasanya jika tim marketing seperti kami tidak bisa memenuhi target. Pasti akan dapat komplain dari para pemegang saham dan terutama pak Mitra yang akan memotong bonus kami secara tidak wajar.
...KEYNA ELIZA ALATAZ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
anggita
visualisasi tokoh keyna... 👍👌
2024-07-22
0