"Aku mencintainya mom."
"Apa?"Mommy Amira tampak terkejut mendengar pengakuan anaknya."Jangan becanda kamu Vano,mau ditaro dimana muka Mommy dan Daddy ini kalau semua orang tau kamu menjalin hubungan dengan anak seorang pembantu."
Vano seorang duda yang istrinya meninggal dalam kecelakaan dan telah dikaruniai seorang anak.Setelah istrinya meninggal tidak pernah sekalipun Vano mengenalkan wanita manapun kepada kedua orang tuanya.Bahkan sudah ada beberapa wanita yang dikenalkan oleh kedua orang tuanya dari seorang model,penyanyi,pengusaha dan semuanya ditolak oleh Vano.
Tapi siapa sangka ternyata Vano menaruh hati kepada seorang gadis cantik dan juga sederhana anak pembantu yang bekerja dirumahnya.
"Bagaimana kisah mereka,akankah cinta berbeda kasta itu direstui oleh kedua orang tua Vano.Ikuti terus ceritanya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26.Sahabat
Jam sekolah telah usai.Bapak guru dan beberapa siswa sudah meninggalkan kelas.Namun Raya dan kawan-kawan masih berdiam diri disana.
Raya akan ikut ke rumah Cynthia sepulang sekolah,ia pun telah meminta izin kepada sang ibu jika hari ini akan pulang terlambat.
Melihat sahabatnya bersedih tanpa banyak bertanya Raya langsung mengiyakan saat Cynthia meminta nya untuk datang ke rumah.
Bara membawa Cynthia duduk dipojok kelas.Dari raut wajah keduanya seperti sedang terlibat obrolan yang serius.
Sedang Raya memilih menunggu sang sahabat,dengan duduk diam dibangku sembari memainkan ponsel nya.
"Aku antar pulang yuk."Mat tidak tahu jika Raya akan pulang bersama Cynthia maka ia mencari kesempatan untuk mengantar pulang Raya.
"Aku bareng Cynthia,mau ke rumah nya."
"Ngapain?,Bara ikut?"
Raya mengangkat bahu nya sebagai jawaban kalo ia tidak tahu.Selain itu juga Raya memang sedang menghindari Mat karena itu permintaan Vano.Kekasih nya itu tidak ingin melihat Raya berboncengan lagi dengan Mat.Apapun alasan nya.
Setelah menyelesaikan urusan nya dengan Bara,Cynthia menghampiri Raya."Yuk pulang Ray."
"Iya."Raya dan Cynthia lalu jalan beriringan.Sebelum itu ia sudah berpamitan pada Mat dan Bara.
Ponsel Cynthia sedari tadi berdering,namun ia tak berniat menjawab nya.
"Kamu nggak bawa mobil Cyn?"Raya mengira Bara tak mengantar Cynthia pulang karena dia membawa mobil.
"Nggak,aku di jemput mamaku,kalo mamaku tanya bilang aja kita mau belajar ya Ray."pinta Cynthia sembari mengatupkan kedua tangan nya.
"Oke."Raya menurut saja,meski banyak pertanyaan yang sedang ia pikirkan namun Raya mencoba bersabar mungkin saja nanti Cynthia akan bercerita kepada nya.
Cynthia menghampiri mobil sedan berwarna putih yang sudah menunggu nya.Ia duduk didepan sedang Raya dibelakang.
"Lama banget,ngapain dulu kamu?"Baru saja Cynthia masuk sudah disambut ucapan ketus sang mama.
"Ketoilet dulu."jawab Cynthia asal.
Raya yang sedang duduk dibelakang mengamati kedua nya.Mama dan anak itu terlihat berbicara ketus satu sama lain.Berbeda sekali dengan dia dan sang ibu.
Menurut Raya,Cynthia adalah pribadi yang menyenangkan.Jika dibandingkan dengan teman-teman nya disekolah Cynthia jauh lebih sopan dan tahu tata krama.Namun hari ini Raya seperti melihat sisi lain sang sahabat.
Ditengah perjalanan Raya yang sedang memikirkan banyak hal dikagetkan dengan pertanyaan mama Cynthia."Rumah kamu dimana,biar saya antar sekalian?"berbeda saat berbicara dengan Cynthia,ia berbicara begitu lembut kepada Raya.Membuat Raya semakin bingung dibuatnya.
"Raya ikut ke rumah,kita mau belajar bersama."Ya Cynthia lah yang menjawab ucapan sang mama.Lagi-lagi Cynthia berbicara ketus pada sang mama.
Beberapa kali Raya berkunjung ke rumah Cynthia namun belum sekalipun ia bertemu dengan kedua orang tua sahabat nya itu.
Menurut Raya mama Cynthia sangat cantik dan masih terlalu muda untuk memiliki anak seumur Cynthia.
Tidak lama mereka pun tiba di rumah Cynthia.Tanpa pamit pada sang mama Cynthia segera mengapit tangan Raya dan ingin buru-buru masuk ke dalam rumah.
"Saya ikut Cynthia dulu tante."pamit Raya sopan.
"Oh iya silahkan."
.
.
Sesampai nya di kamar Cynthia merebahkan tubuh nya.Sebelum naik ke atas Cynthia sudah meminta pelayanan untuk mengantar kan minuman dan camilan ke kamar.
"Ray,aku mau ngomong banyak sama kamu.Kamu mau dengerin nggak?"Cynthia masih memejamkan mata nya.
"Mau banget.Mau ngomong apa ayok aku dengerin."
Perlahan Cynthia bangun lalu tersenyum."Kita ganti baju aja dulu yuk biar enak ngomong nya,kamu pake baju aku."
"Aku gini aja deh."jawab Raya.
"Ganti kaos aja nih,biar kamu nya juga nyaman."Cynthia memberikan kaos nya dan memaksa Raya untuk memakai nya.
Setelah sama-sama berganti pakaian,keduanya duduk di karpet bulu yang empuk sembari menonton televisi.Tidak lama terdengar ada yang mengetuk pintu kamar Cynthia.
"Non bibi boleh masuk?"
"Masuk aja bi,nggak dikunci."
Setelah menaruh minuman dan beberapa camilan.Pelayan itu pamit kepada Cynthia.
"Iya makasih bi,tolong pintu ya ditutup lagi ya."pinta Cynthia sopan.
"Baik non."
"Diminum Ray."
"Iya Cyn."
"Jangan sungkan,anggap rumah sendiri aja."Hal itu yang selalu diucapkan Cynthia saat Raya berkunjung ke rumah nya.
"Kamu mau cerita apa?"Raya seperti sudah tak untuk mendengar cerita sang sahabat.
Sebelum bercerita Cynthia menarik nafas dalam lalu menghembuskan nya.
"Kemaren mamaku liat aku sama Bara di kamar ini."Cynthia diam sejenak."Dia juga ngancem mau laporin semua nya ke papa."
"Kalian ngapain berdua dikamar,kalian nggak ngelakuin yang aneh-aneh kan."
"Baru mau mulai udah ketauan,ya nggak jadi."
Lalu Cynthia menjelaskan semua yang terjadi antara diri nya dan Bara.Cynthia sadar selama ini ia dan Bara sudah melampaui batas.Karena kedua orang tua nya jarang di rumah membuat Cynthia bisa melakukan apapun yang ia mau.Namun kemarin mungkin adalah hari sial untuk Cynthia karena tanpa kabar terlebih dahulu sang mama tiba-tiba ada dirumah.Atau malah hari baik,jika saja yang sang mama tidak datang entah apa yang terjadi antara diri nya dan Bara.
"Alhamdulillah nya mama kamu datang Cyn,kalo nggak pasti kamu udah nyesel sekarang."Raya jadi membayangkan apa yang sudah ia lakukan bersama Vano.Apalagi Vano seorang duda,Raya jadi takut kalau nanti nya Vano akan berbuat lebih pada nya.Sedang ia selalu saja merasa senang dengan semua perlakuan Vano pada nya.
"Iya tapi dia sekarang jadi punya alasan buat neken aku.Dia itu mama tiri aku."
Mendengar ucapan Cynthia Raya jadi berpikir pantas saja mama Cynthia terlihat masih muda dan beberapa kali Cynthia juga berucap ketus pada nya.
"Neken gimana maksudnya?"tanya Raya penasaran.
"Ya dia ngancem mau laporin aku sama papa.Aku malu Ray,aku udah bikin papa kecewa."Cynthia lalu menangis menyembunyikan wajah dikedua kaki nya.
Raya mendekat ia mengelus punggung Cynthia dan mencoba memberikan ketenangan pada sang sahabat.
"Terus Bara gimana?"
"Dia janji bakalan nemenin aku terus dan nggak akan ninggalin aku,bahkan dia bilang dia siap bertemu papa."
"Ya bagus,terus apa yang kamu takuti?"
"Aku takut Bara dihajar papa."Cynthia hafal betul seperti apa papa nya itu.Papa Cynthia tidak akan mentolerir kesalahan sekecil apapun.Terlebih sudah menyangkut tentang sang putri.
"Kita tuh berani berbuat harus berani bertanggung jawab Cyn,sekarang kamu berdoa aja semoga papa kamu nggak marah,atau mama kamu mau berbaik hati ga sampe ngelaporin ini semua ke papa kamu."
"Gitu ya Ray."
"Hmm..."
Mendengar ucapan Raya,Cynthia sedikit lebih tenang.Sedari kemarin pikiran nya kacau,ia tidak mampu untuk berpikir jernih.
Dan yang diucapkan Raya juga benar jika saja sang mama tidak datang entah apa yang sudah ia lakukan bersama Bara.Jika sejak kemarin ia membenci sang mama namun saat ini berbeda.Mungkin nanti ia akan berterima kasih pada sang mama.
Terdengar ponsel Cynthia berbunyi ternyata panggilan dari Bara.Cynthia meminta izin kepada Raya untuk menjawab panggilan dari Bara.Raya mengiyakan kemudian ia memilih menonton sembari menunggu Cynthia.
Terimakasih yang sudah baca,jangan lupa like komen dan vote🥰🥰