Berlinang air mata dan hanya bisa memeluk kedua lututnya dalam jeruji besi, Cassandra tidak tahu apa lagi yang harus ia lakukan. Semua bukti mengarah kepadanya, bahkan semua orang pada menuduhnya jika dialah orang dibalik pembunuhan yang dialami Amelia.
Ketakutan, hinaan rasanya sangat sulit untuk ia hilangkan dalam pikirannya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang, semua bukti mengarah kepadaku. Dan siapa seseorang yang tega telah menjebak ku dengan cara seperti ini. Tidak ada seseorang lagi yang mampu bisa mempercayai ku, kak Erlangga, kak Verrel aku butuh kalian.
Buliran demi bukan perlahan-lahan mulai menjatuhi pipi manisnya. Memeluk kedua lututnya dan menundukkan kepalanya tak lama langkah seseorang menghampirinya dan membukakan borgol yang tertertancap pada jeruji besi tahanan ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri yang tidak pernah dihargai
Sehari setelah melakukan pernikahan dengan Richard tubuh Cassandra pun merasa sangat pegal, dengan terduduk diatas ranjang pandangannya pun teralihkan sesaat ia melihat Richard yang masuk kedalam ruangan ini dengan mengambil bantal dan selimut.
Melihat Cassandra yang merasa kecapean, tidak terlihat dari raut wajah Richard yang terlihat merasa cemas atau pun khawatir kepadanya. Berlalu melempar sebatang guling diatas Sofa, iapun kemudian membaringkan tubuhnya tanpa berkata mau pun mengucapkan sepatah kata pun pada Cassandra yang jelas sedari tadi telah memperhatikan gerak-geriknya.
Merasa jika dirinya sama sekali tidak dihargai oleh Suaminya sendiri, Cassandra menarik nafas secara perlahan, tanpa berkata mau pun bertanya ia pun kemudian membaringkan tubuhnya kembali diatas ranjang tersebut.
Air mata yang seketika menetes dan membasahi bantal yang jadi senderan nya saat ini, tak ingin terlihat lemah didepan Suaminya ia pun perlahan memejamkan kedua matanya.
Pagi yang cerah telah menampakkan sinarnya. Dalam sofa bermotif putih masih terdapat lah seseorang laki-laki yang masih tertidur pulas.
Hinga akhirnya rasa kantuknya pun reda, setelah alarm jam yang berada diatas nakas tempat tidurnya telah berbunyi dan menandakan jika jam 06:00 pagi tepat siap membangunkan mimpi indahnya.
Menurunkan kakinya dan berjalan keluar dari kamar tidurnya, langkahnya seketika terhenti setelah ia menghirup aroma masakan yang menurutnya masakan ini aroma masakan beda dari yang biasanya.
Menolehkan pandangannya ke kanan, melihat sesosok gadis cantik dengan rambutnya yang diikat membuat aura kecantikannya tak luntur, iya gadis itu yang tak lain adalah Cassandra.
Setelah melihat darimana asal aroma itu berada, pandangan Richard akhirnya berubah dan dengan sigap ia memalingkan wajahnya untuk melihat kearah lain dan berlalu pergi mengabaikannya. Cassandra yang melihatnya ia nampak sedih dan hanya menundukkan kepalanya.
Selesai mandi.
"Oh iya Richard aku sudah masak sarapan buat kamu apa kamu tidak ingin makan? Kan setidaknya kita ini sudah jadi sepasang Suami Istri jadi ini sudah seharusnya jadi tangung jawabku yaitu melayani Suamiku dengan baik, jadi mendingan kamu sekarang sarapan dulu," ajak Cassandra, akan tetapi Richard malah menghempaskan tangan Cassandra darinya.
"Maaf dan terima kasih karena kamu sudah repot-repot mau membuatkan ku sarapan, tapi aku sedang terburu-buru jika telat rekan bisnisku pasti akan sangat kecewa, jadi aku harus pergi lebih awal sekarang!"ucap Richard.
"Apa sampai segitunya kamu sibuk? sampai-sampai untuk meluangkan waktu buat makan yang tak sampai 20 menit aja kamu menolaknya?"timpal Cassandra yang sesaat membuat amarah Richard pun naik darah.
"Kamu itu ternyata sudah berani ngelunjak ya? Aku kan sudah bilang kalau aku itu buru-buru apa kamu masih tidak mengerti juga, sudahlah males aku berdebat sama kamu permisi!"
Ucap yang hanya terlontar sekali, bahkan tatapan mata mau pun ciuman pun tidak didapatkan oleh Cassandra. Apa pernikahan seperti ini yang dinamakan pernikahan yang hanya sebatas diatas kertas.
Pernikahan yang sama sekali tidak pernah ia pedulikan dan hanya akan menganggap ku hanya sebatas kertas. Ia kertas yang terlihat putih dan bersih, akan tetapi jika sudah nampak kusam dan telah terpakai, kertas putih itu akan dibuang dan diinjak-injak olehnya tanpa sebab atau pun perasaan lagi.
"Kamu harus kuat Cassandra, penderitaan mu hanya akan bersifat sementara. Jika kamu sudah menemukan bukti kalau kakak kamu tidak bersalah maka kamu akan terbebas dari jeratan Pria brengsek itu!"
Satu ucapan yang hanya bisa terlontar dari mulutnya sendiri. Bahkan raut wajahnya yang hanya bisa menatap kearah meja yang sudah tertata rapi dengan adanya berbagai hidangan membuatnya tambah merasa tidak kuat akan perilaku yang dilakukan oleh Suaminya sendiri.
Dalam sebuah gedung yang megah dan megah, Richard berjalan dengan ditemani kedua anak buahnya yang berjalan berdampingan di belakangnya. Dan langkahnya pun terhenti setelah salah satu pengawalnya mengatakan jika jika ia telah menemukan seseorang yang ingin membantu musuhnya yang tak lain adalah Erlangga untuk terbebas dari masa tahanan.
Berhasil menyergap dan memasukkannya disalah satu ruangan gelap, Richard masuk dan menghampiri salah seorang yang telah terikat rapi diatas kursi tersebut.
Mendengar langkah kaki yang menuju ke arahnya membuat sang pria itu pun nampak terlihat takut, bahkan raut wajahnya terlihat sangat ketakutan dengan tatapan kosong kepada salah seorang yang mulai mendekati dirinya.
"Tu...Tuan? Apa yang ingin tuan lakukan, kenapa Tuan menculik ku? Apa yang ingin tuan lakukan padaku?"tanya sang tawanan.
"Sangatlah bijak dan pintar berakting. Apa setelah kamu berani membantunya, kamu akan aku kubiarkan bebas tanpa memberimu pelajaran?
"Maafkan saya Tuan, maafkan saya, saya ngaku kalau saya salah maafkan saya...maafkan saya,"ucap seseorang itu yang hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Kesempatan? Memang kebanyakan orang akan memberikan kesempatan kedua pada seseorang yang menurutnya itu akan jadi hal baik, tapi bagiku dengan memberikan kesempatan kedua yang ada masalah yang terus terjadi. Dan kamu? kamu sudah beraninya berniat ingin membantunya untuk keluar dari dalam penjara yang jelas-jelas orang itu adalah seorang pembunuh. Dan jika anda sangat ingin merasakan rasa sakit yang dulu pernah dialami oleh adikku, maka tenanglah biarlah aku yang akan mengabulkan permintaan mu dan hari ini. Hari ini adalah jadi hari yang tidak akan kamu lupakan jadi selamat tingal.
"Inilah akibatnya karena kamu sudah dengan beraninya menganggu rencana ku. Jadi dengan jalan kematian lah cara yang tetap untuk menghabisi mu.
"Tuan apa yang ingin kita lakukan padanya? apa kita perlu membuangnya ke jurang? tanya salah satu anak buahnya.
"Tidak perlu, buang saja jasadnya ke kolam ikan piranha peliharaan kita, dengan begitu tidak akan ada polisi yang akan curiga akan pembunuhan ini," perintahnya.
"Baik Tuan," balas anak buah, berlalu mereka membopong tubuh pria itu.
BERSAMBUNG.
sukses
semangat
mksh