NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Sang CEO (Penyesalan Seorang Istri)

Istri Rahasia Sang CEO (Penyesalan Seorang Istri)

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand / Cerai / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:542k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rositi

Liam Aretas Amir—CEO dari Amour Hotel, jatuh cinta sejatuh-jatuhnya kepada karyawan baru di perusahaannya. Wanita cantik yang memiliki kesempurnaan fisik maupun sikap itu bernama Indah Gayatri. Masalahnya, Liam sudah memiliki Fello—istri yang membuat Liam menjadi seorang CEO di usianya yang baru menginjak awal kepala tiga. Akan tetapi, hubungan Liam dan Fello jauh dari kata baik lantaran selain sangat pencemburu, Fello juga selalu mengungkit jasa-jasanya kepada Liam. Hingga setelah keduanya kembali terlibat pertengkaran besar, Liam yang mabuk parah justru memaksa Indah menjalani ‘cinta satu malam’ dengannya.

Lalu, bagaimana kelanjutan kisah mereka? Menyesalkah Fello ketika pria yang selalu ia injak-injak, walau pria itu juga tulus mencintainya, justru menemukan kebahagiaan dari wanita lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26 : Aku Bukan Boneka Kalian

Marah, Liam mendorong kasar Fello kepada pak Wijaya yang juga ia tatap tajam. Pak Wijaya sampai terdorong dan kerepotan mendekap Fello yang memang sudah teler. Tak hanya pak Wijaya yang terkejut dengan cara Liam, tapi semuanya apalagi para petinggi di sana.

“Saya bukan boneka kalian. Saya bahkan bisa hidup jauh lebih bahagia walau tanpa kalian. Malahan, kalian yang selalu mengemis kepada saya!” Terengah-engah Liam menahan emosi. “Berani Anda mengancam akan menghabissi semua orang dalam hidup saya, ... bukan hanya polisi yang akan menghukum Anda. Karena saya juga akan melakukannya!”

“L-liiiiiaaam!” pak Wijaya benar-benar murka.

“Jangan lupa, saya sudah melayangkan gugatan perceraian kepada putri Anda. Jadi tolong pastikan putri Anda untuk menandatangani surat gugatan dari saya, secepatnya!”

“Satu lagi ... bagaimanapun isi surat jebakan dari kalian dan tidak sengaja saya tandatangani, mulai sekarang saya mengundurkan diri dari perusahaan ini.” Kemudian, Liam mengalihkan tatapannya dari pak Wijaya. Ia menatap wajah-wajah para petinggi yang ia pergoki menyimak, tapi buru-buru menyibukkan diri ketika ia menatapnya. “Kalian menjadi saksi. Saksi pengunduran diri dari saya, dan juga saksi kebahagiaan saya setelah saya keluar dari sini.”

Tanpa menunggu tanggapan, Liam pergi dari sana. Liam melangkah tegas tanpa sedikit pun keraguan. Tak peduli semua mata di sana memperhatikannya. Tak peduli apa yang akan terjadi nanti. Tekad Liam sudah bulat. Ia akan memulai hidup baru bersama Indah, membuka usaha baru tanpa kembali menjadi boneka Fello maupun pak Wijaya.

Menggunakan taksi, Liam pulang. Di sepanjang perjalanan, pria itu hanya diam menenangkan diri dari semua tekanan yang selama ini ia dapatkan. Baik dari Fello, maupun pak Wijaya.

Sampai di apartemen, ternyata Indah belum sampai. Kenyataan tersebut langsung membuat Liam kalang kabut.

“Apakah kalian bertengkar? Kenapa kalian sampai pulang terpisah?” tanya nyonya Nani bingung.

“Tadi Fello membuat acara untuk ulang tahunku, Ma. Namun karena Indah tampak tidak nyaman, aku memintanya pulang lebih dulu,” sergah Liam.

“Kenapa masih berurusan dengannya apalagi sampai menyanggupi kemauannya?” ucap nyonya Nani menjadi tak habis pikir kepada sang putra.

Liam mendengkus pasrah. Bergegas ia pergi dari sana sambil berkata, “Tolong hubungi aku kalau Indah sudah pulang atau setidaknya mengabari yah, Mah.” Ia mengeluarkan ponselnya sambil mencoba menelepon nomor ponsel Indah.

Nyonya Nani mulai gelisah. Ia menggerakkan kursi rodanya menyusul kepergian Liam. “Kabari Mamah juga kalau kalian sudah bertemu!” Ia sengaja berseru lantaran Liam sudah telanjur pergi.

Telepon yang Liam lakukan memang sudah tersambung, tapi dari seberang tak kunjung menjawab. Liam sengaja lewat basemen karena tadi, Indah memang membawa mobilnya dan ia harapkan istrinya itu ada di sana. Liam berharap, Indah hanya terlalu fokus menyetir hingga tak sempat menjawab telepon darinya. Setengah berlari Liam menuju lift.

Belum pulangnya Indah membuat Liam benar-benar gelisah terlebih pria itu menyangkutkan kenyataan tersebut dengan ancaman pak Wijaya.

“Enggak ... Enggak. Jangan sampai ini beneran ulah mereka!” Dada Liam bergemuruh, pria itu menjadi sibuk menghela napas. Buru-buru ia lari setelah pintu lift akhirnya terbuka.

Sesampainya di tempat parkir ruang bawah tanah tempat biasa Liam memarkir mobil, di sana benar-benar sepi. Liam memandangi sederet mobil mewah yang terparkir di sana, tapi ia tak menemukan mobilnya ada di sana. Sempat merasa frustrasi karena makin yakin sang istri dicelakai Fello, Liam yang baru saja kembali lari, berangsur berhenti setelah dari kedatangan, mobil sport besar berwarna hitam, melaju dengan sangat hati-hati. Itu mobilnya dan memang dikendalikan Indah.

Liam nyaris menangis ketika akhirnya sang istri keluar dari mobil. Indah memarkir mobilnya tak jauh dari Liam.

“Kamu kok ada di sini?” Indah terheran-heran.

“Kamu dari mana?” sergah Liam tanpa terlebih dulu menjawab pertanyaan Indah. Ia mengacak frustrasi kepalanya hingga rambut lurus rapinya menjadi langsung berantakan.

Indah menutup pintu kemudinya dengan sangat hati-hati. Ia membiarkan Liam merengkuh tubuhnya. Suaminya itu terlihat sangat ketakutan. Sepanjang perjalanan menuju apartemen, Liam terus memeluknya. Liam terkesan sangat ketakutan. Ketakutan yang Indah yakini masih berkaitan dengannya.

“Kamu kan ulang tahun, jadi aku sengaja mampir beli kue. Apalagi tadi di acara perusahaan buat ulang tahun kamu pun, enggak kelihatan ada kue. Masa iya, tahun enggak ada kue apalagi acara tiup lilin? Setahun sekali, kalau bisa diadakan.” Indah menengadah hanya untuk menatap Liam.

Liam yang menyimak sambil menatap kedua mata sendu Indah, langsung mengangguk-angguk. “Lain kali kalau aku telepon, jawab ya. Biar aku enggak merasa kayak orang gila gara-gara nunggu kabar kamu."

Indah langsung kikuk kemudian mengangguk-angguk. Mereka keluar dari lift, dan Liam masih memeluk Indah. Sampai di apartemen, kehadiran Indah juga langsung disambut khawatir oleh nyonya Nani yang sampai mengomel.

“Aku belum jago nyetir jadi ragu mau angkat telepon, Mah. Maaf.” Indah melirik sedih Liam, dsn suaminya itu langsung membawanya kabur dari sana.

“Ayo kits tiup lilin sekalian potong kue!” sergah Liam bersemangat.

Bersama mamah dan istrinya, Liam merayakan hari ulang tahunnya yang ke tiga puluh tahun. Kebersamaan mereka benar-benar hangat, diabadikan menggunakan ponsel milik Indah dalam bentuk video maupun foto. Terakhir, Liam sengaja mengunggah potret perayaan ulang tahunnya yang dipenuhi kebahagiaan, walau ia hanya merayakannya bersama Indah dan sang mamah.

“Bagaimana dengan keinginanmu yang ingin merasakan sensasi di perkemahan?” tanya Indah yang baru keluar dari kamar mandi. Meski sudah malam, ia tetap membersihkan diri dengan mandi bahkan sampai keramas. Sebab karena mengunjungi tempat karaoke, tubuhnya bau asap rokok maupun alkoholl.

Indah yang memakai gaun malam warna putih, berangsur menghampiri Liam. Pria itu masih duduk loyo di pinggir tempat tidur layaknya saat terakhir kali ia tinggalkan untuk mandi.

“Kemarilah, ... aku rasa, suasana hati kamu sedang sangat buruk.” Indah merengkuh tubuh Liam. Rengkuhan yang benar-benar hangat, dan makin lama makin erat.

“I love you!” bisik Liam yang kemudian balas mendekap Indah.

Indah membenamkan wajahnya di tengkuk Liam. Aroma rokok dan alkoholl masih tercium kuat di sana bahkan sekujur tubuh Liam. “Ambil keputusan yang paling membuat kamu nyaman apa pun risikonya. Di Amour Hotel, kamu enggak menemukan kenyamanan karena semua yang kamu lakukan serba diatur. Bahkan kamu sering dijebak dengan surat perjanjian yang diselipin di berkas-berkas penting, dan belum tentu kamu selalu menyadarinya.”

Liam bergumam menjawab ucapan Indah di tengah kenyataannya yang sampai menyandarkan wajahnya di bahu Indah.

“Intinya, tenangkan diri kamu dulu,” lanjut Indah dan perlahan sang suami mengakhiri dekapannya. Pria itu tak lantas melepaskannya karena Liam malah memangkunya.

“Tadi aku sudah mengundurkan diri.” Liam menceritakan semuanya.

“Ya enggak apa-apa. Gimana, ada yang bisa aku bantu?” sergah Indah menyambutnya dengan hangat sekaligus antusias.

“Aku akan memulai semuanya dari nol!” sergah Liam menegaskan. Namun, istrinya tetap antusias dan makin bersemangat. Tak ada sedikit pun keraguan apalagi ketakutan. Padahal biasanya saat masih bersama Fello, sedikit saja ia membuat kesalahan atau setidaknya mengambil keputusan tanpa mengabari Fello lebih dulu, ia akan langsung mendapat caciann.

“Sambil mandi, yuk. Udah malam. Aku bantu kamu mandi, sambil ngobrol biar kamu juga plong.” Indah membimbing Liam untuk masuk ke kamar mandi. Suaminya itu tersenyum, melangkah berat mengikuti tuntunannya, dan beberapa kali menepuk panttatnya.

Keluar dari Amour Hotel yang telah membuatnya menjadi seorang CEO di usianya yang masih terbilang muda, memang membuat Liam lemas. Sebagian nyawa pria itu seolah pergi karena biar bagaimanapun, keputusan yang ia ambil itu sangatlah berat. Beruntung, kini istrinya adalah Indah. Wanita yang begitu pengertian dan tidak hanya fisiknya yang cantik. Sebab Indah juga memiliki hati sekaligus cara pikir yang cantik.

Indah yang sampai meminta Liam untuk berendam, memandikan sekaligus mengeramasi Liam sambil terus mengajak suaminya itu untuk mengobrol. Berharap, dengan begitu pikiran Liam akan menjadi jauh lebih lega. Berharap setelah ini, akan ada pelangi untuk suaminya yang selama ini sudah sangat tersiksa karena selalu dijadikan boneka.

“Sini masuk! Kita mandi bareng! Dari tadi kamu sibuk urusin aku!” ujar Liam. Ulah Indah yang terus mengurusnya, menjadi teman bicara yang baik, telah membuatnya merasa jauh lebih baik. Ia bahkan sudah bisa tertawa bahkan mulai jail kepada sang istri.

“Sudah malam,” ucap Indah berusaha menghindari Liam yang malah berdiri kemudian menangkapnya, membawanya ikut serta berendam di bak rendam suaminya itu menenangkan diri.

“Alamatnya kerja rodi sampai besok!” keluh Indah dan Liam menertawakannya.

1
Linda Wati
Keren banget mantap....
Aku selalu baca cerita mu kak 🌹🌹🌹❤️❤️❤️
Linda Wati
next 🌹🌹🌹♥️♥️♥️
Adinda Kusuma
Luar biasa
Sriza Juniarti
mantap bangeettt..terbaik..bahagia slalu liam dan Indah 🥰🥰
Rezqi Fatimah [🐧²⁴]
masih ada lowongan gak Thor🤣
IG : @Rositi92❣️❣️🏆🏆💪🤲: 😂😂😂😂😂
total 1 replies
Meimei Memei
Luar biasa
Nurlaila Hasan
kerreeeeeeennn
Ida Qurratul 'Ain
Luar biasa
Nuryanti Yanti
Kecewa
Nuryanti Yanti
Buruk
Nuryanti Yanti
Ono Yo menantu ku fello Ki....gendeng
prima yanary
Luar biasa
👏Zhenonk🏚️²²¹º
wkwkkk mami ganjen cari mangsa yg di pinggir jalan aja.. jgn ganggu liam.. sekelas fello aja di abaikan apalagi yg nyata2 udah tuwiirrr🤭🤣🤣🤣
👏Zhenonk🏚️²²¹º
ngebayangin cewek hyper, posesif n arrogant.. duuhh Liam.. mending udahan deh🙈😓
Fani Indriyani
ini liam bkn anaknya sekertaris lim dan widy kan kak Ros?
IG : @Rositi92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Bukan Kak
total 1 replies
Dwi Setyaningrum
genggamanmu terlalu erat fello jd bikin sesak napas deh🤪
Elpida sari
ok
Rosmiati Ros
jadi cerita ini buatnya bersamaan sama novel kalandra, Resty, restu sama liam ya? benar ga Thor, trus lanjut ke novel anak2 mereka trus lanjut cucu mereka?
aira aira
,aduh
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
aku baca ceritanya ko kaya di dunia nyata
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!