Ibunya masuk rumah sakit jiwa
Ayahnya sedari dulu tidak pernah mengakuinya
dan kekasihnya malah berpaling pada Kaka tirinya.
Inilah kisah Naina, gadis sejuta luka tapi tetap tersenyum.
ketika usia Naina berusia 12 tahun, ibunya masuk ke dalam rumah sakit jiwa akibat ulah ayahnya, dia juga dibuang ke panti asuhan.
6 tahun berlalu ayahnya memanggilnya, Dia pikir ayahnya memanggilnya untuk meminta maaf tapi ternyata Naina salah.
ayahnya menyuruh dia datang, meminta dia melepaskan Gerald yang tak lain kekasihnya, yang juga sama-sama berasal dari panti asuhan. ayahnya melakukan ini karena ternyata, Kakak tirinya menyukai kekasihnya. yang paling membuat Naina sesak, ternyata kekasihnya juga menyetujui ucapan ayahnya.
Dan pada akhirnya Naina jatuh di luka paling dalam, tapi tanpa Naina sadari balik luka yang dia derita ada kebaha
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bentakan
3
Dan ketika masuk ke dalam lift, Naina Langsung menangis sesegukan, sepertinya rasa sakit terus menghantam Naina. Mungkin jika tidak sedang mengandung, Naina tidak akan sesakit ini, tapi dia sedang mengandung di mana moodnya terkadang selalu berantakan.
“Aku pikir akan mudah menjalani kehamilanku. Tapi ternyata tidak."
Setelah pintu lift terbuka, Naina langsung keluar dari lift tersebut, dia berusaha untuk menghentikan tangisnya, karena takut Carlos akan semakin murka.
Dan setelah masuk ke dalam kamar, Naina langsung mengambil gelas yang berisi air putih, dia langsung menenggak air itu hingga tandas tentu saja untuk mengganjal lapar yang sedang dia rasakan.
Dan setelah itu Naina pun langsung membaringkan tubuhnya, kemudian memejamkan mata berusaha untuk tidak menangis dan berusaha untuk cepat terlelap agar tidak tersiksa karena rasa laparnya.
Tak lama pintu terbuka, muncul Carlos yang baru saja masuk ke dalam. Lelaki itu langsung membaringkan tubuhnya di ranjang dengan posisi membelakangi Naina, hingga kini kedua pasang suami istri itu berbaring saling memunggungi.
Satu Minggu kemudian
Naina berjalan mengendap-endap, memastikan tidak ada orang yang melihatnya. Di tangannya sudah ada paper bag yang berisi cemilan dan roti, dia berencana akan memakannya di bagian yang tidak terkena CCTV.
Ini sudah satu minggu berlalu semenjak Carlos memarahinya di dapur, tentu saja hubungan mereka masih sama. Karena trauma dimarahi oleh Carlos, sebelum Carlos pulang dari kantor Naina akan selalu diam-diam memakan roti dan cemilan, agar tengah malam dia tidak merasakan lapar.
Naina takut Carlos menganggapnya rakus, hingga seminggu ini sebelum Carlos pulang dari kantor Naina selalu diam-diam memakan cemilan di area yang tidak ada CCTV, terkadang dia selalu memakan makanan yang ada di kamar Safira.
Carlos turun dari mobil, lelaki tampan itu baru saja sampai di kastil miliknya. Ketika masuk ke dalam rumah, dia melihat punggung Naina yang sedang berjalan. Yang membuat Carlos bingung Naina malah pergi ke area gudang.
“Kenapa wanita itu tidak menurut, dan terus mencari masalah!” lagi-lagi Carlos di dera emosi ketika melihat Naina berjalan ke area gudang, tentu saja Carlos kesal, karena itu berbahaya apalagi debu di mana-mana. Hingga Carlos pun langsung mengikuti langkah istrinya.
Baru saja Carlos akan membuka suara, tiba-tiba Carlos menghentikan niatnya ketika melihat Naina duduk di lantai sambil mengeluarkan makanan dari paper bag.
Berjuta tanya menyergap otak Carlos, Kenapa Naina malah memakan di gudang seperti ini dan tidak makan di kamar. Harusnya Carlos kesal karena Naina makan di tempat kotor dan berdebu. Tapi, ketika melihat Naina makan dengan cepat seperti orang yang lapar tiba-tiba Carlos merasa aneh.
Pada akhirnya, Carlos dengan pelan mundur dan membiarkan Naina berada di sana untuk menyelesaikan acara makannya.
***
Naina masuk ke dalam kamar, akhirnya setelah menghabiskan cemilan dan roti yang dia bawa dia langsung kembali ke kamar karena takut Carlos akan segera pulang, namun ketika masuk ke dalam kamar, Naina dibuat terkejut karena ternyata suaminya sudah ada di kamar mereka.
“Dari mana saja kau?" Carlos langsung bertanya, lelaki tampan itu sengaja berpura-pura tidak tahu karena ingin mendengar jawaban Naina.
“A-aku hanya berjalan-jalan sebentar," jawab Naina dengan terbata, terlihat jelas wajahnya sedikit ketakutan dan sedikit gugup. Sedikitnya Naina merasa trauma dengan teriakan Carlos ketika dia mengatakan lapar, Hingga sekarang dia takut Carlos akan berteriak lagi jika tahu dia baru saja menghabiskan cemilan yang banyak.
***
“Anda memanggilku, Tuan?” tanya Gavin ketika masuk ke dalam ruangan kerja Carlos.
“Apa dia selalu meminum vitamin dan susunya tepat waktu?” tanya Carlos.
“Hmm, Tuan. Nyonya selalu meminum vitamin dan juga susu tepat waktu.”
Carlos mengangguk-anggukan kepalanya, “Apa dia selalu makan banyak jika aku tidak ada, apa makannya selalu teratur?” tanya Carlos lagi hingga Gavin mengangguk.
“Lalu kenapa tadi aku melihat dia membawa cemilan ke dekat gudang dan makan di sana seolah Dia kelaparan?" Tanya Carlos. Gavin tidak langsung menjawab, dia bingung harus mulai dari mana.
“Tuan, istri anda mengandung bayi kembar. Otomatis nutrisi yang dibutuhkan berkali-kali lebih banyak. Otomatis istri anda selalu merasa lapar walaupun sudah makan, tentu saja nutrisinya di serap oleh anak anda dan juga ....”
“Apa kau pikir lapar tengah malam masuk akal, padahal dia sudah makan malam sebelumnya.”
“Tuan seperti yang aku bilang, istri anda sedang mengandung anak kembar. Makanan yang dimakan istri anda otomatis diserap oleh kedua anak anda, otomatis juga istri anda akan selalu merasa lapar, entah itu malam pagi atau siang. Tuan Maaf jika aku lancang, jika anda terus seperti ini pada istri anda, istri anda akan stres dan berpengaruh pada kehamilannya. Naina mungkin terlalu takut untuk makan berlebihan di depan Anda, hingga dia mencari-cari tempat aman untuk makan. Mungkin bagi kita sebagai seorang lelaki itu hal yang berlebihan, tapi berbeda dengan istri Anda yang sekarang sedang mengandung.”
Gavin menjelaskannya dengan panjang lebar, Karena dia juga sering melihat Naina makan diam-diam di tempat sepi, dia juga melihat ketika Carlos membentak Naina di dapur hanya karena Naina ingin makan, itu sebabnya sekarang dia memberi nasehat pada bosnya.
Carlos tertegun ketika mendengar ucapan Gavin, tiba-tiba pikiran lelaki itu terlempar ketika mereka masih berada di rumah sakit. semenjak dirawat di rumah sakit, Carlos baru menyadari bahwa Naina menjadi lebih pendiam, dan juga tidak pernah membantah lagi apapun yang dia katakan.
****
Waktu menunjukkan pukul 01.00 malam, Naina menghela nafas berkali-kali seraya memegang perutnya. Rasanya perutnya meronta-ronta untuk minta diisi. Tapi, tentu saja dia tidak seberani itu untuk pergi ke dapur dan mengambil makanan.
Padahal setelah makan malam, Naina sudah memakan 2 roti di kamar mandi, agar dia tidak merasakan lapar lagi. Ternyata dia terbangun karena lapar yang menderanya.
Carlos bangkit dari duduknya, hingga Naina yang sedang membelakangi Carlos langsung memejamkan matanya kembali berpura-pura tertidur.
“Ayo ke dapur!" Ajak Carlos Hingga secara refleks, Naina menoleh ke arah belakang karena dia terkejut dengan ucapan Carlos.
Tidak ingin mendengar jawaban dari Naina, Carlos menarik lembut tangan istrinya hingga mau tak mau Naina pun ikut bangkit dari berbaringnya dan turun dari ranjang lalu mereka pun keluar dari kamar.
“Tunggu di sini.” Carlos langsung menarik kursi pantry, lalu menyuruh Naina untuk duduk membuat Naina kebingungan. Dia bingung kenapa Carlos tiba-tiba mengajaknya ke area dapur.
“Ke-kenapa kita ada sini?” Naina langsung bertanya setelah duduk.
“Tunggu saja di sini." Carlos hanya menjawab singkat, lelaki itu langsung berbalik kemudian masuk ke area dapur membuat Naina kebingungan.
mengsedih terus dari bab 1 sampai bab ini