NovelToon NovelToon
Pernikahan Rahasia Anak SMA 3 ( Menikahi Guru Killer)

Pernikahan Rahasia Anak SMA 3 ( Menikahi Guru Killer)

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Terpaksa Menikahi Murid
Popularitas:918.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: LichaLika

Di hari pernikahan Kakaknya, seorang gadis terpaksa menggantikan sang kakak menjadi pengantin wanita. Ia didesak oleh kedua orang tuanya karena sang kakak lari di hari pernikahan.

Kehidupan baru dimulai bagi seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA sebagai seorang istri yang tak diinginkan. Ia terpaksa menjadi istri seorang guru yang juga mengajar di sekolahnya.

Aku melakukan semua ini demi menutupi rasa malu kedua orang tuaku. (Putri Anastasya)

Jangan pernah berharap aku memperlakukanmu sebagai seorang istri. Karena aku hanya menganggapmu sebagai muridku. (Rama Airlangga)

"Ingat, Putri! Mungkin di rumah, kita adalah suami istri. Tapi tidak di sekolah, kamu tetap saja muridku dan aku adalah gurumu. Jangan sampai ada yang tahu jika kita sudah menikah, mengerti!"

Bagaimana kisah rumah tangga mereka? Akankah cinta bersemi di antara guru dan siswa itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tertusuk jarum

Sementara itu di rumah sakit. Pak Dedi dan Bu Lili benar-benar shok mendengar pernyataan dari sang dokter jika putri pertama mereka sedang menderita sebuah penyakit yang berbahaya.

"Apakah Dinda bisa sembuh, Dok?" tanya Bu Lili penuh harap.

"Tentu saja, Bu. Kanker yang menyerang pasien masih ada di stadium 2. Jadi, pasien masih punya harapan untuk sembuh. Kita akan melakukan penanganan kemoterapi, dan tentunya pasien juga tidak boleh terlalu stress. Jadi, saya juga mohon kerjasamanya untuk bapak dan ibu supaya pasien tidak terlalu berpikir yang berat-berat dulu," ucap sang dokter.

"Iya, Dokter. Kami faham. Tapi, bagaimana dengan kebutaan yang dialami Dinda? Apakah masih bisa disembuhkan juga?" tanya Pak Dedi.

Sang dokter tersenyum. "Tentu saja, Pak. Asalkan pasien selalu rajin control ke dokter dan mengikuti serangkaian terapi untuk memulihkan penglihatannya. Karena kebutaan ini bersifat sementara. Bapak dan ibu tidak usah khawatir. Anak kalian masih bisa sembuh!" jelas sang dokter.

Tentu saja Pak Dedi dan Bu Lili sangat senang. Setidaknya masih ada harapan sembuh untuk Dinda.

Yudha pun ikut senang mendengar jika Dinda masih bisa ditolong. Setidaknya perasaan rasa bersalahnya sedikit berkurang dan sekarang tugasnya adalah membantu Dinda untuk sembuh dari penyakitnya.

Setelah berbicara dengan sang dokter. Pak Dedi dan Bu Lili segera menemui Dinda yang saat itu masih berada di kamar perawatan. Dinda masih terbaring lemah dengan bantuan oksigen dan selang infus yang masih menempel pada tubuhnya.

Bu Lili mendekati putrinya dan wanita itu benar-benar tidak bisa menahan rasa sedihnya saat melihat kondisi putrinya seperti itu.

"Ya Allah, Dinda! Kenapa kamu harus menyembunyikan rahasia besar ini dari kami! Kenapa, Nak? Kamu tidak seharusnya memendam sendiri penyakitmu. Tidak seperti ini! Ibu tahu kamu tidak ingin membuat kami kepikiran dan sedih dengan penyakitmu. Tapi, jika kamu memendam sendiri rasa sakit itu, tentu saja kami sangat bersedih. Bangunlah, Nak! Sadarlah!" bisik Bu Lili di telinga Dinda.

Mata Dinda masih tertutup. Tapi, ia masih bisa merespon lewat gerakan kecil pada ujung jarinya. Seolah ia mengerti apa yang dikatakan oleh sang ibu kepadanya.

Yudha yang saat itu sedang berada di kamar perawatan Dinda. Tiba-tiba saja ia ditelpon oleh sang tunangannya, Zora. Yudha pun keluar sejenak untuk berbicara dengan Zora.

"Halo!"

"Yudha, kamu kemana saja sih seharian? Aku hubungi telepon kamu nggak kamu angkat, kamu pasti sedang bertemu dengan teman-teman kamu ya? Pokoknya aku nggak suka kalau kamu pergi tanpa ngomong dulu ke aku." Terdengar suara Zora yang terlihat marah-marah kepada Yudha.

"Apa sih! Sudahlah Zora, lagipula aku tidak kemana-mana. Sudah! Lama-lama aku bosan selalu saja kamu atur. Aku juga butuh kebebasan," sahut Yudha yang merasa Zora selalu mengatur-atur dirinya.

"Ingat ya Yudha! Kamu jadi seperti ini itu karena aku, kamu terkenal juga karena Papa aku. Jika saja aku tidak mengenalkanmu dengan Papa. Kamu nggak bakalan jadi artis terkenal seperti ini!"

Karena merasa bosan dengan omelan Zora. Akhirnya, Yudha menutup ponselnya dengan cepat. Tentu saja wanita yang bernama Zora terlihat begitu kesal dengan ucapan dari Yudha.

"Awas saja kamu, Yudha! Aku tidak akan pernah membiarkan kamu pergi begitu saja dari hidupku!" ucap wanita itu kesal karena sang tunangan akhir-akhir ini mulai dingin.

Yudha menutup ponselnya dan ia pun tidak habis pikir dengan ucapan sang tunangan. Hal itu semakin membuat Yudha kesal. Pria itu pun masuk kembali ke dalam kamar Dinda.

Mata Yudha dikejutkan dengan Dinda yang mulai siuman. Pria itu terlihat berjalan mendekati Dinda yang saat itu sedang berbicara dengan kedua orang tuanya sambil menangis.

"Ayah, Ibu. Kenapa Dinda tidak bisa melihat wajah kalian berdua. Dinda buta ...." seru Dinda dengan suara tertahan.

"Dinda anakku, kamu yang sabar ya, Nak! Kamu pasti sembuh!" balas Bu Lili sambil memeluk putrinya. Pak Dedi pun turut mengusap rambut sang putri. Mereka sangat terharu akhirnya Dinda sudah sadar.

"Kamu pasti sembuh, Din! Ya Allah terima kasih atas kebesaran Mu akhirnya kami bisa memelukmu kembali, Nak!" sahut Pak Dedi.

"Dinda mohon maaf jika Dinda pergi tanpa pamit sama ayah dan ibu. Dinda kangen banget sama kalian semua, Dinda juga kangen sekali dengan Putri!" suara Dinda terdengar begitu mengharukan. Gadis itu masih dalam kondisi lemah. Namun, ia tetap ingin mengatakan permohonan maafnya kepada kedua orang tuanya.

"Sudahlah, kamu tidak perlu minta maaf. Kami semua sudah tahu apa yang sebenarnya kamu sembunyikan. Kenapa kamu tidak mengatakan kepada kami jika kamu mengidap penyakit itu, kenapa? Kenapa kamu harus menyembunyikannya?" tanya Bu Lili.

"Dinda tidak ingin kalian bersedih karena penyakit ini. Dinda juga tidak ingin mengecewakan Mas Rama. Karena ia akan memiliki seorang istri yang berpenyakitan. Dia berhak mendapatkan seorang istri yang baik dan tidak penyakitan seperti aku, Bu. Dinda ikhlas jika Mas Rama menikah dengan wanita lain," balas Dinda yang tentunya membuat hati kedua orang tuanya lega. Setidaknya mereka tidak salah memaksa Putri untuk menggantikan posisi Dinda saat itu.

"Syukurlah jika seperti itu. Karena Rama memang sudah menikah dengan wanita lain," ungkap pak Dedi yang seketika membuat Dinda terkejut.

"Benarkah itu, Yah? Syukurlah, semoga Mas Rama bahagia bersama pasangannya," jawab Dinda yang sebenarnya terlihat masih menyayangi Rama. Karena bagaimanapun juga Rama adalah cinta pertama Dinda. Tapi, untuk kali ini. Dinda harus mengikhlaskan Rama menikah dengan wanita lain karena itu adalah keinginannya sendiri. Jika Dinda tidak pergi di hari pernikahannya. Tentunya Rama tetap akan menikahi dirinya meskipun Rama tahu jika dirinya mengidap kanker otak.

"Dan kamu tahu siapa wanita yang dinikahi oleh Nak Rama?" sahut Pak Dedi.

"Dinda tidak peduli dengan siapa Mas Rama nikah. Asalkan dia bisa hidup bahagia dan bisa melupakan Dinda, bagi Dinda itu sudah cukup!" jawab gadis itu.

Pak Dedi menghela nafasnya dan bagaimanapun juga ia harus mengatakan kepada Dinda jika adiknya adalah istri Rama.

"Di hari pernikahan kalian. Ayah dan ibu menyuruh Putri untuk menggantikan posisimu sebagai calon mempelai wanita dan Putri pun mau melakukannya demi kami, sebenarnya kami juga merasa berat dengan memaksa adikmu untuk menjadi pengantin wanitanya. Tapi, ayah dan ibu tidak punya pilihan lain lagi," ungkap pak Dedi.

"Jadi, Putri menikah dengan Mas Rama?" sahut Dinda yang tak kalah terkejut. Ia tahu betul bagaimana hubungan Rama dan Putri sejak Dinda dan Rama masih berpacaran. Hubungan murid dan guru itu tidak pernah akur. Bahkan, Putri sering bercerita kepada Dinda tentang pacar kakaknya alias guru matematikanya itu yang sering menghukum Putri di sekolah.

"Iya, Nak! Sebelumnya kami juga minta maaf jika ayah dan ibu menyuruh Putri untuk menggantikan mu sebagai istri Nak Rama," sambung Bu Lili.

Bukannya bersedih, Dinda justru tersenyum. Ia bisa bayangkan bagaimana kondisi rumah tangga mereka. Pasti setiap hari ribut dan selalu ribut.

Dinda dan kedua orang tuanya tampak sedang bercengkrama tentang pernikahan dadakan adiknya dengan Rama. Sesekali Dinda tertawa kecil mendengar jika Rama sangat terkejut ketika mempelai wanitanya bukanlah dirinya tapi sang adik. Ada senyum tersirat dan itu menarik perhatian Yudha yang saat itu masih memperhatikan pertemuan anak dan orang tuanya. Meskipun tidak bisa dipungkiri betapa sakitnya Yudha saat melihat pemandangan itu. Karenanya seorang gadis menjadi buta karena ulahnya.

"Kamu sangat manis, Dinda! Senyum itu akan selalu menghiasi wajahmu. Aku berjanji akan menghapus kesedihan itu dengan membuatmu selalu tersenyum."

*

*

*

Pak Dedi dan Bu Lili berinsiatif untuk menelepon Putri. Mereka akan mengabarkan bahwa Dinda sudah ditemukan.

Terdengar dering telepon dari ponsel Putri yang berada di atas nakas. Perlahan, sebuah tangan mencoba mengambil ponsel itu diiringi suara Putri yang terdengar tertahan.

"Ah ... aku ambil ponselku dulu, Mas ... ahh jangan gerak-gerak dulu dong, Mas!" pekik Putri ketika ia merasakan jika Rama bergerak terlalu cepat. Entah apa yang dilakukan oleh Rama sehingga Putri berkata seperti itu.

"Nanggung, Sayang! Terlalu nikmat!!" sahut Rama sambil terus bergerak manja, meliuk-liuk seperti ular.

Meskipun dengan susah payah dan menahan rasa geli itu. Akhirnya, Putri berhasil mengambil ponselnya dan ia segera melihat ke layar ponsel.

"Ayah!!"

Spontan, Rama berhenti bergerak dengan wajah melongo nya saat ia tahu jika mertuanya sedang menelepon sang istri.

"Ssssttt, ayah menelepon, Mas! Kamu jangan berisik dulu, ya!" seru Putri sebelum dirinya membuka percakapan dengan sang ayah.

Rama tidak perduli, ia pun masih berada di atas tubuh istrinya. Karena dirinya terlanjur menikmati percintaan mereka yang benar-benar masih di tengah-tengah perjalanan. Ia pun menganggukkan kepala dan bergerak begitu lembut.

"Halo ... ayaaaaahhhhhh ... hhh!" suara Putri terdengar begitu aneh seolah ia sedang merintih.

"Halo, Putri. Kamu kenapa, Nak? Kamu sakit?" tanya Pak Dedi khawatir.

"Tidak apa-apa, Yah!" jawab Putri spontan. Ia pun berusaha untuk tenang agar sang ayah tidak curiga jika dirinya sedang bersama suaminya.

"Tapi, kamu sepertinya kesakitan?" tanya Pak Dedi yang semakin penasaran dan khawatir. Ia khawatir jika Rama melakukan sesuatu kepada putrinya mengingat mereka menikah tanpa ada rasa cinta.

"Ohhhh ... iya ini, Yah! Putri sedang tertusuk jarum!!" jawab Putri sambil terus berusaha tenang. Sedangkan Rama tertawa kecil mendengar alasan istrinya. Ia pun terus bergerak dengan selembut mungkin.

"Tertusuk jarum?"

...BERSAMBUNG ...

1
Desmeri epy Epy
lanjut thor
Vira
Luar biasa
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
RAMA PUTRI.YUDHA DINDA
Mamahnya Rayhan
Luar biasa
Mamahnya Rayhan
ya Allah Thor aku pd mu❤️❤️
Mamahnya Rayhan
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Mamahnya Rayhan
ya Allah Thor aku ketawa smp kering gigiku😁😁😁😁
Norhamidah Suhaimi
Luar biasa
Blurr
Rama guru matematika ya?
Sri Utami Sedyowadi
ini ga ada kelanjutanya
Idha Saja
panas dingin ya pak, yg sabar tahan dulu pak belom waktunya 😄
Idha Saja
menyala pak guruku 🔥😅
Noval Firdaus
Seru nih, buatin lagi dong thor season 4 nya
Noval Firdaus
Adegan yg paling aku sukai hehe
ibeth wati
Luar biasa
ibeth wati
kenapa ya klo ada dugaan perselingkuhan yg disalahkan selalu wanitanya ..bukanya adanya perselingkuhan itu Krn andil keduanya ya ..wanita selalu terlihat jelek Dimata masyarakat
~v
🤣🤣🤣🤣 put suami mu ni bikin perut ku sakit aj 🤣🤣🤣
~v
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
~v
pak guru menyala 😅😅😅
~v
mampir Thor aq,,, salam kenal 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!