NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Menjadi Istri Sang Kapten

Reinkarnasi Menjadi Istri Sang Kapten

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Raja Tentara/Dewa Perang / Dijodohkan Orang Tua / Pernikahan rahasia
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aira azahra

Wulan masih tidak percaya bahwa dia telah reinkarnasi ke dalam tubuh seorang perempuan yang cantik namun tidak bahagia. Dia adalah istri dari kapten yang tampan dan berkuasa, namun dingin dan tidak peduli dengan istrinya.

Wulan mempunyai janji dengan jiwa aslinya, yaitu mengubah takdir hidup sang kapten agar jatuh cinta dengan tubuh istrinya yang bermana Livia. Tapi bagaimana caranya? Kapten tersebut sangat dingin dan tidak peduli dengan istri.
.
Namun, semakin Wulan mencoba untuk mendekati sang kapten, semakin dia menyadari bahwa kapten tersebut memiliki luka yang dalam dan tidak mudah untuk diobati.

Wulan harus mencari cara untuk menyembuhkan luka tersebut agar sang kapten dapat membuka hatinya dan jatuh cinta dengan Livia.

Bagaimana kelanjutan cerita Wulan? Apakah dia berhasil mengubah takdir hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 4

Paginya, Rekha sibuk mencari-cari keberadaan Livia di rumah. "Di mana Livia, Dara?" tanyanya pada adik. Ia punya rencana pagi ini—mengajaknya minum teh di kediaman Verick. 

Dara hanya tersenyum tipis, senyuman yang membuat Rekha agak curiga. Ia tahu  Rekha tidak pernah punya niat sesederhana itu. Mungkin ia bahkan bisa menebak, bahwa Rekha hanya ingin melihat Livia dipermalukan di sana. Tentu memikirkan sesuatu di acara nanti.

"Tadi pagi-pagi sekali dia sudah keluar dari rumah. Mungkin ada urusan penting," jawab Dara, dengan nada seolah tidak peduli, tapi Rekha menangkap sesuatu di balik jawabannya.

"Bagus. Kalau begitu, dia mungkin sudah lebih dulu ke sana," batin Rekha sambil tersenyum kecil. "Kalau benar Livia sudah sampai lebih dulu, itu artinya aku tidak perlu repot-repot membawanya," gumamnya dalam hati. Entah kenapa, pikiran itu memberinya kepuasan tersendiri. 

Rekha tidak pernah mengerti kenapa keberadaan Livia selalu menjadi sesuatu yang perlu ia urus, atau malah ia  ganggu. "Baiklah, kita berangkat sekarang?" tanyanya. 

Dara hanya mengangguk pelan. Ia mengikuti langkahnya masuk ke dalam mobil, di mana ternyata sudah ada Jeni dan Vanesha yang lebih dulu menunggu.

"Aku dengar-dengar Livia tidak diundang, ya?" kata Jeni dengan nada setengah basa-basi. Matanya mengerling tajam, seakan ingin membakar obrolan pagi itu. "Apa ibu mertuanya marah karena Alex menambah kontrak kerjanya di laut?" 

"Ah, selalu saja ada cerita tentang Livia, bahkan ketika dia tak ada di depan kami," batin Rekha tersenyum samar, sambil menatap Dara sekilas. Entah apa yang ada di pikiran adiknya, tapi i tahu pertanyaan Jeni ini hanya akan menambah bensin ke dalam api. "Baiklah, pagi ini akan menarik," lanjutnya dalam hati.

"Walaupun Livia tidak diundang ke acara ini, pasti datang dan membuat kegaduhan di sana. Bukannya hal biasa?" sambung Vanesha tersenyum smirk.

"Kalian tidak boleh berbicara seperti itu, Livia saudara kalian dan sepupu. Wajar Livia datang, walaupun tidak diundang karena ibu mertuanya. Maafkan kedua anakku, Dara." Rekha berpura-pura tidak nyaman dengan adiknya.

"Tidak apa-apa, Kak. Bawa santai saja," jawab Dara mengulum senyumannya. Padahal dalam hatinya, panas-dingin dan mau meluapkannya. "Semoga Livia tidak ada di sana," batinnya tidak sabar mempermalukan orang yang merendahkan anaknya.

Beberapa menit kemudian, mereka semua sampai dan langsung ke halaman belakang. Di sana Dara dan besannya saling berpelukan.

"Bagaimana kabarmu jeng Nadia? Sudah lama kita tidak bertemu," kata Dara tersenyum manis.

"Hmmm ... aku baru pulang dari luar kota, sengaja mengundang teman-teman minum teh bersama. Silahkan duduk," kata Nadia langsung. Namun, matanya melihat ke sana ke mari. Ada sesuatu yang dicarinya. 

Acara minum teh itu berlangsung dengan cukup damai, tapi Rekha tidak bisa mengabaikan rasa gelisah yang perlahan merayapi pikiran. 

Livia tidak tampak batang hidungnya hari ini. Rekha merasa ini aneh. Biasanya, kehadirannya pasti selalu membawa sedikit keributan yang menjadi bumbu dari pertemuan semacam ini. Seolah membaca pikirannya, salah satu dari mereka membuka percakapan.

"Sepertinya acara minum teh kita ini berjalan terlalu tenang hari ini. Biasanya, Livia menantu Jeng Nadia selalu ada di sini, membawa keributan khasnya. Apa Jeng Dara mungkin mengurungnya di rumah?" ujar Nita sambil melirik Dara, bibirnya melengkung dengan sedikit senyum sinis. 

Beberapa dari mereka tertawa kecil, berusaha menahan kekeh yang terdengar tajam. 

Dara tersenyum tipis, dengan sengaja mempertegas nada bicara agar perhatian mereka tertuju padanya. "Ya ampun, Jeng Nita ini perhatian sekali pada anakku. Tapi maaf mengecewakanmu, Livia tidak ada di rumah. Pagi-pagi tadi dia sudah berangkat kerja, ke pabrik teh," jawabnya dengan nada santai, seolah itu adalah hal yang lumrah. Dan seperti yang diduga, kalimatnya berhasil memancing keterkejutan. 

"Kerja? Yang benar saja, Jeng? Seorang istri kapten kerja di pabrik teh?" salah satu dari mereka memotong dengan raut wajah yang jelas-jelas tak percaya. 

Dara mengangguk dengan santai, menikmati setiap detik perhatian yang tercurah padanya. "Benar sekali. Sebagai ibu ibunya, aku merasa perlu mengajarinya tanggung jawab. Aku sengaja menahan kartu ATM-nya, tak memberikan uang sedikitpun. Lagipula, itu tanggung jawab Alex, suaminya, kan? Tapi ternyata .." 

Dara berhenti sebentar, membiarkan mereka tenggelam dalam rasa penasaran. "Livia mengakui bahwa selama ini Alex tidak pernah memberikan uang kepadanya. Jadi, dia meminta pekerjaan padaku," tambah Dara dengan senyum puas di bibir. Ia tahu, pernyataan itu seperti petir di siang bolong untuk mereka. Dalam diam, ia menikmati ekspresi mereka. Ketidakpercayaan, keheranan, bahkan sedikit rasa puas dari yang lain. Tidak ada yang berani melanjutkan pembicaraan. 

Bagi Dara, momen ini seperti kemenangan kecil. Membuat nama besannya sedikit tercoreng.  Tentu saja, itu adalah bagian yang paling memuaskan.

"Aku minta maaf atas sikap anakku kepada anakmu, Jeng. Aku memberikan salah satu kartuku untuk Livia, tolong sampaikan kepadanya. Pasti memarahi anakku itu," ucap Nadia sambil menatap wajah besannya. 

Dara bisa melihat sedikit kerut di alisnya yang menandakan rasa malu. Namun, di balik sikapnya itu, ada ekspresi yang tidak mampu Nadia  sembunyikan—kekecewaan dan mungkin sedikit kesal yang terus menghantui dirinya. "Bagaimana rasanya seorang ibu dipermalukan di depan semua orang? Aku tahu persis perasaan itu." Hatinya berdesir, mengingat momen saat anaknya pertama kali menikah dengan Alex. Ia sempat merasa optimis dan bahagia. "Mungkin kehidupannya akan berubah lebih baik dari sebelumnya," pikirnya dulu. 

Tapi kenyataannya jauh dari ekspektasi. Livia, anaknya, perlahan menemukan cara untuk membalik keadaan. Melawan ekspektasi keluarga suaminya. Ada rasa bangga dalam diri Dara, tapi bersamaan dengan itu, Dara juga teringat betapa sakitnya jalan yang telah Livia lalui untuk sampai di titik ini. 

Nadia masih berbicara, mencoba menawarkan bantuan yang tidak diminta, membuat Dara semakin yakin bahwa anaknya tidak memerlukan belas kasih dari siapa pun. 

Dara menarik napas dalam-dalam, lalu menjawab pelan, tapi tegas. "Terima kasih atas perhatiannya, Jeng. Tapi aku menolaknya. Anakmu mungkin butuh penjelasan, tapi anakku sudah terlalu kecewa—kepada suami, kepada keluarga suaminya. Dia sudah kehilangan rasa percaya itu, dan aku yakin sekali, dia tidak akan menerima ini." 

Dara menatap Nadia lagi. Rasanya aneh, seperti ada jurang yang makin lebar di antara mereka, dua ibu yang memperjuangkan nasib anak-anak mereka. "Coba lakukan sendiri jika Jeng Nadia tidak mempercayai ucapanku," tambahnya, tersenyum kecil. 

Dalam hati Dara, ia hanya ingin membiarkan anaknya meraih kebahagiaannya dengan caranya sendiri, tanpa ada intervensi dari siapa pun.

Setelah selesai mengatakan itu, Dara meninggalkan mereka semua. Rasanya puas sekali, melihat Nadia terdiam membisu.

Acara minum teh bersama menjadi berantakan dan membubarkan diri masing-masing.

Rekha langsung mencekal lengan adiknya. "Apa kamu pantas berbicara seperti itu? Kamu tidak tahu siapa keluarga Verick?"

Dara menepis tangan kakaknya dengan kasar dan menatap tajam. "Apa yang aku katakan adalah benar, Kak. Sudah waktunya membalikan keadaan, di mana anakku diinjak-injak harga dirinya! Bahkan aku tahu, di mana Kak Rekha selalu menghasut anakku! Kamu kira aku tidak tahu?"

Rekha terdiam mematung mendengarnya, tidak menyangka adiknya sudah mengetahui semua ini.

"Jadi benar, kamu selalu mempengaruhi pikiran menantuku? Kalian adalah satu keluarga. Tapi di belakang sangatlah busuk!" tiba-tiba Nadia muncul dibalik tembok, sengaja menguping pembicaraan mereka.

"Ak-aku ... tidak bermaksud seperti itu, Jeng. Tapi ..."

1
Yuliana Tunru
mmg lebih baik.hidupntenang ya dara bekerja dan menghidupi siri sendiri nikmati keserakahan dan kejahatan mu rekha toh kau cuma benalu skrg sok baik padahal pusing..kalah z trs kevin biar zyan tak bisa lg byk tingkah
Yuliana Tunru
bagus livia biar zayn kapok nipu2 orang lg jgn dikasih celah ya
Nabila Al Adibah
Luar biasa
Dewi Sri
Typonya sangat bertebaran
Mawar Hitam: makasih komen kak, jadi aku perbaiki
total 1 replies
Dewi Sri
Pantas saja jarang yg koment atau suka novel ini, nama nama pemeran nya sering gonta ganti dan salah dlm penulisan.... perbaiki lagi thor
Dewi Sri
ceritanya lumayan bagus tp sepi komentar...tetap semangat ya othor, sy baru nemu cerita ini
Yuliana Tunru
swmua jd aneh saat kubia berubah mertua x jg ikut takut klo livia danbalex cerai pdhl alex cuek bgt eh malah MP ..up lg lah thorr penasaran
Yuliana Tunru
ayo alex jika mmg livia cintamu pertahankan krn samoe bab ini blm jelaa apakahvalex dan mm x mmg benar2 menganggap livia istri dan menatu yg berharga
Mawar Hitam: pengen tabok yakan kak
total 1 replies
Yuliana Tunru
good livia basmi semua penghianant dan orang2 yg penuh.dusta kyat demi hidupmu hg mama mu
Mawar Hitam: sabarr kak 🤣
total 1 replies
Yuliana Tunru
smoga livia yg baru lbh tangguh tak.mudah di tindas tak bodoh lupakan obsesi suami yg tak pernah mengagapmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!