Terjerat Cinta Pria Miliarder

Semoga kalian semua di berikan kesehatan dan rejeki Lancar. Selalu patuhi protokol kesehatan dan pakai masker. TERIMA KASIH~

***

"Aku bersedia menjadi assistenmu, dan bekerja dengan baik tapi aku tidak akan pernah mau melayanimu tidur."

Laura memberi peringatkan pada Zafran untuk berjaga-jaga, ia selalu mendengar bagaimana karyawan lain yang selalu menggosip di dekat mejanya bahwa seorang assisten wanita/sekretaris wanita yang menemani boss mereka saat bisnis ke luar negeri selalu berakhir ke tempat tidur, dan mereka sangat bangga dengan hal itu. Seolah-olah telah memberikan sebuah pelayanan terbaik.

"Kau cantik Laura, aku senang jika kau mau tidur denganku, tapi aku tidak pernah sekalipun memaksa wanita atau melakukan ancaman dengan cara licik pada wanita agar mereka mau tidur denganku, aku tidak akan pernah melakukan itu padamu." Zafran berkata jujur.

"S*ks dilakukan oleh dua pasang yang saling menikmati dan saling menyetujui bukan atas dasar ancaman atau di bawah tekanan di salah satu pihak, itu sesuatu hal yang kotor Laura karena jika itu terjadi kau bisa menuntutku, kecuali jika kau menyetujuinya." Kata Zafran memberitahu dengan suara yang rendah dan sedikit parau, pria itu menatap mata Laura.

"Aku hanya mau kau menjadi assistenku, mengurus semua keperluanku, dan menyambut serta beramah tamah dengan para investor atau relasi perusahan ku." Sambung Zafran lagi.

"Baiklah, aku setuju, bekerja selama 3 bulan menemani mu dalam perjalanan bisnis, namun setelah kesepakatan ini selesai kita tidak akan ada hubungan apapun."

Laura pun harus berfikir realistis siapa yang akan membantunya melunasi hutang-piutang sebanyak itu, bahkan jika ia bekerja selama seumur hidupnya pun tidak akan bisa melunasinya.

Hanya dengan cara ini Laura terlepas dari permasalahan itu, apalagi Debt collector yang selalu datang dengan kasar dan membentaknya membuat Laura ketakutan. Sebenarnya Laura cukup bersyukur ada seseorang yang memberikan kesepakatan di luar prediksinya.

"Jika kau setuju aku akan memanggil Edward untuk mengurus semua keperluan visa dan surat-surat terbang mu serta menghubungi Stark untuk mengurus semua masalah mu disini, sebelum berangkat kau harus sudah bersih dari segala pemasalahan hidupmu, jadi kau bisa fokus saat bersamaku."

Kemudian Zafran berdiri, ia memutar kunci pintu dan selanjutnya pergi menemui Edward, setelah beberapa menit berlalu Zafran kembali ke dalam ruangan dimana Laura masih duduk termenung melamun dalam keheningan, dan tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Zafran dapat membaca masih ada kegelisahan di pikiran gadis itu.

"Katakan isi pikiranmu kepadaku." Perintah Zafran.

"Aku menginginkan hak perlindungan untuk diriku dengan jaminan hukum." Laura tahu betul meski ia tertolong oleh Zafran yang seakan mendapat undian jackpot, namun ia tidak bisa memungkiri Zafran adalah pemain yang handal atau pebisnis handal.

"Jaminan tentang apa?"

"Jaminan tentang kau tidak akan memaksaku untuk melayani mu tidur."

"Tentu saja Laura. Sesuai keinginanmu." Zafran tersenyum.

Setelah menunggu cukup lama dengan masing-masing merasa canggung, Edward yang membawa beberapa dokumen pun masuk.

Laura dan Zafran masih duduk bersebelahan.

"Ini adalah surat hukum yang menyatakan perlindungan pada dirimu Laura, Zafran tidak akan menuntut dan memaksamu untuk tidur dengannya, dan yang satunya adalah dokumen perjanjian kerja sama kalian selama 3 bulan, masing-masing dari kalian harus menandatanganinya. Kata Edward masih berdiri di hadapan mereka.

Kemudian Laura membaca nya dan setuju, mereka kemudian saling bertukar dokumen untuk menandatangani dokumen-dokumen itu.

"Kapan kita akan berangkat dan melakukan pekerjaan?" Tanya Laura polos.

"Besok pagi." Jawab Zafran cepat.

"Apa, ku pikir..." Laura terkejut.

"Aku tidak memiliki banyak waktu luang, dalam 1 hari ini duduk disini dengan mu aku sudah kehilangan banyak sekali uang yang seharusnya sudah aku dapatkan, aku tidak akan menyebutkan nominalnya tapi itu cukup untuk membeli satu perusahaan lagi, bahkan aku sudah melewatkan begitu banyak jadwal bertemu dengan para relasi dan juga investor." Zafran menyedekapkan tangannya.

"Bersiaplah, besok pagi-pagi sekali kita harus terbang ke Prancis, kemudian kita harus menghadiri pesta ulang tahun Philip adik Edward yang akan diadakan di kapal pesiar samudra lepas, kau tidak perlu membawa keperluan dan semacamnya, aku akan menyiapkan semuanya untukmu, cukup bawa dirimu bersamaku." Imbuh pria itu lagi.

Laura tercengang dengan penjelasan Zafran. Benarkah dia kini sesibuk itu, bahkan setiap menit yang ia miliki adalah uang. Jika membandingkan sosok Zafran yang dulu, semua ini seperti khayalannya.

Zafran berdiri dan menatap Laura yang sedang duduk melamun dalam benak Zafran ia pun sedang mencari jati dirinya, sudah lama ia kehilangan apa itu kehidupan yang sebenarnya.

Hatinya kosong, hampa dan dingin, tidak ada wanita yang bisa membuatnya bersemangat. Selama ini ia hanya bermain-main dengan mereka.

"Hanya dengan cara ini aku bisa memastikan apakah perasaan ini hanya pengaruh masa lalu atau memang aku masih mencintainya, dengan aku menuntaskan semua masalah yang sedang Laura hadapi ia bisa benar-benar fokus mengurusku, berdoalah Laura semoga saja Tuhan berpihak padamu."

Zafran berkata dalam hatinya dan ia yakin dengan Laura yang selalu menempel padanya ia akan cepat bosan seperti saat ia bersama dengan wanita-wanita lainnya.

***

Akhirnya hari dimana perjanjian yang telah di sepakati bersama antara Zafran dengan Laura telah tiba, Kate yang telah mendengar semuanya dari Laura yang hanya bisa menceritakannya melalui telepon tak bisa mengatakan apapun namun ia hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk sahabatnya.

Laura bangun pagi-pagi, malam nya penuh dengan kegelisahan gadis itu bahkan tidak cukup tidur, membuat wajahnya terlihat tampak pucat.

Laura mendengar suara Zafran yang berbicara dengan Edward menggunakan bahasa asing, dan pria itu melangkah menuju dapur, suara langkahnya semakin mendekat.

Membuat Laura gugup apalagi cuaca sangat dingin membuat nya berkali-kali menggigil, ia ingin sekali menenggelamkan dirinya di dalam kantung atau semacamnya, bersembunyi saat tubuhnya gemetar.

Zafran sudah berada tepat di belakang tubuh Laura, membuat tengkuk Laura merinding, tubuhnya menjadi kaku, apalagi suhu pagi itu dibawah minus lima derajat celcius.

"Tidak usah memasak, akan ada yang menyiapkan sarapan untuk kita nanti di pesawat." Kata zafran.

"Tapi katamu, aku harus mengurus mu."

"Itu bisa diatur nanti, sekarang kau bersiap dulu, sebentar lagi akan ada helikopter menjemput kita."

"Lalu bagimana dengan mobilmu?"

"Edward akan membawanya pulang."

"Dia tidak ikut dalam perjalanan kita?" Laura terkejut.

"Kenapa? Kau kecewa?" Pandangan Zafran tajam menelisik jauh kedalam mata Laura.

"Tidak, maksud ku... Kupikir dia ikut bersama kita, aku masih sedikit canggung dan mungkin akan

gugup saat menemanimu."

"Tenanglah, nanti kau hanya cukup berdiri di sampingku dan tersenyum."

"Entah kenapa kali ini dan pada situasi ini aku seperti orang bodoh yang berada di sekitar Zafran." Kata Laura dalam hati.

Tak lama bagi Laura bersiap, gadis itu hanya berdandan sekedarnya, memakai setelan

rok selutut dan kemeja berwarna putih, dengan riasan yang biasa.

Zafran memandangi Laura sekilas tanpa sepatah kata.

"Stark bawa penata rias kita ke Prancis, karena pesawat akan langsung mendarat di

landasan pribadi area Mansion Edoargo , kita tidak punya banyak waktu, suruh mereka mendadandani Laura sebelum landing."

"Baik Tuan." Kata Stark.

Bersambung~