NovelToon NovelToon
Garang

Garang

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Dendam Kesumat
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Galla Neo

Evan dan via adalah sepasang suami istri yang belum lama menikah.
karena keadaan ekonomi yang kurang mampu mereka mencoba bertahan hidup d jakarta.
dengan bermodalkan uang yang sedikit mereka membuka usaha dagang yang bertempat d sebuah terminal.
usaha tersebut perlahan mulai membuahkan hasil yang cukup lebih, namun ketentraman mereka sering terganggu oleh pemalakan preman sekitar.
Evan membawa adiknya yang bernama Galla untuk ikut berjualan, karena pada saat itu Galla baru lulus sekolah dan belum punya pekerjaan d kampung
sampai suatu malam terjadilah keributan hingga menewaskan adiknya hingga menimbulkan rasa dendam bagi Evan untuk membalasnya.
akankah Evan mampu membalaskan dendam itu..... dan apa yang terjadi selanjutnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galla Neo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 26 akhirnya

Evan melangkah melewati beberapa orang penjaga dan gerbang, ia dengan santai masuk ke tempat itu. Tampak sebuah vila yang sangat besar serta halaman yang luas, juga tampak sekelompok orang yang tengah berbincang yang berbeda beda tempat di halaman itu, ada juga sekelompok orang yang sedang berpesta miras dan sangat ramainya kala itu. Evan tak memperdulikan semua walau beberapa orang terus menatap dan memperhatikannya, ia terus saja melangkah sambil menuju vila megah itu dan melihat di sekitarnya siapa tahu ada si kohar di antara kerumunan itu.

Tampak sebuah pintu yang terbuka lebar, Evan pun masuk dan berbaur dengan orang-orang yang berada di dalamnya, ruangan itu seperti sebuah bar, begitu luas dan megah, meja-meja bulat yang di atas nya di penuhi botol minuman, juga sebuah panggung kecil yang menyajikan hiburan berupa musik untuk para pengunjungnya.

Evan yang sedang mencari incaran nya tiba-tiba di kejutkan oleh seseorang yang mencengkram lehernya dari belakang serta menodongkan senjata tajam padanya, "ayo ikut!!.." ucap orang itu yang di bantu oleh dua orang lainnya dan menyeret Evan ke suatu tempat yang berada di sebelah ruangan itu. Evan hanya bisa pasrah pada saat itu, sebab belum adanya kesempatan untuk melawan, apalagi sebuah pisau tajam terus saja menempel di pinggangnya, yang seolah akan langsung menusuk jika Evan lari atau melawan mereka.

Evan terus saja di seret masuk ke ruangan itu dan di sanalah ia bertemu dengan kohar.

".....akhirnya...." ucap Evan dalam hati.

Evan menatap tajam penuh amarah kepada kohar, sedangkan orang yang ia tatap itu tengah tertawa terbahak-bahak, "hahahha.. Hebat kau bisa mencari aku sampai disini..." kata Kohar, sementara itu Evan masih berada dalam cengkraman dan todongan sebilah pisau, tetapi karena cengkraman itu dari belakang Evan masih bisa untuk bicara, "mana teman mu yang sudah membunuh adik ku..??" ucap Evan dengan emosi yang tak kuasa lagi ia tahan. Lalu munculah Burhan dari belakang kohar yang sedang di dampingi oleh beberapa anak buah lainnya, "aku!" ucap Burhan dengan keberaniannya, "baiklah ikat dia di gudang, sementara kita akan menunggu bos Danial, agar tak mengganggu pertemuan ini..!!" ucap kohar kepada para anak buahnya, mendengar itu sontak saja Evan tertawa dengan renyahnya, "hahahhaah... ", melihat itu kohar dan yang lainnya merasa keheranan, "kenapa kamu tertawa hah.…?!! apa kamu sudah gila?!!.." tanya Burhan membentak Evan, lalu Evan menjawab dengan santainya, "majikan kalian telah ku antar ke polisi.. Hehehe.. Lantas kalian mau menunggu siapa???.. Nunggu polisi menangkap kalian..?!" ucap Evan yang tak sedikit pun merasa takut walau saat itu ia tengah di kelilingi oleh sekumpulan preman atau gangster.

Mendengar hal itu Kohar dan yang lainnya terpelongo, mereka lalu saling tatap dan rasa tak percaya, "jangan asal bicara kau!!!..." ucap Burhan membentak Evan sambil melayangkan sebuah tamparan keras dan mendarat di wajahnya, sementara dua orang yang memegangi Evan kemudian mendorongnya ke sebuah dinding dengan kuat, hingga kepala Evan terbentur mengenai dinding tersebut, tak sampai di situ saja, dua orang tadi kembali menyerang Evan dengan membabi-buta hingga Evan terjatuh dan tampak tak berdaya. Kohar coba melerai para anak buahnya itu untuk berhenti memukuli Evan karena pemukulan itu hanya akan membuat ke gaduhan, "hentikan!!!.." bentak kohar, "jangan sampai keributan ini terdengar oleh para tamu lainnya!, bikin malu saja" sambungnya, sebenarnya kohar tak ingin para ketua preman yang berada di luar tahu akan kejadian ini, karena ia takut dengan hanya masalah sepele ini dapat merusak acara itu, lalu ia menghampiri Evan yang tergeletak di lantai, kohar mencengkram kerah baju Evan sambil berkata, "apa benar yang kau bicarakan itu??..", mendengar itu Evan kembali dengan tawa nya, sebetulnya dengan melihat Evan tertawa itu membuat kohar sangat emosi, tetapi karena tak ingin membuat keributan lagi ia melepaskan cengkraman itu lalu berbalik ke belakang. Evan yang sedang terbaring kembali di bangunkan paksa oleh Burhan yang di bantu temannya, sementara kohar mengeluarkan dan membuka handphone lalu mencoba menghubungi bos nya yang sedari tadi belum juga datang, tetapi panggilan itu selalu terputus seolah tak ada koneksi, "....aneh.." ucapnya dalam hati.

rasa canggung terus menyelimuti perasaan kohar dan lainnya, memang benar adanya karena seharusnya semenjak tadi bos Danial sudah seharusnya datang di acara pertemuan itu tapi sudah dua jam lebih Danial belum juga muncul, apalagi Danial adalah seorang bos yang selalu tepat waktu dan orang yang tak pernah membuang waktu dengan sia-sia.

Melihat kohar yang seperti kebingungan membuat Evan semakin geli, ia tertawa lagi bak melihat komedi, tetapi itu semua membuat kohar semakin marah lalu melangkah menghampiri Evan hendak memukulnya, Evan yang merespon hal itu kemudian mencoba melepaskan diri dari cengkraman Burhan dan temanya dengan sekuat tenaga, setelah berhasil lolos, Evan menghajar kedua orang itu, dan setelah Burhan dan temannya jatuh Evan mencoba menyerang kohar dengan amarah yang begitu besarnya, namun para anak buah Kohar coba melindunginya dengan menyerang Evan dari samping dan belakang. Sementara Kohar hanya diam menyaksikan pertarungan itu ia tak jadi memukul Evan karena dia keburu lepas dari cengkraman Burhan dan hendak menyerangnya.

Satu demi satu anak buah Kohar pun tumbang di buatnya, melihat itu Burhan lari menghampiri kohar dan mengajaknya untuk keluar dari ruangan itu, sementara Evan masih bertarung dengan sisa anak buahnya.

mendengar kegaduhan itu para tetamu yang berada di acara itu kaget, musik pun berhenti dan semua mata tertuju pada satu ruangan yang tengah menimbulkan keributan itu, tampak pintunya terbuka dan terlihat Kohar dan Burhan keluar dari tempat itu seperti yang ketakutan, sontak saja orang-orang yang di sekitar menjadi was-was.

Tak membutuhkan waktu yang lama, Evan dapat menjatuhkan lawan-lawannya, lalu ia keluar dari ruangan itu dengan tenang, namun di luar orang-orang para gangster lainnya sudah terlihat akan mengepung Evan yang seorang diri, tetapi itu tidak semua, karena sebagainya lagi lari ketakutan. Benar saja, orang-orang itu lalu menyerang dengan ganasnya, sebagian orang membawa senjata tajam, botol minuman juga benda lainnya yang di gunakan untuk menyerang Evan, dan pertarungan itu terjadi dengan sengitnya.

Evan hampir kewalahan karena lelah, namun satu demi satu dapat ia tumbangkan walau ia pun mendapatkan beberapa kali pukulan dari para penyerang itu, walau di tubuhnya begitu banyak luka dan memar untungnya saja tak begitu mengurangi tenaga dan beruntungnya lagi semua senjata yang mereka bawa tak ada satu pun yang mengenainya,. Setelah tak ada lagi yang tersisa, ia bergegas meninggalkan tempat yang kini sudah hancur berantakan akibat perkelahian itu. Tetapi itu belum usai, di halaman sisa orang-orang lainnya sudah bersiap menyambut Evan yang muncul seorang diri, dan melihat kemunculan Evan itu membuat Kohar dan Burhan yang berada di tengah-tengah kerumunan itu tercengang mereka tak pernah menduga sedikit pun ternyata orang yang pernah mereka buli adalah orang terkuat yang pernah mereka lihat.

Orang-orang telah bersiap menyerang dengan senjatanya masing-masing, melihat hal itu Evan memungut sebuah kayu yang tergeletak bekas keributan tadi, Evan berharap dengan benda tumpul itu dapat menahan serangan juga dengan lebih cepat menjatuhkan mereka. "ayo cepat serang dia.. !!!?" teriak kohar menyuruh orang-orang dan sisa para anak buahnya, dengan kondisi Evan yang sudah berlumuran darah dan lebam, mereka kira akan semudah itu untuk bisa melumpuhkannya, untuk itu mereka langsung menyerang Evan dengan beringas.

Melihat orang-orang datang berlari menyerangnya, Evan menjadi lebih GARANG, ia luapkan semua sisa tenaga dan amarahnya, lalu ia pun berlari menyabut mereka dengan tendangan juga pukulan yang bertubi-tubi, begitu juga dengan orang-orang tersebut yang tak segan-segan mengayunkan senjata menyerang Evan dengan ganasnya.

Sangat sulit memang, tapi tak begitu lama orang-orang yang menyerangnya itu dapat Evan lumpuhkan, hanya tersisa kohar dan Burhan saat itu. Melihat Evan yang masih beringas dan melangkah mendekati nya, tiba-tiba kohar mendorong Burhan untuk menyerang Evan, sehingga walau pun di bayangi perasaan takut Burhan dengan gemetar mencoba memukul Evan, namun Evan dengan mudah bisa mengelak dan memukul Burhan yang kemudian tersungkur ke tanah. Melihat itu kohar pun lari ketakutan, tetapi baru saja akan keluar dari halaman itu tiba-tiba para polisi datang dengan jumlah cukup banyak, "jangan bergerak!!!" teriak polisi itu sambil menembakan senjata ke atas, lalu menodongkannya ke pada Kohar. Kohar pun menyerah saat itu, ia berlutut sementara kedua tangan nya pun ia angkat tinggi-tinggi, kesempatan itu tak di sia-siakan, lalu para polisi itu meringkusnya.

Evan yang melihat itu segera membuang senjatanya yang berupa sebatang kayu, lalu polisi menghampiri juga menangkapnya, tetapi saat akan di borgol seseorang berteriak di belakangnya, "jangan tangkap orang itu pak..!, karena orang itu tak bersalah.." , ujarnya, kemudian mereka melihat kepada orang yang berteriak itu, Evan pun terkejut, ternyata orang yang berteriak sambil berlari menghampirinya itu adalah Roni sahabatnya, Evan pun tersenyum menyambutnya, tetapi polisi itu tetap saja memborgolnya, "maaf pak.. Ini adalah tugas walau pun tak bersalah saya wajib mengamankan nya dulu, seterusnya kita akan bicarakan di kantor.." ucap polisi itu dengan ramah.

"Evan.. Evan... Aku tak menyangka kepergian mu ini hanya untuk membalas dendam.." ujar Roni kepada sahabatnya itu, Evan pun tersenyum dan berkata, "maafkan aku yang sudah terlalu banyak merepotkan mu..", ucapnya, Roni pun membalas nya dengan senyuman ia lalu ikut kedalam mobil polisi yang terpisah dari Kohar dan komplotannya.

1
Galla Neo
semoga menambah inspirasi/Pray/
Namgildaero
Keren 👍, lanjut
Galla Neo: makasih
total 1 replies
Celeste Banegas
Siap ngeselin tapi lucu.
Galla Neo: maksih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!