NovelToon NovelToon
Wanita Idaman Ketua Mafia

Wanita Idaman Ketua Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: MJ.Rrn

Elang Langit Perkasa, sifat yang dimiliki Elang sangat sesuai dengan namanya. Bebas, kuat dan juga pantang terkalahkan. Dan yang membuatnya semakin brutal karena terlahir di keluarga Mafia.
Dari sekian banyak wanita yang mendekatinya, hanya seseorang yang bisa mencuri hati Elang, Raysa Putri Ayu. Wanita yang dia temui di waktu yang salah, wanita yang menyelamatkan nyawanya. Tapi untuk mendapatkan Raysa tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh perjuangan ekstra dan juga air mata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MJ.Rrn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Angga dan Raysa

Raysa dan Angga melangkah masuk kedalam rumah, mereka berdua langsung menerima sambutan hangat dari kedua orang tua masing-masing.

“Baru pulang Ray?” Sapa Heni, mama Angga.

“Iya ma, maaf terlambat.” Balas Raysa mencium tangan kedua orang tua kekasihnya itu.

Angga dan Raysa baru menjalin hubungan selama satu tahun, karena selama ini Angga berada di Semarang. Pria itu bekerja disana dan ketika liburan ke Ibukota barulah mereka bertemu.

Papa Angga dan Raysa bersahabat sejak kuliah dan setelah sekian tahun barulah mereka bisa bertemu kembali tahun kemarin.

Awalnya Raysa tidak ada perasaan kepada Angga, tapi Angga terus mengejar dan memberikan perhatian. Raysa pun akhirnya luluh dan bersedia menerima Angga sebagai kekasihnya, kedua orang tua juga mendukung penuh dan berharap mereka sampai ke pelaminan. 

Selama setahun ini mereka hanya bertemu beberapa kali karena pekerjaan masing-masing, tapi itu tidak menjadi hambatan karena mereka berdua juga sama-sama sibuk.

“Ray, besok kamu kerja?” Tanya Angga, Raysa menganggukkan kepala.

“Bisa izin tidak sehari besok saja.” Pinta Angga dengan wajah memohon, Raysa tersenyum menganggukkan kepala.

“Nanti aku coba minta izin sama dokter Bastian ya.” Jawab Raysa, wajah Angga terlihat senang mendengarnya.

Raysa memasuki kamarnya, malam semakin larut. Angga juga sudah beristirahat di kamar tamu, begitu juga kedua orang tua mereka. Ketika Angga mengunjungi Raysa, maka pria itu akan menginap dirumahnya. 

Setelah selesai membersihkan diri dan bersiap untuk istirahat, Raysa segera menghubungi Bastian.

“Selamat malam dokter, maaf kalau mengganggu. Besok saya mau minta izin, ada keperluan keluarga.” 

Ketik Raysa, dia segera mengirim pesan kepada Bastian.

“Baiklah Raysa, saya paham.” Balas Bastian setelah 5 menit menunggu, Raysa bernafa lega meletakkan ponsel dan segera membaringkan tubuhnya yang terasa sangat lelah.

Hari ini tidak sama seperti hari-hari biasanya, selama ini Raysa hanya lelah karena mengurus pasien di rumah sakit. Tapi hari ini tenaganya juga terkuras habis untuk meladeni Elang dan kerandoman sifat pria itu.  Makanya ketika Raysa membaringkan tubuhnya, matanya langsung terpejam dan terlelap tidur.

….

Berbeda dengan Elang, rasa cemburu membuatnya gelisah. Elang bahkan sampai mabuk demi untuk menenangkan dirinya. Elang berjalan gontai memasuki rumah, dia pulang diantarkan oleh Gavin dan Nando.

“Elang.” Panggil papanya, Elang menghentikan langkah dan melihat ke arah papanya.

“Kamu mabuk?” 

“Aku hanya minum sedikit, ada apa pa?” 

“Bagaimana dengan urusan tadi siang?” Tanya Arya

“Mereka menjebakku pa.” Jawab Elang mendudukan tubuhnya.

“Lalu bagaimana dengan luka kamu?” 

“Tidak masalah, hanya luka gores.”  Jawab Elang, Arya menganggukkan kepala.

“Papa percayakan lahan itu sama kamu, kamu harus berhasil mendapatkannya.” Ucap Arya, Elang menganggukkan kepala.

“Baik pa, aku istirahat dulu.” Balas Elang, pria itu kembali berdiri dan beranjak ke arah kamarnya.

Sesampai di kamar Elang segera masuk kedalam kamar mandi, pria itu membuka kemeja Bastian yang dipakai sebagai baju pengganti dan melihat luka di tubuhnya. Di bagian dada terdapat rembesan darah karena pukulan Raysa ketika meminta untuk dilepaskan tadi, sedangkan di bagian bahu terlihat aman. 

Sebuah senyuman muncul dari sudut bibir Elang ketika melihat ke arah bibirnya melalui pantulan cermin, dia teringat kembali akan ciuman mereka, walau secara paksaan tapi sangat berarti.

“Kakak tidak akan melepaskan kamu Ray, 10 tahun silam kakak tidak bisa bertindak karena situasi yang menghukum. Tapi tidak untuk kali ini, apapun akan kakak hadapi demi mendapatkan kamu.” Gumam Elang didalam hatinya.

…..

Pagi menjelang, Raysa menggeliatkan tubuhnya dan perlahan membuka mata. Cahaya masuk melalui celah-celah kamar yang menandakan kalau diluar sana sudah sangat terang. Raysa melihat ke arah jam dinding, dia sedikit terkejut melihatnya. Jam sudah menunjukan pukul 8 pagi, yang berarti dia telat bangun.

Raysa bergegas turun dari ranjang dan masuk kedalam kamar mandi, dia ingin segera membersihkan diri. Raysa yakin pasti Angga dan kedua orang tuanya sudah bangun, Raysa jadi malu sendiri.

“Pagi.” Sapa Raysa dengan wajah merona malu menyapa semua orang di meja makan.

“Pagi juga sayang, ayo duduk.” Balas Angga, kedua orang tua Angga membalas dengan senyuman.

“Maaf aku telat bangun.” Ucap Raysa pelan.

“Tidak masalah sayang, kami paham pasti kamu sangat lelah bekerja.” Jawab Heni mama Angga, Raysa menjadi sangat sungkan mendengarnya.

“Sayang, nanti aku mau mengunjungi sebuah Mall. Ada beberapa kebutuhan yang akan aku beli, kamu mau ya menemani aku?” Tanya Angga di sela-sela sarapan, Raysa menganggukkan kepala dan tidak menjawab karena mulutnya masih penuh.

“Lucunya kamu, gemas.” Sambung Angga tertawa kecil mencubit pipi chubby Raysa.

“Kalian pergi berdua saja ya, papa dan mama juga ada urusan.” Ucap Bagus papa Angga.

“Sekalian kencan.” Sambung Heni, Angga dan Raysa tertawa mendengarnya, begitu juga dengan Fajar dan Lestari orang tua Raysa.

…..

Seorang pria berpakaian serba hitam berjalan cepat menyusuri lorong rumah sakit, tujuannya adalah ke ruangan dokter Bastian.

“Bas.” Panggil Elang membuka pintu ruangan, Bastian sampai terkejut dan menatap sinis kepadanya.

“Kebiasaan Elang, ketuk dulu.” Balas Bastian kesal.

“Raysa dimana? Gue tidak melihatnya?” Tanya Elang to the point dan mengabaikan perkataan Bastian.

“Kamu mau apa lagi Lang? Jangan ganggu terus.” Jawab Bastian, Elang langsung tertawa sumbing dan mendudukan tubuhnya didepan Bastian.

“Lu tahu siapa gue dan kalau gue mau maka gue tidak akan menyerah.” Balas Elang, Bastian menggelengkan kepalanya.

“Raysa libur.” Ucap Bastian menjawab pertanyaan Elang.

“Kenapa? Dia sakit? Perasaan kemarin baik-baik saja.” Tanya Elang heran.

“Ada urusan keluarga.” 

“Pasti karena cowok kemarin, brengxxx.” Umpat Elang mengepalkan kedua tangannya.

“Raysa sudah punya pacar, mereka mau menikah. Jadi jangan ganggu terus, hanya membuang-buang waktu.” Ucap Bastian memperingati, Elang langsung tertawa geli mendengarnya.

“Jangan panggil gue Elang kalau gue tidak bisa merebutnya.” Ucap Elang, Bastian kembali menggelengkan kepala pasrah.

“Mana nomor Raysa, minta gue.” Sambung Elang mengulurkan tangan meminta ponsel Bastian.

“Lang.” 

“Lu jangan halangi gue, seharusnya lu itu di pihak gue.” Ucap Elang mengambil paksa ponsel Bastian dan mencari sendiri nomor Raysa.

Setelah menyimpan nomor Raysa, Elang segera pergi tanpa mengucapkan kata terima kasih. Bastian hanya bisa menghela nafas dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

“Elang.” Panggil Vanya ketika melihat pria itu, dia berlari ke arah Elang. 

Elang hanya menoleh sejenak dan setelah itu dia kembali melangkah kakinya keluar. Vanya mendengus kesal menghentikan langkahnya dan tidak jadi mengejar Elang, percuma saja karena Elang tidak peduli sedikitpun kepadanya. Vanya akhirnya berbelok ke arah ruangan Bastian, dia yakin Elang dari sana.

Tok..tok..

“Mau apalagi kamu Lang?” Teriak Bastian kesal, tapi ternyata yang muncul adalah Vanya.

“Elang dari sini, ada masalah apa?” Tanya Vanya melangkah kaki masuk.

“Cuma mengecek lukanya saja.” Jawab Bastian berbohong, dia tidak mau Raysa menjadi sasaran kemarahan Vanya.

“Oh…aku pikir ada apa. Raysa dimana? Aku butuh bantuannya.” Tanya Vanya.

“Raysa libur.” Jawab Bastian singkat.

“Libur? Kamu izinkan?” Tanya Vanya heran, Bastian menganggukkan kepala.

“Enak sekali ya dia, libur seenak hati.” 

“Raysa selama ini juga jarang cuti, bahkan disaat masa free dia masih bersedia masuk. Jadi apa salahnya.” Jawab Bastian.

“Jangan terlalu baik sama anak baru, nanti kebiasaan.” Balas Vanya, terlihat kekesalan di wajahnya.

Vanya masih marah karena kejadian kemarin sore, dia merasa kalau Elang memperhatikan Raysa. Tentunya sikap Elang membuat Vanya cemburu, dia tidak rela ada wanita lain di dekat Elang selain dirinya.

Bersambung...

1
Reni Syafrika
bagus....
Reni Anjarwani
doubel up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!