Seorang pendekar tua membawa salah satu dari Lima Harta Suci sebuah benda yang kekuatannya bisa mengubah langit dan bumi.
Dikejar oleh puluhan pendekar dari sekte-sekte sesat yang mengincar harta itu, ia memilih bertarung demi mencegah benda suci itu jatuh ke tangan yang salah.
Pertarungan berlangsung tiga hari tiga malam. Darah tumpah, nyawa melayang, dan pada akhirnya sang pendekar pun gugur.
Namun saat dunia mengira kisahnya telah berakhir, seberkas cahaya emas, menembus tubuhnya yang tak bernyawa dan membawanya kembali ke masa lalu ke tubuhnya yang masih muda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon biru merah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 31. Akhir Tetua Feng Xi
Lin Yan kini sudah tidak dapat melarikan diri lagi. Mereka saling bertatapan hingga Tetua Fang Xi membuka suara dengan amarah yang membara.
“Apa dirimu, keparat yang membunuh muridku di Kota Bunga Mawar?!” teriak Tetua Fang Xi kepada Lin Yan.
“Murid? Maksudmu seseorang yang hanya pandai berbicara besar itu?” jawab Lin Yan dengan senyum sinis, mencoba memprovokasi agar musuhnya lengah.
“Keparat! Memang kau yang membunuhnya. Aku akan bunuh kau sekarang juga!” teriak Fang Xi dengan kemarahan yang memuncak.
Tanpa banyak bicara lagi, Tetua Fang Xi segera menerjang maju, pedangnya terangkat tinggi. Sebuah serangan ganas langsung menyambar ke arah Lin Yan.
Lin Yan dengan cepat menghindar dan menahan pedang Fang Xi dengan pedangnya sendiri, meskipun serangan itu begitu berat sehingga dirinya terhuyung mundur beberapa langkah.
“Serangannya terasa sangat berat,” keluh Lin Yan dalam hati.
Lin Yan menyadari betapa besarnya jurang kekuatan antara dirinya dan Tetua Fang Xi. Pada pertempuran sebelumnya melawan Harimau Es Abadi, Pedang Gerhana Matahari memberinya keunggulan berkat kecocokannya dengan elemen api. Namun, kali ini, musuhnya adalah seorang manusia tanpa ikatan elemen khusus. Lin Yan tahu bahwa ia harus memanfaatkan kelemahan musuh, dan itu hanya bisa dilakukan dengan membuat Fang Xi lengah.
Namun, setelah beberapa serangan, Lin Yan merasakan bahwa meski ia mencoba menyerang balik, setiap gerakan malah membuat dirinya semakin tertekan.
Setelah berpikir cepat, Lin Yan memutuskan untuk mengeluarkan Pedang Gerhana Matahari dari cincin penyimpanan.
"Ha, cincin penyimpanan? Sepertinya aku sedang beruntung bisa mendapatkan mangsa seperti ini!" ujar Fang Xi, matanya berbinar melihat cincin penyimpanan Lin Yan.
Lin Yan tahu betul bahwa jika ia mengeluarkan Pedang Gerhana Matahari begitu saja, Fang Xi akan semakin bersemangat untuk membunuhnya. Namun, dia tidak memiliki pilihan lain. Jika dia tidak melawan dengan kekuatan penuh, dia yang akan mati.
"Teknik Pedang Api!" seru Lin Yan, dan dalam sekejap, serangannya berubah lebih cepat dan lebih kuat, berusaha untuk menahan serangan Fang Xi yang semakin membabi buta.
Fang Xi terkejut. Sebagai seorang tetua, dia mengenali teknik pedang itu—sebuah teknik pedang yang telah punah. "Bagaimana bisa kau mempelajari teknik pedang itu?" tanya Fang Xi, terkejut.
"Aku mempelajarinya dari buku ini," jawab Lin Yan sambil mengeluarkan sebuah kitab kusam dari dalam cincin penyimpanannya.
Itulah saatnya. Lin Yan berharap bisa memancing Fang Xi untuk mengambil buku itu dan memberi dirinya kesempatan untuk melarikan diri.
"Berikan itu padaku, dan aku akan mengampuni hidupmu," ucap Fang Xi dengan wajah penuh tipu daya.
"Ambil saja kalau kau mau," jawab Lin Yan sambil melemparkan kitab itu dengan cepat ke arah Fang Xi.
Perlahan, pertarungan kembali memasuki fase yang lebih sengit. Fang Xi kini melancarkan serangan yang jauh lebih cepat dan kuat. Ketangguhan pedangnya yang sebelumnya tenang kini berubah menjadi sangat mematikan. Setiap serangan menekan Lin Yan mundur, dan percikan api dari benturan pedang mereka terlihat jelas di tengah hutan yang gelap.
"Teknik Pedang Petir!" seru Lin Yan. Tubuhnya semakin cepat, dan serangannya semakin mengalir deras, meskipun masih belum cukup untuk memukul mundur Fang Xi.
"Kau juga menguasai Teknik Pedang Petir?" tanya Fang Xi, semakin bersemangat.
Lin Yan tahu bahwa jika pertempuran ini terus berlanjut, ia akan kalah. Daya tahan tubuhnya sudah semakin berkurang. Dengan tekad, dia melancarkan serangan terakhir yang cukup kuat hingga membuat Fang Xi mundur.
Melihat kesempatan untuk melarikan diri, Lin Yan berbalik dan segera berlari.
"Keparat! Berusaha melarikan diri?! Tidak akan kubiarkan!" teriak Fang Xi, semakin marah dan mengejar Lin Yan.
Lin Yan menfokuskan tenaga dalamnya untuk mempercepat tubuhnya, menggunakan ilmu meringankan tubuh. Kecepatan mereka seimbang, berkat pengalaman bertahun-tahun Lin Yan dalam kehidupan pertamanya.
Akhirnya, mereka tiba di pinggir sungai yang sangat besar. Lin Yan melihat ini sebagai kesempatan untuk melakukan serangan balik. Dia berbalik dengan memegang kitab kusam dan cincin penyimpanan.
"Ini yang kau inginkan, bukan?" ucap Lin Yan dengan suara rendah, sambil melemparkan kitab dan cincin itu ke sungai.
"Bagus, sepertinya kau tahu apa yang harus dilakukan di saat seperti ini," jawab Fang Xi, senyum jahat menghiasi wajahnya. "Cepat, serahkan itu padaku!"
Namun, Lin Yan sudah melemparkan kedua benda itu ke dalam sungai dengan tenaga dalamnya. Kitab dan cincin itu terlempar jauh dan tenggelam di dalam air.
"Sialan!" teriak Fang Xi, marah.
Fang Xi kini dihadapkan pada dua pilihan: jika dia mengejar Lin Yan, dia akan kehilangan kitab dan cincin penyimpanan. Namun, jika dia mengejar benda-benda itu, Lin Yan akan terlepas darinya.
Setelah mempertimbangkan dengan cepat, Fang Xi memutuskan untuk mengejar kitab dan cincin penyimpanan, berpikir bahwa benda-benda itu lebih penting daripada memburu Lin Yan.
Saat hampir berhasil mendapatkan kitab dan cincin penyimpanan, tiba-tiba Lin Yan muncul dari balik pohon dan menyerang Fang Xi dengan Pedang Gerhana Matahari yang kini sudah ada di tangannya.
"Perubahan Elemen!" seru Lin Yan, dengan cepat menggabungkan kekuatan pedangnya.
"Teknik Pedang Pembalik Surga, Pembelah Langit!" teriak Lin Yan, mengayunkan pedangnya dengan penuh kekuatan.
Serangan yang sangat cepat dan mematikan menghantam Fang Xi yang tak sempat menghindar. Luka yang besar langsung terbuka di tubuhnya.
“AKKKK....!” teriak Fang Xi kesakitan.
Lin Yan tidak memberi kesempatan kepada musuhnya untuk bernafas. Dengan sekali lagi, Lin Yan melancarkan serangan fatal yang membuat Fang Xi tewas seketika.
DUARRR…!
Dengan napas terengah-engah, Lin Yan memastikan bahwa Fang Xi telah mati. Tubuhnya hampir kehabisan tenaga dalam setelah mengeluarkan seluruh kekuatan dalam dua serangan terakhir.
Setelah memastikan semuanya aman, Lin Yan duduk di bawah pohon dekat sungai. Kitab dan cincin penyimpanan itu hanya palsu. Lin Yan sengaja menukarnya dengan barang palsu untuk membodohi Fang Xi.
Tetua Fang Xi akhirnya terperangkap dalam jebakan yang telah disiapkan Lin Yan, dan perjuangan itu pun berakhir dengan kemenangan Lin Yan.