NovelToon NovelToon
Fake Antagonist

Fake Antagonist

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Isekai / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel / Chicklit
Popularitas:503.3k
Nilai: 5
Nama Author: Joy Jasmine

Ayla Navara, merupakan seorang aktris ternama di Kota Lexus. Kerap kali mengambil peran jahat, membuatnya mendapat julukan "Queen Of Antagonist".

Meski begitu, ia adalah aktris terbersih sepanjang masa. Tidak pernah terlibat kontroversi membuat citranya selalu berada di puncak.

Namun, suatu hari ia harus terlibat skandal dengan salah seorang putra konglomerat Kota Lexus. Sialnya hari ini skandal terungkap, besoknya pria itu ditemukan tewas di apartemen Ayla.

Kakak pria itu, yang bernama Marvelio Prado berjanji akan membalaskan dendam adiknya. Hingga Ayla harus membayar kesalahan yang tidak diperbuatnya dengan nyawanya sendiri.

Namun, nyatanya Ayla tidak mati. Ia tersadar dalam tubuh seorang gadis cantik berumur 18 tahun, gadis yang samar-samar ia ingat sebagai salah satu tokoh antagonis di dalam novel yang pernah ia baca sewaktu bangku kuliah. Namun, nasib gadis itu buruk.


“Karena kau telah memberikanku kesempatan untuk hidup lagi, maka aku akan mengubah takdirmu!” ~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joy Jasmine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 ~ Apes

Satu bulan berlalu, ujian akhir sudah di depan mata. Satu Minggu lagi adalah hari dimana pembelajaran mereka selama satu semester akan diuji.

Diantara mereka tentu sudah ada yang mempersiapkan diri sebaik mungkin, bahkan dari jauh-jauh hari. Sama halnya dengan Alice, semakin hari wajahnya semakin dingin. Cara bicaranya ketus, cuek, apalagi jika pada Aldric.

Hanya dengan Lucy dan Kiara baru ia bisa tertawa. Selebihnya ia hanya tersenyum, senyuman sekilas yang tak semua orang bisa menyadari. Namun ada satu orang yang bisa membuatnya tersenyum manis, yaitu Edric.

Satu bulan itu juga Darier memulihkan diri. Di dunia baru ini ia diperlakukan bak seorang pangeran. Aneh memang rasanya, namun ia pun harus memerankan Darier dengan baik.

"Darier, sayang. Kau yakin sudah sehat? Untuk kuliahmu sebenarnya tidak masalah, kami mengenal keluarga Lawrence dengan baik," bujuk Yosephine, meski sudah sembuh namun ia masih memiliki kekhawatiran pada sang putra.

Darier menggeleng, perhatian Yosephine memang terkadang terlalu berlebihan. Atau mungkin karena ia yang tidak pernah diperhatikan sebegitunya hingga merasa agak risih.

Ia lalu memegang lengan sang ibu, mengelus dan menenangkan wanita itu.

"Tenang saja, Ma. Aku sudah baik-baik saja, lagian satu minggu lagi adalah ujian akhir semester. Jadi aku harus mempersiapkan diri dengan baik. Kalau aku lulus dengan kemampuan diri sendiri kan pasti Mama lebih bangga dibanding lewat jalur dalam. Kalau Mama bangga, pasti senyum, kalau senyum wajah Mama akan semakin awet muda lagi, bisa-bisa nanti dikira seumuran aku."

Sungguh Darier ingin tertawa saat ini, sebelumnya ia berkata-kata manis hanya untuk membujuknya adik-adiknya. Namun sekarang ia malah menggunakan senjata ini untuk membujuk seorang wanita paruh baya.

"Kau ini, semakin hari semakin pandai."

"Akkh, aduh Ma. Sakit, sakit," pekik Darier sembari berlari pergi. Pasalnya Yosephine mencubitnya dengan tenaga yang lumayan kencang.

"Huh, ya Tuhan. Kenapa kau selalu memberi aku ujian yang berat? Dulu punya banyak adik yang rusuh, sekarang punya seorang emak yang bahkan jauh lebih rusuh dari adik-adikku," keluh Darier setelah keluar dari dalam rumah.

Tiba-tiba layar sistem muncul setelah satu bulan lamanya tidak menampakkan diri.

...Anda mengeluh dan tidak menghargai pengaturan dari Creator, poin minus 3....

Hah?

"Dasar Creator sialan! Bisa-bisanya kau mengurangkan poinku. Kau itu temanku atau bukan?"

Layar sistem berganti.

...Anda memaki Creator, poin minus 3....

"Astaga... astaga...." Darier menarik napas dan mengeluarkannya berulang kali. Sungguh ia sangat kesal sekarang, seadainya bila temannya ada di depan mata maka sudah ia tinju sampai babak belur.

Virtual life yang ia jalani memang memiliki sistem poin, seorang pemain akan diberikan 100 poin sebagai modal. Bila poin habis alias 0 maka akan memakan satu nyawa pemain.

"Tuan muda, silakan masuk," pinta sang sopir yang telah membuka pintu mobil untuk Darier.

Mengabaikan sang sopir, Darier masuk begitu saja dengan wajah muram. Tidak habis ia pikir, teman baiknya tega menyiksa ia di dunia asing ini.

"Sudahlah," gumamnya sembari menghela napas, mencoba untuk merelakan poin yang telah terpotong. Namun sang sopir yang mendengar berpikir hal lain.

"Tuan muda mau turun di sini?"

"Ya," jawabnya singkat, ia mengira dirinya telah sampai di kampus.

Sedangkan sang sopir yang mengira tuannya akan pergi bermain pun menghentikan laju mobil. Darier memang anak yang nakal, tidak heran ia sering mangkir perkuliahan. Namun tak dapat dipungkiri bahwa ia juga merupakan mahasiswa yang bertanggungjawab.

Tanpa bertanya lebih lanjut Darier keluar dari mobil, dan sang sopir pun melaju, kembali pulang ke rumah.

"Eh, ini dimana?" gumam pria itu.

Sialan. Ia diturunkan di tengah jalan?

Lalu dimana kampusnya?

"Arghhh, Sialan! Hei, kau ... Astaga, astaga. Sabar, sabar Rier." Darier mengelus dadanya, ia memang sudah membiasakan memanggil dirinya sendiri Darier.

'Jika aku maki lagi, bisa minus poin lagi,' batinnya miris, sungguh kesal namun tidak punya daya.

'Ayolah otakku yang cerdas, berpikirlah!' Namun setelah beberapa saat ia masih belum memiliki jalan keluar, entah kemana pikirannya yang biasanya cepat itu.

"Emang dasar otak Darier ini bodoh!" umpatnya kesal.

Layar sistem kembali muncul, seketika Darier memasang wajah tegang dan waspada.

...Anda menghina diri Anda sendiri, poin minus 1....

Darier lega, untung saja hanya minus satu. Walau ia ingin sekali memaki, giliran menghina diri sendiri hanya minus 1, kalau memaki Creator malah minus 3. Namun ia coba tahan, lebih baik diam daripada poinnya dipotong lagi.

"Hey, berikan aku jalan keluar agar bisa sampai kampus tepat waktu!"

...Anda yakin ingin menukar 3 poin untuk satu solusi?...

Ya.

Tidak.

"Hah, pelit sekali?" Mau tidak mau ia memencet tombol Ya dan layar seketika berganti.

...Buka tas Anda, temukan ponsel dan cari aplikasi taksi online. Setelah itu pesan sebuah taksi untuk menuju Blue Light University....

"Ya ampun, mudah sekali. Kenapa aku tidak berpikir ini sebelumnya?" gumamnya mengomel.

"Tunggu! Bagaimana caraku untuk menambah poin?"

...Satu misi \= 50 poin, setelah Anda berhasil menyelesai satu misi maka 50 poin akan otomatis masuk pada akunmu. Sementara bila misi utama tercapai maka Anda akan otomatis kembali ke dunia dimana Anda berasal....

Setelah itu layar menghilang, bersamaan dengan taksi online yang tiba.

.

.

.

Darier telah sampai di kampus, hal pertama yang ia cari adalah Alice Lawrence. Gadis yang menjadi tujuan sekaligus misi utamanya.

Namun langkahnya terhenti ketika seorang pria tiba-tiba merangkulnya dengan akrab. "Udah sembuh, Bro?"

Darier terlihat bingung, ia lupa siapa ini.

Otaknya seketika berputar, dalam sekejap ia telah tahu siapa pria ini, membuat kepalanya seketika mengangguk-angguk mengerti.

Bug...

"Aduh, apa yang kau lakukan?" tanya Darier kesal. Bagaimana tidak kesal? Aldric memukul kepalanya dengan keras, namun menampilkan wajah tak berdosa.

"Aku kira kau sudah gila, jadi aku tempeleng sedikit kepalamu biar waras lagi."

"Kau yang gila."

"Eh, santai Bro. Sejak kapan kau se-emosional ini?"

"Eh, ALICE... Bro, aku pergi duluan ya. Tunanganku udah menunggu."

Setelahnya Aldric berlari pergi dari sana, tampak kedua tangannya masing-masing menenteng satu paper bag yang entah apa isinya.

"Hah, dasar pria sakit jiwa.", Gumamnya menatap sinis kepergian Aldric.

"Eh, tadi dia bilang Alice kan?"

Ia pun berlari mengikuti arah kemana Aldric berlari. Setidaknya ia harus ingat betul bagaimana rupa Alice, targetnya.

Saat berada di rumah sakit memang banyak teman-teman kampus yang menjenguknya. Namun Darier saat itu masih lemah dan tidak memperhatikan dengan jelas siapa saja itu.

Langkahnya terhenti kala mendengar sebuah pertengkaran, tampak Aldric sedang berbicara dengan seorang gadis. Namun gadis itu terlihat tidak senang.

'Itu dia Alice. Tenang saja cantik, aku akan menyelamatkanmu.'

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tbc.

🌼🌼🌼🌼🌼

Note : Tentang Virtual Life dan segala hal dalam novel ini hanyalah khayalan author semata. Jadi, bila sudah overhalu mohon dimaklumi ya teman-teman 🤗😂😂.

Salam Tembakan Cinta Dari Edric💙💙💙

🌼🌼🌼🌼🌼

1
embun senja
Luar biasa
adel
👍🏻
SUGA 💙💚💛💜💝💘
Luar biasa
Nurul Inayah Kasrul
keren banget thor...bener2 plot twice...olivia ternyata/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Fiyaa
🤣🤣🤣🤣 darier kamu bisa aja
Noorjamilah Sulaiman
mantap
Noorjamilah Sulaiman
Lumayan
MashMellow🍭
dor dor dor dor
tembak tembak tembak
🤣🤣🤣
MashMellow🍭
permulaan, lpas tu kan akan jadi posesif x tentu pasal🤣🤣🤣 barulah ada claim ini tunanganku🤣🤣🤣
Ari Randz
mari mulai berkhayal dan berpusing2 ria /Grin//Grin//Grin//Silent/
Ari Randz
Luar biasa
rosemarie
ini ga ada s2 nya kah
Joey: Ada di profil Author ya😊
total 1 replies
Wulan
mmmmmmmm
Sri Yati
omo omooooo....
kanjeng_ribet
ceritanya sangat bagus, aku sampai terbawa suasana kadang ikut nangis kadang ikut tertawa❤️❤️
Joey: Terima kasih ulasannya❤️❤️. Jangan lupa mampir di karya baru author ya. "Istri Amnesia Tuan G"
total 1 replies
Nur Lela
luar biasa
Hikam Sairi
mampir
kriwil
udah ganti jiwa masih aja gemetar kasih setrum yang kenceng biar kaku
Dede Mila
😵‍💫😵‍💫😵‍💫😵‍💫
Dede Mila
🤪🤪🤪🤪🤪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!