NovelToon NovelToon
Pendekar Sembilan Pedang

Pendekar Sembilan Pedang

Status: tamat
Genre:Fantasi Timur / Epik Petualangan / Perperangan / Dendam Kesumat / Tamat
Popularitas:2.5M
Nilai: 4.5
Nama Author: Nnot Senssei

Novel Xianxia ini menceritakan tentang kisah perjalanan seorang anak dari pedesaan yang bernama Qiao Feng.

Anak itu mempunyai cita-cita ingin menjadi pendekar terkuat dan nomor satu di Kekaisaran Yuan.

Sayang sekali, untuk menggapai cita-cita itu tidaklah mudah. Qiao Feng harus rela menjalani kehidupan yang berliku dan penuh dengan cobaan berat.

Mulai dari penyerangan terhadap sektenya, misteri dalam dunia persilatan, gangguan dari para pendekar aliran sesat, maupun kekacauan di negerinya sendiri.

Bagaimana kisah lengkapnya? Apakah Qiao Feng berhasil menghadapi semua cobaan itu? Apakah impiannya akan terwujud?

Mari ikuti kisah perjalanannya dalam novel yang berjudul Pendekar Sembilan Pedang!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nnot Senssei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perpisahan

"Terimakasih, guru," kata Qiao Feng sambil tersenyum penuh hormat ke arahnya.

Mereka berdua kemudian masuk ke dalam goa. Begitu tiba di sana, Pertapa Cahaya Putih tiba-tiba mengibaskan tangan kanan. Beberapa guci arak dengan ukuran besar tahu-tahu sudah muncul lagi di atas meja.

"Feng'er, mari kita berpesta arak sebelum perpisahan benar-benar tiba," katanya sambil membuka turup arak.

"Baik, guru. Aku juga ingin minum sampai puas sebelum kita berpisah,"

Qiao Feng melakukan hal yang sama. Dia membuka tutup arak. Setelah terbuka, keduanya kemudian minum arak sepuasnya.

Sepanjang kegiatan tersebut, mereka sering bercanda tawa. Ruangan goa itu dipenuhi oleh candaan dan tawa yang menggema.

Walaupun perpisahan sudah di depan mata, namun Qiao Feng sudah berjanji bahwa dia tidak akan bersedih. Apalagi, kemarin dirinya sudah mendapat pencerahan dari Pertapa Cahaya Putih.

Mereka terus minum tanpa berhenti. Meskipun wajah keduanya mulai memerah, walaupun matanya mulai sayu, tapi mereka tidak pernah berhenti.

Kenangan ini akan menjadi kenangan yang terakhir. Begitu juga dengan pertemuannya.

Jadi, apa salahnya kalau detik-detik terakhir itu dilewati dengan kebahagiaan?

Ketika siang hari tiba, keduanya baru menghabiskan semua guci arak itu. Selayang keadaan di dalam goa menjadi hening cukup lama.

"Feng'er," kata Pertapa Cahaya Putih tiba-tiba bicara.

"Iya, guru?" Qiao Feng memandang wajah gurunya.

"Bawalah cincin ini," katanya sambil memberikan sebuah cincin antik dengan warna putih.

"Apa ini, guru?"

"Itu adalah Cincin Ruang, di dalamnya terdapat banyak sekali benda-benda yang mungkin bisa kau butuhkan di kemudian hari,"

"Ini untukku?" tanyanya seakan belum percaya.

"Tentu saja. Kau lebih membutuhkannya daripada aku. Pakailah,"

Anak muda itu menurut. Qiao Feng kemudian memakai Cincin Ruang di jarinya.

"Sebentar lagi, aku akan segera musnah. Apakah kau masih ingat dengan apa yang kemarin aku sampaikan?"

"Jangankan yang kemarin, malah semua yang guru sampai sejak tujuh tahun lalu, aku masih mengingatnya dengan pasti,"

"Benarkah?" tanya Pertapa Cahaya Putih sambil mengangkat kedua alisnya.

"Aku tidak berbohong. Apakah aku perlu mengatakan semuanya?"

"Ah, tidak, Feng'er. Tidak usah," ucapnya sambil tersenyum. "Aku tahu, kau memang mempunyai ingatan yang sangat kuat,"

Selama tujuh tahun hidup bersama, Pertapa Cahaya Putih memang sudah mengetahui semua kelebihan yang dimiliki oleh Qiao Feng. Jadi dirinya percaya penuh dengan ucapan barusan.

"Feng'er, setelah kita berpisah nanti, apakah kau sudah mempunyai rencana untuk perjalanan selanjutnya?"

"Aku berniat untuk pulang dulu ke Desa Matahari Terbenam, guru. Aku sudah merindukan kedua orang tuaku. Rasanya sudah terlalu lama aku tidak kembali,"

Pertapa Cahaya Putih menganggukkan kepalanya. "Bagus. Memang sudah seharusnya begitu. Walaupun sekarang kau sudah berubah menjadi pendekar yang mempunyai kemampuan tinggi, tapi kau tetap tidak boleh melupakan kedua orang tuamu. Bagaimanapun juga, tidak akan ada dirimu tanpa perantara mereka,"

"Aku mengerti, guru,"

"Lalu, eetelah bertemu dengan kedua orang tuamu, apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"

"Mungkin aku akan mulai mengembara dalam dunia persilatan. Masalah rencana pastinya, jujur saja aku belum punya. Biarlah waktu yang menentukan itu semua,"

"Baiklah. Lakukan apa yang ingin kau perbuat. Selama hal itu tidak bertentangan dengan apa yang telah aku ajarkan, lakukanlah. Tapi kalau sekali saja kau menyimpang dari jalan utama, maka jangan salahkan aku apabila hidupmu akan berakhir mengenaskan," katanya dengan tegas.

Pertapa Cahaya Putih menatap Qiao Feng dengan tajam. Ia ingin melihat apa reaksi muridnya.

Siapa sangka, Qiao Feng justru malah membalas tatapan tajam tersebut. Pelan-pelan dia berkata. "Aku bersumpah demi langit dan bumi, kalau sampai aku menggunakan kekuatan ini untuk membuat kehancuran, aku rela mati disambar seribu petir pada detik itu juga,"

Ucapan barusan terdengar pelan. Tapi di dalamnya jelas mengandung satu energi besar yang tidak bisa digambarkan lagi.

Tiba-tiba saja Pertapa Cahaya Putih tertawa lantang. Ia benar-benar bangga dengan murid semata wayangnya itu.

Tanpa terasa, matahari sudah bergeser ke sebelah barat. Suara tawa Pertapa Cahaya Putih tiba-tiba lenyap begitu saja. Ia kembali memasang ekspresi serius.

"Waktunya telah tiba, Feng'er,"

Tanpa menunggu jawaban dari Qiao Feng, Pertapa Cahaya Putih kemudian berjalan keluar. Dia berhenti tepat di tengah halaman. Dirinya menghadap ke arah barat.

Sementara itu, ketika melihat gurunya keluar, dengan cepat Qiao Feng pun mengikutinya.

"Feng'er, jaga dirimu baik-baik. Kalau kau merindukanku, pandanglah bulan purnama yang bersinar terang. Kalau kau memandangnya sambil minum arak, aku pastikan kau akan mampu melihatku," ucapnya sambil tersenyum hangat. Senyuman yang menenangkan, senyuman yang terakhir kali bisa disaksikan oleh Qiao Feng.

"Baik, guru. Aku pasti akan melakukannya nanti," anak muda itu juga menjawab dengan senyuman.

Tiba-tiba tubuh Pertapa Cahaya Putih mulai memudar. Tubuh itu seperti asap yang terbawa angin kencang. Semakin lama semakin tipis. Makin tipis, sampai pada akhirnya hilang lenyap begitu saja.

Seekor kupu-kupu warna putih kemudian muncul dan terbang ke arah Qiao Feng. Ia hinggap di bahunya. Begitu Qiao Feng ingin menyentuh kupu-kupu putih tersebut, tiba-tiba saja dia terbang tinggi lalu menghilang terbawa angin.

Lama. Lama sekali ia berdiri di tengah halaman tersebut. Memandangi tempat kosong di mana tadi Pertapa Cahaya Putih berdiri, sesekali juga menengadahkan kepalanya ke atas, seolah-olah Qiao Feng ingin menyaksikan lagi kupu-kupu putih yang menghilang itu.

Setelah merasa puas, tiba-tiba saja ia membalikkan tubuhnya dan menghadap ke goa yang menjadi tempat tinggalnya selama tujuh tahun belakangan.

Goa itu sudah menyimpan banyak kenangan manis di hidupnya.

Pada saat itu, tiba-tiba saja Qiao Feng mendorong kedua telapak tangannya ke depan. Segulung angin yang sangat kencang keluar dan langsung menghantam goa.

Blarr!!!

Ledakan besar seketika terdengar. Debu mengepul tinggi menutupi pandangan mata. Batu-batu hitam juga berterbangan ke segala arah. Lima menit berikutnya, goa besar yang tadi berdiri dengan kokoh, kini telah rata dengan tanah.

Goa itu sudah hancur. Hancur oleh dorongan tenaga dalam Qiao Feng.

Kenapa dia menghancurkannya? Bukankah goa itu sudah menyimpan banyak kenangan?

"Begini lebih baik. Daripada suatu hari, goa ini ditemukan oleh manusia sesat, lebih baik aku hancurkan saja. Biarlah semua kenangan yang telah terlewati bersama guru, aku simpan baik-baik dalam hati ini," gumamnya sambil tersenyum penuh makna.

Langkah yang diambil oleh dirinya memang tidak salah. Justru itu adalah jalan terbaik satu-satunya.

Bukan tidak mungkin di hari nanti akan ada seseorang yang berhasil menemukan keberada goa tersebut. Mending kalau orang itu manusia baik-baik, lalu, bagaiamana kalau sebaliknya? Bukankah itu akan menjadi bibit bencana?

Apalagi seperti yang kita ketahui, di dalam goa tersebut ada Pembaringan Dewa Es yang mempunyai khasiat luar biasa. Kalau sampai pembaringan itu ditemukan oleh manusia sesat, maka sudah pasti malapetaka besar tidak bisa terhindarkan lagi.

1
Megi Mariska
Busyet dah ... Hiatus nich kek nya... Udah dari 2023 sampe 2025 kagak up juga ... Wkwkwkwk
Megi Mariska
Hadeh mulai bucin2 an 😑😑😑😑😬😬😬😬
Bukan nya fokus kekuatan dulu, penuhi janji2 loe dulu malah mikir cewe 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Megi Mariska
Ceritanya makin bluder ... Terlalu di dramatisir... Pake acara penurunan ranah kekuatan... Banyak janji yg belum di penuhi... KAPAN KUAT NYA ...??? 🙄🙄🙄🙄
G. sulitan
umur mc ketuaan utk bertualang..!! ga seru
Megi Mariska
1 vote untuk mu Thor... 💕💕
Megi Mariska
Bukannya MC nya juga udah di ranah pendekar alam nirwana 2... ??? Kan sama aja dengan Caping Kuning ...??? 🤔🤔🤔🤔
Pendi
pendekar sampah sama aithoenya jg sampah,goblok skip lh habisin paket aja
Pendi
Mc bodoh di banggakan
Budi Purdan
terlalu banyak omong
Budi Purdan
bodoh t aneh Qiao Feng
Darwito
fiic
Darwito
xuhxv
Darwito
duux
Darwito
ywywyw
Darwito
poi
Darwito
xixijx
Darwito
d7duxix
Darwito
urururu
Darwito
tyeue
Darwito
uxuxjx
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!