Demi menjauhi pernikahan yang diinginkan oleh papanya, Adilla Atmadja, biasa dipanggil dengan sebutan Dilla pun memilih jalan pintas, yakni dengan melakukan hubungan satu malam bersama pria yang tidak dia kenal sebelumnya, hanya demi bisa mendapatkan bibit yang paling unggul untuk menjadi penerus keluarga Atmadja nantinya dari orang tersebut. Di mana ternyata pria itu merupakan seorang CEO perusahaan ternama yang tengah menyamar menjadi orang biasa.
Bagaimana nasib Dilla nantinya? Baca terus kisahnya hanya di karyaku yang ke-11 ini. Terkmakasih^^
Fb : Lee Yuta
IG : lee_yuta9
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 26. Diluar Dugaan
Mendengar ucapan Dilla yang akan melaporkan dirinya dengan pencemaran nama baik dan sebagainya, Kendra menggeleng kepala seraya tertawa. Lucu sekali mendengar gadis itu mengatakan hal yang sangat mustahil sekali untuk dilakukan.
“Jika di luar seperti ini, jangan panggil saya Pak. Lagi pula, saya bukan dosen kamu yang sesungguhnya,” ujar Kendra yang justru mendapat tatapan sinis dari Dilla.
“Suka suka saya. Orang mulut saya sendiri,” sahut Dilla dengan nada begitu ketus. Pun dengan tatapan gadis itu yang sepertinya tidak menerima Kendra untuk duduk di tempatnya. “Lagian juga, kenapa Pak Kendra duduk di sini? kayak nggak ada tempat yang kosong saja.” protesnya kemudian.
“Ya suka suka saya lah,” jawab Kendra sama persis dengan apa yang di lakukan oleh Dilla barusan.
Hal itu semakin membuat Dilla menahan geramnya pada pria yang sangat tidak ingin dia ketemui sebenarnya. Namun entah kenapa ia selalu saja dipertemukan dengan pria tersebut.
Dilla memilih untuk tidak menyahut lagi. Daripada ia yang akan kesal sendiri dengan jawaban pria itu. Padahal, kalau tidak salah Dilla mengingat di kala pertama kali pertemuan mereka, pria ini tampak seperti pria yang sangat polos dan baik. Namun ternyata sangat menyebalkan sekali di matanya.
“Kenapa tadi nggak ke ruangan saya?” tanya Kendra yang mengungkit Dilla tidak datang menemui dirinya. Pria itu menatap begitu dalam ke arah Dilla. Membuat Dilla menelan salivanya dengan sangat susah.
“Ah, itu karena saya ….” Dilla bingung sendiri mau memberi alasan apa lagi untuk mengelabuhi Kendra. Sedangkan dirinya sudah tertangkap basah di sini dan bersantai sendirian.
Andai saja tadi dia bersama teman-temannya, mungkin Dilla masih bisa mengelak dengan alasan ingin belajar bersama atau apalah.
Kendra tersenyum karena Dilla tidak bisa menjawab pertanyaan darinya. Lantas pria itu beranjak dari duduknya untuk kemudian menggeser kursi yang tadi dia duduk hingga berada di samping Dilla tepat. Membuat Dilla benar-benar terkejut dengan tindakan pria ini dari tadi.
“Anda mau apa lagi?” Dilla menggeser tempat duduknya, namun dengan cepat ditahan oleh Kendra.
Pria itu menatapnya dengan senyuman yang menyimpan ribuan maksud. Yang jelas, Dilla tidak mengetahui pasti apa alasan pria itu duduk dekat dengan dirinya seperti ini. Padahal di sekitar mereka banyak pengunjung café dan kebanyakan anak remaja.
“Jangan berpura-pura lagi, Dilla. Apa kamu ingin melupakan malam di mana kamu memperkosa saya?” tanya Kendra dengan nada suara yang sangat lirih sekali. Tatapan pria itu begitu dalam hingga membuat Dilla membeku di tempatnya.
‘Mampus gue. Ternyata dia ingat semua.’ batin Dilla. Ingin sekali ia membenturkan kepalanya hingga hilang ingatan kalau bisa.
“A-apa yang anda bicarakan? Saya tidak mengerti,” sahut Dilla berusaha untuk mengelak.
Namun, ekspresi gadis itu tidak bisa berbohong sedikit pun. Dia tampak gugup dan juga terlihat panic. Tangannya pun lagsung meraih tas slempang dan ponsel yang ada di atas meja. Namun, dengan segera Kendra mencegahnya dan kini merebut ponsel Dilla.
“Asal Nona tahu saja, dua hari yang lalu saya dalam keadaan normal. Sama sekali tidak dalam pengaruh alcohol atau obat apapun itu seperti yang ada di drama-drama romantis. Jadi, percuma saja kalau kamu mau mengelaknya. Apalagi aku punya bukti yang sangat kuat dan menjadi saksi malam bersejarah itu,” ujar Kendra dengan senyuman yang sangat manis, namun untuk saat ini terlihat sangat menyebalkan di mata Dilla.
Sontak, Dilla melotot tidak percaya jika pria ini cerdik juga. Kenapa juga ia sangat ceroboh malam itu.
‘Tenang Dill … tenang. Siapa tau aja dia cuma mau mengancammu saja. jangan terpancing dan jangan emosi. Ingat, di dalam rahimmu sudah ada bibit premium yang siap tumbuh sehat di dalam sana.’ batin Dilla mengingatkan dirinya sendiri agar tidak emosi.
“Ya udah sih, lupakan saja. Toh, anda juga tidak dirugikan oleh saya, kan?" sahut Dilla kemudian yang benar-benar membuat Kendra terkejut. Belum pernah ia menemui gadis dengan pemikiran seperti ini. Kecuali wanita panggilan. Sedangkan Kendra tahu Dilla bukan wanita seperti itu.
orang lain menjaga keperawanan.
ini malah ngasih gratis