NovelToon NovelToon
Di Ujung Sesal

Di Ujung Sesal

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami
Popularitas:32.9k
Nilai: 5
Nama Author: Linda Pransiska Manalu

Setelah sepuluh tahun, suamiku kembali pulang ke rumah. Dia ingin kembali hidup bersama denganku, padahal dia yang telah pergi selama sepuluh tahun dan menikah lagi karena menuduhku mandul.

Namun, setelah Petra pergi aku justru hamil. Aku merahasiakan kehamilanku hingga putriku lahir. Selama sepuluh tahun aku merawat Bella seorang diri.

Apa yang akan terjadi bila Petra mengetahui kalau Bella adalah darah dagingnya. Apakah aku harus menerima kembali kehadirannnya setelah sepuluh tahun.

Yuk! ikuti kisah dan perjuangan Kayla dalam cerita, Di Ujung Sesal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Pransiska Manalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26. Rencana jahat, Petra?

Aku sudah dalam perjalanan, malah sudah separuh perjalanan kulewati menuju tempat yang disebut Petra. Entah apa maksudnya, ketika dia menghubungiku lagi, merubah tempat pertemuan lagi.

"Maksud kamu sebenarnya apa, Petra. Jika kamu memang tidak mau bertemu, oke. Tapi jangan seperti ini!" bentakku tidak mengerti. Petra langsung mematikan ponsel. Ini sudah tidak benar, Petra tidak punya itikad baik dan sepertinya merencanakan sesuatu. Aku jadi curiga tingkah Petra dan memutuskan untuk pulang saja. Aku malah khawatir dengan Kayla dan Bella.

Entah kenapa aku punya firasat buruk, seolah Petra menggiringku menjauhi kota. Sehingga dia punya kesempatan melakukan sesuatu dan aku tidak bisa berbuat apa-apa karena jauh dari jangkauan.

Aku mencari nomor Kayla untuk memperingatkannya berjaga-jaga. Tapi Kayla tidak segera mengangkat teleponku membuatku cemas dan panik bersamaan.

Kuulangi lagi menghubungi Kayla. Syukurlah dia segera mengangkatnya.

"Hai Bram, ada apa? Tumben nelpon di jam kerja?" terdengar sahutan dari seberang.

"Kamu dan Bella lagi dimana?" ucapku. Lega rasanya mendengar suara Kayla baik-baik saja.

"Dirumah lagi masak donat buat camilan, Bella. Ntar mampir ya, biar aku titip sama Alicia juga."

"Iya, makasih ya, Kay. Hati-hati dirumah ya. Pintu dikunci, jangan sembarangan menerima tamu."

"Iya, sudah dikunci. Kenapa? Kamu sepertinya cemas gitu." Selidik Kayla karena aku memang tidak bisa menyembunyikan kekhawatiranku, "apa terjadi sesuatu?" lanjutnya.

"Petra mengundurkan diri. Aku dalam posisi hendak bertemu dia. Tapi dia mengubah tempat pertemuan kami dan mengarahkan aku keluar kota." ungkapku menjelaskan kecurigaanku.

"Emang buat apa mau bertemu segala. Kalau dia memang sudah mengundurkan diri mestinya dia yang mendatangimu, bukannya malah kamu. Masalah kami gak ada sangkut pautnya dengan pekerjaanya 'kan?" ucap Kayla memberi saran.

"Iya juga, tapi tetap saja aku mau bicara sama dia. Secara pribadi dan menyangkut soal kita, Kay. Aku tidak ingin ada masalah dibelakang, secara Petra adalah ayah kandung Bella." sahutku menjelaskan.

"Aku ngerti, Bram. Tapi dengan apa yang telah dia lakukan padaku, kita tidak perlu membahas hal apapun dengannya. Sudah, Bram, aku tidak setuju kamu membicarakan kita dengan Petra. Kecuali soal hubungan kalian antara bos dan bawahan, itu saja." kata Kayla tegas. Ucapannya ada benarnya juga membuatku berpikir dan mengurungkan niat bertemu dengan, Petra.

Yah, biarlah dia mendatangiku soal pekerjaannya itu. Tentunya dia akan datang sehubungan dengan pengunduran dirinya. Tadinya, aku memang berencana mendekatinya secara kekeluargaan. Tapi sikapnya yang seolah meremehkan membuatku berpikir ulang.

Aku akhirnya kembali ke kantor. Aku sangat terkejut melihat susana ruang kantor yang porak poranda. Banyak berkas berserak dalam ruangan.

Apa yang telah terjadi, kenapa ruanganku bisa sekacau ini. Dimana Siska dan yang lainnya. Bukankah ada satpam, kemana mereka semua?

Aku segera keluar dan memang semua ruangan kosong. Karyawanku yang berjumlah dua puluh orang menghilang entah kemana. Tadi aku sudah sempat curiga kenapa tidak ada satpam di poskonya.

Karena bertepatan jam kerja mau berakhir, aku juga tidak curiga ketika suasana ruang karyawanku sepi. Pun ketika Siska juga tidak ada di mejanya.

Aku baru kaget setelah melihat ruanganku yang berantakan seperti baru disatroni maling. Aku berlari ke aula dan melihat mereka semua berada disana. Aku segera membuka pintu aula dan makin kaget melihat semua karyawanku dalam posisi terikat di kursi.

Bahkan beberapa dari mereka ada yang terluka. Selain terikat di kursi, mulut mereka juga dilakban.

"Siapa yang melakukan ini, Siska?" ucapku setelah melepaskan mereka satu persatu.

"Kami tidak tau Pak. Mereka tiba-tiba muncul dan menyekap kami di aula. Mereka memakai topeng sehingga kami tidak mengenali wajah mereka."

Mereka? Berarti jumlahnya lebih dari satu orang.

"Mereka berlima Pak. Kami ditodong dengan senjata api," ucap Siska dengan wajah pucat diiyakan yang lain.

Aku berpikir keras siapa dalang dibalik penyekapan karyawanku. Satu-satunya orang yang aku curigai adalah Petra. Tapi apakah Petra akan bertindak senekad itu? Merusak reputasinya hanya karena masalah tempo hari.

Kayla menolak memperpanjang kasus kemarin ke ranah hukum. Masalah itu diselesaikan secara kekeluargaan di depan Pak Rt dan sejumlah saksi. Bukankah Petra telah menandatangani surat perjanjian, tidak akan mendekati Kayla dan Bella tanpa didampingi orang lain.

Apakah Petra tengah membalaskan dendamnya padaku? Meneror para karyawanku. Sementara pengunduran dirinya belum aku setujui dan tentunya dia tidak sebodoh itu melepaskan hak nya, memperoleh pesangon selama bekerja denganku.

Aku menghubungi polisi untuk menyelidiki kasus penyerangan ke kantorku dan penyekapan para karyawan. Setelah Polisi datang memeriksa dan meminta keterangan sehubungan dengan kejadian tersebut, semua karyawan dipulangkan. Namun, akan ada pemeriksaan ulang bagi siapa saja yang dicurigai.

Anehnya tidak ada barang yang hilang, semua berkas-berkas penting yang aku simpan masih tetap utuh. Entah apa yang mereka cari sampai mengobrak abrik ruanganku.. Mungkin mereka tidak menemukan brankas tempat penyimpanan berkas dan surat penting lainnya.

"Jadi, Pak Bram mencurigai manajer Bapak sendiri?" ucap Pak Arya, Polis berpangkat letnan itu. Setelah aku menceritakan kronologi masalah yang melatari pengunduran diri, Petra.

"Iya, Pak. Masih tahap curiga. Bisa saja saya salah." ungkapku.

"Baiklah Pak Bram, kami akan menyelidiki kasus ini. Semoga para karyawan Bapak bisa bekerja sama dengan kami meneliti kasus ini saat kami mintai keterangan lebih lanjut."

"Baik Pak."

"Kami permisi dulu. Sebaiknya Bapak berhati-hati." Petugas polisi pergi meninggalkan kantorku dengan membawa beberapa alat bukti untuk bahan penyelidikan, termasuk rekaman cctv.

Selama dalam perjalanan pulang, aku masih memikirkan kejadian di kantor. Berkali-kali aku menelepon Petra, tapi tidak bisa tersambung. Kecurigaanku semakin kuat, kalau Petra memang sengaja berulah. Atau dia tengah merencanakan sesuatu untuk menghancurkan aku.

Sebagai manajer kepercayaanku, tentunya dia banyak mengetahui rahasia penting perusahaanku. Tapi kenapa tidak ada barang yang hilang dari kantor. Trus buat apa mereka.mengobrak abrik ruanganku jika tidak sedang mencari sesuatu.

Begitu sampai di rumah Kayla, aku disambut dengan senyuman manisnya. Membuat rana penat di kepalaku berkurang sedikit.

"Ada apa? Kamu nampak lelah sekali." tanya Kayla seraya meletakkan segelas kopi di meja. Aromanya yang begitu harum, segera memikat seleraku hendak menyeruputnya.

"Masih panas, sabaran dikit napa?" Kayla menepuk lembut lenganku. Aku tersenyum dan meletakkan kembali gelas itu. Kulonggarkan dasi yang masih melingkar di leherku. Kayla dengan sigap membantu melepasnya. Serta melepas dua kancing atas kemejaku.

"Jadi ketemu dengan Petra?" ucapnya sambil menggulung dasiku. Aku menggeleng berat

"Terjadi sesuatu di kantor," hempasku bersandar pada sofa.

"Maksudnya apa?" Kayla menatapku khawatir.

"Sekelompok orang tidak dikenal menyatroni kantor dan menyekap para karyawan." ucapku singkat.

"Oh, Tuhan. Kok bisa? Trus apa ada yang diambil?"

"Entah, aku belum tau apa yang hilang. Kasus ini sudah ditangani polisi."

"Apa Petra ada hubungannya dengan ini?" Aku menatap Kayla, dia juga curiga sama Petra.

"Entah, semua belum pasti, sebelum polisi bisa mengungkap kasus ini." ucapku. Lalu kuseruput kopi yang dihidangkan Kayla bersama donat buatan tangannya. Terasa nikmat, dan melenturkan ototku yang tegang. ***

1
Isabela Devi
mamanya lupa plg
Isabela Devi
istri muda pergi cari lagi istri pertama, emang laki laki ga tau diri
Astrid valleria.s.
horas thor
Linda pransiska manalu: horas, apa khabar eda.
total 1 replies
Erni Kusumawati
Andai kata maaf itu mudah utk di lakukan.. bahagia sekali
Erni Kusumawati: sama-sama kk Author. ttp semangat dalam berkarya dan semoga sehat selalu.. amin
Linda pransiska manalu: makasih ya atas dukungannya.
total 4 replies
Suci Dava
Akhirnya damai semua yaa kak
Linda pransiska manalu: iya berdamai dengan luka lebih baik untuk diri sendiri.
total 1 replies
Erni Kusumawati
ya setiap perbuatan pasti akan ada akibatnya.. semoga setelah ini Rena menjadi sadar akan kesalahannya dan menjadi Rena yg lebih baik lagi
Suci Dava
turut berbelasungkawa atas meninggalnya mertua kak Author, semoga di terima di sisi Tuhan Yang Maha Esa Amien
Linda pransiska manalu: makasih doanya bun.
total 1 replies
Erni Kusumawati
turut berduka cita ya kk.. dan semoga kk dan keluarga dalam keadaan sehat amin
Erni Kusumawati: sama-sama kk
Linda pransiska manalu: makasih doanya ya dek.
total 2 replies
lindsey
bagus
lindsey
welcome back thor 👋👋 kemane aje ?
lindsey: pujiTuhan 🙏
Linda pransiska manalu: Mertua kakak meninggal sehari lebaran trus ada acara pernikahan anak kakak ipar, lanjut sakit karena kecapean. Puji Tuhan sudah pulih. sehat" kita semua dan terimakasih dukungannya.
total 2 replies
Hana Roichati
tetap semangat kak, terimakasih mulai up lagi, sukses selalu 👍👍❤❤
Linda pransiska manalu: makasih dukungsnnya bu.
total 1 replies
Erni Kusumawati
lah kenapa orang2 masa lalu Kay pada bermunculan ya☺
Erni Kusumawati
beginilah kalo orang tua jauh dr ilmu Agama dan ilmu2 lainnya.. dan msh relate sih di jaman skr.,
Erni Kusumawati
beginilah kalo punya mertua yg berfikiran kalo dia berjuang demi anaknya karena pamrih.. semua perjuangan di ungkit.. pdhl perjuangan orang tua adalah kewajiban krn diberikan amanah titipan anak..
Erni Kusumawati
najis lebih baik kau cerita ke bella kau ttg kelakuan bapaknya yg gila.. gemes aku rasanya
Cidaha (Ig @Dwie.author)
Horas, Mak. 😍😍😍
uswatun hasanah
Luar biasa
Suci Dava
Turut berbela sungkawa atas meninggalnya mertuanya kak Author 🙏, semoga di lancarkan proses pemakamannya Aamiin 🤲
Linda pransiska manalu: makasih doanya bun/Pray//Pray/
total 1 replies
Cidaha (Ig @Dwie.author)
Siapakah itu? Jeng jeng jeng. 😄
Astrid valleria.s.
selamat keyla menjemput kebahagiaan mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!