NovelToon NovelToon
Pendekar Sakti Thung Seng

Pendekar Sakti Thung Seng

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / kelahiran kembali menjadi kuat / Dunia Lain / Dendam Kesumat / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: Pencari keabadian

Thung Seng seorang jenius beladiri yang juga memiliki seorang istri yang cantik jelita, dimana hal tersebut memancing iri dan dengki dari kakak seperguruannya sendiri.

Dengan memanfaatkan kekuasaannya sebagai seorang Raja dan melakukan kolaborasi dengan orang kepercayaannya Thung Seng, maka kakak seperguruan Thung Seng berhasil menangkap bahkan menghancurkan ilmu kungfu yang dimiliki oleh Thung Seng.

Sanggupkah Thung Seng yang kehilangan ingatan dan kehilangan kungfunya melakukan balas dendam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pencari keabadian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26.Hutan Terlarang.

“Thung Seng, setelah Kita sampai di gunung Muroq, maka saat itu pula Kita akan berpisah.”

“Oh Aku akan sangat kehilangan diriMu bila Kau pergi.Kau sudah Kuanggap sebagai teman paling baik, bahkan seperti saudara,”ucap Thung Seng dengan sedih.

“Perjanjiannya Aku hanya mengantarMu ke negeri Yinhwiejh dan gunung Muroq. Kalau hitungan sebagai teman tentu harus ada kerjasama yang saling menguntungkan, jangan hanya karena merasa teman kemudian merugikan yang lain. Begini saja, bukankah Kau punya botol-botol pil, berikan Aku beberapa botol yang Aku mau, sebagai gantinya Aku akan mengantarMu kembali ke negeri Ming.”

“Botol-botol pil…apakah Kau mengetahui khasiat dan kegunaan dari pil-pil ini?”tanya Thung Seng sambil mengeluarkan botol-botol pil dari cincin penyimpanannya.

“Terus terang Aku tidak tahu, tapi bau harum dari botol pil yang memakai tutup biru itu sangat mengusik hidungKu dan Kita akan tahu kegunaannya setelah Aku coba. Kau memiliki enam botol pil bertutup biru, berikan Aku tiga botol,bagaimana?”

“Tidak menjadi masalah,”ucap Thung Seng sambil memberikan tiga botol kepada burung besar.

Burung besar menelan satu pil, tapi karena tidak merasakan efek apapun maka burung besar segera menghabiskan seluruh isi dari tiga botol pil miliknya.

“Bagaimana efeknya?”tanya Thung Seng dengan rasa penasaran.

“Aku belum merasakan apapun, mungkin sebentar lagi.”

“Oh iya burung besar, bagaimana kalau Aku memberiMu nama sebagai Bangau Sakti?”

“Jangan. Kau harus tahu dahulu mendiang ayah dan ibuKu sering ribut mulut karena ayahKu mengganggap Aku lebih mirip sebagai ayahku dengan sayap dan buntut mirip phoenix sedangkan ibuKu mengganggap Aku lebih mirip dirinya karena kaki dan leherKu yang panjang.”

“Oh begitu, bagaimana kalau Burung Sakti?”

“Lebih baik tunda dulu perihal pemberian nama untukKu, karena Aku sudah merasakan efek dari pil yang tadi Kumakan.”

“Oya, katakan apa efeknya?”tanya Thung Seng dengan antusias.

“Hmm baiklah karena Kau ingin tahu, efeknya membuat diriKu ngantuk, sepertinya Aku akan tertidur selama tiga hari. Kau latihlah dengan tekun jurus bangau dan jaga diriMu baik-baik selagi Aku tidur.”

Tiga hari pun berlalu dengan cepat, di pinggir danau terlihat Thung Seng yang sedang memainkan sebuah jurus bangau dengan indah dan luwes, kemudian berganti dengan jurus cakar naga dan terakhir ditutup dengan jurus phoenix.

“Sudah tiga hari berlalu, burung besar masih saja tidur, lebih baik Aku keluar dulu sementara dari tempat ini.”

Thung Seng melangkahkan kakinya dan berjalan meninggalkan burung besar, setelah satu jam berjalan ternyata Thung Seng balik lagi ke tempat semula.

“Aneh rasanya Aku tadi sudah berjalan jauh, kenapa kembali lagi ke sini? Coba kuambil jalan yang berbeda.”

Kembali Thung Seng berjalan meninggalkan danau.

Sekitar empat puluh lima menit kepergian Thung Seng, seorang Kakek berjalan mendekati danau dan melihat keadaan danau dengan emosi yang meluap-luap.

“Kurang ajar, siapa yang berani membunuh hewan kesayanganKu?”

Kepala Kakek tua menengok ke kiri dan ke kanan.

“Sial, ada yang memanggang dan memakan buaya milikKu. Eh kenapa ada gundukan tanah besar di sana? Puluhan tahun Aku tinggal di sini, tidak pernah sebelumnya melihat ada gundukan tanah besar.”

Kakek tua itu mendekati tempat di mana burung besar tertidur.

“Keluar Kau penyusup!”teriak Kakek tua seraya memukul ke arah burung besar.

“Duar!”bunyi pukulan yang mengenai tubuh burung besar.

Gundukan tanah tetap tidak bergeming walaupun terkena pukulan dari Kakek tua.

“Penyusup jangan kira Kau bisa berlindung di balik gundukan tanah!”seru Kakek tua seraya mencabut pedangnya.

“Berhenti!”teriak Thung Seng yang baru saja kembali lagi.

“Huh Aku tidak tahu apa isi dari gundukan tanah ini, yang pasti Kau tidak dapat menghalangiKu!”seru Kakek tua sambil menghujamkan pedangnya ke arah burung besar.

“Tidak!”teriak Thung Seng dengan khawatir.

Pedang yang dihunjamkan menancap pada gundukan tanah, darah mengalir keluar dari dalam gundukan tanah.

“Siapa yang berani melukaiKu!”teriak burung besar dan seketika terasa aura membunuh yang sangat kental.

“Aura dan tekanan ini, mus…mustahil!”seru Kakek tua dengan ketakutan.

Sayap burung besar terbuka secara cepat dan menghantam Kakek tua, membuatnya terpental masuk ke dalam danau.

Pedang Kakek tua tersebut masih menancap di sayap burung besar.

“Burung besar syukurlah Kau tidak kenapa-napa,”ucap Thung Seng sambil berlari ke arah burung besar.

“Klotak!”pedang milik Kakek tua jatuh ke tanah.

Burung besar segera terbang ke atas danau dan melihat ke bawah.

“Masih belum juga keluar?!”

Air di danau mendadak berpusar dan dengan segera muncul seekor naga yang seluruh tubuhnya berasal dari air danau.

Burung besar menghindari terjangan naga yang melejit dari bawahnya.

“Hahaha Kalian berdua akan mati hari ini dan roh Kalian berdua akan Aku pergunakan untuk memperkuat naga air ini.”

“Huh sepertinya Kau banyak membunuh orang demi naga air ciptaanMu!”seru burung besar.

“Betul, hahaha selama lima puluh tahun Aku mengambil jiwa-jiwa dari orang-orang yang tersesat di hutan terlarang ini, mereka yang masuk ke hutan terlarang, tidak ada satu pun yang bisa keluar karena Aku telah memasang formasi gaib di hutan ini,”ucap Kakek tua yang berada di dalam kepala naga air.

“Kau memang sesat, terimalah seranganKu.”

Sebuah terjangan dari burung besar menyebabkan satu tangan naga air putus, tapi dalam waktu tidak terlalu lama tumbuh kembali.

“Hmm sepertinya sumber kekuatan berasal dari dasar danau, mungkin Aku bisa menemukan sumber kekuatannya sekaligus menghancurkannya,”pikir Thung Seng yang kemudian terjun ke dasar danau.

Sesampai di dasar danau Thung Seng menengok ke kiri dan ke kanan, tiba-tiba saja tulang-tulang tengkorak yang berserakkan di dasar danau bergerak dan membentuk pasukan tengkorak.

Pasukan tengkorak tersebut dengan bersenjatakan pedang maju menerjang ke arah Thung Seng.

Dengan tinjunya Thung Seng memukul para pasukan tengkorak, tapi tulang-tulang mereka yang berserakkan setelah terpukul oleh Thung Seng bisa menyatu kembali.

“Mmm sepertinya Aku harus menghancurkan tulang-tulang mereka,”pikir Thung Seng.

Thung Seng menangkap satu tengkorak hidup kemudian dengan cepat menghancurkan kepalanya dan berenang agak menjauh.

Terlihat tengkorak tersebut yang bergerak tanpa kepala.

“Benar dugaanKu, setelah tulang dihancurkan mereka tidak dapat menyatu kembali.”

Thung Seng segera menyerang kembali kumpulan tengkorak dan kali ini menyerang dengan penuh semangat.

Memukul sebuah tengkorak hidup dan ketika tulangnya tercerai berai akibat kerasnya pukulan Thung Seng, dengan cepat menginjak-injak tulang-tulang tersebut menjadi hancur.

Di angkasa, burung raksasa sudah dibelit oleh naga air.

“Hahaha, setelah mendapatkan rohMu, naga airKu akan semakin kuat dan Aku akan menguasai negeri Kinten, kemudian menguasai seluruh dunia ini.”

Mulut naga air mulai terbuka dan mengarahkan serangannya untuk menelan kepala burung raksasa.

Mata burung raksasa mendadak berubah menjadi merah dan cahaya merah keluar dari sepasang mata burung raksasa melewati rongga mulut naga air dan tepat mengenai dada Kakek tua.

Kepala naga air tersentak ke belakang seiring dengan terkenanya Kakek tua tersebut dengan cahaya merah dari burung raksasa.

Sayangnya dada Kakek tua yang bolong tertembus cahaya merah kembali sembuh seperti sediakala.

Sementara itu lilitan pada tubuh burung raksasa semakin ketat dan membuat burung raksasa susah bernafas serta pandangannya mulai agak gelap.

Kembali kepala naga terbuka dan menerjang ke arah kepala burung raksasa.

Ketika gigi naga hampir menggigit burung raksasa, tiba-tiba saja bentuk naga air menghilang dan baik burung raksasa maupun Kakek tua jatuh ke danau.

Di dalam danau terlihat di sekeliling Thung Seng terdapat roh-roh yang berputar-putar dengan bahagia.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pendekar, berkat Pendekar menghancurkan bola gaib maka Kami semua terbebas,”ucap salah satu dari roh tersebut.

Thung Seng tersenyum dan mengangguk kepada roh tersebut.

Tak lama kemudian roh-roh terbang meninggalkan danau menuju ke atas dan menghilang di angkasa.

Bersambung :))

1
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
ayub tambunan
ini yang bikin malas baca masa jadi anak 12 tahun giman mau berkelahi nya maaf nda jadi lanjut baca
RisingPhoenix: Terima kasih atas kunjungannya. 🙏🏼.

Justru di situ uniknya cerita ini, karena dengan tubuh istimewanya serta kungfunya yang naik dengan cepat serta interaksi yang unik dengan burung besar 🙏🏼😃.
total 1 replies
jaka saba jati
katanya pek liong...knapa manggilnya tung seng
RisingPhoenix: Pek Liong nama pemberian ketika Dia tidak tahu nama aslinya, sedangkan Thung Seng adalah nama aslinya.

Terima kasih sudah berkunjung membaca 🙏🏼🙏🏼🙏🏼.
total 1 replies
Membo 69
cocok judulnya pendekar bloon😆😆😆
RisingPhoenix: 😂😂namanya juga lupa ingatan jadi minim pengalaman 😃😃😃😅🙏🏼
total 1 replies
Membo 69
kalau alur cerita ada POV sepertinya kurang apik Thor..Napa ngga dijadikan satu dgn. plot ceritanya .seakan terkesan cerita dipaksakan jadinya🥱
RisingPhoenix: Baik, terima kasih atas sarannya 🙏🏼
total 1 replies
Membo 69
jgn diulang ulang kalimat yg sama..dan kosakata juga perlu dibenahi bro
Razali Azli
cerita novel dah menarik. tapi nama² watak sangat tidak menarik. saranku thor, akan datang atau jika ada novel baru usahakan agar nama watak dan tempat dijadikan lebih baik.
RisingPhoenix: Razali Azli, terima kasih atas masukannya 🙏🏼
total 1 replies
RisingPhoenix
Terima kasih 🙏🏼🙏🏼🙏🏼😃
Ismaeni
lanjut thor,ceritanya menarik
RisingPhoenix: Terima kasih atas dukungannya @ismaeni 🙏🏼
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!