NovelToon NovelToon
Papa, Mama Jadi Hantu 2

Papa, Mama Jadi Hantu 2

Status: sedang berlangsung
Genre:spiritual / rumahhantu / matabatin / Iblis / Dunia Lain / Keluarga
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: 3112

Kehidupan yang kualami semenjak kecelakaan itu sungguh berat. Aku mesti sendirian menghadapi hidup. Hingga harta kekayaanku habis. Semua kulakukan untuk penyembuhan, pengobatan, dan lain sebagainya demi keseharianku yang sudah enggan di lakukan. Bahkan orang mengira kalau aku kena depresi. Sehingga tak bahagia. Dan yang kulakukan hanya merenung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 3112, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 26

“Ayo jualan lagi.“

Ogah sekali aku. Lagian makanan juga sudah di kasih anakku. Mau apa lagi. Tinggal menikmati hidup, supaya tidak terkesan bahwa kehidupan ini sangat menyebalkan. Apalagi aku kini sudah kehilangan segalanya. Akan tetapi semua itu memang sudah menjadi jalan tersendiri. Dimana akan ada kisah yang mengiringnya. Dimana pada tiap kehidupan pasti ada yang tertoreh. Dan setiap ada kemerosotan, selalu ada jalan untuk mampu membangkitkan lagi gairah hidupnya itu. Tinggal kita mampu membawa diri atau tidak. Mampu menghayati kehidupan itu atau tidak. Yang semua berakar dari suatu pemikiran yang bisa saja terus dihantui oleh suatu peristiwa yang sangat membekas akibat berbagai tragedy yang menimpa. Namun demikian, semua itu mesti di jalani dengan tabah. Sehingga bahkan suatu penyembuhan itu akan berjalan dengan sendirinya tanpa ada yang membantu terlaksananya suatu hal tadi. Itulah makanya hari ini inginnya tiduran terus, dan melewatkan hari ini begitu saja. Tapi Perempuan penuh semangat itu sudah membuat keadaan sedikit berubah.

Josephine tetap menyuruhku jualan. Katanya kalau nggak kerja nggak bakalan makan.

‘Ya kan makanan sudah di kasih anakku.’

Akhirnya aku beranjak. Tentunya dengan ogah-ogahan. Seperti biasa hanya main pemukul. Dengan kenong yang lumayan membantu kalau untuk memanggil pelanggan. Dengan begitu kita bakalan bisa mengundang tanpa perlu capek-capek berkoar. Namun sekali waktu juga perlu dengan kata-kata. Supaya pada tahu apa yang di jajakan. Sebab jika menggunakan alat itu, sudah banyak. Walau tak selalu memastikan dengan alat demikian menunjukkan apa yang di jual. Karena alat tersebut bagian dari gamelan, atau alat musik tradisional yang tujuannya untuk mengiringi para sinden dan nyanyian. Hanya untuk membantu membunyikan bunyian saja. Sebelum itu juga ada penjual es cream yang menggunakan alat tembaga tadi. Makanya di sebut es tung-tung. Sebab bunyi alat itu memang demikian. Dan Tunggal. Beda dengan es dari Perusahaan itu, misalnya. Yang selalu membunyikan dengan suara khas, satu lagu, instrument yang membuat jadi terngiang. Bila penjual itu lewat dengan bunyian music tadi sudah langsung tahu, kalau yang menjual adalah es dari suatu Perusahaan tersebut. Sementara jika menjual cilok tidak selalu dengan alat tersebut. Terkadang menggunakan terompet yang di pencet. Atau menggunakan kentongan kecil. Semua itu tujuannya sama, untuk mengundang pembeli, tapi karena bukan dari suatu Perusahaan besar yang mendanai, malahan sekedar pribadi yang menjual, hingga membuat semua itu berbeda-beda.

Tung!

Malahan si Josephine yang memukul. Akhirnya ku rebut. Dia kan bagian teriak. Tidak ada pembagian kinerja dong nanti. Masa mesti teriak-teriak semua. Nantinya kan bakalan membingungkan. Mengingat suaraku sedikit tidak keras. Bahkan cenderung menggumam. Nanti malahan hanya aku sendiri yang mampu mendengar.

Di suatu simpang jalan, ada yang beli. Walau tidak harus di simpang tersebut sih. Namun sepanjang perjalanan selalu ada yang menghentikan kami untuk sekedar menikmati rasa makanan yang nikmat ini. Tapi kali ini Tengah di simpang jalan. Pada suatu tempat ramai, yang biasanya banyak kendaraan dan lalu Lalang orang. Walau kali ini tak demikian, bahkan cenderung sepi. Makanya bisa memarkir gerobak di tempat tersebut tanpa mengganggu pengguna jalan lain. Mungkin beda keadaan bila senja telah datang, atau justru pagi-pagi sekali Dimana banyak orang Tengah sibuk untuk menuju lokasi kerja atau ke sekolah buat anak-anak kecil yang saling memenuhi jalan.

“Ini om, yang gede.“

“Sama saja,“ ujarku.

1
cahaya3112
yuk 👍
cahaya3112
mari 👍👍
Andrias CPC
yuk 👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!