Namaku Amora, bagiku uang adalah segala-galanya. menjadi simpanan om-om dan mantan perempuan malam semuanya sudah ku lakoni hanya untuk mendapatkan uang dengan cara yang instan. Namun di balik itu ada masa lalu yang begitu kelam yang membentuk diriku menjadi seperti ini.
Suatu hari aku tersadar bahwa semua yang ku lakukan ini ternyata salah, dan aku mencoba keluar dari zona nyaman ku. Namun sayang nya semua tidak semudah yang ku bayangkan, sanggup kah aku menjalani kehidupan baruku kehidupan yang seperti roller coaster yang terkadang menjunggkir balikkan hidup ku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astry Yovani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sarapan
"uhh,,,, " Amora menggeliat dan mencoba membuka matanya dan mengumpulkan kesadaran nya karena sekarang sudah pagi.
"Hmm kenapa terasa berat ya." Batin nya Amora karena merasa ada sesuatu yang sedang menimpa perutnya.
Amora pun meraba perut nya dan betapa terkejutnya Amora merasa bahwa ada tangan yang sedang memeluk pinggang nya. Ingin rasanya Amora berteriak namun dia langsung tersadar dan dengan spontan dia membalik kan tubuhnya.
"Sepertinya semuanya memang nyata, padahal aku berharap ini semua hanya mimpi buruk." Batin Amora saat wajah nya sudah berhadapan dengan Miko yang masih tertidur lelap.
"Tunggu dulu, apa yang terjadi tadi malam. Dan kenapa dia bertelanjang dada seperti ini." Tanya Amora kepada dirinya sendiri yang langsung meraba tubuhnya karena takut terjadi sesuatu antara dia dan Miko.
Namun karena pergerakan Amora akhirnya Miko pun terbangun dari tidurnya,
"Kau tenang saja, aku tidak melakukan apa pun kepada mu tadi malam. Aku hanya meminjam setengah ranjang mu." Ucap Miko yang seakan tahu kekhawatiran Amora dengan mata yang masih tertutup tanpa melepaskan pelukannya di pinggan Amora.
"Aduh kaget aku." Ucap Amora spontan karena kaget mendengar suara Miko.
"Ta..tapi kenapa pak Miko tidak pakai baju?" Tanya Amora gugup.
"Ini memang kebiasaan ku, tidur tidak pakai baju. Sudah lah untuk malam ini kau aman." Tambah Miko.
"Huh syukur, syukur." Batin Amora sambil mengelus dadanya.
"Boleh kah kau lepaskan tangan mu dari pinggang ku tuan? Aku ingin ke kamar mandi." Tanya Amora yang merasa gugup berada di pelukan Miko.
"Biarkan seperti ini, sebentar saja ku mohon" ucap Miko sambil mengeratkan pelukannya.
Akhirnya Amora mengalah dan diam di pelukan Miko, bagaimana pun sekarang dia adalah milik Miko, jadi terserah Miko mau melakukan apa saja kepada nya.
Sudah 10 menit berlalu terlihat Miko masih nyaman dengan posisi nya, tapi berbeda dengan Amora yang sudah tidak nyaman lagi.
"Pak boleh lepaskan saya? Saya ingin ke kamar mandi udah kebelet pipis nih." Ulang Amora.
"Kamu keluarkan di sini saja, saya punya banyak uang untuk mengganti ranjang ini." Perintah Miko.
"Pak..." Amora tidak lagi melanjutkan kata-katanya, dia merasa percuma saja berdebat dengan Miko.
"Dasar sombong, terus kalau uang nya banyak?," batin Amora kesal.
"Baiklah kalau itu yang bapak ingin kan, jangan salah kan saya ya." Ancam Amora.
"Hmm baiklah, sebegitu tidak nyaman nya kamu berada di pelukan saya hah? Padahal tadi malam kamu memeluk saya sangat erat lho." Kata Miko meledek Amora.
"Hah masa sih, saya yang peluk bapak?" Tanya Amora merasa Miko berbohong.
"Oh kamu tidak percaya, yasudah kita bisa cek cctv kok." Saran Miko.
"Jadi yang ku rasa guling tadi malam badan pak Miko? Pantas nyaman begitu." Batin Amora.
"Kenapa kamu diam saja? nyaman ya memeluk tubuh saya,? saya yakin Kamu sudah ingat semua nya?" Lanjut Miko.
"Tidak kok, ihh dasar ke PD an, tapi bukan itu pak masalah nya sekarang ternyata bapak memasang cctv di kamar saya. dan kalau begitu bapak melihat semua aktivitas saya dong di kamar ini? Termasuk saat saya ganti baju? Dasar ya bapak mesum" Cerca Amora sambil spontan menutup badan nya dengan selimut.
"Hey Amora, kamar ini milik saya, dan rumah ini rumah saya, ya suka-suka saya dong mau pasang cctv di mana saja. Harusnya kamu bersyukur karena saya tidak memasang cctv di kamar mandi. Tapi tidak perlu juga sih karena sebentar lagi saya juga akan melihat dan menikmati semuanya." Goda Miko sambil menatap Amora dengan tatapan nafsu nya.
"Dasar pria mesum" ucap Amora sambil melompat dari tempat tidur dan berlari ke arah kamar mandi.
"Hey Amora, saya belum mengizinkan kamu meninggalkan ku! Kalau kamu membantah maka akan ada hukuman." Seru Miko.
"Bodo amat." Ucap Amora sambil masuk ke kamar mandi.
"Aku akan menunggu mu di sini sampai kamu keluar dari kamar mandi, dan akan melahap mu habis-habisan." Goda Miko lagi.
"Terserah." Jawab Amora tidak perduli.
"Dasar,,," batin Miko sambil tersenyum melihat tingkah Amora.
"Tunggu dulu, kenapa aku bisa se nyaman itu dengan wanita itu ya. Bahkan mengobrol panjang lebar padahal belum kenal satu sama lain." Batin Miko lagi setelah menyadari semuanya.
Miko pun melirik jam dinding, dan dia sudah kesiangan bangun. Bahkan seperti nya untuk olahraga saja dia tidak sempat lagi. Miko pun bangun dari tidur nya dan segera keluar dari kamar Amora kemudian menuju kamar nya untuk mandi dan bersiap-siap ke kantor.
Sementara Ravi yang baru selesai mandi merasa ada yang kurang, biasanya akan ada Amora yang membangun kan dia setiap pagi. Menyiapkan segala kebutuhan nya ke kantor dan menyiapkan sarapan untuk nya.
"Amora aku merindukan mu." Batin Ravi sambil memasang dasi nya yang biasanya di pasang kan oleh Amora.
"Seperti nya dia sudah keluar dari kamar ini." Batin Amora saat dia keluar mengendap-endap dari kamar mandi.
"Hmm syukur lah." Tambah nya lagi.
Amora yang baru saja selesai mandi ingin langsung berpakaian, namun saat dia ingin membuka handuk nya dia teringat dengan kata-kata Miko soal cctv di kamar itu.
"Aduh, hampir-hampir." Ucap nya sendiri.
Amora pun mengambil pakaian nya dari lemari dan memakainya di kamar mandi.
"Dasar bos mesum, karna dia aku harus memakai baju di kamar mandi, jadi selama ini dia selalu memperhatikan gerak gerik ku." gerut Amora merasa kesal.
setelah selesai memakai pakaian nya Amora pun keluar dari kamar mandi dan segera berdandan karena dia merasa perutnya sudah keroncong.
"bagaimana caranya aku memanggil Lela ya, aku kan ga punya ponsel. aduh malas banget kalau harus sarapan pagi bersama si Miko sama si Ravi." batin Amora kesal.
sementara Ravi yang sudah menunggu di meja makan, melihat Miko menuruni tangga dengan setelan jas nya, dan gaya rambut gondrong nya yang di biarkan tergerai.
"pagi kak, kenapa kakak terlihat bahagia sekali pagi ini?" tanya Ravi saat Miko sudah duduk di meja makan.
"Hmm tidur kakak cukup," jawab Miko sambil duduk di kursi nya.
"Syukurlah kalau kak Miko tidak melakukan hal yang buruk kepada Amora." batin Ravi karena Miko turun dari atas artinya tadi malam Miko tidur di kamar nya.
"Lela, panggilkan Amora suruh dia menyiapkan sarapan untuk ku." titah Miko kepada Lela.
"baik tuan." jawab Lela yang langsung bergegas ke kamar Amora.
"tok..tok.." permisi nona Amora, tuan Miko memanggil mu dan menyuruh mu segera ke meja makan." ucap Lela di balik pintu kamar Amora.
"Bilang saja, aku belum lapar dan tidak berselera makan." jawab Amora berbohong dari dalam kamar nya.
"Pak Miko menyuruh mu melayani dia sarapan nona." tambah Lela.
"Apa-apaan dia, memang nya aku pembantu nya, tapi aku juga lapar sih" gerut Amora kesal namun nyanyian cacing nya sudah tidak dapat dia kontrol lagi.
"baiklah sebentar lagi aku akan keluar." jawab nya.
mau tidak mau Amora pun keluar dari kamar dan memperhatikan dua pria tampan penghuni rumah itu sedang duduk di meja makan dengan stelan jas nya dan seakan menunggu kedatangan Amora.
"kenapa mereka berdua sama tampan nya sih, andai saja mereka tidak nyebelin dan mesum pasti aku akan mencintai salah satu dari mereka." batin Amora sambil berjalan menuju meja makan.
"heh Amora, kau ini kenapa terlalu gampang sih jatuh cinta? ingat masih ada Adam yang status hubungan nya belum jelas dengan mu." jawab nya sendiri.
"Heh, kenapa kau melamun. apa kau sudah lupa tugas mu?" tanya Miko menyadarkan Amora dari lamunannya.
"Bukan kah tugas ku hanya memuaskan mu di ranjang tuan Miko?" tanya Amora tanpa merasa malu.
"hmm jadi kau mau memberikan aku sarapan di ranjang saja?, baiklah tidak masalah." jawab Miko yang langsung berdiri dari duduknya.
"Eh tidak kok pak, saya akan melayani pak Miko dengan sepenuh hati. mau sarapan apa bapak ganteng?" cegah Amora dengan langsung memegang bahu Miko dan menyuruh Miko duduk.
"sejak kapan mereka sedekat ini? dan kenapa kakak mau-mau nya saja di pegang dan di atur oleh Amora?" batin Ravi yang merasa kedekatan Miko dan Amora terlalu cepat.
"aku mau sandwich." jawab Miko kemudian.
"baiklah, " jawab Amora yang langsung membuat sandwich ke piring Miko.
"segelas susu." tambah Miko.
dan Amora hanya menurut, kemudian Miko pun sarapan dengan lahap nya.
"Harusnya aku yang dilayani seperti itu oleh Amora." batin Ravi yang merasa kesal namun tidak dapat berbuat apa-apa. di tambah lagi sedari tadi Amora tidak menatap nya sama sekali karena Amora masih marah dengan Ravi.
ngaku dah nikah aja kamu malu Ayu, mana orang tahu klo Ravi itu suami mu, taunya Ravi bos single ganteng lagi...