# No Plagiat
Novel ini adalah novel karya pertama saya yang saya unggah di grup facebook sebelum saya mengenal Aplikasi. Saya menyalin ke aplikasi ini agar Semua karya saya berkumpul disini. Jika ada yang menyamai cerita diatas artinya karya saya yang sudah di plagiat. Sebab, cerita ini sudah lama saya buat pada tanggal 22 Juni 2021.
Sinopsis
Perjalanan kisah Cinta yang di mulai dari perjodohan menimbulkan banyak cobaan. Termasuk per cekcoan layaknya Tom and Jerry.
Melewati fase sulit dengan berbagai cobaan menghiasi rumah tangga Arga dan Vania.
Itu semua diakibatkan dendam panjang yang belum usai dari cerita kelam kedua orang tua mereka. Air mata, kehilangan anak dan Amnesia bahkan mereka lewati demi sebuah kebahagiaan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sobri Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part_26 Gagal
"Sip Bro, yang penting kamu datang aku tunggu ya," pesan Ilman.
Bayu menatap pada Arga dan Vania dan bermaksud berpamitan.
"Ar, Van. Sampai ketemu," tukas Bayu sembari melirik Vania. Vania yang menyadari itupun berusaha cuek.
"Aku tunggu, Bay," tukas Arga.
Berbeda tujuan membuat mereka berpisah. Arga,Vania dan Ilman berada dalam satu mobil sedang kan Bayu tidak tahu arahnya kemana.
"Alhamdulilah, akhirnya keturutan juga ke Jakarta," seru Ilman girang.
"Awas lo, Man kepincut cewek disana." Arga menggoda.
"Ya, Man cewek kota agresif," timbal Vania.
"Lo, berarti kamu juga agresif dong, Sayang." Arga memutar balikan kata-kata pada Vania.
"Enak aja, kalau aku sih cewek paling langka di Jakarta, kecuali ma dia, Man." lirik Vania melirik Suaminya membuat mereka tertawa.
"Cerdas, itu sih mau ku," cicit Arga bahagia.
"Iya, iya. Jadi obat nyamuk dah, tapi tenang Bang, Mbak aku pasti bisa setia sama Satu orang kok," sahut Ilman menggerak-gerakkan alisnya.
"Ya buktikan saja!" pungkas Arga dan Vania bersamaan.
Setelah menempuh perjalanan panjang Arga,Vania dan Ilman pun tiba di Jakarta sore hari dan berhenti di hotel milik keluarga Arga.
"Wah hotel nya gede banget, Bang. Berapa lantai sampai keatas?" tanya Ilman terheran-heran.
"Tiga puluh lantai kok, Man," jawab Arga menggandeng Vania ke arah resepsionis untuk meminta kunci kamar.
Mereka naik lift dan sampai di kamar no 25 dan 26. Kamar 26 adalah kamar pribadi Arga jika ia ingin menginap dihotel.
"Ini kuncinya, Man. Tidurlah, jika ada perlu apa-apa panggil Abang atau Bbak. Kami ada disebelah," pesan Arga simpatik.
"Oke Bang, terima kasih."
Arga dan Vania masuk kekamar dan bergegas pergi kekamar mandi seperti biasa Tom and Jerry mereka kumat lagi ketika kembali ke kota selalu saja rebutan hingga tarik menarik.
"Eit, mau kemana? aku dulu yang mandi," hadang Arga saat Vania hendak melangkah kekamar mandi.
"Mau mandilah, minggir aku udah gerah ni," usir Vania sebal.
"Gak da, istri itu harus ngalah sama suami."
"Gak mau, cepetan minggir," tegas Vania kekeh mau masuk kekamar mandi.
"Enak aja, aku duluan!" Arga menarik Vania
"Gak, aku dulu," balas Vania menarik Arga.
Hingga terjadilah tarik menarik terjadi kurang lebih selama lima belas menit. Terakhir saat Arga menarik Vania. Arga sial dan terpeleset hingga Vania yang ditariknya pun ikut jatuh dan menimpa tubuh Arga.
Lama saling tatap-tatapan keduanya terkekeh. Arga mencubit hidung Vania.
Semakin mengeratkan pelukan didada bidangnya dan Vania menyandarkan kepalanya.
"Gak sakit punggungnya?" lirih Vania.
"Saat istrinya tersenyum dan memeluk suaminya sakit itu telah sirna secepat kilat," jawabnya mengusap rambut Vania.
"Kau yakin, aku akan berdiri," tukas Vania. Hendak berdiri tapi Arga menariknya lagi ke dekapannya.
"Diam lah lebih lama di pelukan ku.
jarang-jarang kan seperti ini dilantai," bisik tersenyum lucu.
Vania mengernyitkan hidung dan ganti tersenyum pada Arga. Arga begitu damai memiliki Vania dan mengelus hangat pipi Vania.
"Berjanjilah, Sayang. Kalau kau akan selalu di sisiku sampai kita menua." Arga memandang penuh pengharapan.
Vania menatap lekat kedua bola mata suaminya dan menangkap kejujuran disana.
"Kalau Vania setia, nanti Kamu yang ingkar gimana?" goda Vania mengerling cantik.
"Kau pikir aku bukan tipe lelaki setia?" tanyanya.
"Mmmmm...?" tukas Vania pura-pura berpikir
"Jika aku sudah mencintai seseorang itu sudah tertanam disini," tunjuknya di dadanya.
"Udah dicabut belum akar yang tersisa untuk mantanmu, kalau tumbuh lagi kan bahaya," canda Vania lagi di sertai keluguan hakiki.
"Tuntas, karna sudah ada bibit terunggul yang menggantikannya," ucap Arga menggombal.
"Kamu belum jawab pertanyaan ku, soalnya banyak yang melirik mu diam-diam?" Kata Arga lagi mengganti topik
"Siapa?" tanya Vania bingung.
"Adalah, aku sering memperhatikan seseorang sering mencuri pandang padamu," ungkapnya luas. Sebenarnya ia mengetahui akan sikap Bayu pada Vania tapi Arga pura-pura tidak menyadarinya.
"Mengapa kau mengajak dia bekerja disini, aku merasa tidak nyaman jika lelaki itu akan sering bertemu kita," ketus Vania sewot lalu bangkit dari pelukan Arga dan memonyongkan bibirnya. Arga ikut berdiri dan memeluk Vania dari belakang.
"Tidak akan terjadi apa pun, aku' Kan disini untuk menjagamu. Lagian Ilman yang meminta tidak mungkin aku menolak sahabatnya'kan?" Arga mencium leher Vania lembut.
"Iya, tapi aku merasa dia bukan orang yang baik, kalau dia benar-benar datang dan menggodakku bagaimana?"
"Tidak akan ku biarkan ada yang merebut mu dariku, sudahlah kau mungkin cuma kepedean," tukas Arga berusaha menenangkan kegelisahan sang istri dan menggendongnya.
"Mau ngapain?" tanya Vania terkejut.
"Mandi bareng," jawabnya singkat.
Mereka akhirnya mandi bersama dan saling bergantian menyabuni. Tiga puluh menitan bergelut dikamar mandi mereka berpakaian dan Vania menyisir rambutnya yang panjang. Arga mendekat dan mengecup pucuk kepala Vania yang masih basah.
"Sempurna," puji Arga mendesis.
"Sayang!" rengek Arga.
"Apa?" tanya Vania yang mengerti maksud sang Suami.
Arga termangu.
"Pasti ada maunya?" tebak Vania. Arga mengangguk manja.
Tak lama terdengar ketukan pintu.
Vania melirik kearah pintu mengisyaratkan ada seseorang. Dengan manyun Arga melangkah membukakannya.
"Siapa sih ganggu? gak tahu apa mau produksi bayi?" gerutunya ngedumel.
"Ada apa?" tanyanya setelah melihat pelayan mengantar makan malam.
"Maaf, Pak. Kami mengantar makan malam," jawabnya.
"Oh iya letakin aja dimeja?" pintanya.
Pelayan itu menyediakan berbagai menu makanan dimeja. Setelah pelayan pergi Ilman pun muncul sembari vidio call dengan Adel.
"Ni liat, ini kamar hotel Bang Arga. keren kan?" tukasnya sumringah.
"Hallo Bang, Mbak!" sapa Adel.
Arga dan Vania melambaikan tangan.
"Del, baik-baik ya disana, jangan bandel Abang lagi berusaha," pesannya terus mewanti-wanti.
"Iya Bang, Abang juga jangan jelalatan disana ya," tukas Adel tertawa renyah.
"Siap cantik," pungkasnya mengakhiri telpon. Arga dan Vania hanya tersenyum menyaksikan tingkah Ilman yang lagi berbunga-bunga.
semangat ya kak🥰
Kalau mampir jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Terimakasih