Kekasih Ku, Suami Adikku

Keesokan paginya, Alena terbangun lebih awal. Dia segera beranjak menuju kamar mandi dan segera membersihkan tubuhnya. Alena sengaja bersiap lebih pagi karena akan berangkat ke kota hari ini.

"ahhh segarnya ... Aku harus ke kamar Raffa dan membangunkannya. Aku yakin jika Raffa belum bangun saat ini." gumam Alena.

Dia segera berjalan keluar kamar dan berjalan menuruni tangga. Alena tersenyum ketika melihat ayah dan ibunya yang saat ini sudah berada di meja makan.

"pagi ayah, ibu ..."

"pagi Lena, wahh sepertinya kau sudah bersiap untuk berangkat." ucap Ditto.

"iya yah. Yasudah, Lena akan membangunkan Raffa sebentar."

Ditto dan Dewi hanya mengangguk. Dan Alena kembali bergegas ke kamar Raffa.

Ceklek ..

Alena membuka pintu kamar kekasihnya. dan maniknya membulat melihat pemandangan yang saat ini ada di hadapannya.

Air mata Alena jatuh begitu saja, saat melihat kekasihnya yang tengah tidur bersama adik kandungnya.

Alena menghapus air matanya dan kembali menutup pintu kamar tersebut. Raffa tidak salah jika tidur bersama Liana. Karena mereka merupakan suami istri.

dan bukankah dirinya yang seharusnya pergi dari sana? Bagaimana pun juga, dirinya lah yang menyebabkan semua ini terjadi.

Apalagi yang bisa Alena lakukan selain mengikhlaskan Raffa untuk Liana. Dan sepertinya, dia tidak bisa menahan Raffa untuknya lebih lama lagi.

Dewi dan ditto yang masih berada di meja makan pun bingung melihat Alena yang berjalan terburu keluar dari kamar Raffa. dia bahkan langsung menaiki tangga tanpa mengatakan apapun pada ayah dan ibunya.

"yah, apa yang terjadi pada lena?" tanya Dewi.

"ayah tidak tahu."

Dan tidak lama kemudian, Alena kembali menuruni tangga dengan koper yang berada di tangannya.

"ayah, ibu, lena berangkat sekarang ya?"

Alena berusaha mati-matian menahan air matanya yang hendak mendobrak keluar. Dia tidak ingin ayah dan ibunya mengetahui apa yang sedang terjadi.

"bukankah kau akan menunggu Raffa? kenapa terburu-buru?" tanya Ditto.

"tidak apa-apa ayah, Lena di telepon oleh teman lena. Ada sesuatu penting yang ingin dia sampaikan. Lagu pula, Raffa terlihat begitu lelah."

"Len, apa Raffa tidak akan marah?" tanya Dewi.

"tidak akan Bu. Yasudah, Lena pamit."

Lena memeluk kedua orang tuanya bergantian, sebelum berjalan keluar dari rumah tersebut membawa koper besar miliknya.

"maafkan aku Raffa, hatiku sakit melihatnya. Maafkan aku karena aku tidak bisa menunggumu terlalu lama." batin Alena.

Dia segera menaiki taksi dan mengatakan tujuannya pada sopir taksi tersebut. Dan sepertinya, Alena tidak akan pulang ke apartemen untuk sementara ini. Dia akan menginap di hotel untuk menanangkan diri.

***

Sementara itu, saat ini Liana baru saja terbangun. Dia bangun lebih awal dari Raffa. dan senyum manis pun mengembang di bibir Liana.

"apa kak lena belum kemari? Dan sebaiknya, aku bergegas bangun sebelum Raffa bangun dan melihat ku di sini. Aku yakin jika Raffa akan memarahiku jika mengetahui aku tidur bersamanya." batin Liana.

Gadis itu segera bangkit dan berjalan ke luar dari kamar Raffa. sedangkan Dewi dan Ditto, mereka hanya bisa menatap terkejut saat melihat putri bungsu mereka keluar dari kamar yang Raffa tempati.

"apa ini yang membuat Alena pergi dan meninggalkan Raffa begitu saja?" batin Ditto.

"Liana, kenapa kau keluar dari kamar Raffa?" Tanya Dewi.

"kenapa ibu bertanya seperti itu? Bukankah kami sudah sah sebagai pasangan suami istri? Apa yang salah jika kamu tidur satu ranjang?"

"tapi lian, bukankah kau tahu sendiri kenapa Raffa menikahi mu?" tanya Ditto.

"tentu tahu ayah. Tapi entah kenapa, Lian berada di kamar Raffa saat Lian bangun. Tidak mungkin jika Lian berjalan sendiri ke kamar kak Raffa kan?"

Dewi dan Ditto saling memandang. Mereka sebenarnya tidak yakin dengan apa yang Liana katakan. Karena mereka bisa melihat kebencian yang Raffa tunjukkan saat melihat Liana.

"Lian, kau tidak berbohong bukan?"

"bu, kenapa ibu berkata seperti itu? apa ibu tidak mempercayai lian? Apa yang ada di mata ibu hanya kak Alena?"

"tidak lian, ibu tidak bermaksud seperti itu."

"lalu, kenapa ibu menuduhku? Aku bahkan masih memiliki harga diri untuk datang sendiri ke kamar kak Raffa."

Ditto mengusap punggung istrinya lembut. Ditto tidak ingin Dewi terpancing amarah dan menyebabkan pertengkaran antara istri dan anaknya.

"yasudah, kau naik untuk membersihkan tubuhmu. Setelah itu, bergabunglah bersama kami untuk sarapan."

Liana mengangguk. Dia puas ketika kedua orang tuanya tidak bertanya apapun lagi mengenai dirinya yang tiba-tiba berada di kamar Raffa. Dan saat Liana hendak menaiki tangga, tiba-tiba saja dia mengingat sesuatu.

"Oya Bu, apa kak Alena ada? Jangan sampai kak Alena melihat aku tidur bersama Raffa. Kak Alena pasti akan kecewa."

"Alena sudah berangkat pagi-pagi sekali. Dia di hubungi oleh rekan kerjanya untuk mengurusi sesuatu." jawab Ditto.

"ahh baiklah jika begitu."

Liana kembali melanjutkan langkahnya menaiki tangga, dan berhenti sejenak saat dia sudah berada tepat di depan pintu kamarnya.

"tidak mungkin kak Alena pergi tanpa kak Raffa bukan? Usaha ku akan sia-sia jika dia tidak sempat melihat ku tidur dengan kak Raffa." gumam Liana.

sementara itu, saat ini Dewi dan Ditto tampaknya tengah bergelut dengan pikirannya masing-masing. Ada sesuatu yang janggal terasa, saat lian mengatakan hal tadi.

"yah, apa ayah percaya dengan apa yang Liana katakan?"

"entahlah Bu, ayah terlalu berat untuk mempercayai ucapannya. Kita tahu sendiri jika Raffa tidak menyukai Liana. Bagiamana mungkin Raffa sengaja datang untuk memindahkan Liana?"

"ayah benar. Lagi pula, selama Alena memiliki hubungan dengan Raffa, mereka tidak terlihat melakukan yang aneh-aneh padahal mereka saling mencintai. Bagaimana mungkin Raffa tiba-tiba berubah saat sudah menikahi Liana."

"ibu benar. Hanya saja, kita tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Dan lagi, Liana tengah mengandung. Kita akan sulit untuk berbicara dengannya karena orang hamil terkenal sensitif."

"iya yah, ibu tidak akan berkata macam-macam padanya. Hanya saja, bagaimana kita menjelaskan pada Raffa soal Alena ketika dia sudah bangun nanti? Apa kita harus mengatakan hal ini pada Raffa?"

"ayah juga bingung Bu. Jika kita mengatakan ini pada Raffa, ayah yakin jika Raffa akan meninggalkan Liana sekarang juga. Hanya saja, jika kita membiarkannya, ayah tidak tega dengan Alena."

Dewi mengangguk. Mereka tengah berada di posisi serba salah saat ini. kedua gadis itu adalah putri mereka, Dan mereka bingung harus bersikap seperti apa pada mereka.