Seorang gadis berusia 20 tahun, yang bekerja sebagai pelayan di sebuah Mension mewah milik keluarga Angkasa.
Suatu hari, gadis bernama Dara itu, tak sengaja di nodai oleh putra satu-satu tuan Angkasa, yang menyebabkan ia hamil.
Karena kehamilannya, ia terpaksa di nikah sirihkan oleh laki-laki yang telah menodainya.
Ayo ikuti kisahnya, apakah Dara mampu bertahan dalam rumah tangga menjadi istri sirih sekaligus istri simpanan? Apakah dia bisa melalui ujian rumah tangga yang di penuhi banyaknya rintangan? Ataukah ia akan memilih pergi saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau mengancamku
Ibu Ida mendatangi rumah temannya yang tampak lumayan mewah.
Tok Tok Tok
Ibu Ida mengetuk rumah itu. Seorang wanita paruh baya dari dalam rumah tersebut membuka pintu rumahnya.
Cklekkk
Wanita bernama Nadin itu tersenyum dna langsung memeluk tubuh ibu Ida.
"Kenapa kau baru berkunjung ke rumahku, Ida?" Tanya Nadin.
"Aku baru ada kesempatan datang kemari," jawab ibu Ida tersenyum.
"Mari kita masuk kedalam, Vano juga ada kok di dalam," ajak Nadin menarik lembut lengan sahabat baiknya itu.
Ida melangkah masuk kedalam, ia melihat putranya yang baru saja dari dapur.
"Ibu," Vano tersenyum manis menghampiri ibunya dan langsung memeluknya
Ibu Ida juga membalas memeluk putranya.
Iya, Vano adalah anak yang ibu Ida sembunyikan dari Angkasa, 27 tahun yang lalu, Vano dan Adam bersaudara lain ibu. Tak ada yang tau jika sebenarnya ibu Ida mempunyai anak rahasia dari Angkasa termasuk almarhum suaminya. Ibu Ida menikah dengan almarhum suaminya saat Vano sudah berusia dua tahun.
Almarhum suaminya adalah suami kedua ibu Ida, karena diam-diam ibu Ida pernah menikah siri dengan tuan Angkasa. Saat Angkasa di jodohkan dengan Yunda, Ida meminta Angkasa untuk menceraikannya, tak punya pilihan, Angkasa terpaksa menceraikan ibu Ida.
Angkasa mempunyai alasan kenapa ia menceraikan wanita yang sangat ia cintai itu, tapi Angkasa tak pernah memberitahukan pada ibu Ida, alasannya apa.
Saat ia menceraikan ibu Ida, wanita itu sedang hamil. Setahun umur Vano, Angkasa baru mengetahui jika ia mempunyai seorang putra bersama ibu Ida.
"Kenapa ibu baru saja datang kemari?" Tanya Vano.
"Maaf, ibu sibuk menjual kue nak," jawab ibu Ida tanpa memudarkan senyumannya.
"Kenapa ibu masih capek-capek bekerja sih Bu, padahal tiap bulan Vano mengisi kartu ATM yang Vano berikan pada ibu," jawab Vano.
"Ibu tidak mau tinggal di rumah Vano, karena ibu akan sakit jika tidak aktif,"
Vano hanya bisa menggeleng karena ibunya itu sangat keras kepala, padahal ibu Ida sama sekali tidak kekurangan uang darinya.
Sampai saat ini laki-laki tampan itu tak tau siapa Ayahnya. Dan yang membuat ia heran, karena ibunya tak pernah mengizinkannya berkunjung ke rumah peninggalan suaminya.
Ia bahkan tau jika ia mempunyai dua gadis sodara sekandungnya, tapi ibunya juga tak pernah mengizinkannya bertemu dengan Ririn dan Dara. Vano hanya bisa mengikuti semua perkataan ibunya.
,,,
Siang hari di desa.
"Dara, aku ingin kau mengikutiku kembali ke kota," ujar Adam terdengar tak ingin di bantah.
Dara menatap Adam dengan perasaan emosi, apa lagi mengingat semua ucapan nyonya Yunda yang angkuh itu, membuatnya tak pernah ingin muncul lagi di tengah-tengah keluarga itu, meski dalam mimpi sekalipun.
"Kau tidak bisa memaksaku tuan, kau tidak punya hak untuk itu," tegas Dara.
"Dara! Kau jangan lupa, kau itu masih istriku, dan aku belum pernah ceraikan kamu!" Sentak Adam karena Dara bekeras tak ingin kembali ke kota.
"Cih! Istri!? lebih tepatnya istri di atas kertas, lebih baik kau menceraikan aku! rumah tangga ini juga tidak sehat tuan Adam yang terhormat!"
"Kau akan menyesal jika kau tidak ingin mendengar perkataanku, Dara!"
"Apa maksudmu? Kau mengancamku?" Dara menatap kedua bola mata Adam, mereka berdua saling menatap antara satu sama lain, sama-sama saling bekeras, tak ada yang mau mengalah.