Mencintai Anak Pembantu
Waktu masih menunjukkan pukul 5 pagi,bi Tati seorang wanita paruh baya sedang sibuk memasak di dapur menyiapkan sarapan untuk majikan nya.
Tak...tak...tak
Dari lantai atas terlihat wanita cantik sedang menuruni tangga menuju ke dapur menghampiri bi Tati.
"Bi ini ada telpon dari keluarga bibi."nyonya Amira memberikan ponsel nya kepada bi Tati.
"Ada apa Nyonya."bi Tati tampak heran ada keperluan apa sampai-sampai keluarga nya menghubungi sang majikan.Bi Tati memang mempunyai ponsel sendiri tapi karena sedang bekerja,bi Tati meninggalkan ponsel nya dikamar.
"Halo assalamualaikum..?"firasatnya sudah tak enak.Mungkinkah telah terjadi sesuatu pada keluarga nya.Bi Tati mencoba menepis apa yang ada dipikirannya.
"Walaikumsalam wa,wa Ade..."si penelepon tampak tidak meneruskan ucapan nya.
Bi Tati dengan tidak sabaran meninggi kan suara nya."Uwa kenapa Den?"Ya bi Tati seperti nya mengenali bahwa yang menelpon adalah keponakan nya bernama Deni.
"Uwa meninggal bi."
"Ya Allah."bi Tati seketika lemas mendengar kabar itu.Suami nya meninggal,suami yang dicintai nya telah pergi meninggalkan nya untuk selama-lamanya.
Nyonya Amira dengan sigap merangkul pundak bi Tati.
"Saya turut berdukacita bi,yang sabar ya."nyonya Amira sudah mengetahui hal itu karena sebelumnya keponakan bi Tati sudah menyampaikan pada nya.
Setelah bersiap-siap kemudian bi Tati pamit pulang kepada nyonya Amira.Tadi nya nyonya Amira menawarkan bi Tati untuk diantar sopir pribadi keluarga nya.Namun bi Tati menolak dan memilih pulang bersama anak sulung nya yang tinggal di kota yang sama dengan nya.Alasanya agar cepat sampai karena Rifan mengendarai motor untuk pulang kalau menggunakan mobil dikhawatirkan akan terjebak macet.
.
.
.
Terlihat rumah bi Tati sudah di penuhi para pelayat dan sanak saudara.Perjalanan dari kota menuju rumah bi Tati biasa di tempuh waktu 3-4 jam tapi karena ingin cepat sampai dan segera melihat jenazah sang ayah dalam waktu kurang dari 3 jam bi Tati dan Rifan anak sulung nya sudah tiba di rumah nya.
Melihat sang ibu datang,Raya putri bungsu bi Tati langsung menghampiri dan memeluk ibu nya.
"Bu ayah bu."Raya menangis sesegukan dipelukan ibu nya.
"Ikhlas ya neng,ayah udah nggak sakit lagi sekarang."ibu mencoba menenangkan sang anak.Dalam keadaan hati nya yang hancur karena telah ditinggalkan suami yang di cintai nya bi Tati harus tetap terlihat tegar di depan anak-anak nya.
Selama bi Tati bekerja Raya lah yang selama ini merawat dan menjaga ayah nya yang sedang sakit.Gadis cantik yang baru berusia 17 tahun itu tidak pernah mengeluh untuk merawat ayah nya.
Selesai mengantarkan jenazah suami bi Tati ke tempat peristirahatan terakhir nya.semua pelayat satu persatu pamit pulang.Hanya tersisa beberapa sanak saudara disana.
Raya terus saja memegang dan melihat nisan yang bertulisakan nama sang ayah.Ingin rasa nya Raya berteriak menumpah kan segala sesak di dada nya.Air mata nya terus mengalir,seolah tatapan matanya yang sayu menggambarkan betapa sakit hati Raya telah ditinggalkan oleh ayah tercinta untuk selama-lama nya.
Dengan susah payah akhirnya Raya mau di bujuk untuk pulang oleh sang kakak.Rifan menjajikan kalau besok ia akan mengantar Raya kembali ke makam sang ayah.
Sesampainya di rumah Raya tiduran di pangkuan ibu nya.Raya bertanya."Neng sama siapa bu,apa ibu mau kembali lagi bekerja."
Bi Tati berpikir sejenak.Apa yang hendak dilakukan untuk kedepannya nya.Mencari pekerjaan sekarang susah beruntung bi Tati telah memiliki pekerjaan dan majikan yang baik.Sangat di sayangkan jika harus melepaskan pekerjaan nya.
"Nanti neng ikut ibu ya,neng tinggal dirumah majikan ibu."Bi Tati belum mengetahui apakah majikan nya akan mengijinkan atau tidak tapi demi menenangkan Raya hanya itu lah yang bisa bi Tati katakan untuk saat ini.
"Apa boleh bu?"
"Pasti boleh neng,majikan ibu baik orang nya."
Dan lagi tidak ada pilihan lain.Rumah milik bi Tati sudah dijual dan uang hasil penjualan rumah sudah habis untuk biaya pengobatan sang suami.Selama satu tahun kemarin bi Tati harus membayar uang kontrak di rumah nya yang telah dijual itu.Sesuai perjanjian bahwa rumah tersebut akan ditempati oleh pemilik nya yang baru setelah satu tahun dibeli.Jadi mau tidak mau bi Tati memang harus segera mengosongkan rumah nya.Bi Tati harus mengikhlaskan rumah yang menjadi saksi perjuangan hidup bersama anak-anak dan suaminya bertepatan dengan kepergian sang suami untuk selama-lamanya.
.
.
.
Tiga hari setelah meninggal nya sang suami.Bi Tati kedatangan tamu.Seseorang yang sudah banyak berjasa dalam hidup nya.Ya mereka adalah nyonya Amira dan tuan Andrew.Majikan bi Tati yang selama ini sudah banyak membantu untuk pengobatan suami nya.
Sebelum bi Tati pulang tiga hari lalu nyonya Amira menyampaikan akan mengunjungi bi Tati hari libur nanti.Bi Tati tidak menyangka majikan nya yang sangat sibuk mau menyempatkan datang mengunjungi nya.
Nyonya Amira datang bersama tuan Andrew,Vania sang cucu,mbak Ana baby sitter Vania dan mang Maman supir pribadi keluarga mereka.Mang Maman yang sudah beberapa kali mengantar bi Tati pulang kampung tampak tidak kesulitan untuk menemukan rumah bi Tati.
Beruntung walau musim hujan jalan menuju kampung bi Tati tidak rusak jadi tidak perlu khawatir mobil mewah yang membawa keluarga tuan Andrew akan penuh dengan lumpur.
Bi Tati menyambut kedatangan sang majikan dihalaman rumah nya.
"Assalamualaikum Bi,Bibi sehat?"tanya nyonya Amira
"Walaikumsalam,Alhamdulillah sehat Nyonya,mari masuk-masuk."bi Tati pun segera mengajak tamu nya untuk masuk ke rumah nya.
Di ruang tamu yang tidak terlalu luas itu berkumpul lah bi Tati dengan para tamu nya.Tidak lama datang lah Raya dengan membawa minuman dan berbagai camilan untuk tamu ibu nya.Setelah menata minuman da beberapa camilan tersebut Raya kemudian menyalami semua tamu ibu nya.Tidak terkecuali si kecil Vania yang tampak anteng di dekat sang nenek.
"Duduk sini neng."bi Tati meminta Raya untuk duduk didekatnya."Nyonya ini anak saya Raya."bi Tati mengenalkan Raya kepada nyonya Amira.
"Ini anak bibi,cantik sekali."nyonya Amira berkata sambil mengelus pipi Raya yang sedikit cabi.Selama ini nyonya Amira telah mengetahui kalau bi Tati mempunyai anak satu lagi yang sedang mengurus ayah nya.Tapi sekalipun nyonya Amira belum pernah bertemu dengan Raya.
"Terimakasih nyonya."jawab Raya sopan.
Setelah itu bi Tati terlihat mengobrol dengan semua tamu nya.Pembawaan tuan Andrew dan nyonya Amira yang santai membuat semua orang yang bekerja di rumah nya tidak merasa canggung kepada majikan mereka.
Sampai akhirnya bi Tati pun mengutarakan permintaan nya kepada sang majikan.
"Maaf sebelumnya nyonya."bi Tati mulai berbicara.
"Ada apa bi."suasana yang tadi nya tampak ceria mendadak hening.
"Ada apa bi,bilang saja jangan sungkan."nyonya Amira berkata lembut seraya mengusap-usap bahu bi Tati.
Sebelum mengutarakan keinginan nya.Bi Tati menceritakan tentang rumah nya yang sudah dijual.Lalu kemudian bi Tati berkata."Nyonya,Tuan boleh kah saya membawa anak saya untuk tinggal bersama saya?"
Mendengar hal itu nyonya Amira dan tuan Andre tampak beradu pandang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Soraya
permisi numpang duduk dl ya kak
2023-06-19
1