Evelyn yang tumbuh tanpa kasih sayang dari keluarga nya sejak kecil karena,di anggap pembunuh ibunya.
setiap hari ia berusaha membuat ayah dan kakak-kakaknya nya melihat dirinya.sampai akhirnya ia memutuskan untuk pergi dan di adopsi oleh keluarga margaux.
16 tahun ia di adopsi ia menjadi wanita yang tangguh bahkan memiliki perusahaan no 3 di dunia dan hidup dengan kasih sayang yang ia dambakan.namun,sampai suatu hari ia mengetahui bahwa ia di khianati oleh tunangannya dan adik angkatnya,saat itu juga kenyataan terungkap dimana keluarga angkatnya mengkhianati dirinya mengambil alih semua yang ia punyai,tunangannya,harta miliknya.
hal itu membuat Evelyn begitu kecewa dan ia memilih bunuh diri daripada mati di tangan keluarga itu.
namun, ajaibnya dia tidak pergi ke surga maupun ke neraka,ia malah kembali terlahir di waktu hari pertama ia di lahirkan.
saat tau ia di berikan kesempatan ke 2 ia akan memilih untuk tetap bersama keluarganya meski di benci.
JANGAN LUPA LIKE AND COMENT
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R3C2YMYFMYME, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 14
Damian menggertak kan giginya lalu melempar Eve ke lantai dekat sofa,tanpa sengaja kepala Eve membentur ujung meja dan terluka.
"EVE!!NONA KECIL"ucap Areksa dan Kane bersamaan.
Eve bangkit dan bersandar di meja sambil menahan rasa sakit di kepalanya.
"Eve!!Kane cepat panggilkan dokter"ucap Areksa.
Damian berjalan mendekat namun Areksa menghadang dan meninju wajah Damian.
"kau berani dengan ku!!?"ucap Damian.
"YA AKU BERANI!!!Memang ini pertama kalinya aku meninju wajah mu sebagai orang tua yang harus di hormati,tapi tindakan mu lebih kejam.kau melukai Eve!!"teriak Areksa penuh amarah.
Beberapa saat kemudian seorang dokter dan perawat datang sambil membawa brankar.
Areksa menghampiri Eve yang masih berusaha mempertahankan kesadarannya.
Areksa mengangkat tubuh kecil Eve dan meletakkan nya di atas brankar.
"kak.... kendalikan dirimu,ini konsekuensi yang memang sudah ku duga"cicit Eve sebelum kegelapan merenggut kesadarannya.
"Eve!!"ucap Areksa.
"tolong adik ku,kalau kalian tidak bisa menolongnya aku akan mengebom rumah sakit ini"ancam Areksa.
setelah dokter dan perawat itu pergi membawa Eve sambil di awasi oleh Kane.
Areksa menatap tajam ke arah Damian.
"apa kamu puas dad??apa kamu kira Eve adalah boneka tak bernyawa?? berpikir lah dad,Eve adalah darah daging mu!!"ucap Areksa.
"aku tidak pe..."
"ya, Daddy memang tidak peduli tapi mommy, mommy peduli!! mommy juga tidak ingin koma begitu lama,bahkan mommy kehilangan menikmati masa-masa pertumbuhan Eve. sadar dad,jangan bodoh"ucap Areksa.
"lalu bagaimana dengan mu??kamu membiarkan dia menyuntikkan sesuatu pada mommy mu??!apa kamu tidak tau bagaimana bahaya nya??apa kamu tidak sayang lagi dengan mommy mu??"ucap Damian.
"aku juga memang tidak yakin dengan Eve,tapi asal Daddy tau dia di akui oleh dokter bedah rumah sakit ini karena menyelamatkan nyawa seseorang yang seharusnya tidak memiliki kesempatan.Bukan kah itu mustahil??dan kau tau Eve mengatakan apa??"ucap Areksa.
"dia bersedia di bunuh jika mommy tidak cepat siuman"ucap Areksa.
"cih kau bodoh Areksa,dia menipu mu!!kau lihat mommy masih belum bangun bukan??!"ucap Damian.
"hahaha,semakin tua semakin bodoh otak mu dad,di dunia ini tidak ada obat bagaikan sihir.Mari sama-sama membuktikannya,aku yakin mommy akan bangun 1 Minggu kemudian ini taruhan ku.kalo mommy tidak bangun maka aku mempersilakan kau melakukan sesuka mu terhadap Eve"ucap Areksa lalu pergi dari sana.
Damian mengeratkan rahangnya dan menghancurkan barang-barang di sana setelah puas melampiaskan amarahnya ia duduk di kursi dekat sang istri dan menggenggam tangan Axevelin.
"sayang hiks apa aku salah?aku hanya berusaha melindungi mu"ucap Damian.
Damian menunduk dan menangis sambil mengangkat tangan sang istri.
tok
Tok
"permisi"ucap dokter yang datang bersama beberapa perawatan.
"periksa kondisi istri ku"ucap Damian singkat.
"ba-baik tuan"ucap sang dokter tergagap.
Sedangkan para perawat itu membersihkan kekacauan yang di sebabkan oleh Damian.
Dokter itu memeriksa keadaan nyonya Axevelin lalu membulatkan matanya terkejut.
dokter kembali mengalungkan stetoskop nya di leher lalu menatap ke arah Damian.
"bagaimana??"ucap Damian.
"i-ini ajaib tuan,kondisi tubuh nyonya mulai membaik bahkan saya bisa memprediksi nya kalau nyonya akan siuman beberapa hari lagi.Bahkan kadar racun di tubuh nyonya seolah-olah menghilang"ucap dokter.
Damian yang mendengar hal itu terkejut.
"ka-kalau begitu kami permisi undur diri dulu tuan"ucap dokter.
Damian menatap ke arah sang istri.
"bagaimana bisa??apakah anak itu benar-benar....."gumam Damian.
Cklek
"Kane"gumam Damian.
"bagaimana tuan, penyesalan memang datang belakangan"ucap Kane.
"terserah tuan ingin membunuh ku atau bagaimana.tapi sebagai asisten tuan selama ini,kali ini aku membela nona Eve dia juga meyakinkan ku dan kau dengar apa yang di katakan dokter tadi tuan??"ucap Kane.
"bagaimana keadaannya??"ucap Damian setelah terdiam cukup lama.
"nona Eve yah,kau hampir membunuhnya tuan.Dia mengalami keretakan di kepalanya dan selain itu kelelahan dan kekurangan darah membuatnya koma"ucap Kane.
"darah??"ucap Damian.
"tuan tidak ingat kalau dahinya membentur ujung meja lancip itu??tapi tenang aja tuan,tuan Areksa sudah mendonorkan darahnya untuk nona Eve"ucap Kane.
"saya kemari ingin menunjukkan sesuatu,mungkin kalau bukan karena nona Eve yang menyuruh ku mencari tau sempai mana pun kita Tidak akan tau"ucap Kane sambil memberikan tablet nya yang menampilkan sebuah video.
Damian menonton video itu dan mengepalkan tangannya.
"wanita itu sekarang berada di penjara bawah tanah di markas"ucap Kane.
"terimakasih Kane kau sudah mencari tau dan menangkapnya"ucap Damian.
"tidak,aku tidak melakukan apa-apa,kalau tuan ingin berterimakasih, berterima kasih lah pada nona Eve"ucap Kane.
"........"
"kalau begitu saya keluar dulu, permisi"ucap Kane pergi.
Namun saat sampai pintu Kane berbalik menatap Damian.
"tuan,anda beruntung memiliki nona Eve yang begitu ajaib.Tidakkah tuan melunakkan hati tuan untuk menerima nona kecil??jangan sampai penyesalan ke 2 terjadi tuan"ucap Kane lalu pergi dari sana.
Damian merasa kepalanya sakit karena banyak hal yang mengejutkan dirinya.
"anak itu menanggung kebencian ku gara-gara wanita ini??hiks apa aku ayah yang buruk??hiks"ucap Damian sambil mengusap kasar wajahnya.
"velin maafkan aku sayang hiks aku bersalah"ucap Damian.
********
tak jauh dari ruangan itu Alvaska berdiri.
Beberapa saat yang lalu,saat Kane dan Areksa berbincang tanpa sengaja ia mendengar tentang Eve dan bersangkutan dengan mommy nya.
Hal itu membuat nya penasaran dan memiliki masuk dan bersembunyi di bagasi mobil taxi.
dia selalu mengikuti mereka meski terkadang ia hampir ketahuan oleh Areksa.
Namun berkat keahliannya bersembunyi ia bisa menatap semua kejadian tadi dengan mata dan kepalanya.
Sekarang dia berada di depan ruang rawat Eve,entah mengapa ia begitu khawatir Dnegan keadaan Eve.
"ternyata kamu yang mengikuti kami"ucap seorang dari belakang.
Alvaska berbalik dan menemukan Areksa bersedekap tangan di belakangnya.
"maaf aku hanya penasaran saja"ucap Alvaska.
"untuk apa kau ke sini??"ucap Areksa.
"itu aku.....huff apakah dia tidak apa-apa??"ucap Alvaska.
"ohh ternyata kau memihak Eve yah,baguslah ini baru kembaran yang ku kenal,kau harus mengikuti ku"ucap Areksa lalu menggandeng Alvaska masuk ke ruangan Eve.
"seperti nya Eve benar-benar luar biasa bisa menyadarkan otak mu yang bermasalah,benar bukan kak Alvaska?"ucap Areksa.
"huff aku malu mengatakannya tapi itu memang benar adanya"ucap Alvaska.
TBC
Semangat updatenya thor.. /Rose//Rose//Heart//Heart/