Gadis cantik nan ceria selalu saja membuat orang di sekitarnya bahagia bernama Kania Natasya Gardana , dia membuat orang lain iri karena dia adalah anak CEO ternama.
tapi siapa sangka di balik sikapnya yang selalu ceria ,ternyata ada rahasia besar di baliknya .
rahasia apa yang di sembunyikan si gadis cantik ?...
oke guys jangan lupa di baca yah...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ma'arifa senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai terbiasa
Tasya dan Bryan sudah kembali ke kediaman mereka, dan kini Tasya melakukan tugasnya seperti biasa.
"Tasya mulai sekarang ini kamar kamu dan semua barang-barang kamu sudah saya suruh antarkan ke sini,"uca Brian sambil menunjukkan salah satu kamar yang tidak terlalu jauh dari kamarnya.
"kenapa saya tidak di kamar bawah saja tuan,kan lebih enak di kamar bawah jadi lebih jauh-jauhan sama tuan,"jawab Tasya dengan santai.
"oh jadi kamu tidak mau berdekatan dengan saya, apa saya seburuk itu Di matamu?,"tanya Brian sambil melirik dengan tajam.
"tidak seperti itu kok tuan, kan saya tadi cuman tanya saja kalau memang Tuan maunya begini ya tidak apa-apa juga,saya juga senang karena saya tidak terlalu takut di bawah sendirian,"jawab Tasya sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Brian tak menghiraukan ucapan dari Tasya dan ia langsung masuk ke dalam kamarnya sendiri.
"emang dasar orang yang suka kesinggung, padahal kan gue cuman ngomong santai aja eh malah dibuat serius, dasar muka datar,"ucapnya menggerutu sendiri.
"siapa muka datar?,"tanya Brian dari dalam kamar.
"ah tidak tuan, itu maksud saya tadi saya nonton film horor hantu muka datar, muka rata gitu maksudnya tuan,"jawab Tasya dengan gugup.
Tasya melihat-lihat ke arah kamar Brian,dan di situ Tasya sangat yakin kalau pintu kamar Bryan sudah ditutup Tapi entah mengapa Brian masih tetap saja bisa mendengarnya.
"tajem banget sih telinganya, masa cuman ngomong gini aja udah denger, dasar muka datar nyebelin, ngeselin,"omelnya lagi.
"Tasya saya masih mendengar suara kamu!,"jawab Brian lagi yang berada di dalam kamar.
"ih sebentar-sebentar denger, sebentar sebentar denger, kenapa gak dibuang aja sih telinga itu biar gak denger,"ucapnya secara refleks.
"Tasya,"jawab Brian lagi dengan nada yang agak tinggi.
Di situ Tasya langsung menutup mulutnya dan ia berlari menuju ke arah kamar yang sudah disiapkan oleh Brian.
"Untung aja gue cepet-cepet masuk, emang udah deh gue males sama dia, tapi gue kok lapar ya, Tapi nanti kalau gue keluar dan ketemu sama dia gimana, pasti dia bakalan marah-marah dan ngatain gue lagi,"ujar Tasya sambil mondar-mandir di dalam kamarnya.
Tasya membuka sedikit pintunya dan ia mengintip dari celah-celah pintu, ketika dirasa sudah aman Tasya pun langsung keluar dan pergi ke dapur untuk memasak.
"ngapain kamu?,"tanya Brian yang berada di belakangnya.
"enggak... enggak ngapa-ngapain, saya cuman masak aja kok,"jawab Tasya dengan gugup.
"iya saya juga tahu kalau kamu itu lagi masak, tapi yang mau saya tanyakan itu kamu masak apa?".
"itu... saya masak nasi goreng,Maaf ya tuan karena saya memakai bahan masakan milik tuan,saya berjanji kalau besok saya akan membeli bahan masakan sendiri agar tidak membuat bahan-bahan masakan Tuan menjadi terbuang sia-sia".
Brian yang mendengar itu langsung terdiam, karena ia tidak menunjang perkataannya waktu itu benar-benar ditanggapi dengan serius oleh Tasya.
Dan Brian seperti merasa bersalah karena membuat Tasya seakan hanya menumpang tidur di kediamannya, padahal yang sebenarnya terjadi Tasya adalah nyonya di rumah itu.
"lanjutkan saja kalau kamu mau memasak, Jangan pikirkan soal bahan masakan,waktu itu saya cuman bercanda saja dan saya pikir kamu tidak akan menanggapinya dengan serius, makan saja apa yang ada di sini!,"ucap Bryan lalu duduk di kursi yang tidak terlalu jauh dari situ.
Tasya menganggukan kepalanya,dan Bryan hanya menatap ke arah Tasya yang sedang asyik memasak.
("kenapa akhir-akhir ini saya merasa ada yang aneh, kenapa saya sangat suka melihat senyum dari gadis ini,kenapa saya merasa nyaman ketika berada di dekat gadis ini, bahkan ketika saya bersama dengan Angeline saya tidak pernah merasakan seperti ini,"ucapnya dalam hati).
tidak terasa ada senyum simpul yang terulas di wajah brian, dan juga ada debaran yang mulai terasa di antara Tasya dan juga brian.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di sisi lain Angeline baru saja sampai di kediaman brian, dan ia langsung memencet bel berkali-kali,tapi karena tak kunjung ada yang membukakan pintu ia pun langsung masuk begitu saja,dan Angeline tidak sengaja melihat Brian yang sedang fokus menatap ke arah Tasya.
"sayang....,"panggil Angeline.
Brian yang mendengar itu langsung kaget dan ia menatap ke arah orang yang memanggilnya.
reflek Brian di situ langsung bertanya kepada Angeline,"kamu kok ada di sini, bukannya kamu lagi kerja di luar negeri ya, kan kata kamu kamu ada syuting yang sangat penting?,"tanya brian.
"kok kamu tanya gitu ke aku, masa aku nggak boleh sih main ke sini, oh apa karena kamu sudah punya istri dan aku nggak boleh datang ke sini?,"jawab Angeline sambil mengernitkan dahi.
Brian menoleh ke arah Tasya sejenak,dan ia langsung menggelengkan kepala kepada Angeline.
"nggak gitu Sayang,ini kan udah malam jadi kalau kamu ke sini nggak enak sama yang lain takut nanti dikirainnya ada apa lagi?,"jawab Brian beralasan.
"biasanya juga aku datangnya malam-malam kayak gini, bahkan aku datang lebih malam dari ini, tapi kenapa kamu baru ngomongnya sekarang, kamu akhir-akhir ini kok tambah aneh ya?,"tanya Angeline dengan curiga.
"ya kan tapi sekarang beda sayang,sekarang di sini sudah ada Tasya jadi takut orang lain di sini malah berpikiran yang tidak-tidak tentang kamu,"jawab brian.
Tasya yang sudah selesai memasak langsung memutuskan untukpergi karena ia tidak mau mendengar perbincangan romantis antara suaminya dan juga selingkuhannya.
"tunggu dulu kamu mau ke mana?,"tanya Angeline sambil memegang lengan tangan Tasya.
"memangnya ada apa ya?, Apa kamu masih ada kepentingan dengan saya?,"jawab Tasya sambil tersenyum.
"oh berani sekali kamu berbicara seperti itu kepada saya, saya mau ngobrol penting dengan kamu!,"ucap Angeline.
Tasya mulai duduk di kursi kosong sebelah Brian, dan ia menatap ke arah Angeline yang sedang bergeledotan di lengan tangan suaminya.
"Ya sudah kalau kalian berdua mau ngobrol, aku masuk dulu ya, biar kalian bisa leluasa buat ngobrol,"ucap Brian nggak lu pergi.
Angeline melipat kedua tangannya dan menumbuhkan satu kakinya ke kaki yang lain.
"gimana rasanya jadi nyonya,pasti enak banget ya punya suami yang kaya raya dan cuman bisa nikmatin harta aja?,"ucap Angeline dengan menyeringai.
"maksud Anda apa ya,bukannya Anda tahu sendiri kalau saya di sini hanyalah istri di atas kertas saja,"jawab Tasya yang juga ikut senyum .
"oh ternyata dugaan saya salah, saya pikir kamu akan diam saja meskipun saya gertak, ternyata kamu memiliki nyali juga ya untuk menjawab pertanyaan dari saya?".
"tentunya,karena jika saya hanya diam saja terus apa band aja saya dengan wanita bisu?".
Angeline melirik dengan sinis dan ia menyeringai kembali.
"saya ingatkan ya sama kamu,Brian itu milik saya jadi kamu jangan berharap deh bisa menjadi nyonya di rumah ini,meskipun kamu yang menikah dengan Brian tapi kamu juga tahu jawaban Brian pasti akan sama dan akan tetap memilih saya.
kamu jangan macam-macam ya sama saya, jangan sampai kamu merebut kekasih saya, karena saya tidak akan pernah membiarkan hal itu dapat terjadi,"ucap Angeline dengan suara yang sangat pelan namun sangat mematikan.
"buat apa saya merebut tuan dari anda,Tuan lebih pintar daripada saya mana mungkin beliau mau dengan orang rendah dan seperti saya, buat apa juga saya berharap kepada Tuan, saya tahu kok dan saya sadar atas posisi saya dan juga kasta saya, mana mungkin orang seperti saya bisa disandingkan dengan tuan.
ini saja saya mau karena suruhan dari orang tua jika seandainya orang tua saya tidak menjodohkan saya seperti ini, saya tidak akan pernah mau".
"kamu seperti orang yang sok jual mahal banget ya, padahal saya juga tahu kalau Brian tidak akan pernah mau sama kamu,oh ya Dan satu lagi asal kamu tahu Brian itu sudah mengatakan kepada saya kalau setelah 1 tahun pernikahan kalian, atau lebih tepatnya 3 bulan aja deh pernikahan kalian ini ,maka kalian akan resmi bercerai".
Tasya begitu kaget mendengar ucapan dari Angeline, karena ia tidak tahu perihal perceraian yang direncanakan oleh Brian kepadanya, tapi ia tetap berusaha untuk bersikap baik-baik saja dan tidak membuat Angeline curiga terhadapnya.
"oh Oke saya mengerti, dan saya akan mau jika memang saya harus bercerai dengan Tuan, setelah ini anda bisa menikah dengan Tuan kan, Ya sudah saya permisi dulu,"Tasya pun tersenyum dan meninggalkan Angeline di situ sendirian.
Brian dari tadi sebenarnya tahu,karena ia melihat semua yang terjadi itu dari CCTV yang langsung menyambung ke ponsel miliknya,tapi ia memilih untuk tetap diam di tempat dan tidak ikut campur atas perdebatan dari mereka berdua.
jika Brian memilih untuk membela Tasya maka Angeline nanti akan merajuk, tapi jika memilih membela Angeline, iya takut Tasya akan pulang ke rumah kedua orang tuanya, karena akhir-akhir ini Brian mulai nyaman dengan keberadaan Tasya.
🌺💫🌺
Oke Guys jangan lupa baca bab selanjutnya dan selamat membaca:)
