Seorang kunoichi (ninja wanita) bernama Ayame mengalami perpindahan jiwa yang mengejutkan.
Perpindahan jiwa itu membawanya ke dalam tubuh seorang putri bernama Lian Hua, yang terkenal dengan kelemahannya yang mendalam.
Meskipun dihadapkan pada situasi yang sulit, Ayame menggunakan keahliannya yang luar biasa untuk beradaptasi dengan kehidupan barunya. Dia mengeksplorasi pengetahuan Lian Hua tentang politik dan strategi kerajaan, sementara juga menyempurnakan keterampilan fisik dan mentalnya melalui latihan kunoichi yang telah dia kuasai.
Dengan tekad yang tak tergoyahkan, Ayame merubah kelemahan menjadi kekuatan. Dia menggunakan kecerdasannya untuk mendapatkan pengaruh di balik layar, membantu memperbaiki kebijakan kerajaan, dan melindungi rakyat dari ketidakadilan.
Namun, takdir memiliki rencana lain bagi Ayame. Di tengah perjuangannya, dia menarik perhatian Raja Iblis, seorang penguasa gelap yang memiliki kekuatan yang mengerikan.
Yuks lanjut baca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26
Tap...
Tap...
Tap...
Jendral dan orang kepercayaan raja iblis muncul dihadapan semua orang, meskipun tidak ada yang berbeda dari raut wajah maupun bentuk tubuh mereka, namun sepasang tanduk kecil yang berada di sisi kiri dan kanan kepala mereka tentu saja menjadi perhatian ke-9 orang pria berpakaian hitam maupun Xie Wei dan kelima orang gadis pelayan.
Mereka mulai memasang kewaspadaan tinggi, karena berpikir jika orang-orang tersebut datang dengan tujuan yang sama, yaitu ingin melenyapkan Putri Lian Hua, apalagi mereka sejak tadi terus saja bersembunyi, tanpa mau menunjukkan diri di hadapan semua orang.
Putri Lian Hua mengerutkan keningnya, entah apa yang dipikirkan gadis kecil itu saat ini, yang jelas dia terlihat begitu tertarik dengan keempat pria yang saat ini berdiri di hadapannya. Bukan karena ketampanan, melainkan karena tanduk kecil yang melekat di kepala mereka membuat gadis itu berpikir bahwa keempat orang yang saat ini berdiri di hadapannya bukanlah manusia biasa, melainkan orang-orang yang memiliki kemampuan luar biasa.
"Siapa kalian? Dan kenapa terus memperhatikanku dari kejauhan?" tanya putri Lian Hua.
"Kami hanya kebetulan lewat, dan melihat pertarungan anda bersama kesepuluh pria berpakaian hitam itu." jawab jendral iblis dengan sangat tenang.
Tapi putri Lian Hua langsung memelototkan matanya, dia sangat yakin jika keempat orang itu telah berada disana, jauh sebelum dirinya bertempur dengan kesepuluh orang pria berpakaian hitam itu.
"Ciih! Dasar pembohong." ucap putri Lian Hua seraya berjalan meninggalkan tempat itu dan mengajak Xie Wei beserta kelima orang pelayannya untuk kembali kegubuk, sementara kesembilan orang pria berpakaian hitam dia perintahkan untuk segera meninggalkan hutan dan kembali menuju istana kekaisaran.
Jendral beserta ketiga orang kepercayaan raja iblis sejenak saling memandang, sepertinya mereka benar-benar tak bisa menyembunyikan apa pun dihadapan gadis kecil itu.
"Bagaimana ini, jendral?" tanya salah seorang kepercayaan raja iblis, dia terlihat sangat khawatir jika putri Lian Hua marah, bukan karena mereka tidak bisa menandingi kemampuan yang dimiliki gadis kecil itu, hanya saja mereka takut jika hal itu akan berakibat fatal dimasa depan, dan membuat raja iblis menjadi murka.
***
Di dalam kegelapan yang mencekam, mata bocah berusia sembilan tahun itu terbuka dengan perlahan. Ia merasakan dingin yang menusuk tulang dan menemukan dirinya terkurung dalam kurungan sempit. Raut wajahnya mencerminkan kebingungan yang tak terlukiskan.
Segala ingatan tentang kejadian sebelumnya berkecamuk di benaknya. Ia mengingat betapa jantungnya berdegup kencang saat berada di puncak tebing yang curam, berusaha menghindari serangan yang tak terduga dari kelompok ninja The Blue.
Namun, ingatan itu terputus ketika ia jatuh ke dalam jurang yang dalam. Ia yakin akan akhir tragisnya, tetapi kini ia terbangun dalam kenyataan yang jauh lebih mengerikan.
Bocah itu dengan cepat menyadari bahwa dirinya tidak lagi berada di dunia yang dulu ia kenal. Ia telah mengalami perpindahan jiwa yang tak terpahami, terjebak dalam sebuah tempat yang suram dan kejam. Di sekitarnya, para budak lainnya tergeletak dengan pandangan kosong yang penuh keputusasaan. Mereka akan diperdagangkan, dijual sebagai barang-barang tak berharga, tidak lebih dari belenggu hidup.
"Sial! Sepertinya nasib buruk masih terus saja membayangi hidupku! Setelah di khianati oleh orang-orang dari klan the blue, aku malah terdampar dalam tubuh bocah ini! Andai saja saat itu aku tidak mencelakai Ayame... Mungkin saat ini kami masih hidup bahagia sebagai sepasang sahabat!" gumamnya dengan sangat pelan.
Walau terdampar dalam keadaan yang terjebak, api semangat dalam diri bocah itu tak kunjung padam. Ia menutup rapat telinga dari jeritan kesedihan dan mencari kekuatan dari dalam. Walaupun masih muda, ia menunjukkan keberanian yang luar biasa. Dalam kegelapan yang menjilat, ia merencanakan pelarian dari kurungan tersebut.
Dengan setiap hembusan napas, bocah itu menguatkan hatinya. Ia tahu bahwa hidupnya tidak akan sama seperti sebelumnya. Perjalanan melintasi jurang kegelapan ini akan membentuk karakter dan melahirkan kekuatan yang tak terduga. Keinginannya untuk bebas dan melindungi diri sendiri menjadi api yang berkobar di dalam dirinya.
"Aku harus bisa melarikan diri dari tempat busuk ini!" ucapnya sambil mengepalkan tangan.
Dia menyadari jika tubuh yang saat ini dihuni oleh jiwanya memiliki kekuatan yang cukup baik, hanya saja karena kurangnya asupan makanan, hingga membuat bocah asli pemilik tubuh yang ditempatinya itu akhirnya meninggal.
Dalam kesendirian dan ketakutan, bocah itu menemukan kekuatan baru yang tumbuh dari dalam dirinya. Kepercayaan akan dirinya sendiri memancar melalui matanya yang bersinar terang. Walaupun tak tahu apa yang menanti di masa depan, ia bertekad untuk melawan nasib yang keji ini. Bocah itu akan membuktikan bahwa dirinya lebih dari sekadar korban tak berdaya. Ia adalah seorang pejuang yang tak akan menyerah pada kegelapan.
"Aku menginginkan bocah itu!" terdengar suara seorang pria yang berpakaian mewah dari luar jeruji, tempat dimana bocah-bocah itu di kurung.
Akhirnya pemilik tempat itu pun segera membuka jeruji itu dan membawa bocah yang dimaksud oleh sang bangsawan. "Ini tuan, harganya 5 koin emas."
Bangsawan itu pun segera merogoh kantung yang terselip diantara pinggangnya dan menghitung jumlah yang diinginkan oleh pemilik budak, namun tiba-tiba saja bocah itu mendorongnya dan langsung berlari dengan sangat cepat, keluar dari tempat penjualan budak.
"Sial! Tangkap badjingan kecil itu!" teriak pria buncit pemilik tempat penjualan budak, sambil membantu tamu istimewanya untuk bangun.
Tiga puluh orang pria langsung berlari mengejar bocah itu, mereka bahkan membawa berbagai macam senjata, untuk memberikan pelajaran pada bocah yang telah berani melarikan diri.
"Berhentiii..!" teriak pria-pria itu dengan sangat lantang, namun bocah itu terus berlari dengan sangat cepat.
Dalam keadaan yang penuh ketakutan dan putus asa, bocah itu berusaha sekuat tenaga untuk meloloskan diri dari takdir yang mengerikan. Dalam pelariannya, dia merasakan hembusan angin yang lembut dan desiran dedaunan di sekitarnya saat ia memasuki hutan yang rimbun.
Dalam kegelapan pepohonan yang rapat, bocah itu berlari dengan nafas tersengal-sengal. Hatinya dipenuhi kepanikan, tetapi ia tidak berhenti untuk sesaat pun. Adrenalin memompa melalui tubuhnya, memberinya kekuatan ekstra untuk terus maju. Dia mendengar suara langkah cepat yang semakin dekat, mengisyaratkan bahwa pengejarannya masih berlanjut.
Bocah itu terus bergerak, membiarkan nalurinya memimpinnya melalui lorong-lorong alam yang tak terjamah. Dengan setiap lompatan dan putaran, dia berusaha mengecoh penguntitnya. Dia melompati akar pohon yang menjulang dan meluncur di antara semak-semak yang lebat. Rambutnya yang hitam seperti malam berkibar di belakangnya, memberikan jejak keberadaannya.
Setelah beberapa saat yang terasa seperti abad, suara langkah dan teriakan semakin reda. Bocah itu menyadari bahwa dia telah berhasil menggagalkan upaya pengejaran mereka. Dalam kelegaan dan kelelahan, dia mencari tempat untuk bersembunyi, menemukan sebuah gua yang tersembunyi di antara bebatuan besar.
Dia masuk ke dalam gua, melingkarkan lengan di sekitar tubuhnya untuk menghangatkan diri. Matahari terbenam dan langit mulai berubah warna menjadi jingga. Bocah itu menarik nafas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri dan mencari kekuatan dalam dirinya yang rapuh.
Di tengah keheningan hutan yang lembut, bocah itu merasakan ketenangan datang kepadanya. Ia tahu bahwa perjuangan belum berakhir, tetapi dia merasakan semangat baru dalam dirinya. Ia memutuskan untuk terus bergerak maju, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk semua orang yang pernah mengalami penderitaan yang sama.
Dengan tekad yang membara, bocah itu melangkah keluar dari gua menuju kegelapan yang menunggu. Ia siap menghadapi apa pun yang ada di depannya, karena ia tahu bahwa kebebasan dan martabatnya tidak bisa dihargai dengan apapun.
"Aku Sakura! Tak akan pernah takut pada apa pun! Tunggu hingga aku berhasil mengolah tubuh bocah ini, akan kubuat kalian semua bertekuk lutut dihadapanku." ucapnya dengan sorot mata yang penuh tekad.
lumayan tambah pengetahuan
Jadi penasaran nich😍
Ditunggu sampai saat ini kelanjutannya belum reilis ya thour,,🙏🏻🤗