NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Suami Dingin

Mengejar Cinta Suami Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:135k
Nilai: 5
Nama Author: Adzana Raisha

Menutupi jati diri dari sang suami, Dilara Agnesia menjalani kehidupan pernikahan toxic demi masa depan adik-adiknya. Pernikahan tanpa cinta dengan seorang pria dingin tak berperasaan.

Mampukan Dilara meluruhkan sikap dingan Alan, suaminya dengan cintanya. Ataukan Dilara harus menerima terus dicampakan, hingga ia lelah dan memilih pergi?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adzana Raisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Tak Terduga

"Sepertinya mobil kita menabrak pengendara lain, Nyonya."

"Apa!." Dilara menelan ludah. Ia mulai ketakutan. Terlebih dari luar kaca tampak orang-orang mulai berkerumun di tempat kejadian.

"Nyonya tidak perlu khawatir, biar saya yang keluar." Supir itu membuka pintu mobil secara perlahan. Meski dilanda ketakutan, namun sebagai seorang supir berpengalaman, tentunya dirinya mampu melindungi sang majikan. Siaga dan pasang badan terlebih yang terjadi pun karna kesalahannya.

Meski diminta untuk tenang tapi dalam situasi seperti ini Dilara mana mungkin bisa tenang. Ia melihat dari kaca, mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. Hendak menghubungi Alan pun tak berani. Ia takut jika Alan murka dan melampiaskannya pada supir mereka.

Dilara melihat jika supir pribadinya berdebat dengan beberapa pria, termasuk pengendara mobil yang sudah supir pribadinya tabrak. Tak tega, perempuan itu pun keluar dari dalam mobil.

"Nyonya, kenapa anda keluar?." Raut putus asa tergambar jelas di wajah supir pribadi tersebut. Ia cukup menyayangkan sikap sang Nyonya yang tak menuruti perintahnya.

"A-aku, ha-hanya ..."

"O.. Jadi anda pemilik mobil yang sudah menyenggol bodi mobil saya?."

Tiba-tiba suara lantang seorang pria memangkas paksa ucapan Dilara. Dialah pemilik mobil yang tanpa sengaja ditabrak sopir Dilara dari belakang.

Sang sopir diam, sedangkan Dilara gelagapan. Perempuan itu memang mendengar suara keras yang mungkin terjadi karna benturan keras dari dua badan mobil yang bertubrukan.

Dilara masih tak memandang lawan bicara tapi tertuju pada badan mobil miliknya dan sang pemilik lain yang sama-sama ringsek.

"Saya minta maaf," ucap Dilara pada akhirnya. "Saya akan mengganti semua kerugian anda, dan biaya perbaikan. Sebelumnya saya be--, anda?." Dilara terkesiap, tubuhnya tersentak saat bisa melihat lawan bicaranya secara jelas.

"Wah, Nyonya Alan Wirdo Hutomo. Senang sekali bisa kembali bertemu dengan anda ya meski dalam situasi seperti ini." Lawan bicara Dilara tergelak. Pemilik mobil, yang beradu banteng dengan mobil Dilara rupanya Dokter Diego.

"Anda Dokter .., em Dokter.." Dilara seperti sedang mengingat nama Dokter yang merupakan teman suaminya namun Dilara tak berhasil.

Pria didepannya itu tergelak.

"Saya Diego, Nyonya." Pria tinggi tegap itu meminta pada beberapa orang yang berkerumun untuk bubar. Jalanan sekitar kembali lancar selepas sedikit insiden yang berujung kemacetan panjang.

"Paman sepertinya kita butuh mobil derek untuk .."

"Oh, tidak perlu, Nyonya. Mobil saya hanya tergores sedikit jadi masih bisa digunakan." Diego menepuk badan mobil mewahnya yang tergores. "Hanya badan mobil, bukan apa lagi mesin. Jadi masih bisa digunakan." Diego tersenyum, dan pandangannya tak lepas dari Dilara.

Istri dari Alan itu justru tidak nyaman. Supir pribadinya pun demikian. Tadi sebelum majikannya keluar, pengendara mobil sempat naik pitam tapi sekarang, kenapa pria itu jadi seramah ini?.

"Maka dari itu saya akan menganti kerugian. Kita akan bawa mobil anda kebengkel terdekat." Dilara memberi saran, dirinya ingin bertanggung jawab agar masalah tak menjadi panjang.

"Oh tidak perlu, lagi pula saya lah yang salah sebab memberhentikan mesin mobil secara mendadak, sampai mobil yang dikemudikan supir anda tak sempat menginjak rem."

Hah, Dilara dan sang supir mengganga mendengar penjelasan Diego. Benarkah, lalu tadi apa gunanya ribut-ribut?.

💗💗💗💗💗

Dilara menatap tak berselera pada potongan cake serta segelas capucino yang beberapa saat lalu ia pesan. Menolak ganti rugi tetapi Diego mengajak Dilara untuk minum kopi sebagai ganti. Apa-apaan ini?. Perempuan itu ingin menolak namun tak kuasa mengingat Dokter gigi itu juga merupakan teman dekat dari Alan.

"Nyonya, kau belum menyentuh makananmu. Apa perlu aku suapi?.”

Dilara tersentak setelah mendengar ucapan Diego yang terkesan berani, terlebih pada seorang wanita yang sudah bersuami seperti dirinya.

"O, terimakasih. Saya bisa sendiri.” Buru-buru Dilara meneguk cappucino, dan memakan cake setelahnya.

”Pelan-pelan, Nyonya. Anda bisa tersedak." Diego tiba-tiba menarik selembar tisu, lalu hendak menyeka lelehan selai coklat yang tersisa disudut bibir Dilara. Akan tetapi perempuan itu lebih dulu menghindar.

"Maaf, Tuan. Saya bisa sendiri," tolak Dilara. Ia membiarka tangan Diego beserta lembaran tisu yang mengambang diudara. Perempuan itu menarik tisu kemudian mengusap bibirnya sendiri.

Berulang kali Dilara menghela nafas dalam. Ia tak nyaman. Supir pribadinya pun dilarang untuk bergabung namun dirinya sudah memberi perintah untuk memberitahukan tentang pertemuannya dengan Diego pada Alan.

Sikap berbeda tentu dirasakan Diego. Pria berjambang itu begitu senang, sepasang matanya berbinar, begitu pun dengan senyumnya yang terus terkembang saat berbicara dengan Dilara.

Pria itu juga beralasan tak masuk kerja sebab baru saja menjenguk keluarganya di rumah sakit lain. Pria itu bercerita banyak hal meski Dilara menanggapi ala kadarnya. Diego juga secara terang-terangan memuji paras dan kepribadian Dilara.

Perempuan itu pun melengos. Cih, tau kepribadiannya dari mana sedang mereka saja tak saling dekat. Bertegur sapa dengan Diego saja hanya beberapa kali itu pun bertemu tanpa sengaja saat ingin mengantarkan makan siang untuk Alan.

Merasa jika pembicaraan Diego sudah merambah kemana-mana, Dilara mengecek waktu lewat ponsel. Hah, hari sudah mulai senja, dan Alan mungkin sudah dalam perjalanan pulang.

"Em, maaf Tuan Diego sepertinya saya tidak bisa menemani anda berbicara lebih lama lagi. Hari sudah semakin sore, dan biasanya dijam-jam seperti ini suami saya sudah bersiap untuk pulang dari rumah sakit."

"O, suami anda yang tidak memperlakukan anda dengan baik itu?." Diego tersenyum lalu membuang wajah. Sementara Dilara, menggingit bibir bawah untuk melepaskan amarah. Dilara tak rela jika Alan disudutkan orang lain.

"Maaf, saya harus pulang." Dilara segera beranjak.

"Saya harap dilain waktu kita bisa bertemu kembali, Nyonya A L A N." Diujung kalimat Diego sempat tergelak. Entah sebagai salam perpisahan atau pun ejekan. Dilara tak perduli, ia berbalik badan dan melangkah pergi. Meninggalkan Diego yang tersenyum senang saat menemukan satu barang milik Dilara yang tertinggal.

💗💗💗💗💗

Ketika memasuki gerbang utama kediaman, Dilara memejamkan mata begitu mengetahui kuda besi milik sang suami sudah tersimpan di garasi. Alan sudah pulang, dan dirinya tak berada di rumah.

"Aku harap paman bisa menjaga rahasia."

"Baik, Nyonya."

"Untuk kerusakan mobil, tenang saja. Aku akan menghubungi seseorang dan bodi mobil itu akan mulus kembali pada esok hari." Dilara tak berbohong. Semua ia lakukan agar Alan tak curiga. Meski pun pria itu tak mungkin mengurusi tentang mobil, namun jika di dalam kendaraan itu ada dirinya, tak mungkin pria itu diam saja.

"Baik, Nyonya."

Dilara keluar selepas sang supir membuka pintu mobil. Perempuan itu menentralkan nafas. Memasang wajah ceria, dan merapikan penampilannya yang tanpa cela. Semua demi Alan.

"Nyonya, Tuan menunggu anda di ruang kerja," lapor sang pelayan begitu pintu rumah utama baru saja terbuka.

"Ya, Terimakasih, Bibi."

Benar saja, saat kakinya menginjak lantai ruang keluarga, Alan sudah duduk di salah satu sofa dengan kaki saling menyilang. Pria itu tak melakukan apa pun, hanya duduk diam dengan punggung menyandar kekepala sofa.

"Honey," Dilara berlari menghampiri. Duduk dipangkuan Alan kemudian memberikan ciuman di bibir dan kedua pipi suaminya tersebut.

"Kau dari mana," tanya Alan dingin. Meski mendapat ciuman bertubi-tubi, pria itu tak berkeinginan untuk membalas.

"Maaf, aku mengunjungi adik-adik tanpa bilang padamu." Dilara memasang wajah Iba. Padahal ia tau, berbicara atau tidak pun juga tak berpengaruh. Alan mana perduli dengan dirinya.

"Kenapa tidak memberitahuku," tanya Alan yang membuat Dilara menghentikan ciuman. Perempuan itu mulai takut. Takut jikan Alan murka. "Jika kau bilang, kita bisa mengunjungi adikmu bersama," sambung Alan yang mana membuat Dilara terperangah.

"Be-bersama...?." Dilara sepeti tak mempercayai ucapan sang suami. Ia menatap lekat-lekat wajah sang suami, dan sukses membuat pria tampan itu tersenyum.

"Kenapa menatapku seperti itu?." Alan yang semula pasif, mulai melingkarkan tangan dipinggang sang istri yang duduk dipangkuan.

Saat perempuan itu tak kunjung memberi jawaban, Alan malah gemas dan menciumi kedua pipi kemudian bibir Dilara.

"Aku bilang, jangan menatapku seperti itu."

"Aww..." Dilara menjerit saat Alan malah menggigit bibirnya.

Pria itu tergelak. Kembali menciumi pipi sang istri yang terlihat semakin gemas.

Tbc.

1
Sugiarti Arti
okkkkkkk
aroem
bagus
Leya channel
padahal oas di telpon supurnya suruh menyelamatkan diri dlu.ini malah ketemu meninggal.
diperalat tok khannnn..kapok..
Holipah
hayo Diego Hary udah bangkit lgi 😅😅
Syahilla Naazifa
Luar biasa
yesi yuniar
diego diteror sama hary 😁
Nana Loehat
🤣🤣pete ohh pete
sekalian jengkol pas top markotop
Meysha Talitha Putri
Luar biasa
yesi yuniar
memang harus dicurigai dan diawasi
E Jaa
terbaik
yesi yuniar
begitu kejadiannya...
kakek 👍👍👍👍
yesi yuniar
syukurlah kakek selamat ...
ditunggu kejutannya ya kek 🤗🤗
aqil siroj
kak kenapa mentari setelah hujannya dihapus ya...
padahal aku udah nungguin upnya lohh
Adzana Raisha: Assalamualaikum..
Maaf, Kak. Untuk Mentari setelah hujan sudah tidak ada lagi di NT karna sudah aku pindah ke apk sebelah berlogo F. Disana juga gratis. Yuk, kalau mau baca tinggal download aplikasi dan cari nama Pena Pemilik Rindu91. Terimakasih
total 1 replies
yesi yuniar
apa ada kerjasama antara diego dan sopirnya kakek ya atau dgn pamannya mungkin 🤔🤔
yesi yuniar
ternyata kakek yg dicelakai 🙄
Ratna R
lajut up nya dong kk
Nana Loehat
ya ampyunnnnn pyunnn
kelakuan kake ama alan
mengocok perutq thor🤣🤣🤣🤣🤣
astga naga


eitsss diego
mau mencelakai siapa??
apkh Dahlia
atw alan
tp q rasa tak mungkin
psti yg di incar yg Laemah
ya kan thor😁
diego diego
kasihannya u
obsesi mpe gangguan jiwa
Nana Loehat
alan jd sengklekkkkk🤣🤣🤣
ya ampun ferguso
"Melambai lambai"

boleh ga q tangkappp
wkwkwkkkk
yesi yuniar
siapa nih yg mau dicelakai sama diego... apa alan ??? 🤔
yesi yuniar
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!