Perjalanan Hidup NAURA

Naura menatap wartawan tersebut. Masker yang dipakainya menutupi setengah wajahnya. Ditambah dengan poni yang sedikit tebal menutupi dahinya. Hanya menampakkan sepasang mata yang begitu indah Dan bersinar.

Wartawan yang melihatnya pun dibuat linglung oleh mata indah Naura yang sedang menatapnya.

"Meskipun kalian semua selalu tertarik dengan hubungan asmara orang lain, tidak seharusnya saya membeberkan tentang bagaimana hubungan saya dengan suami saya kan? Lagi pula, saya masih tau malu." Ucap Naura menjawab pertanyaan tersebut dan membuat semua waratawan disana tidak bisa menahan tawanya.

Jawaban Naura barusan sengaja menyindir wartawan yang tidak tau malu telah bertanya dihadapan orang banyak mengenai hubungan suami istri antara dirinya dengan Aaron saat didalam kamar.

Naura sangat tau apa masksud dari pertanyaan wartawan itu.

Semua wartawan yang datang kesini memang sudah dibayar oleh Fajar Affandi untuk membersihkan nama Marsha. Kebanyakan dari mereka hanya menanyakan seputar masalah video yang telah viral itu. Tapi hanya wartawan ini saja yang berani menanyakan masalah Aaron Daffa.

Keluarga Ardinata begitu kuat Dan berkuasa dikota ini dan orang-orang biasa tidak akan berani menyinggungnya. Mereka lebih memilih diam sebagai jalan aman Dan tidak berani menyinggung masalah anggota keluarga Ardinata.

Wartawan yang ditertawakan oleh wartawan lainnya, raut wajahnya berubah. Terlihat marah dan mengatakan dengan tidak berperasaan kepada Naura. "Nona Naura, dengan wajah Anda yang seperti ini, kalau bukan karena Tuan Aaron Daffa yang begitu baik kepada Anda, apakah Anda masih bisa menikah dengannya dan masuk kedalam keluarga Ardinata? Sudahlah Nona, Anda tidak perlu lagi berpura-pura. Wanita seperti Anda yang telah merebut calon suami kakak Anda sendiri demi kekayaan, pasti akan memcari pria lain untuk dijadikan selingkuhan!"

Meskipun sampai sekarang Naura belum pernah melihat bagaimana Aaron Daffa yang telah menjadi suaminya, tidak seharusnya dia menyeret Aaron kedalam masalah keluarganya yang rumit ini.

Sikap Aaron yang dirasa sangat aneh, pasti ada hubungannya dengan masa lalunya. Naura tidak peduli suaminya impoten atau tidak. Tidak seharusnya masalah pribadi seperti ini diperbincangkan didepan umum.

"Apa selingkuh?" Naura menanggapi ucapan wartawan itu. "Apakah di kota ini masih ada yang lebih dari Aaron Daffa?" Lanjutnya lalu tersenyum. Meski tidak terlihat bibirnya yang sedang tersenyum, para wartawan sudah pasti tau dengan melihat mata Naura yang melengkung seperti bulan sabit. "Hubungan suami istri antara saya dengan Aaron sangatlah akur. Kalau kalian masih belum percaya, silahkan tanyakan sendiri secara langsung ke suami saya Aaron Daffa." Imbuhnya.

"Hah...?" Wartawan itu pun tercengang.

Para wartawan mengira, kalau Naura akan sangat marah hingga memakinya. Tapi tidak disangka, Naura merespon dengan begitu tenang dan memberi senyuman. Membuat mereka menjadi tidak bisa berkata-kata lagi.

Menanyakan sendiri secara langsung ke Aaron Daffa? Yang benar saja?

Jangankan bertanya, untuk bertemu dengan Aaron saja mereka tidak bisa. Apalagi bertanya mengenai masalah ini? Mereka juga tidak memiliki keberanian untuk itu.

Para wartawan pun tidak lagi menanyakan masalah pribadi rumah tangga Naura. Mereka dengan kompak menjadi lebih halus dan kembali bertanya seputar masalah keluarga Affandi.

"Nona Naura, Apakah hubungan Anda dengan kakak Anda Marsha baik-baik saja?"

Naura kembali tersenyum dan menjawab tanpa ragu. "Waktu saya masih kecil, saya begitu manyukai kakak saya."

Setelah dewasa, tidak lagi.

Lanjutnya dalam hati.

"Apa Ibu Anda sangat menyayangi kalian berdua?"

Naura masih dengan tenang dan tanpa ragu menjawab. "Iya, Ibu saya sangat baik."

Sangat baik kepada Marsha saja.

Wartawan kembali teringat kalau mereka sudah dibayar oleh Fajar dan kembali topik awal, bertanya mengenai video yang tersebar itu.

"Di internet dan sosial media, banyak yang mengatakan, di video itu sebenarnya Anda sengaja memancing kemarahan kakak Anda dan sengaja membayar wartawan untuk merekam. Apa itu benar?"

Naura terdiam sejenak baru menganggukkan kepalanya menjawab. "Benar."

Naura terlihat seperti ragu-ragu menjawabnya.

Setelah selesai wawancara, semua wartawan pergi. Marsha langsung menghampiri Naura dengan wajah yang terlihat begitu marah. "Dasar idiot! Aku memintamu mengatakan kalau semua itu ulahmu, tapi kenapa kamu menjawabnya begitu lama?! Apa kamu sengaja?!"

Marsha merasa belum puas hanya memarahi Naura. Dia mengangkat tangannya dan ingin memukul Naura.

Naura sudah membaca gerakan Marsha sejak awal. Jadi, dia sedikit melangkah mundur. Alhasil, pukulan Marsha meleset.

Marsha semakin marah dibuatnya hingga matanya melotot. "Kamu berani menghindar hah?!"

"Marsha!" Fajar dengan suara tegas memanggil Marsha agar Marsha tidak memukul Naura lagi.

"Yah!" Pekik Marsha sambil berjalan mendekati Fajar. "Ayah tadi lihat kan? Saat wartawan tanya apakah semua itu perbuatannya, tapi dia lama jawabnya dan terlihat ragu-ragu!" Eluhnya dengan manja.

Fajar menatap Naura sekilas dengan tatapan tajam. Dia mendengar semua jawaban dari Naura yang terdengar begitu cerdik. Sedikit pun tidak seperti seorang yang bodoh.

Naura melihat kearah Fajar kemudian melepas maskernya. Dia menggigit bibirnya dan memperlihatkan raut wajah yang ketakutan. "Ayah, sejak pagi aku belum makan. Aku lapar. Apa boleh ....."

"Pergi sana!" Sahut Fajar dengan cepat lalu menoleh kearah Merlin. "Kamu juga pergi! Belikan dia makanan!"

Mereka berdua pun pergi keluar. Merlin berjalan selangkah didepan Naura. Ditengah perjalanan, Merlin menarik tangan Naura. "Naura dengar!"

"Ada apa Bu?" Tanya Naura dengan wajah tenang.

"Tentang Tuan Muda Aaron, dia itu...." Merlin merasa ragu ingin bertanya. Tapi tetap saja dia bertanya karena penasaran dan ingin tau kebenarannya. "Apa Tuan Muda Aaron benar-benar seperti yang diberitakan selama ini, atau tubuhnya baik-baik saja?"

Naura terpaku dan tertegun sejenak. Kemudian dia menundukkan wajahnya terlibat malu. "Ibu, kenapa ibu menanyakan itu?"

Melihat Naura yang malu-malu seperti ini, Merlin mengerutkan alisnya. "Naura! Kamu harus jujur ke Ibu! Apa benar kalau tubuh Aaron itu bermasalah? Kalau memang Aaron memiliki tubuh yang sehat dan tidak bermasalah, kamu tidak cocok dengan dia! Kakakmulah yang lebih cocok menjadi istrinya!"

Naura benar-benar terkejut mendengar ini. Dia mencoba mencerna ucapan Merlin. Kalau seandainya tubuh Aaron tidak bermasalah, dia akan diminta untuk bercerai dan membiarkan Marsha menikah dengan Aaron?

Naura menahan rasa ingin tertawanya. "Bu, kalau saja Aaron tidak cacat dan tubuhnya sehat, mungkin aku dan Marsha tidak akan bisa bersamanya."

Selama ini, Naura berpura-pura menjadi jelek dan bodoh hanya demi menyenangkan hati Merlin. Sampai Naura merasa sangat lelah untuk berpura-pura. Sekarang, dia sudah sangat malas untuk berpura-pura lagi.

"Naura! Dia itu kakak kamu! Sopan sedikit!" Merlin membentak Naura karena tidak senang kalau Naura langsung menyebutkan nama Marsha.

Naura menatap Merlin dengan tatapan serius. "Bu, sebenarnya aku ini anak kandungmu atau bukan?"

...__________...